You are on page 1of 17

"Tirai itu kini telah tersingkap

(2)"

Karya:

Abu Mahfudzh 'Ali bin 'Imron bin


'Ali Adam Al Andunisy

Gr atis – Sil aka n dis eb ark an untuk kal ang an


Sa la fiyy in

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 1
(Untuk kalangan sendiri)

MUQ AD DIMA H
‫بسم ال الرحمن الرحيم‬
‫ والصلة والسلم على سيد المرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين‬,‫الحمد ل رب العالمين‬
‫أما بعد‬:

Di penghujung musim gugur tahun ini, ternyata Allah Ta'ala masih tetap mentaqdirkan
kita tuk bisa kembali bersua dalam indahnya ikatan ukhuwwah Islamiyyah,
membimbing kita tuk tetap bisa menimba Ilmu Agama dan mempermudah langkah
tuk bisa bermajlis di hadapan para 'alim 'ulama.

Hari demi hari terus berlalu, pergantian musim silih berganti mengiringi perjalanan
masa, siang dan malam tiada henti, menjalankan perintah Pencipta Langit dan Bumi,
sementara bintang-bintang diciptaNya tuk selalu tunduk sebagai pengabdi.

Namun tanpa terasa ada satu harap yang terlupa dibelakang sana, satu asa yang
tertinggal dalam keterlenaan di tengah hingar-bingarnya keramaian, di tengah
bergejolaknya api fitnah, di tengah perseteruan tuk menggapai ambisi pribadi.

Maka teruntuk mereka-mereka para pecinta Ilmu Agama, para pembenci taqlid buta,
para pencari kebenaran yang nyata. Tersuguh untuk engkau sekalian satu harap yang
sempat terlupa, terhidang untuk kalian satu asa lainnya - yang sempat tertinggal di
belakang sana & yang telah terkemas rapi dalam sebuah hadiah indah -, berisi salam,
do'a dan nasehat.

Bila cinta karena Allah telah tertanam dalam rongga hati, maka rindu untuk saling
bertemu dan berbagi ilmu kian menggebu, saat itu hati dan jiwa akan terbebas dari
dengki dan dusta, lisan 'kan terasa ringan tuk berucap: "Semoga Allah selalu
menganugrahkan dihati kita berupa Iman, Taqwa, dan semangat tuk mendapatkan
kenikmatan yang kekal abadi. Menjadikan kita zuhud dari yang fana, memberikan
karunia kepada kita berupa keyakinan yang mampu menenangkan jiwa, serta
menolong kita semua tuk selalu beramal berdasarkan Kitab-Nya serta Sunnah Nabi-
Nya, yang sesuai dengan pemahaman generasi terbaik makhluq ciptaan-Nya. Inilah
satu harap yang sempat terlupa di belakang sana, Do'a".

Tetapi bila yang tertanam dalam hati adalah kebencian yang membabi buta, akar-
akarnya telah menghujam dalam aliran darah, urat nadi seakan berteriak lantang
menyatakan peperangannya kepada saudaranya sendiri: "Semua yang kalian lakukan
akan menyeret kalian kedalam lembah kehinaan". Maka saat itu sangat tepat tuk
menyuguhkan satu obat lainnya yang masih tertinggal di belakang sana, yang tiada
lain adalah Nasehat.

Sungguh terasa sangat indah bila nasehat itu diperuntukkan kepada sesama kita
dengan penuh hikmah, nasehat yang dipenuhi dengan kelembutan, kedewasaan,
pelajaran yang baik, atau bahkan bantahan yang baik pula. Saat itu nasehat yang
tercurah akan terasa lebih indah, ketimbang bunga segar dari taman bunga yang
tengah merekah menebar pesona, lebih indah dari kicau burung yang saling

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 2
bersahutan penuh ceria, juga dari terangnya cahaya rembulan di kala purnama, bahkan
melebihi keindahan dunia dan semua isinya.

Maka setelah parsel pertama yang berisi do'a telah saya suguhkan kepada ikhwah
sekalian. Kini tiba saatnya bagi saya untuk menyuguhkan parsel kedua yang berisi
nasehat. Teruntuk mereka yang ingin mempelajarinya silahkan dipelajari dan bagi
mereka yang ingin menolaknya, saya juga tidak memaksakan kehendak bahwa kedua
parsel atau salah satunya harus diterima, sementara bagi mereka yang menerima
kedua parsel itu setelah mempelajarinya. Maka dari itu adalah hak dia sedang bagi
mereka yang mengembalikan kedua parsel saya, karena terdapat "cacat" padanya dan
menjelaskan dimana letak cacatnya parsel tersebut, maka dengan penuh kelapangan
dada saya berucap:
"‫"جزاك ال خيرالجزاء‬

Sebelum kita memulai pertemuan kedua ini, saya ingin mengulang sedikit tentang
Turobiyyah. Pada pertemuan pertama dalam tulisan saya yang berjudul "Tirai itu kini
telah tersingkap", sedikit telah saya sebutkan gambaran tentang Turobiyyun (para
pembeo Abu Turob Saif Al Hadi Bin Khadhir Al Jawi) dan bagaimana mereka
memutuskan satu permasalahan yang sama dengan dua keputusan berbeda (kasus
murid-murid saudara Dzul Akmal). Dan bagaimana pula mereka saling bahu
membahu untuk menutupi kesalahan-kesalahan mereka dan membongkar kesalahan-
kesalahan orang-orang yang tidak termasuk dalam jajaran mereka (kasus Abu Hazim).

Maka pada pertemuan kedua ini yang masih tetap dengan judul "Tirai itu kini telah
tersingkap", saya akan menambahkan sedikit penjelasan tentang Turobiyyah dan
bertolak-belakanganya mereka dengan kaidah-kaidah yang telah mereka buat, maka
saya katakan:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
55 :‫)الذاريات‬ ‫)وذكر فإن الذكرى تنفع المؤمنين‬
Artinya: "Dan berilah peringatan karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi
orang-orang yang beriman." (Adz Dzariyaat: 55)

Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:


9 :‫)العلى‬ ‫)فذكر إن نفعت الذكرى‬
Artinya: "Oleh sebab itu maka berilah peringatan selagi peringatan itu bermanfaat."
(Al A'la: 9)

Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:


102/55 :‫)رواه مسلم‬ ‫ قلنا لمن؟ قال ل ولكتابه ولرسوله ولئمة المسلمين وعامتهم‬,‫)الدين النصيحة‬
Artinya: "Agama itu adalah nasehat, para Shahabat bertanya, bagi siapa
diperuntukkan nasehat itu? Rosulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab: "Bagi
Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin dan orang-orang
awwam mereka." (diriwayatkan oleh Imam Muslim: 102/55. dari sahabat Abi Ruqayyah Tamim Bin
Aus Ad Dary)

Juga dalam hadits Jarir disebutkan:


‫وعسن جريسر بسن عبسد ال رضسى ال عنسه قال بايعست رسسول ال صسلى ال عليسه وسسلم على إقام‬
104/56 :‫ ومسلم‬57 :‫)الصلة وإيتاء الزكاة والنصح لكل مسلم )رواه البخارى‬

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 3
Artinya: "Dan dari Jarir radliallahu 'anhu berkata: "Aku membai'at Rasulullah
Shalallahu ‘Alaihi Wasallam untuk selalu mengerjakan Sholat, menunaikan Zakat dan
memberi nasehat kepada setiap muslim." (diriwayatkan oleh Al Bukhary: 57 dan Muslim:
104/56)

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:


‫ من حديث أنس بن مالك‬45 :‫ و مسلم‬13 :‫)رواه البخاري‬ ‫)ل يؤمن أحدكم حتى يحب لخيه ما يحب لنفسه‬
Artinya: "Tidaklah sempurna keimanan salah seorang dari kalian sampai dia
mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai (kebaikan itu)
untuk dirinya sendiri." (diriwayatkan oleh Al Bukhary: 13 dan Muslim: 45 dari sahabat Anas Bin
Malik radliallahu 'anhu)

Bertolak dari ayat-ayat dan hadits-hadis yang telah tersebut di atas, demikianlah pula
yang dilakukan generasi terbaik ummat ini. Kemudian melihat kenyataan di lapangan
akan pentingnya nasehat, maka saya menyusun tulisan ini sebagai bentuk nasehat saya
kepada mereka-mereka yang masih terkungkung dalam kegelapan tirai Turobiyyah.

Juga sebagai nasehat kepada santri dari Indonesia di Dammaj yang belum mengetahui
siapa sebenarnya Turobiyyah dan juga sebagai nasehat kepada mereka yang telah
terjatuh dalam kesalahan selama menjadi anggota Turobiyyah. Semua itu dengan
harapan mereka (anggota Turobiyyah) membenahi diri dari kesalahan-kesalahan yang
telah mereka lakukan, berhenti dan tidak lagi mengulangi kesalahan-kesalahan itu di
masa mendatang.

Semoga Allah selalu membimbing kita semua untuk terus kembali ke jalan yang
benar. Sesungguhnya dia Maha Mendengar do'a hamba-Nya

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 4
Tersingkapnya tirai Turobiyyah
secara umum
1. Awal Kemunculan Dinasti Turobiyyah
Sebelum kita memasuki inti pembahasan, ada baiknya bila pada pertemuan kedua ini
kita mengetahui sedikit tentang latar belakang Dinasti Turobiyyah.

Telah terjadi silang pendapat di kalangan para peneliti sejarah kemunculan dakwah
salafiyyah di Indonesia kapan berdirinya Dinasti Turobiyyah ini.

Pendapat pertama menyatakan bahwa Dinasti Turobiyyah didirikan di Indonesia


dengan tiga landasan utama, yaitu:
a) Pembubaran yayasan Salafiyyah yang selama ini sebagai wasilah dakwah, sehingga
dakwah hancur karenanya
b) Pembubaran Tarbiyatun Nisaa (TN) yang menjadi tempat pendidikan para wanita
Salafiyyin
c) Pembubaran majalah dakwah yang selama ini dijadikan sebagai media dakwah
Salafiyyah
Kemudian Dinasti Turobiyyah mulai tumbuh berkembang di Dammaj, Yaman.

Pendapat kedua menyatakan bahwa Dinasti Turobiyyah itu didirikan di Dammaj,


Yaman. Dengan landasan yang sama yang telah tersebut pada pandapat pertama. Dan
setelah melakukan penelitian ulang, ternyata pendapat pertama adalah pendapat yang
kuat.

Dinasti Turobiyyah ini dipimpin langsung oleh yang mulia, sang pendiri, Abu Turob
Saif Al Hadi Bin Khadhir Al Jawi (wong jowo mas, pen). Pada awal abad 14
Hijriyyah, bersama sang permaisuri tercinta, dia tinggalkan kampung halamannya
negeri Indonesia yang merupakan tanah tumpah darahnya. Dia melakukan rihlah ke
Dammaj, Yaman, guna mendalami ilmu Agama Islam. Sesampainya di Dammaj
ternyata dia mendapati anak-anak Indonesia telah banyak yang mendahuluinya tiba di
tempat yang diberkahi itu (Insya Allah).

Ternyata di awal kedatangannya, dia mulai menyusun strateginya. Waktupun terus


bergulir, beberapa tahun setelah kedatangannya tepatnya setelah para seniornya Abu
Turob mudik ke Indonesia, dia mulai leluasa melancarkan serangan-serangannya
kepada anak-anak Indonesia yang datang setelahnya. Tak pelak lagi dia memiliki
banyak pengikut dan semua bersatu menjalankan perintah sang ketua, maka hampir
setiap anak Indonesia yang baru datang ke Dammaj pasti langsung di interogasi,
"kamu dari mana?" atau "siapa nama Ustadz kamu?". Kedua pertanyaan itu
merupakan jembatan untuk sampai pada pertanyaan puncak yaitu : "Apa nama
yayasan pondok kamu?"

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 5
2. NASEHAT ALA TUROBIYYAH
Beberapa bulan terakhir ini, Salafiyyun Indonesia dikejutkan dengan adanya tulisan-
tulisan yang tersebar di dunia maya dan juga bahkan dunia nyata. Tulisan-tulisan itu
sengaja disebar oleh Turobiyyun yang tidak menginginkan adanya keselarasan
ukhuwah di kalangan du'at salafiyyin Indonesia, bahkan mereka dengan sengaja ingin
mencabik-cabik keharmonisan ukhuwwah di kalangan du’at salafiyyiin Indonesia.

Terlepas dari siapa sebenarnya penulis atau pengarang selebaran itu, karena memang
dalam beberapa selebaran yang mereka sebarkan tidak dicantumkan nama pengarang
atau nama penulisnya. Hal ini sangat mengingatkan kita pada satu faidah yang sangat
berharga yang di ucapkan oleh Al Imam Ibnu Siriin rohimahullah, sebagaimana
disebutkan oleh Al Imam Muslim dalam muqaddimah kitab Shohihnya, beliau berkata
(setelah menyebutkan nama-nama rawi sampai kepada Al Imam Ibnu Siriin)

26 :‫)مقدمة صحيح مسلم‬ ‫)إن هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم‬
Artinya: "Sesungguhnya Ilmu ini (ilmu sanad dan yang berkaitan dengannya)
merupakan bagian dari agama maka perhatikanlah dari siapa kalian mengambil agama
kalian." (muqaddimah Shahih Muslim: 26)

Hal ini juga (usaha Turobiyyin untuk mencabik-cabik keharmonisan ukhuwwah di


kalangan du’at dan mad'u salafiyyin Indonesia dengan menyebarkan selebaran di
dunia maya "Internet" atau dunia nyata "Dammaj", sebagian tanpa menyebutkan nama
penulis atau pengarang). Ini semua mengingatkan kita pada satu faidah berharga yang
diucapkan oleh Al Imam Ibnul Mubarok rahimahullah sebagaimana disebutkan oleh
Al Imam Muslim, dalam muqaddimah kitab Shahihnya (setelah membawakan nama-
nama Rowi sampai kepada Al Imam 'Abdullah Bin Mubarok)

32 :‫)مقدمة صحيح مسلم‬ ‫)السناد من الدين ولول السناد لقال من شاء ما شاء‬
Artinya: "Mengetahui dan mempelajari sanad (keadaan para pembawa berita) itu
merupakan bagian dari agama. Kalaulah bukan karena adanya sanad maka semua
orang akan bisa berbicara (dalam agama ini) sekehendaknya." (Muqaddimah Shahih
Muslim: 32)

Maka saat kita mendapatkan selebaran-selebaran gelap itu kita ketahui bahwa ini
merupakan satu bukti (diantara sekian banyak bukti yang ada) bahwa ternyata
Turobiyyun benar-benar ingin mencabik-cabik ukhuwah antara sesama salafiyyin
Indonesia

Mungkin ada yang berkata: "Bisa jadi yang diinginkan oleh Turobiyyun adalah
nasehat kepada saudara-saudaranya salafiyyin Indonesia "
Maka saya katakan: Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
125:‫)النحل‬ ‫)ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتى هى أحسن‬
Artinya: "Ajaklah manusia kejalan Robbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula" (An Nahl: 125)
Maka dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
agar menyeru manusia kejalan Allah dengan Hikmah, Pelajaran yang baik dan
bantahan yang baik pula.

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 6
Bila ada yang mengatakan: "Dalam ayat ini Allah tidak mensyaratkan dalam
berdakwah untuk menyebutkan nama, atau menampilkan jati diri sebagai seorang
Da'i. Jadi sah-sah saja bila ternyata Turobiyyun menyebarkan nasehat dalam
selebaran-selebaran mereka tanpa harus menyertakan identitas mereka.
Maka saya katakan bahwa ada dua hal yang perlu kita perhatikan disini
1] Telah kita sebutkan di atas ucapan Al Imam Muhammad Bin Siriin dan Al Imam
Ibnul Mubarok yang dari situ kita ketahui bersama bagaimana berhati-hatinya para
'Ulama kita dalam mengambil Ilmu Agama ini.
2] Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

21:‫)الحزاب‬ ‫)لقد كان لكم فى رسول ال أسوة حسنة لمن كان يرجو ال واليوم الخر‬
Artinya: "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah (Shalallahu ‘Alaihi Wasallam)
itu suri tauladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi orang-orang yang mengharap
pertemuannya dengan Allah dan hari Akhir." (Al Ahzab: 21)
Maka disaat kita memahami atau mengamalkan satu ayat atau lebih dari alqur'an
seyogyanya pemahaman dan amalan kita itu harus kita sesuaikan dengan apa yang
difahami atau diamalkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dengan kata
lain kita harus mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dalam memahami
dan mengamalkan Al Qur’an yang disampaikan kepada kita oleh generasi terbaik
ummat ini.

Dan ternyata kita mendapati bagaimana cara Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
disaat beliau menyeru manusia ke jalan Allah Ta'ala, beliau mengutus utusan-utusan
yang membawa surat beliau kepada para raja dunia saat itu, dan beliau memulai
dakwah serta nasehatnya dalam surat-surat beliau dengan:

... ‫ سسلم على مسن‬,‫ عبسد ال ورسسوله إلى هرقسل عظيسم الروم‬,‫ مسن محمسد‬,‫بسسم ال الرحمسن الرحيسم‬
‫ من حديث ابن عباس رضى ال عنهما‬4499/1773 :‫ ومسلم‬7 :‫ )رواه البخارى‬...‫)اتبع الهدى‬
Artinya: "…Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dari Muhammad, hamba Allah dan utusan-Nya kepada Hiraqla, pembesar
negeri Ruum, salam sejahtera bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk…" (diriwayatkan
oleh Al Bukhari: 7 dan Muslim: 4499/1773 dari Shahabat Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma)
Dalam suatu perjanjian beliau dengan kaum musyrikin Mekkah, beliau juga
menyebutkan jati diri beliau.

Sebagaimana dijelaskan oleh Shahabat bernama Al Barra' Bin 'Azib radliallahu anhu:

...:‫ )رواه مسسلم‬...‫ هذا مسا قاضسى عليسه محمسد رسسول ال‬.‫ بسسم ال الرحمسن الرحيسم‬,‫اكتسب الشرط بيننسا‬
2697:‫ وانظر البخارى‬4521/1783)
Artinya: "…Tulislah perjanjian diantara kita: "Dengan menyebut nama Allah yang
Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ini adalah keputusan yang telah disepakati
antara Muhammad Rasulullah…" (Diriwayatkan oleh Muslim: 4521/1783 dan lihat juga Al
Bukhari: 2698)

Dalam sebuah surat perintah yang ditulis oleh Abu Bakr Ash Shiddiq dan ditujukan
kepada shahabat bernama Anas Bin Malik radliallahu 'anhu disebutkan:
‫ من حديث أنس‬1454 :‫)رواه البخارى‬ ...‫ هذه فريضة الصدقة‬:‫أن أبا بكر الصديق رضى ال عنه كتب له‬
‫) بن مالك رضى ال عنه‬

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 7
: "Anas bin Malik menyebutkan: "Abu Bakr Ash Shiddiq menulis surat perintah
kepadanya: "ini adalah kewajiban dalam pengambilan Zakat Mal…" (Diriwayatkan oleh
Al Bukhari: 1454 dari Shahabat Anas Bin Malik radliallahu 'anhu)

Maka kita melihat bagaimana Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menyebutkan


nama beliau disaat menulis surat, berdakwah dan menasehati manusia untuk
menerima Dienul Islam ini. Bahkan dalam kesepakatan beliau dengan kaum
musyrikin beliau juga menyebutkan jati dirinya, demikian pula kita melihat perbuatan
Abu Bakr As Shiddiq saat menulis kewajiban zakat kepada Anas Bin Malik beliau
menyebutkan jati dirinya. Bila hadits-hadits dan perbuatan Abu Bakr diatas tidak ada
dalam maklumat kalian wahai Turobiyyin, maka ambillah maklumat itu tanpa harus
membayar.

Selanjutnya kita bisa bertanya kepada Turobiyyin, apakah usaha kalian menyebarkan
semua selebaran dengan tanpa pencantuman nama penulisnya merupakan uslub
berdakwah ke jalan Allah dan nasehat kepada kaum muslimin?
Jika Turobiyyun menjawab: "Iya penyebaran selebaran-selebaran dengan tanpa
pencantum nama penulisnya merupakan uslub dakwah kejalan Allah dan nasehat
kepada kaum muslimin"
Maka saya katakan kepada mereka: "Dakwah kepada Allah dan nasehat kepada kaum
muslimin merupakan ibadah, sementara ibadah itu adalah tauqifiyyah, maka
bagaimana mungkin kalian memunculkan perkara baru dalam agama ini yang tidak
ada dasarnya? Terlebih kalian berada di Daarul Hadits was Sunnah ? Bila kalian tidak
mengetahui bahwa hal ini adalah perkara yang muhdats tidak-kah sebaiknya kalian
meringankan langkah dan bertanya kepada para ulama yang ada di sekeliling kalian?
Atau karena kalian telah menganggap bahwa diri-diri kalian telah pantas berfatwa dan
menentukan cara tersendiri dalam berdakwah dan menasehati muslimin?

Juga sampaikan kepada saya siapa yang mendahului kalian menjalankan cara-cara
seperti itu dari generasi terbaik ummat ini. Bila kalian tak mampu (dan kalian
memang tidak akan mampu), maka ingatlah Hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam yang berbunyi:

...1889/867 :‫ )رواه مسلم‬...‫فإن خير الحديث كتاب ال وخير الهدى هدى محمد وشر المور محدثاتها‬
‫)من حديث جابر بن عبد ال رضى ال عنه‬
Artinya: "… Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah (Al Quran) dan
sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan
sejelek-jelek perkara adalah yang dibuat-buat… (tak ada landasannya)" (diriwayatkan
oleh Muslim: 1889/867 dari Shahabat Jabir Bin 'Abdillah radliallahu 'anhu)
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam juga bersabda:
...‫عليكسم بسسنتى وسسنة الخلفاء الراشديسن المهدييسن عضوا عليهسا بلنواجسذ وإياكسم ومحدثات المور‬
‫ فسى سسننهم و مسسند أحمسد تخقيسق أحمسد ِاكسر و حمزة‬4342 :‫ وابسن ماجسه‬4607 :‫ حسسن صسحيح وأبسو داود‬:‫ وقال‬2676:‫)رواه الترمذى‬
‫ صحيح‬:‫ قال الشيخ اللباني‬,‫ من حديث العرباض بن سارية‬17079 :‫)الزين‬
Artinya: "Ambillah oleh kalian Sunnah Ku dan Sunnah para Khulafa Ar Rosyidiin
dan gigitlah Sunnah itu dengan gigi geraham kalian dan hati-hatilah kalian dengan
perkara-perkara yang baru (muhdatsah)" (Diriwayatkan oleh: At Tirmidzi: 2676 dan dia
berkata: "hadits hasan, Shahih. Juga diriwayatkan oleh: Abu Dawud: 4607 dan Ibnu Majah: 4342 dalam
kitab sunan mereka, juga dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya yang di tahqiq oleh Ahmad
Syakir dan Hamzah Az Zain: 17079 dari Shahabat 'Irbadl Bin Sariah. Berkata asy Syaikh Al Albany:
Hadits Shahih)

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 8
Rasulullah Shalallahu "alaihi Wasallam juga bersabda:
‫ مسن حديسث عائشسة رضسى‬4383/1718 :‫ ومسسلم‬2697 :‫)رواه البخارى‬ ‫من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد‬
‫)ال عنها‬
Artinya: "Barang siapa yang memunculkan perkara baru dalam urusan (agama) kami
yang tidak ada dasarnya dari agama ini maka perkara baru itu tertolak." (diriwayatkan
oleh Al Bukhari: 2697 dan Muslim: 4383/1718 dari 'Aisyah radliallahu 'anha)

Jika Turobiyyun itu berkata: "Yang kami inginkan bukanlah nasehat, namun sekedar
pembenahan atas kesalahan-kesalahan yang di lakukan oleh du’at salafiyyiin
Indonesia dan juga agar manusia mengetahui bahwa kami berbicara dengan bukti dan
kami bukanlah pendusta sebagaimana yang dituduhkan kepada kami."
Maka saya katakan kepada mereka: "bahkan sebenarnya yang kalian lakukan adalah
upaya mengadu domba antara du’at dan Mad'u salafiyyin Indonesia. Tidak-kah
kalian melihat akibat buruk yang ditimbulkan oleh ulah kalian ini? Sebagian ikhwah
yang di Dammaj melihat apa yang kalian lakukan adalah upaya memalingkan orang
dari Ilmu, sehingga diantara mereka ada yang merobek-robek selebaran itu, ada yang
membakarnya dan tak sedikit yang menolaknya karena mereka mengetahui apa yang
kalian lakukan itu adalah upaya memalingkan orang dari ilmu serta menyibukkan
bahkan merupakan usaha adu domba. Itu adalah kejadian di Dammaj yang semua
orang mengetahui kalian berada dalam lingkungan orang orang yang dididik di
hadapan para 'ulama. Lah, bagaimana lagi menurut kalian mereka-mereka yang
berada di Indonesia ?

Pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan kita semua dengan sebuah hadits yang
menjelaskan betapa bahayanya dan betapa besar dosa bagi mereka yang mengadu
domba antar sesama manusia. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam melintasi sebuah pemakaman kemudian


beliau menyatakan bahwa:
:‫ و مسسسلم‬218 :‫يمشسسى بالنميمسسة )رواه البخارى‬ ‫ أمسسا أحدهمسسا فكان‬,‫ ومسسا يعذبان فسسى كسسبير‬,‫إنهمسسا ليعذبان‬
‫ من حديث ابن عباس رضى ال عنهما‬564/292)
Artinya: "Kedua penghuni kubur ini sedang disiksa dan mereka disiksa bukan karena
masalah yang sulit ditinggalkan, adapun salah seorang dari mereka disiksa
dikarenakan dia menyebar berita untuk menghasut diantara manusia..." (Diriwayatkan
oleh Bukhari: 218 dan Muslim: 564/292)

Dalam hadits lainnya Rasulullah juga bersabda:


‫ من حديث حذيفة رضى ال عنه‬192/105 :‫ و مسلم‬6056 :‫)رواه البخارى‬ ‫)ل يدخل الجنة النمام‬
Artinya: " Para penyebar fitnah itu tiak akan masuk surga." (diriwayatkan oleh, Al Bukhari:
6056 dan Muslim: 192/105)

Wahai saudara-saudaraku yang berada dalam jajaran Turobiyyin, nasehat adalah


ibadah yang mulia, bahkan merupakan salah satu keharusan dalam agama kita. Oleh
karena itu, maka selaraskanlah nasehat-nasehat kalian dengan Al Qur’an dan As
sunnah dan ikutilah cara generasi terbaik ummat ini dalam memberikan nasehat
kepada sesama muslimin, jangan kalian mengikuti cara dan gaya preman pasar
belaka.

3. THORIQOH DAKWAH TUROBIYYAH

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 9
Di Dammaj, di tempat ilmu dan petunjuk, di tempat berkumpulnya para 'alim 'ulama
ternyata Turobiyyun masih melakukan perkara muhdatsah, diantara thoriqah
muhdatsah yang mereka lakukan adalah penyebaran selebaran (tanpa pencantuman
nama penulisnya seperti yang telah kita angkat di atas) ke rumah-rumah, ke kamar-
kamar, pemajangan selebaran di mulut gang, dst. Ditambah lagi dengan pemaksaan
kehendak agar semua yang berasal dari mereka harus diterima. Bila ada yang menolak
atau bahkan merobeknya, maka seketika dicurigai sebagai Anti Turoby. Maka bila
ketahuan, dia harus siap untuk menghadapai persiadangan di mahkamah Turobiyyah
atau siap-siap untuk didatangi oleh Algojo Turoby, sebagaimana yang dialami oleh
Abu 'Abdillah Muhammad Bin Muhammad asal Medan itu.

Wahai saudara-saudaraku, yang masih terkungkung dalam kegelapan tirai Turobiyyah,


tidakkah kalian menyadari bahwa cara-cara yang kalian lakukan tidak pernah
dilakukan oleh generasi terbaik ummat ini?
Atau pernahkah kalian mendapati dalam sejarah bahwa generasi terbaik ummat ini
berdakwah seperti kalian?
Bila ada yang bertanya: "Dari mana anda, wahai Abu Mahfudzh, mengetahui hal ini
sementara posisi anda tidak bersama mereka?"
Maka saya menjawab: "Masih perlukah kita menyalakan lentera di siang bolong di
tengah terang-benderangnya sinar mentari?" Saya tambahkan : "Silahkan yang ingin
memperjelas berita ini, untuk langsung bertanya kepada mereka-mereka yang kini
masih berada di Dammaj baik yang berada dalam jajaran Turoby atau tidak. Pasti
mereka akan memberi anda jawaban seperti yang saya utarakan bila mereka jujur."

4. TATSABBUT (PENGECEKAN BERITA) DALAM


PERSEPSI TUROBIYYAH
Lumrah saja, bila seseorang mengusut suatu berita yang dia terima sampai kepada
sumbernya, untuk mengetahui apakah berita itu benar atau salah, atau telah terjadi
penambahan dan pengurangan pada berita itu, demi meminimalisir akibat buruk yang
muncul setelah itu. Hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah kepada Nabi-Nya
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang yang
fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kalian tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kalian menyesal atas perbuatan itu." (Al Hujuraat: 6)

Memang dalam kaidah yang kita terapkan adalah; berita yang dibawa oleh orang yang
terpercaya itu adalah diterima, namun bukan berarti saat kita meneliti berita yang
dibawa oleh orang-orang yang terpercaya (tsiqah), lantas kita menuduh bahwa dia itu
fasiq. Ini adalah pemahaman yang sangat jauh menyimpang dari kebenaran.

Namun anehnya Turobiyyun justru mengambil pemahaman yang salah ini, sehingga
salah seorang dari mereka menyatakan: "Bila saya meneliti berita yang dibawa oleh
orang yang saya percayai, itu artinya (lazimnya) saya menuduh orang itu fasiq", yang
lain menyatakan : "Barang siapa menolak berita yang dibawa oleh orang yang
terpercaya, berarti (lazimnya) dia telah menuduh si pembawa berita sebagai pendusta,
dan barang siapa meneliti berita yang dibawa oleh orang yang terpercaya berarti
(lazimnya) dia telah menuduh si pembawa berita itu fasiq" …..Ya Subhanallah…..
Dari siapa mereka mengambil pemahaman seperti ini?

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 10
Lupakah mereka dengan kisah Dzul Yadain saat dia menegur Rasulullah ketika beliau
lupa dalam salah satu sholatnya, maka beliau berkata kepada yang hadir saat itu:
537/97 :‫ ومسلم‬482 :‫)رواه البخارى‬ ‫)أكما يقول ذو اليدين؟‬
Artinya: "Apakah seperti yang dikatakan oleh Dzul Yadain? (diriwayatkan oleh Al Imam
Al Bukhari: 482 dan Al Imam Muslim: 537/97)

Siapa dari kalian yang berani menyatakan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam saat bertanya kepada para Shahabat tentang ucapan Dzul Yadain berarti
beliau menganggap bahwa Dzul Yadain itu fasiq?
Atau lupakah mereka dengan perkataan 'Umar Bin Al Khattab kepada Abu Musa Al
Asy'ari saat beliau meriwayatkan suatu hadits tentang adab bertamu:
2153/33 :‫ و مسلم‬6245 :‫)رواه البخلرى‬ ‫)لتجيئن ببينة على الذي تقول وإل أوجعتك‬
Artinya: "Engkau datangkan bukti atas apa yang engkau katakan kalau tidak maka
Aku akan menghukum kamu." (diriwayatkan oleh Al Imam Al Bukhari: 6245 dan Al Imam
Muslim: 2153/33)

Apakah Turobiyyun berani menyatakan bahwa 'Umar Bin Al Khattab menuduh Abu
Musa Al Asy'ari fasiq?
Atau lupakah mereka dengan kisah 'Umar bin Al Khattab yang terjadi di masa
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam saat tersebar berita bahwa beliau menceraikan
semua istrinya. 'Umar mendapatkan berita itu dari seorang Sahabat Anshor, maka
'Umar mendatangi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata:
.‫ فقلت ال أكسبر‬.‫ثسم دخلت على النسبى صسلى ال عليسه وسسلم فقلت وأنسا قائم أطلقست نسساءك؟ قال ل‬
1479:‫ و مسلم‬89 :‫)) رواه البخارى‬
Artinya: "Kemudian Aku menemui Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan Ku
tanyakan kepada beliau dalam keadaan aku masih berdiri: "Apakah engkau
menceraikan semua istrimu, wahai Rasulullah? Beliau menjawab: "Tidak",
selanjutnya aku berkata: "Allahu Akbar." (diriwayatkan oleh Al Bukhari: 89 dan Muslim:
1479)

Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan bolehnya kita meneliti berita
yang dibawa oleh orang yang terpercaya dan itu bukan berarti (lazimnya) kita
menganggap bahwa orang itu adalah fasiq.

Wahai saudara-saudaraku yang masih terkungkung dalam kegelapan Tirai Turobiyyah,


tidakkah kalian malu, saat ini kalian hidup dalam lingkungan ilmu, di sekeliling para
'Ulama, bila kalian tidak tahu kenapa kalian tidak bertanya kepada para 'Ulama di
sekitar kalian? Atau mungkin kalian saat ini masih tidak menyadari bahwa sebenarnya
kalian itu tidak tahu???

Akibat pemahaman Turobiyyah yang salah kaprah dalam memahami permasalahan


Tatsabbut (pengecekan berita) itu, maka mereka terjatuh dalam banyak hal
1- Sebut saja Abu Khalifah 'Abdul Ghafur dari Jawa Timur, dia harus menerima
indahnya bogem mentah, hanya karena tidak teliti dalam menerima berita yang
sampai kepadanya, yang muncul akibat salah dalam memahami masalah ini
2- Pria bernama Abu 'Abdillah Muhammad Bin 'Umar dari Aceh juga nyaris
dihajar oleh dua kakak-beradik, dikarenakan masalah yang sama, berujung pada
keharusannya untuk meralat berita yang telah dia sebarkan tanpa penelitian lebih
detail lagi

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 11
3- Yang lebih parah, mereka terjatuh kepada persaksian palsu kemudian harus
membuat ralat. Adakah yang mengambil pelajaran?
6:‫)الحجرات‬ ‫)فتصبحوا على ما فعلتم نادمين‬
Artinya: "Maka hal itu menyebabkan kalian menyesal atas apa yang telah kalian
lakukan." (Al Hujuraat: 6)

5. TUROBIYYAH DAN PERSAKSIAN PALSU


Satu hal yang sangat di sayangkan, ternyata Dinasti Turobiyyah saat ingin tampil
beda, menawan dan mempesona mereka menjadikan dusta dan persaksian palsu
sebagai polesan utama.

Kita bisa mendengarkan kaset rekaman hasil persidangan antara Turobiyyah vs Abu
Salman Mushtofa asal Buthon, yang semua itu dilangsungkan di hadapan Syaikh
Yahya. Dalam kaset itu ternyata disebut beberapa nama sebagai saksi dalam satu
permasalahan yang mereka sendiri (para saksi) tidak menyaksikan sama sekali
permasalahan yang sedang diangkat.. Setelah itu datang kaset susulan, yang meralat
dengan menyatakan bahwa saksi-saksi yang tersebut pada pertemuan itu
disebutkan salah tulis nama…!!!

Diantara mereka-mereka yang dijadikan saksi palsu adalah


1- Abu Khalid Syarif dari Palembang
2- Abu 'Abdil Barr Muhammad asal Bengkulu
3- Abu Sahl Sa'ad Asal Solo
CATATAN: Ketiga saksi tersebut tidak mengetahui kalau mereka dijadikan sebagai
saksi (saksi palsu) dan mereka juga tidak menyaksikan kejadian yang dengan sebab
itu mereka harus menjadi saksi

Apakah kalian merasa sedang berada dalam kantor pengadilan Indonesia yang mudah
mencari saksi palsu? Atau kalian sedang berada di Dammaj dalam persidangan yang
dihadiri oleh seorang 'ulama?
Tidakkah kalian takut dengan hadits-hadits yang menyebutkan betapa besarnya dosa
sebagai saksi palsu? Ingatlah hadits:

:‫ و مسسلم‬2654 :‫ليتسه سسكت )رواه البخارى‬ ‫ فمسا زال يكررهسا حتسى قلنسا‬.‫ ال وشهادة الزور‬,‫ال وقول الزور‬
‫ من حديث أبي بكرة رضى ال عنه‬161/87)
Artinya: " Hati-hatilah kalian dari perkataan dusta, Hati-hatilah kalian dari persaksian
palsu." (Diriwayatkan oleh Al Bukhari: 2654 dan Muslim: 161/87 dari Shahabat Abu Bakroh
radliallahu 'anhu"

Dan diantara sifat sifat 'Ibadur Rahman adalah mereka tidak memberikan persaksian
palsu:
72 :‫)النور‬ ‫)والذين ل يشهدون الزور‬
Artinya: "Dan orang-orang yang tidak memberikan peraksian palsu." (An Nuur: 72)
Adakah yang mengambil 'Ibrah, pelajaran wahai saudaraku ?

6. AL WALA' WAL BARO' (LOYALITAS) DI KALANGAN


TUROBIYYAH

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 12
Al Wala' Wal Baro' atau sikap loyalitas bila disesuaikan dengan Al Qur’an dan Sunnah
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam merupakan peningkatan keimanan seorang
muslim, dan banyak sangat banyak ayat-ayat serta hadits-hadits yang menjelaskan
masalah ini. Diantaranya adalah:

71:‫)التوبة‬ ‫)والمؤمنون والمؤمنات بعضهم أولياء بعض يأمرون بالمعروف وينهون عن المنكر‬
Artinya: "Orang-orang mukmin baik dari kalangan lelaki atau perempuan sebagian
mereka merupakan wali bagi sebagian yang lainnya, mereka selalu memerintah
kepada yang baik dan selalu melarang dari yang munkar." At Taubah:71)

Bahkan dalam ayat yang lain, Allah memerintahkan agar kebersamaan itu tertuju
untuk melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran:
2 :‫)المائدة‬ ‫)وتعاونوا على البر والتقوى ول تعاونوا على الثم والعدوان‬
Artinya: "Dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebajikan dan ketaqwaan dan
janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan." (Al Maidah:
2)

Terasa sangat indah bila dalam kebersamaan kita selalu menerapkan sikap loyalitas
yang sesuai dengan tuntunan Al Quran serta Sunnah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi
Wasallam. Namun ternyata dalam bab Al Wala' Wal Baro' (sikap loyalitas)Turobiyyun
juga terjatuh pada penyimpangan, mereka menerapkan sikap loyalitas yang sangat
sempit dan hal itu bisa kita perhatikan dari tiga keadaan di bawah ini
1- Diamnya murid-murid saudara Dzul Akmal terhadap ustadz mereka yang
memiliki yayasan, disusul dengan diamnya Turobiyyun terhadap murid-murid Dzul
Akmal yang tidak mengingkari yayasan ustadz mereka, hal itu dikarenakan murid-
murid Dzul Akmal menduduki posisi penting dalam Dinasti Turobiyyah.
2- Diamnya Turobiyyun terhadp sekian banyak kesalahan dan penyimpangan Abu
Hazim. Hal itu karena mereka masih memanfaatkan Abu Hazim. Dan semua
penyimpangan-penyimpangan Abu Hazim yang sebagiannya telah saya muat dalam
"Tirai" pada pertemuan pertama. Dan itu telah diakui oleh adiknya yang bernama Al
Ustadz Abu Arqam Mushlih, yang kini berada di Dammaj, Yaman.
3- Diamnya Turobiyyun terhadap Abdul Wahab alias "Restu", padahal dia masih
terus melakukan kedustaan dan Tasawwul (ngemis) sebagaimana yang disebutkan
oleh salah seorang da'i Salafy bernama saudara Abu Karimah 'Asykari. Ini
dikarenakan si Restu adalah humas pusat Dinasti Turobiyyah.

Bilakah kami melihat kalian melakukan 'amar ma'ruf nahi munkar dalam jajaran
kalian, wahai Turobiyyah? Kenapa kalian tidak membersihkan jajaran kalian terlebih
dahulu? Kenapa kalian justru lebih tersibukkan dengan penyimpangan dan kesalahan
(menurut kalian) mereka-mereka yang mengambil petuah para 'ulama baik dalam
masalah yayasan (Salafiyyah) atau majalah (Salafiyyah) atau yang lainnya ???

Lupakah kalian dengan sebuah kisah yang disebutkan di dalam Al Qur’an yang
mengisahkan kepada kita semua, sebab dibinasakannya suatu kaum dari kalangan
Bani Israil karena mereka tidak saling membersihkan diri mereka (amar ma'ruf nahi
munkar) dari kesalahan yang mereka lakukan??? Bukankah ayat itu selalu terlafadz
oleh lisan, tergetar dari bibir dan terucap dari tenggorokan kalian ???

‫لعسن الذيسن كفروا مسن بنسى اسسرائيل على لسسان داود وعيسسى ابسن مريسم ذلك بمسا عصسوا وكانوا‬
79-78 :‫ كانوا ل يتناهون عن منكر فعلوه لبئس ما كانوا يفعلون )المائدة‬.‫)يعتدون‬

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 13
Artinya: "Telah dilaknat orang-orang yang kafir dari kalangan bani Israil melalui
lisan Daud dan 'Isa bin Maryam disebabkan karena mereka durhaka dan melampaui
batas. Mereka tidak saling mencegah diri dari kemungkaran yang mereka perbuat,
Sungguh teramat jelek apa yang mereka perbuat itu." (Al Maidah:78-79)

Setelah melihat bentuk loyalitas mereka yang sangat sempit itu, kita teringat pada
slogan Ikhwanul Muslimin, dan saya sangat khawatir mereka terjatuh ke dalam slogan
Ikhwanul Muslimin tanpa mereka sadari. Slogan sesat yang berbunyi:

‫نتعاون فيما اتفقنا عليه ويعذر بعضنا بعضا فيما اختلفنا فيه‬
Artinya: "Kita saling tolong menolong terhadap suatu perkara yang kita sepakati dan
kita saling toleransi antara satu sama lain dalam perkara yang kita perselisihkan."

7. MAHKAMAH TUROBIYYAH
Bagi anak-anak Indonesia yang berada di Dammaj bukan lagi satu hal yang asing bila
mendengar bahwa "Si Fulan telah disidang" atau "si 'Allan telah di panggil" oleh
Mahkamah Turobiyyah.

Adapun bagi kita yang berada di luar Dammaj atau bahkan di Indonesia mungkin
merasakan kejanggalan saat membaca tulisan ini, namun itulah fakta di lapangan. Dan
disana ada prakata menyatakan:
‫الشاهد يرى ما ل يرى الغائب‬
Artinya: "Orang yang hadir itu menyaksikan apa yang tidak disaksikan oleh orang
yang tidak hadir"
‫ليس الرائى كمن سمع‬
Artinya: "Orang yang melihat tidaklah sama dengan orang yang sekedar mendengar"

Agen-agen rahasia Turobiyyah terus gerilya mencari berita, siapa saja santri Indonesia
yang berada di Dammaj namun anti Turoby. Yah… ujung-ujungnya mereka akan
diseret dalam persidangan Turobiyyah.
1- Sebut saja nama Abu Thufail 'Abdullah, asal Kendari, yang baru beberapa bulan
di Dammaj, dia telah disidang oleh hakim-hakim Turobiyyah. Dia dituduh (mereka
tidak mengenal praduga tak bersalah) sebagai anti Turoby hanya karena dia
menyebut sebagian du’at salafiyyin Indonesia dengan panggilan "ustadz
Luqman Ba 'Abduh", "Ustadz Afifuddin", "Ustadz 'Asykari" dan lain
seterusnya. Wahai para cendikia, sampai separah inikah undang-undang ‘keamanan
dalam negeri’ kalian???
2- Sebut juga nama Abul Hasan 'Ali Bin 'Utsman asal Klaten, saat dia dan beberapa
pejabat teras Turobiyyah menghadiri undangan makan di suatu tempat bernama Robih
(Robi'ah, lebih kurang 8 km dari lokasi pondok). Sempat terucap satu kalimat dari
Abul Hasan 'Ali yang menurut para pejabat Turobiyyah yang hadir saat itu,
kalimat yang diucapkan oleh 'Ali bagaikan petir di siang bolong menghantam
ketenangan mereka. Tak pelak lagi Abul Hasan 'Ali Bin 'Utsman ini seketika disidang
di tempat itu juga. Dan sidang itu berakhir dengan pemukulan palu tiga kali
"Abul Hasan 'Ali Bin 'Utsman asal Klaten memiliki manhaj muwazanah dan dia
termasuk anti Turoby dan dia harus dikucilkan" padahal apa yang dikatakan oleh
Abul Hasan ini juga diucapkan oleh Syaikh Yahya di majlis 'Aam.
3- Dalam sebuah kaset rekaman tanpa judul kita juga bisa mendengar kisah
persidangan Turobiyyah. Sebut saja nama Abu 'Abdirrahman 'Alimuddin Bin

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 14
Muhammad asal Medan, hanya karena salah faham dengan salah seorang anggota
Turoby bernama Abul Maulud Abu Zubair asal Jakarta. Akhirnya Abu
'Abdirrahman Alimuddin ditantang oleh perdana mentri Turoby, yang tak lain
dan tak bukan, bernama Abu Fairuz ‘Abdurrahman Hardi bin Sukaya dari Kudus
4- Abu 'Ubaidah Iqbal, dari Ambon, juga mengalami kasus persidangan yang sama
dengan mereka-mereka yang telah tersebut di atas
5- Dan masih terasa segar dalam ingatan, kisah Abu Hafidzh Ridlo bin Sunarto, asal
Jakarta. Pejuang handal ini juga mengalami kasus persidangan Turoby. Tapi itu
semua tak sedikit pun menggoyahkan tekadnya untuk tidak bergabung dengan
Turobiyyah

Wahai saudara-saudaraku Turobiyyin, ingatlah ayat ini:

12 :‫)الحجرات‬ ‫ول تجسسوا‬.‫ إن بعض الظن إثم‬,‫)يأيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman jauhilah oleh kaliankebanyakan dari
prasangka. Sesunggunya sebagian dari prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah
kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain." (Al Hujuraat: 12)

Juga ingatlah hadits Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam yang berbunyi:


‫)رواه‬ ‫ ول تجسسوا ول تحسسوا ول تباغضوا وكونوا إخوانا‬,‫إياكم والظن فإن الظن أكذب الحديث‬
(6431/2563 :‫ و مسلم‬5143 :‫البخارى‬
Artinya: "Hati-hatilah kalian dari prasangka buruk, sesungguhnya prasangka buruk itu
adalah perkataan yang paling dusta, dan janganlah kalian saling mematai antara satu
dengan yang lainnya, dan jangan pula kalian saling mencari-cari kesalahan diantara
kalian, jangan pula kalian saling membenci akan tetapi hendaklah kalian saling
bersaudara. (diriwayatkan oleh Al Bukhari: 5143 dan Muslim: 6431/2563)

8. TUROBIYYAH DAN KISAH JENAKA (BERTOLAK


BELAKANGNYA TUROBIYYAH)
1- Dalam sebuah tulisan yang berjudul "RINGKASAN AL MAJRUHUUN" yang
tersebar di Internet, pada halaman kedua baris keenam dan ketujuh dari atas
disebutkan "Tidak kalah pengikut Luqman (ketika kalah hujjah-ed) juga sudah
siaga….."

Saya katakan : “Tulisan salah seorang Turoby ini sangat bertolak belakang dengan
tindakan mereka. Kini disaat Turoby kalah hujjah tak bisa membantah tulisan Abu
Mahfudzh (Tirai itu kini telah tersingkap-pertemuan pertama, red) mereka mulai
menggunakan fisik, bahkan menyebar agen-agen rahasia, mengancam, memaki dan
menginterogasi, dengan kata lain : "Tidak kalah pengikut Turobiyyah juga sudah
siaga….."

2- Salah seorang pejabat teras Turobiyyah sempat mengeluarkan ucapan: "…dan


kelompok manakah yang lebih terkenal mondar-mandir ke warnet…"
Saya katakan : Hari-hari ini ternyata mereka sendiri yang sangat tersibukkan dengan
internet, hampir semua jajaran Turobiyyah kini meluangkan waktu untuk
mengunjungi warnet "Najasy" yang berada di Dammaj. Wahai Al Ustadz Abu Fairuz!
kelompok manakah yang lebih pantas untuk menerima ucapan yang telah tercatat oleh
tinta dan terucap oleh lisanmu itu?

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 15
3- Mereka Turobiyyun menyatakan bahwa: "Abu Mahfudzh itu majhul. Tidak ada
yang mengenalnya."
Saya katakan: apakah setelah kalian merasa ditelanjangi oleh tulisan Abu Mahfudzh
(Tirai itu kini telah tersingkap, seri pertama) dan kalian tidak bisa menjawab apa yang
telah ditorehkan oleh Abu Mahfudzh (karena itu adalah fakta), lantas kalian
menyatakan bahwa Abu Mahfudzh itu majhul ?

Anggaplah apa yang kalian katakan itu benar, lantas apakah kalian bisa menerima
apabila Asy Syaikh Robi' setelah membaca Mukhtashar Al Bayaan kemudian
menyatakan bahwa orang yang bernama Al Ustadz Abu Fairuz dan Al Ustadz Abu
Turob keduanya majhul, karena Asy Syaikh Robi' tidak mengenal kalian berdua ?
Atau kalian juga memiliki dua timbangan pada satu permasalahan yang sama ?

Wahai ustadz Abu Fairuz 'Abdurrahman Bin Sukaya, siapakah yang lebih pantas
mendapat julukan Majhul ? Abu Mahfudzh ataukah teman-teman kamu yang memberi
catatan kaki pada beberapa selebaran yang kalian sebar di Dammaj dengan tanpa
mencantumkan nama penulisnya? Biarkanlah mereka-mereka yang berada di Dammaj
yang menilai karena kejadian itu mereka yang menyaksikan.

Ternyata saat ini saya mendapatkan waktu untuk menyampaikan firman Allah ini:

2 :‫تفعلون )الصف‬ ‫)يأيها الذين آمنوا لما تقولون مال تفعلون كبر مقتا عند ال أن تقولوا ما ل‬
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman mengapa kalian mengatakan apa yang
tidak kalian perbuat, sangat besar kemurkaan Allah kepada kalian saat kalian
mengatakan apa yang tidak kalian kerjakan." (Ash Shaf: 2)

9. PURNAWIRAWAN TUROBIYYAH
Seorang karyawan akan sangat bersedih bila dia di PHK oleh perusahaan dimana dia
bekerja. Demikian juga halnya seorang pejabat akan bersedih bila masa pensiunnya
telah tiba. Dua keadaan tersebut sangat berbeda dengan seorang karyawan atau
pejabat yang bertekad mengundurkan diri dari suatu perusahaan atau sebuah instansi,
dimana dia bekerja lantas mendapati kerusakan pada perusahaan itu, dan dia telah
bertekad dan siap menghadapi kemungkinan terburuk yang akan muncul kelak

Pada kesempatan ini, saya akan menyebutkan beberapa nama purnawirawan


Turobiyyah, yang dahulunya sempat berjalan bersama mereka, namun setelah para
purnawirawan itu melihat dan menyaksikan penyimpangan-penyimpangan
Turobiyyah mereka segera meninggalkanya.

Diantara mereka adalah:


1- Abu Hammam Yasiruddin asal Jawa Tengah; dahulu dia selalu berjalan bersama
Al Ustadz Abu Zaki Abdul A'la dari Lamongan dan Al Ustadz Abu Hanifah dari Riau.
Namun bagi mereka yang berada di Dammaj akan menyaksikan satu pemandangan
yang rada aneh yaitu: Abu Hammam Yasiruddin telah menjauh dari Turobiyyah
2- Arifin asal. Ambon. Dahulunya dia selalu berjalan bersama Al Ustadz Abu
Sholeh Dzakwan asal Sumatra Utara dan juga Al Ustadz Abu 'Abdillah Muhammad
Bin 'Umar dari Aceh, namun kini Arifin juga telah menjauh dari mereka dikarenakan
dia mengetahui penyimpangan Turobiyyah

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 16
3- Abu Khalid Syarif dari Palembang . Di awal kedatangannya di Dammaj, dia
selalu dikunjungi oleh Turobiyyah, bahkan dia sempat dijadikan (baca: dipaksa)
sebagai saksi untuk mendukung kedustaan Turobiyyah (saksi palsu), setelah Abu
Khalid Syarif menyaksikan penyimpangan-penyimpangan Turobiyyah dia juga
meninggalkan mereka
4- Abu Sumayyah Sahl dari Makassar. Selama ini dia selalu berbaik sangka kepada
Turobiyyah dan selalu bersabar atas segala gangguan mereka. Namun kesabaran itu
ada batasnya, setelah kesabaran Abu Sumayyah ini telah sampai batasnya, akhirnya
diapun meninggalkan mereka
5- Abu 'Abdil Barr Muhammad Asal Bengkulu, dengan ketidak-pahamannya, dia
selalu mengikuti apa yang diucapkan gurunya Al Ustadz Abu Fairuz untuk menjauhi
mereka-mereka yang anti Turoby. Namun setelah dia menyaksikan penyimpangan
Turobiyyah, akhirnya dia juga meninggalkan dinasti Turobiyyah dengan segala
penyimpangannya

Inilah sebagian nama-nama yang telah melepaskan diri dari Dinasti Turobiyyah dan
kita masih terus menunggu nama-nama yang lainnya. Semoga Allah selalu
membimbing kita semua untuk mengetahui al haq dan mengikutinya.

Perlu diketahui; di Dammaj ada banyak ikhwah Indonesia yang mereka -


jazahumullahu khairan - sama sekali tidak pernah menjalin hubungan dengan
Turobiyyah. Namun mereka juga kurang bisa berbuat banyak selain hanya berdo'a
"Semoga Allah Ta’ala menunjuki teman-teman mereka yang masih terkungkung
dalam kegelapan tirai Turobiyyah.”

Semoga dengan munculnya tulisan ini, Rekan-rekan saya As-salafiyyin, para santri
dari Indonesia yang berada di Dammaj atau Indonesia, menjadi mengetahui lebih
banyak tentang Turobiyyah yang sebenarnya.

Akhir kata pada seri kedua ini saya berucap:

8 :‫الوهاب )آل عمران‬ ‫)ربنا ل تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك انت‬
Artinya: "Wahai Rabb kami, janganlah engkau menyimpangkan hati kami setelah
Engkau memberikan petunjuk kepada kami, dan curahkanlah rahmat-Mu kepada
kami. Sesungguhnya Engkau Maha Memberi." (Ali 'Imran: 8)

‫وصلى ال على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين‬


Yaman; 18 Dzul Hijjah 1429 H.

(CATATAN: Tulisan ini merupakan tulisan terbaru setelah mengalami sedikit


perubahan dan pembenahan terhadap kesalahan yang terjadi pada tulisan sebelumnya,
baik pada ketikan atau yang lainnya. Maka dengan ini saya menyatakan bahwa: “Ini
adalah tulisan yang digunakan sekaligus sebagai ralat pada tulisan sebelumnya.
Update, Sabtu, 27 Muharam 1429 H”)

(Bersambung k e seri 3, insya Al lah)

Tirai itu kini telah tersingkap – seri 2, Abu Mahfudh 'Ali bin 'Imron bin 'Ali Adam Al Andunisy 17

You might also like