Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh : Fitriani (1005106010048 ) Yusmia Widayanti (1005106010060 ) Niza Nahdianda ( 1005106010047 ) M. Reza Fahlevi (1005106010069 ) Syahrul Ikhsan ( 1005106010073 )
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM , BANDA ACEH 2012
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahan kimia pertanian diberikan untuk menyediakan atau menambah unsur hara bagi tanaman, mengendalikan gulma, insekta, dan penyakit tanaman. Pemberian bahan kimia yang tepat dosis dan sasaran sangat krusial untuk keberhasilan pertanian modern. Bahan kimia pertanian semakin hari semakin banyak jenisnya dan semakin mahal harganya. Pengendalian secara kimiawi adalah mengenakan bahan-bahan kimia baik berupa cairan maupun padatan kepada bagian-bagian tanaman, bahan-bahan kimia atau obataobatan tersebut disemprotkan dengan merang sebagai alat tradisional atau dengan alat penyemprot (sprayer) dan alat pedebu (duster). pengendalian gulma secara mekanis merupakan usaha menekan pertumbuhan gulma dengan cara merusak bagian-bagian tanaman sehingga gulma tersebut mati atau pertumbuhannya terhambat. Dalam praktiknya dilakukan secara tradisional dengan tangan, alat sederhana sampai penggunaan alat berat yang lebih modern, sehingga pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara; pengolahan tanah, pencabutan, pembabatan, pembakaran dan penggenangan. Saat ini sudah ada alat duster, duster adalah alat yang digunakan untuk menghembuskan bahan kimia berbentuk tepung atau butiran halus Duster memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan sprayer dan bagian-bagian yang bergerak lebih sedikit.
B. Tujuan agar mahasiwa dapat mengerti jenis-jenis duster dan kegunaanya agar dapat diaplikasikan dalam masyarakat.
PEMBAHASAN
Mesin Aplikasi Bahan Kimia Tepung/Butiran (Duster) A. Pengertian Duster adalah alat penghembus bahan berbentuk tepung atau butiran halus. Alat ini memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan alat penyemprot cairan (sprayer) dan bagian-bagian yang bergerak lebih sedikit.
Pupuk butiran (granular) dapat disebarkan secara seragam di seluruh lahan, disebut broadcast application (sebar acak), atau dapat diaplikasikan dalam alur barisan, yang disebut banded application. Peralatan untuk mengaplikasikan bahan butiran adalah penebar tipe gravitasi (drop type), rotari (centrifugal), dan tekanan udara (pneumatic). Peralatan tipe gravitasi dapat untuk sebar acak atau aplikasi dalam alur (barisan). Gambar 1 menunjukkan sebuah penebar tipe gravitasi untuk penebaran yang digandengkan pada sebuah truk dengan panjang boom 15 m.
Gambar dibawah menunjukkan penebar tipe gravitasi untuk aplikasi barisan. Penebar ini menggunakan beberapa hoper kecil. Bahan dijatah dan dijatuhkan melalui sebuah tabung (tube) dan ditebarkan pada alur lebar dengan sebuah difusser. Beberapa penebar pupuk memiliki pembuka alur untuk menempatkan bahan (pupuk) di bawah permukaan. Penabur tipe ini sering digunakan sebagai bagian dari mesin penanam (kombinasi penanam dan pemupuk).
Kotak pupuk
Difuser
Penebar tipe rotari memiliki satu atau dua buah piringan berputar dengan beberapa sudu untuk menyalurkan energi kepada butiran dan cocok untuk aplikasi sebar acak. Bahan dijatah dan dijatuhkan pada permukaan piringan dan ditebarkan melebar akibat gaya sentrifugal. Penebar tipe rotari umumnya digandengan dengan traktor, tetapi beberapa yang berukuran bersar digandengkan dengan truk dengan spiner kembar (lihat Gambar 3). Truk yang menarik mesin pemupuk menggunakan roda ban dengan gaya apung tinggi (high flotation).
Gambar 3. Penebar tipe rotari yang ditarik truk Penebar tipe pneumatik memiliki hoper yang terletak di tengah di mana butiran pupuk dijatah, disebarkan dengan udara pada tabung-tabung pada lebar alat, serta disebar dan diarahkan plat deflektor. Penebar tipe pneumatik memungkinkan pengisian tangki di tengah, lebih mudah dipasang pada implemen pengolahan tanah, distribusi yang lebih baik, dan mudah dalam transportasi untuk penebar yang digandeng. Gambar 4 menunjukkan sebuah penebar tipe pneumatik. Penebar tipe pneumatik dapat digunakan untuk sebar acak atau aplikasi dalam alur.
Alat ini terdiri dari bagian-bagian : nozzle, kotak bahan (tepung), penghembus dan ujung penghembus. Jenis-jenis duster : Hand duster Knapsack duster Traction duster Power duster Aerial duster 1. Hand duster Hand duster dalam penggunaannya cukup dipegang dengan tangan. Alat ini digolongkan dalam : Hand duster dengan penghembus plunger Hand duster dengan penghembus bellow
Hand duster dengan penghembus blower Ketiga macam alat ini hanya berbeda dalam alat penghembusnya. Penggunaannya terbatas pada areal kecil.
2.
Knapsack duster
Terdiri dari dua tipe : tipe bellow dan tipe blower. Tipe bellow pada prinsipnya sejenis alat pengehembus mirip alat musik akordeon. Tipe blower adalah dengan aliran udara yang diputar dengan tangan. Knapsack duster ini di pergunakan dengan cara digendong, yaitu satu tangan mengarahkan nozzle ke objek yang dituju dan tangan satunya menggerakkan tangkai pengehembus.
3.
Traction duster
Traction duster atau duster beroda. Penghembus digerakkan oleh roda dan dapat menggunakan 2-4 nozzle. Jenis duster yang ditarik oleh traktor dapat menggunakan lebih banyak nozzle sehingga sekali jalan dapat menghembuskan bahan untuk beberapa baris tanaman. Alat penghembusnya biasanya menggunakan blower.
4.
Power duster
Jenis duster ini umumnya berukuran besar. Penghembusnya digerakkan oleh motor khusus atau dapat juga melalui sumbu PTO traktor. Alat ini sesuai untuk ukuran areal yang luas dengan tanaman berbentuk pohon yang tinggi. Power duster ada juga yang berukuran kecil dan biasanya digunakan dengan cara digendong.
5.
Aerial duster
Gambar
PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Duster adalah alat yang digunakan untuk menghembuskan bahan kimia berbentuk tepung atau butiran halus. 2. Tujuan pemberian bahan kimia pada tanaman pertanian yaitu untuk menyediakan atau menambah unsur hara bagi tanaman, mengendalikan gulma, insekta, dan penyakit tanaman. 3. Dalam praktiknya secara tradisional dilakukan dengan tangan, penggunaan alat sederhana sampai penggunaan alat berat yang lebih modern, sehingga pengendalian secara mekanis dapat dilakukan dengan cara pengolahan tanah, pencabutan, pembabatan, pembakaran dan penggenangan.
DAFTAR PUSTAKA
Srivastava, A. K., C. E. Goering, R. P. Rohrbach. 1993. Enginering Principles of Agricultural Machines. ASAE Texbook Number 6, American Society of Agriculutural Engineers. Setiawan, R. P. A. 2001. Research Report on Development of Variable Rate Granular Applicator for Paddy Field. Laboratory of Agricultural Machinery, Kyoto University. Handoko, 2000. Aplikasi bahan kimia tepung/butiran. Erlangga. Jakarta.