You are on page 1of 23

STATUS PSIKIATRI

I.

IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Tempat & Tgl lahir Usia Agama Alamat Suku-bangsa Pendidikan Status pernikahan Pekerjaan Tanggal masuk RSJIK Riwayat perawatan Rawat Jalan : Tahun 2008 berobat jalan dengan Dr.Salman, Sp.KJ di RS.Serang Rawat Inap : Pertama kali rawat inap di RSJI Klender : Tn. Y : Laki-laki : Tangerang, 30 Juni 1988 : 21tahun : Islam : Kp. Cilaki, Lebak : Sunda : S1 (Tidak tamat) : Belum Menikah : Tidak Bekerja : 12 Maret 2009 :

II.

RIWAYAT PSIKIATRI Berdasarkan : Autoanamnesis Alloanamnesis : Diambil tanggal 14,15 dan 16 Mei 2009 : Diambil tanggal 16 Mei 2009 dengan Ny. S (Ibu pasien) dan Tn. S (paman pasien).

A. Keluhan Utama Keluarga tidak mampu merawat pasien dan resah dengan sikap pasien yang suka berbicara kacau, marah-marah tanpa sebab, dan mengamuk sambil memukul-mukul pintu. B. Keluhan Tambahan Pasien tidak bisa tidur dua hari SMRSJI Klender, sering melamun, mondar-mandir keluar rumah, melakukan hal-hal yang aneh seperti naik angkutan umum berkali-kali dan membayarnya dengan telepon seluler, dan banyak merokok. C. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien dibawa ke RSJI Klender hari kamis tanggal 12 Maret 2009 pukul 19.00 WIB oleh ibu dan paman pasien dikarenakan pasien kurang lebih satu bulan SMRSJI Klender sering berbicara kacau, sering marah-marah tanpa sebab dan mengamuk sambil memukulmukul pintu. Menurut bibi pasien, pasien mengatakan kepada bibinya bahwa disamping bibinya ada setan dan kuntilanak. Pasien juga sering berbicara bahwa dirinya adalah seorang pemimpin aktivis HAM. Satu minggu SMRSJI Klender pasien melakukan perbuatanperbuatan yang aneh seperti naik angkutan umum berkali-kali dan membayarnya dengan telepon seluler serta mengeluarkan perabotan rumah (termos, magic jar) untuk berjualan di depan rumah. Hal ini dilakukan pasien untuk membalas budi pasien kepada orang tua. Dua hari SMRSJI Klender pasien sulit tidur, mondar-mandir keluar rumah, sering melamun, dan banyak merokok. Dua belas jam SMRSJI Klender pasien dibawa oleh keluarga pasien ke rumah paman pasien di Jakarta. Menurut pasien, pasien dibohongi oleh orang tua pasien yang mengatakan bahwa pasien akan diberi pekerjaan oleh paman pasien dan akan mengikuti kursus mobil, hal tersebut membuat pasien mau ikut ke rumah pamannya. Sesampainya di rumah pamannya, pasien tidak bisa diam, sering keluar rumah untuk berjalan-jalan keliling komplek rumah pamannya dan mengajak berbicara semua orang yang ditemuinya. Ketika ditanyakan 2

oleh paman pasien mengapa pasien berperilaku seperti itu, pasien berkata bahwa pasien mendengar suara-suara yang menyuruh pasien untuk melakukan hal tersebut. Di rumah pamannya itu, pasien sering meminta maaf kepada bibi dan pamannya karena pasien merasa melakukan salah. Satu jam SMRSJI Klender menurut paman pasien, pasien diajak ke rumah paman pasien yang lainnya untuk meminta pekerjaan. Tetapi bukannya dibawa ke rumah paman pasien yang lain, paman pasien membawa pasien ke RSJI Klender. Pasien dibawa ke RSJI Klender dengan tujuan agar pasien bisa lebih mandiri dan bisa sembuh dari penyakitnya. D. Riwayat Gangguan Sebelumnya Pasien yang merupakan anak pertama sangat dimanja oleh kedua orang tua pasien. Hal tersebut berlangsung hingga pasien memiliki adik pada tahun 1995. Kelahiran adik pasien membuat ayah pasien kurang perhatian terhadap pasien. Menurut paman pasien, ayah pasien sering tanpa sadar menunjukkan perbedaan antara pasien dan adiknya. Semua keinginan adik pasien dipenuhi tetapi keinginan pasien tidak dipenuhi. Hal tersebut membuat pasien merasa dibedakan oleh ayah pasien. Semenjak itu pasien menjadi tertutup, hanya mau bercerita kepada ibunya. Pada bulan Juni 2003 ketika pasien duduk di bangku SMP kelas III, pasien hampir tidak naik kelas, hal ini membuat ayah pasien marah dan berkata Lebih baik kamu ngangonin kebo aja. Perkataan ayah pasien tersebut membuat pasien menjadi tertekan dan menjadi anak yang pemurung. Semenjak itu terkadang pasien berbicara mulai kacau. Kedua orang tua pasien menganggap bahwa hal tersebut wajar dan pasien akan kembali normal. Pada bulan Juni 2006 ketika pasien duduk di bangku SMA kelas III, pasien mulai berbicara kacau kembali. Menurut ibu pasien, hal tersebut dikarenakan pasien takut tidak lulus dan akan dimarahi oleh ayahnya serta dikarenakan pasien ditolak cintanya oleh teman sekolahnya. 3

Pada September 2006 ketika pasien duduk di semester 1 bangku kuliah, pasien termasuk anak yang pintar walaupun pasien jarang bergaul dengan teman-temannya. Pasien termasuk anak yang pendiam tetapi memiliki banyak keinginan. Salah satu keinginan pasien adalah minta dibelikan sepeda motor kepada orang tuanya tetapi orang tua pasien menolak untuk membelikan pasien sepeda motor dengan alasan orang tua pasien belum mampu untuk membelinya. Pasien menerima alasan orang tuanya. Tetapi pada bulan Desember 2006, keinginan pasien untuk memiliki motor tidak dapat ditahan lagi. Tetapi orang tua pasien belum dapat membelikan pasien motor dengan alasan belum memiliki uang yang cukup. Hal tersebut membuat pasien menjadi marah-marah, mengamuk, berbicara kacau dan bertingkah laku aneh. Melihat kondisi pasien yang mengkhawatirkan, kedua orang tua pasien memasukkan pasien ke pesantren di daerah Maja, Banten. Pasien tinggal di pesantren selama kurang lebih tiga bulan. Setelah keluar dari pesantren, pasien kembali meminta dibelikan sepeda motor. Akhirnya orang tua pasien membelikan pasien sepeda motor. Pada bulan Maret 2007 ketika pasien duduk di semester 2 bangku kuliah, pasien bercerita kepada ibunya bahwa pasien menyukai teman kampusnya. Tetapi cinta pasien ditolak. Hal ini menyebabkan pasien mulai jarang keluar rumah dan menarik diri. Menurut ibu pasien, pasien berkata pasien dimasuki oleh sebuah jin besar berwarna hitam. Pasien pun sering melihat bayangan-bayangan jin tersebut. Oleh sebab itu, pasien dibawa kembali oleh orang tua pasien untuk tinggal selama kurang lebih dua bulan di pesantren di daerah Maja, Banten. Setelah keluar dari pesantren, pasien melanjutkan kembali kuliahnya. Pada Januari 2008, akhir semester 3 menurut paman pasien, pasien cuti kuliah setengah semester karena perbuatan pasien yang semakin kacau dan aneh sehingga pasien dimasukan kembali ke pesantren kembali selama satu bulan sampai akhirnya semester 4 pasien cuti kuliah. Pasien juga menjalani rawat jalan di RS Serang Menurut pasien, pasien diberi obat berwarna pink dan berwarna orange oleh Dr.Salman, Sp.KJ selama pasien menjalani rawat jalan di RS Serang. 4

Pada bulan September 2008 pasien melanjutkan kuliahnya kembali pada semester 5 tetapi hal ini tidak berlangsung lama dikarenakan pasien sering berperilaku aneh. Pasien sering keliling kampus untuk berbicara hal-hal aneh dengan semua orang. Pasien juga sering marah-marah. Hal ini membuat pihak kampus menelepon ayah pasien dan ayah pasien diminta untuk menjemput pasien pulang. Selama perjalanan pulang, pasien yang menyetir motor sering menghentikan motornya apabila melihat wanita. Hal ini membuat ayah pasien sangat marah kepada pasien dan mengambil alih motor pasien. Sesampainya di rumah, pasien tertekan akibat dimarahi oleh ayah pasien dan mengambil sebuah golok untuk diberikan kepada ayahnya dan menyuruh ayahnya untuk membunuh diri pasien. Pada bulan Januari 2009, pasien dibawa ke rumah kepala desa untuk menjalani terapi agama. Pasien tinggal di rumah kepala desa selama kurang lebih satu bulan. Sewaktu di rumah kepala desa, pasien mengaku yakin pernah melihat bayangan temannya di dapur sedangkan temannya sedang berada di luar. Terapi agama tersebut tidak berhasil dan pasien masih berbicara kacau, sering mondar-mandir keluar rumah, dan pasien menjadi sering merokok. Satu hari pasien dapat menghabiskan dua bungkus rokok. Pasien juga merasa yakin bahwa orang-orang disekitarnya mengatakan hal-hal yang jelek tentang dirinya. E. Riwayat Kehidupan Pribadi a. Riwayat prenatal dan perinatal Menurut ibu pasien, selama kehamilan ibu pasien sehat dan tidak pernah mengalami sakit atau hal-hal yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. Pasien dilahirkan cukup bulan tanpa ada kelainan bawaan dan trauma lahir. Proses kelahiran normal ditolong oleh bidan. Kelahiran pasien dikehendaki orangtuanya, dan pasien juga tidak pernah mendapatkan perawatan khusus di Rumah Sakit.

b.

Masa kanak-kanak dini (0-3 tahun) Pasien diasuh oleh kedua orang tua pasien. Pasien diberi ASI, selama 2 tahun. Kedua orang tua pasien yang merawat pasien sehat dan tidak mengalami gangguan jiwa. Pasien tidak pernah mengalami demam tinggi sampai kejang atau kejang tanpa demam maupun penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya. Pasien tidak mengalami gangguan tidur maupun kesulitan makan. Nutrisi dan asupan makanan pasien baik. Pasien tidak pernah membanting kepala ataupun mengamuk jika keinginan pasien tidak dipenuhi. Tumbuh kembang pasien normal seperti anak seusianya (belajar berdiri, berjalan, berbicara).

c.

Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun) Perkembangan fisik pasien sama dengan anak sebayanya. Pasien merupakan anak yang pendiam dan jarang keluar rumah. Saat pasien berumur 6 tahun, pasien mulai bersekolah di tingkat sekolah dasar. Pasien tidak pernah tinggal kelas. Pasien bukan termasuk anak yang menonjol diantara teman-temannya. Pasien tidak pernah berkelahi ataupun bermasalah di sekolah maupun di lingkungan. Pada usia 7 tahun, pasien memiliki adik, pasien sangat menyayangi adiknya. Selama periode ini, pasien tidak pernah mengalami penyakit berat, riwayat kejang dan trauma kepala yang berat. d. Masa Pubertas dan Remaja Hubungan Sosial Menurut ibu pasien, saat SMP kelas III pasien memiliki sedikit teman karena menurut teman-temannya pasien aneh. Pasien sering berbicara kacau dan melakukan perbuatan yang aneh. Hal ini dikarenakan pasien hampir tidak lulus SMP, dan ayah pasien memarahi pasien serta berkata lebih baik kamu ngangonin kebo aja. Semenjak itu pasien jarang berinteraksi sosial dengan orang rumah dan lebih suka menyendiri di kamar.

Pasien merasa anggota keluarganya tidak sayang padanya, kecuali ibunya. Riwayat pendidikan formal Pasien menyelesaikan pendidikan di SDN 2 Marga Jaya pada usia 11 tahun. Setelah itu pasien melanjutkan pendidikan di SMP 1 Cimarga. Selama SMP pasien termasuk anak yang tidak menonjol, nilai-nilai pasien pun tidak pernah membanggakan. Puncaknya pada kelas III SMP pasien hampir tidak lulus dikarenakan nilainya yang sagat jelek. Setelah itu pasien melanjutkan pendidikan ke SMA 2 Cimarga. Kemudian pasien melanjutkan kuliah di UPI Serang dengan jurusan menjadi guru. Menurut pasien, pasien ingin menjadi guru tetapi kedua orangtua pasien menginginkan pasien menjadi pilot. Menurut paman pasien, pasien kuliah di jurusan guru karena orang tua pasien menginginkan pasien menjadi guru seperti ibu pasien. Selama kuliah, pasien mengalami hambatan-hambatan dikarenakan perilaku pasien yang mulai aneh. Perkembangan motor dan kognitif Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya dan dalam perkembangan kognitifnya tidak terlihat adanya gangguan. Pasien tidak mengalami kesulitan belajar sampai bangku SMP, tetapi pada akhir ujian SMP kelas III pasien mengalami kesulitan dalam belajar dan hampir tidak lulus. Hal ini pun terulang kembali sewaktu pasien duduk di bangku SMA kelas III. Pasien takut akan dimarahi oleh ayahnya apabila tidak lulus kembali. Masalah emosi dan fisik Menurut paman pasien, pasien merupakan anak yang menuruti semua perintah dan keinginan kedua orang tuanya dan termasuk anak yang pendiam. Pasien lebih memilih melakukan kegiatannya sehari-hari sendiri. Jika ada masalah pasien tidak mudah bercerita dan cenderung memendam masalahnya sendiri. Pasien lebih terbuka dengan ibu dan pamannya. Pasien sering menangis apabila bercerita kepada ibunya. 7

Riwayat psikoseksual Menurut pasien, pasien menyukai seorang wanita bernama ani. Pasien mengatakan tidak mau menikah dahulu dengan ani dikarenakan pasien ingin bekerja dahulu dan menjadi orang yang sukses, setelah itu baru pasien akan menikahi ani. Tetapi menurut ibu pasien, pasien ditolak cintanya oleh ani. Hal ini membuat pasien menjadi murung dan suka berbicara kacau. Terutama setelah pasien mulai berbicara kacau, pasien selalu minta dinikahkan dengan semua wanita. e. Masa dewasa Riwayat pekerjaan Menurut paman pasien, pasien tidak pernah bekerja.

Aktivitas sosial Menurut paman pasien, pasien tidak memiliki banyak teman dan jarang keluar rumah.

Riwayat pernikahan Pasien belum pernah menikah.

F. Riwayat Keluarga SKEMA KELUARGA

Keterangan Gambar : Ibu pasien Ayah pasien Pasien Adik pasien

Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien adalah anak yang diharapkan kedua orang tua pasien. Pasien tinggal dengan kedua orang tua dan adik pasien. Adik pasien seorang perempuan. Sebelum adik pasien lahir, pasien merupakan anak yang dimanja kedua orang tuanya. Setelah adik pasien lahir, pasien merasa tidak disayang lagi oleh kedua orang tuanya. Dalam pohon keluarganya baik dari ibu maupun dari bapak tidak ada yang menderita gangguan jiwa. G. Mimpi, Khayalan dan Sistem Penilaian Mimpi Khayalan Sistem penilaian : Tidak ada : Tidak ada : Baik (Penilaian baik dan buruk)

III. a. 1.

STATUS MENTAL.

Deskripsi Umum Penampilan Pasien adalah seorang laki-laki berumur 21 tahun, postur tubuh kurus dengan taksiran tinggi 165 cm, tidak ada kelainan bentuk tubuh, berkulit putih, berambut cepak dengan rambut berwarna hitam kecoklatan. Pasien tampak berpenampilan sesuai usianya, kuku kaki dan tangannya bersih dan terpotong pendek, terdapat noda berwarna kuning kecoklatan pada telapak jari kesatu dan kedua tangan kanan dan kiri. Pada saat wawancara pasien mengenakan kaos dan celana panjang. Pasien tampak tenang.

2.

Aktivitas dan Perilaku Psikomotor Pasien bersikap kooperatif, sopan serta menjawab sebagian besar pertanyaan dengan baik. Gaya berjalan pada pasien ini normal. Pasien sering kurang acuh dengan pertanyaan pemeriksa sehingga pemeriksa mengulangi pertanyaannya, baru pasien menjawabnya. Selama wawancara, pasien duduk dengan tenang.

3. 4.

Pembicaraan Volume Irama Kelancaran Kecepatan : Sedang Sikap terhadap pemeriksaan Pasien kooperatif, sopan, kontak mata baik, menjawab pertanyaan dengan baik, perhatian cukup, dan bersahabat. : Sedang : Teratur : Lancar

b. c.

Keadaan afektif Afek / ekspresi afektif Keserasian Gangguan persepsi Halusinasi : - Auditorik - Visual - Taktil - Olfaktorik - Gustatorik : Ada (mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh pasien untuk melakukan hal-hal yan aneh). : Ada (melihat bayangan jin besar berwarna hitam dan bayangan teman pasien dirumah kepala desa). : Tidak ada. : Tidak ada. : Tidak ada. : Terbatas : Kurang serasi

Ilusi Derealisasi

: Tidak ada. : Tidak ada.

Depersonalisasi : Tidak ada. 10

d.

Gangguan pikir Proses pikir - Produktifitas - Kontinuitas - Blocking - Assosiasi longgar - Inkoherensi - Word salad - Neologisme - Flight of ideas Isi pikir Preokupasi : Tidak ada Gangguan isi pikiran a. waham - waham referensi : Ada. : Pasien merasa orang-orang disekitar dirinya membicarakan hal-hal yang jelek tentang diri pasien. - waham kebesaran : Pasien yakin bahwa pasien adalah seorang pemimpin aktivis HAM. b. idea of reference c. thought echo : Tidak ada. : Tidak ada. : Miskin ide . : : Tidak ada : Ada : Tidak ada : Tidak ada. : Tidak ada. : Tidak ada.

d. thought broadcasting : Tidak ada. e. thought withdrawal : Tidak ada. f. thought insertion e. Fungsi kognitif dan penginderaan Kesadaran Orientasi : Compos mentis : : Tidak ada.

11

Waktu

Baik.

(pasien

mengetahui

hari

dan

dapat

membedakan siang dan malam). o Tempat : o Orang : Baik (pasien mengetahui dimana sekarang pasien berada). Baik (pasien mengetahui bahwa pasien sedang diwawancarai dokter muda). Konsentrasi Daya ingat : Baik (pasien mampu melaksanakan seven serial test). : : Baik (pasien mengingat tempat pasien sekolah sejak SD hingga SMU). o Jangka sedang o Jangka pendek o Jangka segera : Baik (pasien dapat menyebutkan menu makan pagi dengan lengkap). : Baik (pasien mampu mengingat 3 nama benda setelah jeda 10 menit). : Baik (pasien mempu menyebutkan 3 nama benda Pemikiran abstrak segera setelah pewawancara menyebutkan). : Baik (pasien dapat mengartikan peribahasa ada udang dibalik batu dan peribahasa panjang tangan) Visuospasial : Baik (pasien mampu menggambar 2 benda yang bersinggungan). f. Intelegensi dan pengetahuan umum : Baik (pasien mengetahui siapa calon presiden saat ini). g. Daya nilai Penilaian sosial : Baik (pasien mau membagi-bagikan makanannya kepada orang lain). Uji daya nilai : Baik (pasien akan mengembalikan dompet ke alamat pemiliknya apabila pasien menemukan dompet di jalan). o Jangka panjang

12

h. Tilikan : Derajat I (penyangkalan penuh akan sakit yang diderita). i. j. Pengendalian impuls : Cukup. Taraf dapat dipercaya : Kurang dapat dipercaya.

IV.

STATUS FISIK 1. Status Internus : Baik : Compos mentis : 120/70 mmHg : Afebris : 80 x/menit : 20 x/menit

Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Suhu Nadi Pernapasan

2. Status neurologis Gangguan rangsang meningeal : Tidak ada Mata Gerakan Persepsi Bentuk pupil Rangsang cahaya Motorik Tonus Turgor Kekuatan Koordinasi Refleksi Keahlian khusus : Baik : Baik : Baik : Baik : Baik : Tidak ada : Baik ke segala arah : Baik : Isokor : +/+

13

V.

IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA 1. Kesadaran 2. RTA 3. Ekspresi afek 4. Keserasian 5. Gangguan persepsi 6. Gangguan proses pikir 7. Gangguan isi pikir 8. Tilikan 9. Pengendalian impuls 10. Taraf dapat dipercaya : Compos mentis : Terganggu : Terbatas : Kurang serasi : Halusinasi auditorik dan halusinasi visual : Asosiasi longgar : Waham referensi dan waham kebesaran : Derajat I : Cukup : Kurang dapat dipercaya

FORMULASI DIAGNOSIS * Aksis I : Pasien Tn. Y berumur 21 tahun mengalami disstres berat yang disebabkan hendaya berat pada : Proses pikir : Waham referensi, waham kebesaran. Asosiasi longgar. Gangguan persepsi (halusinasi auditorik dan halusinasi visual). Perilaku : Berbicara kacau, marah-marah tanpa sebab, mengamuk sambil memukul-mukul pintu, melakukan hal-hal aneh (mengeluarkan perabotan rumah untuk berjualan di depan rumah, berkali-kali naik angkutan umum), dan sering melamun, menarik diri. Emosi : Afek terbatas Dari adanya 3 gejala tersebut, merupakan tanda-tanda RTA terganggu sesuai dengan gejala psikosis. Menurut PPDGJ III termasuk kedalam diagnosis Skizofrenia paranoid karena memenuhi kriteria diagnosis: Kriteria diagnosis Skizofrenia: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas :

14

Thought echo, thought insertion or thought withdrawal, Delusion of control, delusion of influence, delusion of Halusinasi auditorik Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap

thought broadcasting. pasivity, delusional perseption.

penduduk setempat dianggap tidak wajar atau mustahil. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan yang Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif.

berakibat inkoherensi atau neologisme.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.

Kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid : Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia. Sebagai tambahan : a. halusinasi auditorik b. halusinasi visual c. waham referensi d. waham kebesaran Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol * Aksis II * Aksis III * Aksis IV :: Tidak ada :

- Halusinasi dan atau waham yang harus menonjol :

15

Masalah psikososial dan psikoseksual : a. Ayah pasien yang keras terhadap pasien dan pilih kasih kepada pasien dan adik pasien. Cinta pasien tak terbalas. * Aksis V : Satu tahun terakhir GAF 60-51 : Gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang Fungsi merawat diri : Pasien dirinya dirinya. Fungsi pekerjaan : Pasien belum dapat meneruskan bersekolah karena pasien masih sulit berkonsentrasi. Fungsi relasi dengan lingkungan : Pasien kurang bisa bersosialisasi dengan lingkungannya. Saat ini GAF 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Fungsi merawat diri Fungsi pekerjaan : Pasien mampu mengurus dirinya dan menjaga kebersihan dirinya. : Pasien mampu melakukan pekerjaannya dengan lingkungannya. EVALUASI MULTIAKSIS Aksis I Aksis II : Skizofrenia Paranoid :Fungsi relasi dengan lingkungan : Pasien mampu bersosialisasi kurang mampu mengurus kebersihan dan menjaga

Aksis III : Tidak ada Aksis IV : Masalah Psikososial dan psikoseksual : a. pasien. Ayah pasien yang keras terhadap pasien dan pilih kasih kepada pasien dan adik

16

b. Aksis V : Satu tahun terakhir GAF 60-51 Saat ini

Cinta pasien tak terbalas.

: Gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang.

GAF 61-70 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. DIAGNOSIS KERJA Skizofrenia Paranoid DIAGNOSIS BANDING Tidak ada DAFTAR PROBLEM 1. Problem organobiologik 2. Problem patologis dan perilaku - Gangguan isi pikir berupa waham. 3. Problem keluarga, lingkungan, dan sosial-budaya : - Pasien merasa bahwa ayah pasien pilih kasih terhadap diri pasien dan adik pasien. - Cinta pasien tak terbalas. PROGNOSIS Dubia ad Malam a. o o o o Belum menikah. Terdapat gejala yang berulang. Tidak memiliki pekerjaan. b. Faktor yang meringankan : Faktor yang memperberat : Onset timbul pada usia muda. : Tidak ada. :

- Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual

17

Pasien mendapat dukungan dari keluarga untuk sembuh. Respon terapi saat ini baik sehingga gejala berkurang. Kepatuhan pasien untuk minum obat. Tidak ada faktor herediter. Pertama kali dirawat Taat menjalankan agama XII. RENCANA TERAPI Farmakoterapi a. Antipsikotik : - Clozapine 1 x 25 mg (malam hari) Antipsikotik yang dipakai adalah antipsikotik atipikal, karena yang menonjol adalah gejala negatif. Antipsikotik atipikal efektif menekan gejala positif dan gejala negatif. Psikoterapi a. Suportif Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan memperberat pikiran dalam menanggapi sebuah masalah terlalu serius dan berlebihan. b. Kognitif Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang salah, mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapi. c. Keluarga Menjelaskan pada keluarga mengenai penyakit yang di derita oleh pasien, penyebabnya, faktor pencetus dan rencana terapi. Menyarankan keluarga untuk selalu memberikan dukungan dan perhatian lebih kepada pasien. Memotivasi keluarga pasien

18

untuk selalu mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan berbagi tentang masalahnya. d. Sosial-Budaya * Terapi kerja : Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan yang bermanfaat. * Terapi rekreasi e. Religius Bimbingan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran agama, yaitu menjalankan shalat lima waktu, shalat sunah, mengaji, berzikir, dan banyak berdoa kepada Allah SWT. f. Terapi kelompok Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi sosial, meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan kemampuan menilai realitas bagi pasien. : Olahraga ringan, berlibur.

19

LAMPIRAN 1 Kutipan Wawancara (tanggal 14, 15, dan 16 Mei 2009) P : Assalamualaikum Y, perkenalkan nama saya Jay. Boleh kita ngobrol sebentar? Ps: Waalaikum salam. Ayo P : Gimana kabarnya Y hari ini? Ps: Alhamdulillah baik Jay P : Gimana perasaan Y? Ps: Seneng P : Y tahu sekarang lagi ada dimana? Ps: Di Rumah Sakit Islam Klender P : Inikan Rumah Sakit, memangnya Y sakit ya? Ps: nggak. Y nggak sakit kok. Y disini biar tenang aja. Y kesini karena dibohongi Ibu dan Om Anton. Y awalnya diiming-imingi sama Ibu mau belajar mobil dan dikasih kerjaan sama Om Anton, bukannya ke rumah Om Anton tapi Y malah dibawa kesini P : Memangnya Y di rumah ngapain kok bisa sampai dibohongi sama Ibu? Ps: Y ngomongnya kacau. Y pernah di pesantren 3x, yang pertama Desember 2006 P :Memangnya Y ngelakuin hal-hal yang aneh dirumah sampai Y dibawa ke pesantren? Ps: Nggak, Y pendidikan agamanya kurang, jadinya dibawa ke pesantren. Y cuma minta dibeliin motor aja P : Terus motornya udah dibeliin belum? Ps: Udah dulu, motor Jupiter Mx P : Y seneng dong dikasih Ibu motor? Ps: Seneng. Tapi sekarang motornya udah nggak ada, ditarik dealer P : Y kalau di rumah ngapain aja? Ps: Ngumpul sama temen-temen P : Y sekolahnya dimana? Ps: Di UPI Serang. Y ambil jurusan guru SD, biar kaya ibu jadi guru SD. Jay, Y mau ngerokok dulu ya 20

P : Iya. Tapi nanti kesini lagi ya? Ps: Iya (Pasien merokok dengan pasien yang lain). P : Udah selesai ngerokok Y? Ps: Udah. Jay, Y pengen pulang P : Memangnya Y mau ngapain dirumah? Ps: Nggak ngapa-ngapain. Y kangen sama rumah, disini nggak enak P : Emangnya kenapa kok disini nggak enak? Kan disini banyak temennya? Ps: Y mau pulang, disini Y udah 2 bulan. Jay teleponin Om Anton dong, suruh jemput Y P : Jay nggak punya no teleponnya. Oiya Y dirumah pernah marah-marah nggak? Ps: Nggak pernah, Y anaknya penurut P : Iya, Y harus jadi anak yang penurut biar nggak bikin Ibu Y sedih Ps: Iya. Y sayang sama Ibu Y sama adik Y juga P : Y punya adik? Namanya siapa? Ps: Namanya Hesti Pratiwi P :Kalau bapak Y kerja apa? Ps: Tukang nganter kayu. Kalau Ibu guru SD. Nanti Y mau jadi guru SD, tapi Ibu Bapak mau Y jadi pilot P : Y pernah denger suara-suara yang bisik-bisikin Y nggak? Ps: Pernah, tapi Y lupa. Y cuma ngerasa orang-orang bilang Y stress P : Y yakin orang-orang bilang Y stress? Ps: Yakin tapi itu dulu P : Kapan? Boleh kan Jay tahu Ps: Sebelum kesini P : Apakah Y penah mencium bau yang orang lain nggak cium? Ps: Nggak pernah P : Y pernah ngeliat bayangan nggak? Ps: Pernah, tapi itu pas Y tinggal di rumah pak kades Januari kemarin. Y ngeliat bayangan temen Y di dapur padahal temen Y lagi diluar P : Y yakin melihat bayangan temen Y, mungkin itu memang benar temen Y? Ps: Yakin, temen Y itu lagi di luar rumah. Jay, Y pengen pulang P : Y sabar ya, banyak-banyak berdoa sama ALLAH. Minta sama ALLAH kalau Y cepet sembuh. Y tidurnya tadi malam bagaimana? 21

Ps: Nyenyak P : Tadi malam mimpi buruk nggak? Ps: Nggak P : Y pernah ngerasa dikejar-kejar atau diawasi seseorang nggak? Ps: Nggak pernah P : Maaf ya Y, Jay mau Tanya. Y pernah berniat mau ngakhirin hidup Y nggak atau mau mencelakakan diri Y? Ps: Nggak pernah, kan itu dosa P : Y kayak ada yang dipikirin? Y boleh cerita sama Jay, Insyaallah yang bisa Jay bantu pasti Jay Bantu Ps: Nggak mikirin apa-apa, Y cuma mau pulang. Jay kapan om Anton kesini? P : Memangnya om Anton kalau datang biasanya hari apa? Ps: Malam minggu, tapi ibu Y udah nggak liat Y satu bulan. Terakhir April kemaren. Jay, Y mau istirahat dulu ya, Y ngantuk P : Oh iya Y, besok kita ngobrol-ngobrol lagi ya Ps: Iya. Dadah Jay P : Dah..Y istirahat ya

22

23

You might also like

  • Pneumonia - CSS
    Pneumonia - CSS
    Document16 pages
    Pneumonia - CSS
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • ARITMIA
    ARITMIA
    Document14 pages
    ARITMIA
    Iin Andromeda
    No ratings yet
  • Bed Side Teaching
    Bed Side Teaching
    Document11 pages
    Bed Side Teaching
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • CSS Asma
    CSS Asma
    Document13 pages
    CSS Asma
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • Cover
    Cover
    Document2 pages
    Cover
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • Dyspepsia
    Dyspepsia
    Document20 pages
    Dyspepsia
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • CSS Asma
    CSS Asma
    Document35 pages
    CSS Asma
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • Akut Abdomen
    Akut Abdomen
    Document6 pages
    Akut Abdomen
    Elvan Dwi Widyadi
    No ratings yet
  • INFEKSI KULIT
    INFEKSI KULIT
    Document33 pages
    INFEKSI KULIT
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • Infeksi Nifas
    Infeksi Nifas
    Document16 pages
    Infeksi Nifas
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet
  • Jurnal Obgyn Fahmi 2
    Jurnal Obgyn Fahmi 2
    Document12 pages
    Jurnal Obgyn Fahmi 2
    Fahmi Jr Junaidy
    No ratings yet