You are on page 1of 31

BLOK CAIRAN Wrap Up PBL Skenario 1

Kelompok B-01 KETUA : Raditya Sakti Prabowo (1102011231) (1102011293) (1102011186) (1102010212) (1102010254) (1102011244) (1102011272) (1102011275) (1102011284) (1102011300)

SEKRETARIS : Winda Diah Nugraheni ANGGOTA : Nadia Anisha Nurhalimah Rizkie Arianti Putri Noor Rohumaniora Bumantari Syahidatul Wafa Tania Azhari Tri Andini Ayu Lestari Yuni Iriani Sarbini

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI 2011-2012


1

DAFTAR ISI Daftar Isi.....................................................................................................................................2 Skenario......................................................................................................................................3 Kata-kata sulit............................................................................................................................4 Pertanyaan dan jawaban.............................................................................................................5 Hipotesis.....................................................................................................................................6 Sasaran belajar............................................................................................................................7 LO 1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan dalam tubuh 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi cairan dan larutan..............................................8 1.2 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh..............................................8 1.3 Memahami dan menjelaskan komposisi cairan.............................................................9 1.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi larutan...........................................................9 1.5 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan........................................10 LO 2. Memahami dan menjelaskan dehidrasi pada anak dan orang dewasa 2.1. Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi...............................................11 2.2. Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi............................................11 2.3. Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasi...........................................12 2.4. Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi..................................................13 2.5. Memahami dan menjelaskan mekanisme dehidrasi.........................................14 2.6. Memahami dan menjelaskan akibat dehidrasi..................................................16 2.7. Memahami dan menjelaskan terapi pada dehidrasi..........................................16 LO 3. Memahami dan menjelaskan elektrolit 3.1. Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit...............................................19 3.2. Memahami dan menjelaskan komposisi elektrolit...........................................19 3.3. Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit....................21 LO 4. Memahami dan menjelaskan etika islam 4.1. Memahami dan menjelaskan cara minum sesuai etika islam dan dalil-dalil yang mengatur............................................................................................................25 Daftar pustaka......................28

SKENARIO DEHIDRASI Seorang remaja 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan setelah berolah raga. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan kristaloid (elektrolit). Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan : Kadar Natrium : 130 mEq/L, Kalium : 2,5 mEq/L dan Klorida : 95 mEq/L. Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

KATA-KATA SULIT

1. Dehidrasi 2. Cairan Kristaloid

: Berkurangnya volume cairan dalam tubuh : Cairan yang bersifat isotonik

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN 1. Apa penyebab dehidrasi? 2. Apa gejala dari dehidrasi? 3. Apa saja tingkatan dari dehidrasi? 4. Apa akibat dari dehidrasi? 5. Bagaimana aturan minum sesuai etika Islam? 6. Bagaimana mekanisme dehidrasi? 7. Terapi atau tindakan pengobatan apa yang diberikan kepada orang yang terkena dehidrasi? 8. Berapa kadar normal mineral dalam tubuh? JAWABAN 1. Penyebab dehidrasi adalah berkurangnya asupan cairan dalam tubuh, pengeluaran cairan dari tubuh berlebihan,. 2. Tampak lemas, bibir dan lidah kering, tidak mengeluarkan keringat dan berkurangnya jumlah buang air kecil. 3. Dehidrasi ringan, sedang, dan berat. 4. Keseimbangan cairan dan elektrolit terganggu serta keseimbangan asam basa terganggu 5. Membaca basmalah, mengambil gelas dengan menggunakan tangan kanan, tutup dengan hamdalah. 6. Mekanisme dehidrasi diatur oleh sistem saraf pusat dan sistem hormon. 7. Pemberian infus cairan elektrolit yaitu ringer lactate pada pasien tidak sadar dan pemberian oral yaitu oralit pada pasien dalam keadaan sadar. 8. Na K Cl : 135-145 mEq/L : 3,5-5 mEq/L : 95-108 mEq/L

HIPOTESIS

Pasien yang terkena dehidrasi yang disebabkan oleh berkurangnya volume cairan dalam tubuh dan mengakibatkan terganggunya keseimbangan cairan dan elektrolit serta asam dan basa.

SASARAN BELAJAR LO 1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan dalam tubuh LI 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi cairan dan larutan LI 1.2 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh LI 1.3 Memahami dan menjelaskan komposisi cairan LI 1.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi larutan LI 1.5 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan LO 2. Memahami dan menjelaskan dehidrasi pada anak dan orang dewasa LI 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi LI 2.2 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi LI 2.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasi LI 2.4 Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi LI 2.5 Memahami dan menjelaskan mekanisme dehidrasi LI 2.6 Memahami dan menjelaskan akibat dehidrasi LI 2.7 Memahami dan menjelaskan terapi pada dehidrasi LO 3. Memahami dan menjelaskan elektrolit LI 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit LI 3.2 Memahami dan menjelaskan komposisi elektrolit LI 3.3 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit LO 4. Memahami dan menjelaskan etika islam LI 4.1 Memahami dan menjelaskan cara minum sesuai etika islam dan dalil-dalil yang mengatur

LO 1. Memahami dan menjelaskan cairan dan larutan dalam tubuh LI 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi cairan dan larutan Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air dan zat terlarut. Komponen tunggal terbesar dari tubuh adalah air. Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan. Larutan adalah adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih macam zat yang terdiri dari solute ( zat terlarut) dan solvent ( zat pelarut). LI 1.2 Memahami dan menjelaskan fungsi cairan dalam tubuh Fungsi cairan tubuh antara lain : 1. Mengatur suhu tubuh Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik. 2. Melancarkan peredaran darah Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung. 3. Membuang racun dan sisa makanan Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan. 4. Mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh. 5. Pencernaan Mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke selsel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar. 6. Pernafasan Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
8

7.

Sendi dan otot Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

8.

Pemulihan penyakit Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

LI 1.3 Memahami dan menjelaskan komposisi cairan Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari cairan. Pada bayi prematur jumlahnya sebesar 80% dari berat badan, bayi normal sebesar 70-75% dari berat badan, sebelum pubertas sebesar 65-70% dari berat badan, orang dewasa sebesar 50-60% dari berat badan. Cairan dalam tubuh dibagi dalam dua kompartemen utama yaitu cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Cairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Volume cairan intrasel sebesar 60% dari cairan tubuh total. Kandungan air intrasel lebih banyak dari ekstrasel. Cairan intrasel berperan pada proses menghasilkan, menyimpan, dan penggunaan energi serta perbaikan sel. Sedangkan cairan ekstrasel adalah cairan yang terdapat diluar sel tubuh. Cairan ekstrasel terdiri dari: cairan interstisium atau cairan antar sel yang berada di antara sel-sel, cairan intravaskular yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan bagian air dalam plasma darah, dan cairan trans sel yang berada dalam rongga-rongga khusus. Volume cairan ekstrasel sebesar 40% dari cairan tubuh total. Cairan ekstrasel berperan sebagai pengantar semua keperluan sel dan sebagai pengangkut CO, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telah mengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel. Kompartemen Volume intraselular Volume ekstraselular Volume interstisium Volume plasma Volume transelular Jumlah 24,0 L 16.0 L 11.2 L 3.2 L 1.6 L % Berat Badan 33 22 15.4 4.4 2.2 % Jumlah Cairan 60 40 28 8 4

LI 1.4 Memahami dan menjelaskan klasifikasi larutan


1.4.1. Menjelaskan Larutan Berdasarkan Kepekatan : 1. Larutan Encer : Larutan yang menganduang relatif sedikit solute(zat yang

dilarutkan ) dalam larutan


9

2. Larutan pekat : Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan)

dalam larutan
3. Larutan Jenuh : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan

solute dalam larutan 4. Larutan Tidak Jenuh: Larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang dari larutan jenuh.
1.4.2. Menjelaskan Larutan Berdasarkan Daya Hantar Listrik: 1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,

dibedakan atas: a. Elektrolit Kuat Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1) 1) Asam-asam kuat seperti : HCL,HC1O3, H2S04, HNO3dan lain-lain. 2) Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain. 3) Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl, Al2(SO4)3 dam lainlain. b. Elektrolit Lemah Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < alpha < 1 1) Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN,H2CO3,H2S dam lain-lain. 2) Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain. 3) Garam-garam yang sukar larut seperti AgCl,CaCrO4,PbI2dan lain-lain Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak berion) Tergolong kedalam jenis ini misalnya : 1) Larutan Urea 2) Larutan Sukrosa 3) Larutan Glukosa 4) Larutan Alkohol
2.

1.4.3. Berdasarkan Kemampuan Menyerapnya : 1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan 2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu : a.Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult. b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
10

1.4.4. Berdasarkan Wujud / Fasanya : Cair, padat, dan gas. LI 1.5 Memahami dan menjelaskan perbedaan cairan dan larutan Larutan terdiri atas cairan yang melarutkan zat (pelarut) dan zat yang larut di dalamnya (zat terlarut). Pelarut tidak harus cairan, tetapi dapat berupa padatan atau gas asal dapat melarutkan zat lain. Sistem semacam ini disebut sistem dispersi. Untuk sistem dispersi, zat yang berfungsi seperti pelarut disebut medium pendispersi, sementara zat yang berperan seperti zat terlarut disebut dengan zat terdispersi (dispersoid). Baik pada larutan ataupun sistem dispersi, zat terlarut dapat berupa padatan, cairan atau gas. Bahkan bila zat terlarut adalah cairan, tidak ada kesulitan dalam membedakan peran pelarut dan zat terlarut bila kuantitas zat terlarut lebih kecul dari pelarut. Namun, bila kuantitas zat terlarut dan pelarut, sukar untuk memutuskan manakah pelarut mana zat terlarut. Dalam kasus yang terakhir ini, Anda dapat sebut komponen 1, komponen 2, dst.

LO 2. Memahami dan menjelaskan dehidrasi pada anak dan orang dewasa LI 2.1 Memahami dan menjelaskan definisi dehidrasi Dehidrasi adalah keadaan dimana volume air berkurang tanpa disertai berkurangnya elektrolit (natrium) atau berkurangnya air jauh melebihi berkurangnya natrium di cairan ekstrasel. Hal ini terjadi natrium dari ektrasel tinggi lalu cairan diintrasel masuk ke ektrasel.Dehidrasi ini menyebabkan berkurangnya 60 % cairan intrasel 40% cairan ekstrasel. Keadaan ini terjadi bila cairan yang keluar dari tubuh melebihi cairan yang masuk. Dibandingkan orang dewasa, bayi dan balita lebih rentan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal ini disebabkan karena tingginya kadar air dalam tubuh ,tingginya metabolisme dan imaturitas ginjal. LI 2.2 Memahami dan menjelaskan penyebab dehidrasi
2.2.1 Menjelaskan factor-faktor penyebab dehidrasi pada orang dewasa

a.

Aktivitas

Orang yang banyak aktivitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui keringat dari pada orang yang tidak beraktivitas.
b.

Diare.

11

Diare merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam jumlah besar. Di seluruh dunia, 4 juta anak anak mati setiap tahun karena dehidrasi akibat diare. c. Usia .

Semakin tua usianya, kerja organ semakin menurun Muntah.Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan cairan yang keluar dengan cara minum.
d. e.

Berkeringat.

Tubuh kehilangan banyak cairan saat berkeringat. Kondisi lingkungan yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatur suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan cairan kurang maka tubuh dapat jatuh ke dalam kondisi dehidrasi.
f. Diabetes.

Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalui kencing sehingga penderita diabetes akan mengeluh sering kebelakang untuk kencing.
g. Luka bakar.

Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan pada pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
h. Kesulitan minum.

Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab rentan untuk jatuh ke kondisi dehidrasi.
i. Gastroenteritis.

Ini adalah penyebab paling umum dehidrasi. Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan semakin mudah terjadi.
j. Stomatitis, Nyeri dapat membatasi asupan oral. k. Diabetic ketoasidosis (DKA)

Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan oleh kehilangan cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat, dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk. DKA sangat spesifik dan memerlukan perawatan yang intensif.
l. Demam penyakit.

Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat mempengaruhi nafsu makan.
m. Pharyngitis, ini dapat mengurangi asupan oral.

12

n. Congenital adrenal hiperplasia. berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi,

hiperkalemia, dan hiponatremia.


o. Heat stroke. Hyperpyrexia, kulit kering, dan perubahan status mental dapat

terjadi.
p. Cystic Fibrosis. mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat,

menempatkan pasien pada risiko hiponatremia, hipokloremia dan dehidrasi parah.


q. Diabetes insipidus. output urin yang berlebihan yang sangat encer dapat

mengakibatkan kerugian besar air bebas dan hipernatremia.


r. Tirotoksikosis. Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat.

Diare terjadi

2.2.2 Menjelaskan factor-faktor penyebab dehidrasi pada anak a. Diare Pada saat mengalami diare, anak kerap kehilangan nafsu makan dan seringkali tidak mau minum. Akibatnya, cairan yang masuk dan keluar dari tubuh tidak seimbang. Tak hanya itu, sejumlah mineral penting, seperti sodium, potasium, dan klorida juga ikut terbuang.
b. Pneumonia

Bayi atau balita yang mengalami pneumonia atau radang paru-paru biasanya mengalami demam tinggi dan napas terengah-engah. Hal ini akan membuat cairan, berupa uap air, yang keluar dari paru-paru juga meningkat. Penanganan yang terlambat atau tidak tepat bisa mengakibatkan dehidrasi. c. Kurang Makan dan Minum Kondisi ini jarang terjadi, pasalnya kalau lapar atau haus umumnya bayi akan menangis minta makan atau minum. Namun mungkin saja saat anak sedang sakit, ia kehilangan nafsu makan dan minum. Jika hal ini terjadi selama 3 - 5 hari maka dehidrasi bisa terjadi. LI 2.3 Memahami dan menjelaskan klasifikasi dehidrasi
2.3.1. Dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya:

1. Dehidrasi isotonik Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolit darah. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L 2. Dehidrasi Hipotonik

13

Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga disebut sebagai dehidrasi hiponatremia 3. Dehidrasi Hipertonik Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai dehidrasi hipernatremia

2.3.2. Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya: 1. Dehidrasi ringan Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5% bb 2. Dehidrasi sedang Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%-10% bb 3. Dehidrasi berat Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 10% bb

LI 2.4 Memahami dan menjelaskan gejala dehidrasi


2.4.1 Menjelaskan gejala dehidrasi pada orang dewasa

Tanda dan Gejala Kehilangan badan (%) Kondisi umum

Dehidrasi Ringan berat 3-5

Dehidrasi Sedang 6-9

Dehidrasi Berat 10 atau lebih

Haus, sadar, Haus, sadar, Biasanya sadar; ektremitas gelisah hipotensi dingin, lembab, sianotik, postural kulit jari tangan dan kaki berkerut; kejang otot Nadi radial Kecepatan Cepat dan Cepat, sangat dan tekanan lemah lemah,kadang tidak teraba normal Respirasi Normal Dalam, Dalam dan cepat mungkin cepat Fontanella anterior Normal Cekung Sangat cekung Tekanan darah Normal Normal atau Rendah, mungkin tidak sistolik rendah: terukur
14

Elastisitas kulit Mata Air mata Keluaran kencing

Cubitan segera kembali Normal Ada Normal

hipotensi ortostatik Cubitan kembali perlahan Cekung Tidak ada atau berkurang Jumlah berkurang dan pekat

Cubitan kembali

tidak

segera

Sangat cekung Tidak ada Anuria/oliguria berat

Gejala dehidrasi pada usia lanjut 1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan mata cekung sering tidak jelas. 2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut lebih dari 3%. 3. Tanda klinis obyektif lainya yang dapat membantu mengindentifikasi kondisi dehidrasi adalah hipotensi ortostatik. 4. Berdasarkan studi di Divisi Geriatri Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM : a. Ditemukan aksila lembab/basah, b. Suhu tubuh meningkat dari suhu basal, c. Diuresis berkurang, d. Berat jenis (bj) urin lebih dari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan proteinuria), e. Rasio blood urea nitrogen/kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia lanjut adalah 81%.
2.4.2

Menjelaskan gejala dehidrasi pada anak Mengenali gejala dehidrasi pada anak, baik yang ringan, sedang maupun yang berat bisa membantu dalam mengevaluasi tingkat dehidrasi pada anak. Serta merupakan langkah preventif terhadap dehidrasi.Berikut merupakan gejala dehidrasi: a. Dehidrasi Ringan i. jarang terjadi gejala yang signifikan ii. kehilangan cairan mencapai 5% berat badan iii. defisit cairan berikar antara 30-50mL/kg b. Dehidrasi Sedang Sudah terlihat tanda patologis pada anak, terjadi perubahan kondisi fisik yang signifikan, i. Anak menangis tanpa air mata

15

ii.

iii. iv. v. vi. vii. viii. ix.

x.

Mulut dan bibir kering. Jika tubuh kekurangan cairan hampir seluruh tubuh akan menjadi kering. Kondisi ini biasanya ditandai pada bagian mulut dan bibir yang kering. Penurunan berat badan, pada dehidrasi sedang tubuh kehilangan cairan diantara 5% - 10% berat badan. Lihat ubun-ubunnya, bila cekung, atau lebih cekung dari biasanya kemungkinan besar merupakan dehidrasi. Jarang buang air kecil (BAK). Waspadai jika air seni yang keluar sangat sedikit dan berwarna gelap. Mata anak tampak cekung dan seakan terbenam. Tidak bergairah, lemas dan selalu mengantuk, seperti; hanya tergolek di tempat tidur tanpa aktivitas yang berarti. Perkiraan defisit cairan 60-90 mL/kg Kulit tampak pucat, kering dan tidak elastis. Untuk lebih memastikan cobalah mencubit kulit anak secara perlahan. Bayi yang mengalami dehidrasi, setelah dicubit, kulitnya tidak akan cepat kembali normal. Demam, terjadi peningkatan suhu tubuh sampai 38 C bahkan lebih.

c. Dehidrasi Berat i. Tubuh kehilangan cairan > 10% berat badan. ii. Kesadaran anak menurun, napas jadi cepat dan denyut jantung meningkat. iii. Hilang kesadaran. Hal ini karena cairan yang sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh berkurang, maka seluruh sistem kerja organ tubuh menjadi terganggu dan otak tidak berfungsi secara sempurna. iv. Pengeluaran cairan makin tidak sebanding dengan kebutuhan tubuh, yakni bisa mencapai 200-250 cc/kg BB dalam sehari. Kondisi ini membuat berat badan anak turun secara drastis, yaitu lebih dari 10% BB asalnya. v. Tangan dan kaki yang dingin dan lembab vi. Ketidakmampuan untuk minum vii. Hilangnya keelastisan tubuh secara keseluruhan viii. Jika menangis tidak ada air mata ix. Lapisan lendir yang sangat kering pada mulut x. Berkuranganya volume air seni LI 2.5 Memahami dan menjelaskan mekanisme dehidrasi Beberapa mekanisme bekerja sama untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh. Salah satu yang terpenting adalah mekanisme dehidrasi. Jika tubuh memerlukan lebih banyak air, maka pusat saraf di otak dirangsang sehingga timbul rasa haus. Rasa haus akan bertambah kuat jika kebutuhan tubuh akan air meningkat, mendorong seseorang untuk minum dan memenuhi kebutuhannya akan cairan. Mekanisme lainnya untuk mengendalikan jumlah cairan dalam tubuh melibatkan kelenjar hipofisa di dasar otak. Jika tubuh kekurangan air, kelenjar
16

hipofisa akan mengeluarkan suatu zat ke dalam aliran darah yang disebut hormon antidiuretik. Hormon antidiuretik merangsang ginjal untuk menahan air sebanyak mungkin. Jika tubuh kekurangan air, ginjal akan menahan air yang secara otomatis dipindahkan dari cadangan dalam sel ke dalam aliran darah untuk mempertahankan volume darah dan tekanan darah, sampai cairan dapat digantikan melalui penambahan asupan cairan. Jika tubuh kelebihan air, rasa haus ditekan dan kelenjar hipofisa hanya menghasilkan sedikit hormon antidiuretik, yang memungkinkan ginjal untuk membuang kelebihan air melalui air kemih. Sebagai kesimpulan, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh system saraf dan sistem endokrin. Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit melali baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotiikus, osmoreseptor di hypothalamus, dan volumereseptor atau reseptor regang di atrium. Sedangkan dalam sistem endokrin, hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II, Aldosteron, dan Vasopresin/ ADH dengan meningkatkan

reabsorbsi natrium dan air. Sementara, jika terjadi peningkatan volume cairan tubuh, maka hormone atripeptin (ANP) akan meningkatkan ekskresi volume natrium dan air .

Sumber: www.medicastore.com

LI 2.6 Memahami dan menjelaskan akibat dehidrasi


17

Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak seperti konsentrasi dan kemampuan berpikir di samping secara fisik dapat menurunkan stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, lemas, kejang hingga pingsan. Dalam jangka panjang dehidrasi dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (UTI-Urinary Track Infection) dan terjadinya batu ginjal.

LI 2.7 Memahami dan menjelaskan terapi pada dehidrasi 2.7.1 Terapi dehidrasi pada orang dewasa: Cairan harus diberikan untuk mengkoreksi jumlah kehilangan yang terakumulasi, dan juga kehilangan cairan yang sedang berlangsung. Jenis cairan yang diberikan tergantung dari cairan dan garam jenis apa yang telah hilang: 1. Jika yang telah hilang adalah darah, maka berikanlah darah. 2. Jika yang telah hilang adalah garam yang berimbang dengan cairan, berikanlah salin fisiologis. 3. Jika yang telah hilang terutama air, pada tahap awal berika dekstrosa 5%, jenis gula yang dimetabolisme dengan cepat sehingga meninggalkan sisa berupa air. 4. Jika dehidrasi berat, berikan ekspander volume (misalnya Haemaccel) Terapi diarahkan dengan kadar elektrolit serum (periksa setiap hari), terutama kadar Na: a. Tinggi > mmol/L infus dekstrosa 5% b. Rendah akut 120-132 mmol/L-infus salin fisiologis Hati-hati: banyak pasien dengan hiponatremia tidak mengalami kehilangan cairan dan akan diperburuk dengan pemberian salin, misalnya pada gagal jantung, penyakit hati, SIADH (syndrome of inappropiate antidiuretic hormone secretion). Perlu hati-hati dalam memberikan salin pada pasien dengan kadar natrium yang sangat menurun, yaitu < 115 mmol/L, terutama jika di bawah pengaruh alkohol atau menderita malnutrisi, hal tersebut dapat memicu mielinosis pons sentral (sindro batang otak yang berat dan ireversibel) a. Natrium fisiologis: 2 liter salin fisiologis diberikan untuk setiap liter dekstrosa 5%. b. Pada terapi penggantian cairan yang berlangsung lama, nutrisi juga harus diberikan. Jangan memberikan kalium, karena darah sudah mengandung kalium, kecuali jika kadarnya memang rendah < 3,5 mmol/L. Terdiri dari 3 jalur pemberian cairan: 1. Jalur oral: defisit ringan dan pasien dalam keadaan sadar serta bisa menelan. Kehilangan cairan masih dalam batas normal. 2. Jalur nasogastrik: gangguan menelan pada pasien dengan keadaan stabil dan dalam terapi jangka panjang, misalnya pada pasien stroke. 3. Jalur intravena: terapi jangka pendek < 48 jam, terapi dalam jumlah besar atau kehilangan yang berfluktuasi. Fungsi saluran pencernaan terganggu.

18

Kehilangan cairan dapat digantikan dengan cepat, misalnya 500 mL/jam, kecuali pada penderita penyakit jantung dengan risiko edema paru, kecepatan diperlambat menjadi 200 mL/ jam. Euvolemia ditandai dengan tidak adanya dehidrasi, atau gagal jantung, produksi urin normal. Rumus sederhana untuk mempertahankan euvolemia pada pasien yang tidak demam adalah: Asupan cairan/jam = produksi urin/jam + 20 mL/jam (misalnya fistula, diare) / jam. 2.7.2 Terapi dehidrasi pada anak: Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan distribusi air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat membantu dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan) Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami: a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L) b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L) c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L) Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi: a. Ringan ( 30 m/kg atau <5%) b. Sedang (50-100m/kg atau 5-10%) c. Berat (100m/kg atau >10%) Menentukan derajat dehidrasi dibtuhkan untuk menentukan pengobatan mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak, urin, dan berat badan Dehidrasi di atas dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sbb: 1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang biasanya berkisar antara 5-15% berat badan. 2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang hilang melalui pemnguapan pada kulit dan pernafasan. 3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare (kira kira 25 ml bb /24 jam), dengan suction, parasentesis asites, dan sebagainya. Jenis Cairan untuk Rehidrasi 1. Cairan Rehidrasi Oral (CRO) Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit. CRO yang tidak mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam, larutan tepung berasgaram, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa polimer,
19

+ kehilangan lainnya

yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa yang dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat. 2. Cairan Rehidrasi Parental Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse, tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan. Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat Komposisi larutan RL pada bayi (< 12 bulan): a. b. 1 jam pertama: 30 ml/kgbb 5 jam berikutnya: 70ml/kgbb

Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) : a. 1 jam pertama: 30 ml/kgbb b. 3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl 0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl, 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu pemberian cairan hipertonik. LO 3. Memahami dan menjelaskan elektrolit LI 3.1 Memahami dan menjelaskan definisi elektrolit Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan danelektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairanintravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total danelektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolitsaling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. LI 3.2 Memahami dan menjelaskan komposisi elektrolit Elektrolit yang terdapat pada cairan tubuh akan berada dalam bentuk ion bebas (free ions). Secara umum elektrolit dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion. Jika elektrolit mempunyai muatan positif (+) maka elektrolit tersebut disebut sebagai kation sedangkan jika elektrolit tersebut mempunyai muatan negatif (-) maka elektrolit tersebut disebut sebagai anion. Contoh dari kation adalah + + - - natrium (Na ) dan nalium (K ) & contoh dari anion adalah klorida (Cl ) dan bikarbonat (HCO ). Elektrolit- 3 + + elektrolit yang terdapat dalam jumlah besar di dalam tubuh antara lain adalah natrium (Na ), kalium (K ), + + - - 2- 2- kalsium.
20

Bayi Anak-anak dan remaja

Usia (tahun) 0 0,5 0,5 1 13 46 7 10 11 +

Natrium (mg) 115 350 250 750 325 975

Kalium (mg) 350 925 425 1275 550 1650 775 2325 1000 3000 1525 4575 1875 - 5625

Klorida (mg) 275 200 400 1200 500 1500 700 2100 925 2775 1400 4200 1700 - 5100

450 1350 600 1800 900 2700 Dewasa 110 - 3300 Tabel : kebutuhan mineral dalam tubuh

Sumber dan Kebutuhan Mineral 1. Natrium (Na) i. Sumber : garam dapur, roti, keju, ketan, tiram, biskuit, gandum, wortel, lobak, bayam, kol, telur, kerang. ii. Kadar normal : 135-145 mEq / L iii. Fungsi : kation utama dalam cairan ekstrasel, mempertahankan tekanan osmotik, cairan tubuh, preservasi iritabilitas normal otot dan permeabilitas sel. iv. Kelebihan : Hipernatremia v. Kekurangan : Hiponatremia, penyakit addison, berat badan menurun. vi. Eksresi : keringat (20-50 mEq/L), urine (5-35 mg), feses (20-50 mg), kulit (25 mg).
vii. Absorpsi : mudah diserap oleh ileum, pada tubulus proksimal

(dipengaruhi oleh hormon aldosteron, norepinefrin, angiotensin II), lengkung henle (kotranspor NaCl), dan lengkung henle (kotranspor Na Cl). viii. Distribusi Natrium dalam tubuh Cairan atau Jaringan Seluruh darah Plasma Sel Jaringan otot Jaringan saraf Kalium (K) Mg/dl atau 100 gr 160 330 85 60 160 312 mEq / L 70 143 37

2.

i. Sumber : jeruk, pisang, hati sapi, daging sapi, brokoli, ayam, daging anak kerbau. ii. Kadar normal : 3,5 5 mEq / L

21

iii. Fungsi : kation utama dalam cairan intrasel, mempengaruhi keseimbangan asam basa dan tekanan osmotik, penting untuk metabolisme, penting dalam biosintesis protein, penting pada fungsi saraf dan otot. iv. Kelebihan : hiperkalemia v. Kekurangan : hipokalemia vi. Eksresi : dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan asam basa dan aktivitas korteks adrenal. Di usus, di eksresi dengan cairan pencernaan lalu difiltrasi oleh glomerulus ginjal dan desokresi di tubulus. vii. Absorpsi : pada usus halus. viii. Dsitribusi Kalium dalam tubuh

Cairan atau Jaringan Seluruh darah Plasma Sel Jaringan otot Jaringan saraf

Mg/dl atau 100 gr 200 20 440 250 400 530

mEq / L 50 5 112

3.

Klorida (Cl) i. Sumber : garam dapur ii. Kadar normal : 96 - 106 mEq / L iii. Fungsi : anion utama cairan ekstraseluler, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mengatur tekanan osmotik, peranan khusus dalam darah karena fungsinya pada pergeseran klorida, membentuk asam hidroklorida dalam getah lambung. iv. Kelebihan : hiperkloremik v. Kekurangan : hipokloremik vi. Eksresi : tergantung oleh natrium, jika tubuh banyak kehilangan natrium, tubuh pun akan kehilangan klor. Tetapi, klor juga dapat lebih banyak hilang pada saat kehilangan cairan lambung oleh muntah-muntah atau pada obstruksi pilorus atau duodenum vii. Distribusi klorida dalam tubuh
22

Cairan atau Jaringan Seluruh darah Plasma atau serum Sel Cairan spinal Jaringan otot Jaringa saraf

Mg/dl atau 100 gr 250 365 190 440 40 171

mEq / L 70 103 53 124

Gambar : Kandungan cairan ekstraseluler dan Intraseluler LI 3.3 Memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan elektrolit 3.3.1. Gangguan Keseimbangan Natrium Natrium merupakan kation utama di dalam cairan ekstraselular. Kadarnya di dalam tubuh diatur oleh ginjal dan dipengaruhi oleh hormon aldosteron. A. Fungsi Natrium di dalam tubuh : a. Aktivitas neuromuskular Transmisi dan konduksi impuls syaraf b. Cairan tubuh i. Mengatur osmolalitas vaskular ii. Mengatur keseimbangan air, bila kadar natrium meningkat akan terjadi retensi air c. Selular i. Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel secara terus menerus untuk mempertahankan
23

keseimbangan air dan aktivitas neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi ii. Aktivitas enzim d. Asam basa i. Mengatur keseimbangan asam basa ii. Nilai normalnya di darah : 135-146 mEq/liter atau mmol/liter iii. Nilai normalnya di urin : 40-220 mEq/liter/hari B. Etiologi Hiponatremia a. Asupan makanan i. rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L ii. asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel iii. anoreksia nervosa iv. pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan b. Keluarnya natrium dari saluran pencernaan i. muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna ii. operasi saluran cerna iii. bulimia iv. kehilangan potassium c. Keluarnya natrium dari ginjal i. gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH pengeluaran Na, Cl dan air ii. diuretik d. Pengaruh hormone ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal cairan ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air kadar Na berkurang e. Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) produksi hormon adreno-kortikal berkurang pengeluaran Na dan retensi K

C.

Manifestasi Klinis Hiponatremia Manifestasi klinis hiponatremia bervariasi tergantung pada jumlah natrium yang hilang. Hiponatremia ringan biasanya asimptomatik (tidak bergejala), dan gejala awal biasanya berupa mual dan muntah, Denyut nadi cepatnamun lemah, hipotensi, pusing, ketakutan,dan kecemasan, kram abdomen, mual, danmuntah, diare, koma dan konvulsi, sidik jarimeninggalkan bekas pada sternum setelahpalpasi, koma, kulit lembab dan dingin. Hasil Pemeriksaan Laboratorium: natriumserum < 135 mEq/ L, osmolalitas serum <280 mOsm/ kg D. Manifestasi Klinis Hipernatremia

24

Pemeriksaan Fisik:Demam tingkat rendah,hipotensi postural, lidah dan membranmukosa kering, agitasi, konvulsi, gelisah,eksitabilitas, oliguria/ aniria, rasa haus. Hasil Pemeriksaan Laboratorium: natriumserum > 145 mEq/L, osmolalitas serum >295 mOsm/ kg, dan berat jenis urine > 1,030(jika kehilangan air bukan disebabkandisfungsi ginjal. 3.3.2. Gangguan Keseimbangan Kalium Kalium (K) merupakan kation terbanyak di dalam sel tubuh, sebanyak 90 % terdapat di cairan intrasel dan 2-3 % terdapat di cairan ekstrasel. Kadar K di dalam sel 150 mEq dan di cairan ekstrasel 3,5 5,3 mEq. A. Fungsi kalium di dalam tubuh : a.Aktivitas neuromuskular i. Transmisi dan konduksi impuls syaraf ii. Kontraksi otot rangka, otot polos dan jantung b. Cairan tubuh Mengatur osmolalitas intraselular c.Selular i. Pompa natrium (Na) - kalium (K) : Na masuk ke dalam sel sedangkan K keluar dari sel secara terus menerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas neuro muskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel), tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi ii. Sktivitas enzim untuk metabolisme selular d. Asam basa Mengatur keseimbangan asam basa Etiologi Hipokalemia a.Asupan makanan i. rendahnya kadar K di makanan kurang dari 3.5 mEq/L ii. malnutrisi, kelaparan, diet yang tidak seimbang iii. anoreksia nervosa iv. alkoholisme b. Keluarnya kalium dari saluran pencernaan i. muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna ii. operasi saluran cerna, fistula saluran cerna iii. bulimia c. Keluarnya kalium dari ginjal i. fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut ii. diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium iii. hemodialisis, peritoneal dialisis d. Pengaruh hormon i. penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium dan retensi natrium ii. stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh

B.

25

iii. e. i. ii. f. i. ii.

penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti aldosteron Gangguan fungsi selular trauma, kerusakan jaringan, luka bakar, operasi menyebabkan banyak kalium yang dilepaskan ke dalam cairan intra vaskular Redistribusi kalium alkalosis metabolik, menarik kalium masuk ke dalam sel insulin, menarik glukosa dan kalium ke dalam sel

C. Manifestasi Klinis Hipokalemia Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran pencernaan. a. Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan peristaltik dan ileus b. Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot pernafasan c. Gangguan ginjal : poliuria dan polidipsia Pemeriksaan Fisik: denyut nadi lemah dantidak teratur, pernafasan dangkal, hipotensi,kelemahan, bising usus menurun, blok jantung (pada hipokalemia berat), parestesia,keletihan, tonus otot menuru, distensi usus Hasil Pemeriksaan Laboratorium. kaliumserum < 3 mEq/L menyebabkan depresigelombang ST, gelombang T datar,gelombang U lebih tinggi, pada pemeriklsaan EKG, kadar kalium serum 2 mEq/L menyebabkan kompleks QRS melebar,depresi ST, inversi gelombang T. D. Manifestasi Klinis Hiperkalemia Pemeriksaan Fisik: Denyut nadi tidak menurun dan lambat, hipotensi, kecemasan/ ansietas, iritabilitas, parestesia, kelemahan. Hasil Pemeriksaan Laboratorium: Kaliumserum > 5,3 mEq/L menyebabkanrepolarisasi lebih cepat (gelombang Tmencapai puncaknya, frekuensi denyut jantung 60- 110), kadar kalium serum >7mEq/L menyebabkan konduksi interatialrusek (gelombang P lebar dan rendah)sedangkan kadar kalium > 8 mEq/Lmenyebabkan tidak adanya aktivitas atrial(tidak ada gelombang P) pada pemeriksaanEKG

3.3.3. Gangguan Keseimbangan Klorida 1. Hipokloremia Kekurangan klorida sebagai penyebab alkalosis metabolik terjadi bila kehilangan lorida tubuh melebihi kehilangan natrium. Hipokloremia juga dapat disebabkan oleh masukan klorida tidak adekuat berkepanjangan. Contoh adalah kehilangan dari usus akibat muntah atau drainase lambung dan pada diare klorida. 2. Hiperklaremia Hiperklaremia dapat terjadi apabila klorida di konservasi di ginjal melebihi natrium dan kalium atau terbentuknya urin basa selama ginjal mengkoreksi
26

alkalosis.Hiperkloremia juga dapat terjadi aabila sejumlah besar cairan parenteral yang mengandung klorida, seperti garam fisiologis (saline) normal dan Ringer Lactate diberikan pada saat resusitasi cairan akut. LO 4. Memahami dan menjelaskan etika islam LI 4.1 Memahami dan menjelaskan cara minum sesuai etika islam dan dalil dalil yang mengatur Aktivitas minum merupakan aktivitas yang lekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Berikut merupakan etika minum menurut islam a.Meniatkan minum untuk dapat beribadah kepada Allah agar bernilai pahala Segala perkara yang mubah dapat bernilai pahala jika disertai dengan niat untuk beribadah. Oleh karena itu, maka niatkanlah aktivitas minum kita dengan niat agar dapat beribadah kepada Allah. b. Membaca basmalah di awal minum dan membaca hamdalah setelah minum Diantara sunnah Nabi adalah mengucapkan basmallah sebelum minum. Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan. Bacaan bismillah yang sesuai dengan sunnah adalah cukup dengan bismillah tanpa tambahan ar-Rahman dan ar-Rahim. Dari Amr bin Abi Salamah, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada di dekatmu. (HR Thabrani dalam Mujam Kabir) Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini segar berkat rahmat-Nya dan tidak menjadikan asin karena dosa-dosa kami.
c.

Minum dengan tangan kanan.

Mengambil gelas atau tempat minum dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan pula. Diriwayatkan dari Hafshah RA : Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya. (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaklah minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya. (HR. Muslim)
d.

Tidak bernafas dan meniup air minum.

Termasuk adab ketika minum adalah tidak bernafas dan meniup air minum. Ada beberapa hadits mengenai hal ini:Dari Abu Qatadah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya. (HR. Bukhari Muslim)

27

Dalam Syarah Shahih Muslim, Imam Nawawi mengatakan, Larangan bernafas dalam wadah air minum adalah termasuk etika karena dikhawatirkan hal tersebut mengotori air minum atau menimbulkan bau yang tidak enak atau dikhawatirkan ada sesuatu dari mulut dan hidung yang jatuh ke dalamnya dan hal-hal semacam itu. Bau tidak enak ini bisa menyebabkan orang tidak mau meminumnya lebih-lebih jika orang yang meniup tadi bau mulutnya sedang berubah. Ringkasnya hal ini disebabkan nafas orang yang meniup akan bercampur dengan minuman. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang dua hal sekaligus yaitu mengambil nafas dalam wadah air minum dan meniupinya. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas : Bahwa Rasulullah melarang bernafas di tempat minuman dan meniupnya. (HR atTarmidzi)
e.

Bernafas tiga kali ketika minum.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu beliau mengatakan, Ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam minum beliau mengambil nafas di luar wadah air minum sebanyak tiga kali. Dan beliau bersabda,Hal itu lebih segar, lebih enak dan lebih nikmat. Anas mengatakan, Oleh karena itu ketika aku minum, aku bernafas tiga kali. (HR. Bukhari no. 45631 dan Muslim no. 2028). Yang dimaksud bernafas tiga kali dalam hadits di atas adalah bernafas di luar wadah air minum dengan menjauhkan wadah tersebut dari mulut terlebih dahulu, karena bernafas dalam wadah air minum adalah satu hal yang terlarang sebagaimana penjelasan di atas.
f. Larangan minum langsung dari mulut teko/ceret.

Menurut sebagian ulama minum langsung dari mulut teko hukumnya adalah haram, namun mayoritas ulama mengatakan hukumnya makruh. Dari Kabsyah al-Anshariyyah, beliau mengatakan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam masuk ke dalam rumahku lalu beliau minum dari mulut qirbah yang digantungkan sambil berdiri. Aku lantas menuju qirbah tersebut dan memutus mulut qirbah itu. (HR. Turmudzi no. 1892, Ibnu Majah no. 3423 dan dishahihkan oleh Al-Albani) Hadits ini menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air. Untuk mengkompromikan dengan hadits-hadits yang melarang, al-Hafidz Ibnu Hajar al-Atsqalani mengatakan, Hadits yang menunjukkan bolehnya minum dari mulut wadah air itu berlaku dalam kondisi terpaksa.
g.

Minum dengan posisi duduk.

Terdapat hadits yang melarang minum sambil berdiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian minum sambil berdiri. Barang siapa lupa sehingga minum sambil berdiri, maka hendaklah ia berusaha untuk memuntahkannya. (HR. Ahmad)

28

Mengenai hadits di atas, ada ulama yang berkesimpulan minum sambil berdiri diperbolehkan, meski yang lebih utama adalah minum sambil duduk. Diantara ulama tersebut adalah Imam Nawawi dan Syaikh Utsaimin. Meskipun minum sambil berdiri diperbolehkan, namun yang lebih utama adalah sambil duduk karena makan dan minum sambil duduk adalah kebiasaan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata : Rasulullah melarang meminum dengan berdiri. Mereka bertanya, bagaimana dengan makan? beliau menjawan, lebih lagi waktu makan.(HR muslim) h. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.

Jangan bersikap rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar. Dari Ibnu Abas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah bismillah jika kalian minum dan alhamdulillah jika kalian selesai minum. (HR. Turmidzi).
i. Menutup bejana air pada malam hari.

Biasakan diri kita untuk menutup bejana air pada malam hari. Sebagaimana hadits dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda, Tutuplah bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika ituturun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tidak tertutup, ataupun wadah air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit. (HR. Muslim) j. Tidak minum berlebihan Minum berlebihan pada saat makan sangat tidak dianjurkan karena dapat mengganggu pencernaan, hendaknya minum beberapa saat sebelum dan sesudah makan. k. Tidak minum dengan menggunakan tempat dari emas dan perak

Diriwayatkan dari Ummu Salamah RA,dia berkata,Rasullullah SAW bersabda:Orang-orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak, sungguh telah menuangkan ke dalam perutnya api dari neraka (HR. Muslim) l. Minum dengan tiga tegukan dimulai basmalah dan diakhiri dengan hamdalah Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA,dia berkata,Rasulullah SAW bersabda, Janganlah kalian minum seperti minumnya unta,tetapi minumlah dengan minum dua-dua (teguk) atau tiga-tiga (teguk),hendaknya kalian membaca basmalah ketika minum dan membaca hamdalah setelah minum.(HR.Tirmidzi) m. Hendaklah ketika membagikan minuman memegang minuman tempat (nampt) dengan tangan kiri memberikannya dengan tangan kanan, dimulai dari yang tertua atau yang tertinggi kedudukannya dalam masyarakat.

29

n. Hendaknya pemberi minuman adalah orang yang terakhir minum. Diriwayatkan dari Abi Qatadah RA, Nabi SAW bersabda : Orang yang memberi minum adalah orang yang paling akhir minum. (HR. at Tarmidzi)

DAFTAR PUSTAKA

Behrman R.E. et al (1999), Ilmu Kesehatan Anak Nelson edisi 15, ab.A.Samik Wahab, Jakarta, EGC. http://habibiezone.wordpress.com/2009/12/07/tata-cara-makan-menurut-islam/ sumber : Bahaya Makanan dan Minuman Haram bagi Kesehatan Jasmani dan Kesucian Rohani , Karya: Thobieb Al-Asyhar,2003 diambil pada rabu, 15 Februari 2012 pukul 20.01 wib http://medicastore.com/penyakit/284/Dehidrasi.html diambil pada rabu, 15 Februari 2012 pukul 20.00 2ib http://www.blogdokter.net/2009/06/20/dehidrasi/ diambil pada rabu, 15 Februari 2012 pukul 19.55 wib

30

http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia diambil pada rabu, 15 Februari 2012 pukul 20.02 wib http://www.scribd.com/doc/59400493/5/Definisi-Elektrolit diambil pada rabu, 15 Februari 2012 pukul 20.15 wib http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit diambil pada kamis, 16 Februari 2012 pukul 05.03 wib Madjid A.S. et al (2008), Gangguan Keseimbangan Air-elektrolit dan asam basa.Jakarta : FKUI Sudoyo A.W. et al (2009), Ilmu Penyakit Dalam Ed.5Jilid 1.Jakarta,EGC Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5 . Jakarta : Interna Publishing

31

You might also like