You are on page 1of 1

Imam Adz-Dzahabi rahimahullah berdalil dengan ayat di atas untuk menegaskan bahw a orang yang mempraktekkan ilmu sihir,

maka dia telah kafir. Karena tidaklah par a syaitan mengajarkan sihir kepada manusia melainkan dengan tujuan agar manusia menyekutukan Allah taala. Syaikh As Sadiy rahimahullah menjelaskan bahwa ilmu sihir dapat dikategorikan seb agai kesyirikan dari dua sisi: Pertama, orang yang mempraktekkan ilmu sihir adalah orang yang meminta bantuan k epada para syaitan dari kalangan jin untuk melancarkan aksinya, dan betapa banya k orang yang terikat kontrak perjanjian dengan para syaitan tersebut akhirnya me nyandarkan hati kepada mereka, mencintai mereka, ber-taqarrub kepada mereka, ata u bahkan sampai rela memenuhi keinginan-keinginan mereka. Kedua, orang yang mempelajari dan mempraktekkan ilmu sihir adalah orang yang men gaku-ngaku mengetahui perkara ghaib. Dia telah berbuat kesyirikan kepada Allah d alam pengakuannya tersebut (syirik dalam rububiyah Allah), karena tidak ada yang mengetahui perkara ghaib melainkan hanya Allah taala semata. Adapun orang yang m empraktekkan sihir tanpa bantuan syaitan, melainkan dengan obat-obatan berupa ta naman ataupun zat kimia, maka sihir yang semacam ini tidak dikategorikan sebagai kekafiran . Jumhur ulama telah meyatakan bahwa mempelajari, mengamalkan mengamalkan diharamk an. Karena Al-Quran menuturkan sihir seperti ini dalam redaksi celaan dan mengkat agorikannya sebagai kekufuran. Tehadap sihir seperti ini Ibnu Hiyyan menjelaskan tidak halal mempelajari dan mengamalkannya. Rasullulah bersabda: Jauhilah tujuh perkara yang merusak. Para sahabat berkata: Apa saja tujuh perkar a yang merusak. Para sahbat berkata: Apa saja tujuh perkara itu, Ya Rasullulah? Beliau menjawab: Menyekutukan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah, memakan riba, memakan harta anak yatim, lari dari medan perang, dan menuding be rzina kepada wanita yang menjaga diri (HR. Bukhari dan Muslim)

You might also like