Professional Documents
Culture Documents
Macam-Macam Lingkungan
LINGKUNGAN BIOLOGIS : Segala sesuatu yg berada disekitar manusia, yg berupa organisme hidup lainnya,selain dari manusia itu sendiri
LINGKUNGAN FISIK : Segala sesuatu disekitar kita yang berberbentuk benda mati
Rumusan dari UU :
Pasal 1 ( 1 ) UU No.4 / 1982 Pasal 1 ( 1 ) UU No.32 / 1997 Pasal 1 ( 1 ) UU No. 32 / 2009
Kesatuan ruang dengan semua benda,daya keadaan & Mahluk Hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan & kesejahteraan
LH di Indonesia
UU No.4 / 1982 UU ttg Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Pasal 2 )
Pollotion = Kerusakan
* Dilaksanakan disegala bidang * Ada beberapa permasalahan di dalamnya * Ada 4 Faktor pokok yang mempengaruhi : 1,Perkembangan Penduduk & Masyarakat 2.Perkembangan Sumber Alam & Lingkungan 3.Perkembangan Teknologi & Kebudayaan
Pilihan teknologi
Peran Pemerintah
Kebutuhan kehidupan
Dikotomi baru: Ekonomi Berkelanjutan vs Ekologi Berkelanjutan? Dimanakah posisi kita saat ini? Menuju arah keberlanjutan yang mana? Jadi mau kemanakah kita? Apakah akan tercipta Paranoia atau kemitraan
Tingkat Pembangunan
Krisis Ekologi
Tingkat Pembangunan
Ambang batas
Ambang batas
A k t i f i t a s M a s y a r a k a t
R e g i o n a l
Tingkat Pembangunan
Waktu
Sumber: Triarko N, 2006
Jika menggunakan pendekatan regional maka akan dilihat lebih holistik /komprehensif (capturing) dan sistemik; prioritas nya adalah kebutuhan stakeholder
Jika menggunakan pendekatan sektoral maka sulit menentukan prioritas diantara sektorsektor
Pengang guran Pertmbhn eko. rendah Tabungan terbatas Kurang modal Sedikit input modern
Daya beli rendah Laju kelahiran tinggi Permintaan tenga kerja tinggi Keluarga besar Pendapatan /kapita rendah
Diet jelek
Kurang gizi
Kemiskinan Output/ pekerja kurang Pendidikan kurang Perumahan tak layak Kondisi hidup tak sehat
Contoh Simplifikasi Integrasi Keterkaitan Sistem Lh dan Sistem Ekonomi (Kerangka Pemahaman KLHS)
Sistem Ekonomi
Perubahan pada SD Air, Tanah, Permodalan, Ketenagkerjaan, dan produktifitas
Tekanan LH
Tekanan Ekonomi
Kerentanan
Dampak pd Ekonomi
Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan dan peran Kelembagaan (Formal dan Informal) sebagai Pendorong/Driver
Institusi (Formal dan Informal)
Lingkungan Hidup
Sosial
Ekonomi
APA KLHS?
DEFINISI
SEA is a systematic process for evaluating the environmental consequences of proposed policy, plan, or program initiatives in order to ensure they are fully included and appropriately addressed at the earliest appropriate stage of decision-making on par with economic and social considerations (Sadler dan Verheem, 1996).
KLHS adalah proses sistematis untuk mengevaluasi konsekuensi-konsekuensi terhadap lingkungan hidup dari inisiatif usulan kebijakan, rencana, atau program (KRP) dalam rangka memastikan adanya pertimbangan LH yang tepat dan dilaksanakan pada tahapan sedini/seawal mungkin dari proses pengambilan keputusan KRP selain pertimbangan ekonomi dan sosial
KLHS MEMFASILITASI TERINTEGRASINYA ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERLANJUTAN (Untuk Kebijakan-Rencana-Program/KRP)
(dibuat)
(disetujui)
Meningkatkan manfaat pembangunan. Rencana dan implementasi pembangunan lebih terjamin keberlanjutannya. Mengurangi kemungkinan kekeliruan dalam membuat prakiraan/prediksi pada awal proses perencanaan kebijakan, rencana, atau program pembangunan. Dampak negatif lingkungan di tingkat proyek pembangunan semakin efektif diatasi atau dicegah karena pertimbangan lingkungan telah dikaji sejak tahap formulasi kebijakan, rencana, atau program pembangunan.
Tujuan KLHS
Maksud (Aim) Tujuan Generik (Generic Objectives)
Mengidentifikasi dampak penting lingkungan dari kebijakan, rencana, program untuk proses pengambilan keputusan Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan ke dalam
Instrumental
Transformatif
Substantif
Meminimumkan potensi dampak penting negatif yang akan timbul sebagai akibat dari kebijakan, rencana, atau program (tingkat keberlanjutan lemah) Melakukan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang tangguh (tingkat keberlanjutan moderat) Memelihara potensi sumberdaya alam dan daya dukung air, udara, tanah dan ekosistem (tingkat keberlanjutan moderat sampai tinggi)
KLHS dikembangkan sebagai respons terhadap keterbatasan instrumen Kajian Lingkungan Hidup (EA: Environmental Assessment)
Keberlanjutan (sustainable)
Keadilan sosial & ekonomi (socio-economic just)
Sesuai tujuan (fit for purpose) Bersifat obyektif (objective led) Dijiwai oleh semangat keberlanjutan (sustainability led) Komprehensif (comprehensive scope) Relevan untuk keputusan (decision relevant) Integratif (integrative) Partisipatif (participative) Efektif biaya (cost-effectiveness)
Sumber: IAIA, 2000
TIPOLOGI
Kebijakan Perencanaan Program Proyek
KAJIAN LINGKUNGAN
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) KLHS Programatik KLHS Kebijakan KLHS Regional KLHS Sektoral
Source: Partidario, 2000
AMDAL
AMDAL Akhir siklus pengambilan keputusan Cenderung bersifat reaktif Identifikasi, prakiraan & evaluasi dampak lingkungan Amat terbatas Mengendalikan dan meminimumkan dampak negatif Alternatif terbatas jumlahnya Sempit, dalam dan rinci
KLHS Hulu siklus pengambilan keputusan Cenderung pro-aktif Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan Peringatan dini atas adanya dampak kumulatif Memelihara keseimbangan alam, pembangunan berkelanjutan Banyak alternatif
Fokus analisis
Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk mengarahkan visi & kerangka umum
Proses multi-pihak, tumpang tindih komponen, KRP merupakan proses iteratif & kontinyu Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan, terutama ditujukan utk menelaah agenda keberlanjutan,
Deskripsi proses
KLHS
Pemerintah Tidak diperlukan institusi yg berwenang memberikan penilaian & persetujuan KLHS
KARAKTERISTIK
Kajian dapat dilakukan secara BERJENJANG
[tiering]:
lembaga menjawab distorsi pemahaman OTDA Fokus pada KONSEP, bukan rancangan teknis fisik. Antisipatif terhadap dampak lingkungan yang bersifat KUMULATIF, TIDAK LANGSUNG, dan SINERGISTIK..
Sumber: Tim KLHS ESP-1, 2007
APLIKASI KLHS
Aplikasi KLHS Sistem Inti Institusi penanggungjawab Dept. PU Pemda Dept. Dagri Pemda Bappenas Dept. Sektoral KLH/ Bappenas/ Depdagri Tata Ruang RTRW
Rencana Pembangunan RPJP (D), RPJM (D), Daerah RTRW(D) Rencana Pembangunan Perencanaan Nasional Nasional KLHS sektor Kebijakan KLHS Wajib (?) Sukarela (?) Belum sepenuhnya dikembangkan Kajian belum sepenuhnya selesai dikaji
merged processes
integrated processes
Planning SEA
26
28
Integrated processes:
Opsi terbaik untuk kasus yang memiliki sikap negatif (terhadap LH) Dasar yang terbaik (only?) untuk membuat peraturan Praktek yang paling banyak diterapkan di dunia
Sumber: Verheem, 2007 29
Awal:
Sudah ada proposal kebijakan KLHS mengkaji dampak Proses KLHS memberi peluang alternatif yang lebih baik
Contoh: proses RPJP, RPJM, RTRW
30
32
Mana yang lebih efektif? Fokus pada dampak atau institusi? Fokus pada dampak:
Selalu penting, tetapi seringkali sangat sulit untuk tingkat kebijakan
Pelingkupan
Kajian dampak Review Pengambilan Keputusan Tindak - lanjut
INSTANSI LH PUSAT
NSPK
INSTANSI LH PROVINSI
INSTANSI LH KAB/KOTA
SOSIAL
PENGHAPUSAN KEMISKINAN
KESEJAHTERAAN
MELINDUNGI & MENGELOLA BASIS SDA P & L BAGI PEMBANGUNAN SOSIAL & EKONOMI
EKOLOGI
TANTANGAN
TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ADALAH MENEMUKAN CARA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN SAMBIL MENGGUNAKAN SUMBERDAYA ALAM SECARA BIJAKSANA, SEHINGGA SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DAPAT DILINDUNGI DAN PENGGUNAAN SUMBER ALAM YANG DAPAT HABIS (TIDAK TERBARUKAN) PADA TINGKAT DIMANA KEBUTUHAN GENERASI MENDATANG TETAP AKAN TERPENUHI
CONTOH
a
Konsumsi SDA & Pencemaran
K = daya dukung
c
t1
Kualitas Hidup (Q)
Rio de Janeiro
Komisi WCED (World 5 Juni 1972 : Konferensi khusus PBB, Commision on Environsepakat menyelamatkan ment and Development), bumi melului kerjasama 1 Oktober 1984 : Ketua : Gro Harlem antar bangsa Brundtland (Norwegia) Pembentukan UNEP (United Nations Environ- Wakil Ketua : Mansour Khalid (Sudan) ment Programme) Perkembangan 1972-1982 : Agenda Global Perubahan: Meningkatkan kesejahte- Target pembangunan Berkelanjutan 2000 raan penduduk Kerjasama global antar Meningkatkan hujan negara asam Penanganan masalah Lautan semakin kotor lingkungan secara lebih Udara semakin tercemar efektif Hewan & tumbuhan Agenda jangka panjang banyak yg punah Penanganan masalah Mengusulkan komisi lingkungan penyelamatan lingkungan ke Governing Council UNEP
Johannesburg
Konferensi UNCED (United Nation Conference on Environment and Development) : Prinsip-prinsip dasar pembangunan berkelanjutan Agenda 21 Deklarasi Milenium PBB tahun 2000
1972
1982
1992
2002
?
Menuju millenium
2015
2002
2005
Pertumbuhan Nol Pelestarian Lingkungan EKOLOGI The Limit of Growth (Meadows et al, 1972) : pertumbuhan tidaklah dapat berjalan tanpa batas karena kendala SDA dan pencemaran The Silent Spring (1962)
EKONOMI
PEMBANGUNAN
Pertumbuhan Tinggi Cenderung Rusak lingkungan Adanya gap Menghimpun tabungan untuk modal dan pertumbuhan
BERKELANJUTAN
Perjalanan : 3 Pilar Utama : pembangunan ekonomi Stockholm, Swedia (1972) Rio de Jeneiro (1992) Pembangunan Sosial Perlindungan lingkungan Johannesburg, Afsel (2002) TUHAN TELAH MENAKULKAN ATAU MEMUDAHKAN ALAM RAYA UNTUK DIOLAH OLEH MANUSIA (GS 14:32-33)
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Pembangunan atau perkembangan yang memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi Kebutuhannya TERKANDUNG DUA GAGASAN : Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial kaum miskin sedunia, yang harus diberi prioritas utama; dan Gagasan keterbatasan yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemamupuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan kini dan hari depan
EKOLOGI
TEKNOLOGI
EKONOMI
SOSIAL
Tidak menurunkan pendapatan masyarakat lokal Adanya kesepakatan dari pihak-pihak yang terkait untuk menyelesaikan masalah-masalah PHK sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku Adanya upaya-upaya untuk mengatasi kemungkinan dampak penurunan pendapatan bagi sekolompok masyarakat Tidak menurunkan kualitas pelayanan umum untuk masyarakat local
INDIKATOR SOSIAL Partisipasi masyarakat DAN Proyek tidak merusak integritas sosial masyarakat Adanya proses konsultasi ke masyarakat lokal Adanya tanggapan dan tindak lanjut terhadap komentar, keluhan masyarakat lokal Tidak menyebabkan konflik di tengah masyarakat lokal
Tidak menimbulkan ketergantungan pada pihak asing dalam hal pengetahuan dan pengoperasian alat (know-how) Tidak menggunakan teknologi yang masih bersifat percobaan dan teknologi usang Mengupayakan peningkatan kemampuan dan pemanfaatan teknologi lokal
AGENDA 3. PERLINDUNGAN & PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM BAGI PEMBANGUNAN EKONOMI & SOSIAL Kegiatan-kegiatan manusia memiliki dampak yang semakin meningkat terhadap integritas ekosistem-ekosistem yang menyediakan sumberdaya penting dan pelayanan-pelayanan (services) bagi kesejahteraan manusia dan kegiatankegiatan ekonomi. Bila dikaitkan dengan eosistem yang terdapat di wilayah pesisir dan laut, maka dapat dikatakan merupakan ekosistem yang sangat menderita, bahkan selama ini dinggap sebagai keranjang sampah. Tidak jarang kita temua rusaknya mangrove, padang lamun, terumbu karang bahkan ekossitem di laut dalam akibat tidak arifnya manusia dalam memanfaatkan lingkungan dan sumberdaya alam laut yang terkandung di dalamnya. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus terjadi, maka suatu ketika manusia hanya bisa mendengar dongeng bahwa dulu di dalam terdapat ikan yang beraneka ragam. Dengan demikian pengelolaan sumberdaya alam laut secara terpadu dan berkelanjutan dalam pembangunan berkelanjutan. Dalam hal untuk mengembalikan kondisi lingkungan laut yang sudah terdegradasi perlu dilakukan upaya-upaya signifikan untuk mencegah SDAL dan lingkungan diambang kehancuran.
SEGITIGA KEBERLANJUTAN BERDASARKAN EMPAT KOMPONEN DASAR : EKOLOGI, SOSIAL EKONOMI, MASYARAKAT DAN KELEMBAGAAN (CHARLES, 2001)
ECOLOGICAL SUSTAINABILITY
SOCIOECONOMIC SUSTAINABILITY
COMMUNITY SUSTAINABILITY