Professional Documents
Culture Documents
Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan dihubungkan dengan kerusakan jaringan potensial atau aktual.1
Klasifikasi Nyeri
A.
Berdasarkan durasi : Nyeri akut adalah nyeri yang durasinya pendek, <6 minggu/1 bulan, berkaitan dengan paska operasi, trauma atau penyakit yang sifatnya akut(infark miokard akut,pankreatitis), sifatnya sementara dan lokasi trauma atau kerusakannya dapat diketahui dengan jelas serta dapat sembuh dengan spontan dalam beberapa hari-minggu.2,3 Nyeri akut dapat didefinisikan sebagai nyeri karena stimulus noksius karena ada kerusakan jaringan, proses penyakit ataupun fungsi abnormal dari otot atau organ dalam (viscera). Biasanya bersifat nosiseptif.. Apabila nyeri gagal untuk sembuh, nyeri menjadi kronis.3
Klasifikasi Nyeri
Nyeri kronik adalah nyeri yang berlangsung melebihi dari waktu normal penyembuhan yang seharusnya atau berlangsung dalam periode yang lama dan merupakan proses dari suatu penyakit, durasinya yaitu bervariasi atau bermacam-macam antara 1 sampai 6 bulan bahkan sampai tahunan. Nyeri kronik ini dapat bersifat nosiseptif atau neuropatik ataupun gabungan keduanya. Pasien dengan nyeri kronik sering tidak memiliki respon terhadap stress dan mempunyai gangguan tidur dan afektif atau mood yang menonjol.1,3
Klasifikasi Nyeri
B. Berdasarkan patofisiologinya :
Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang dapat terdeteksi, terlokalisir dan terbatasi oleh jaringan yang rusak, dimana sifatnya akut. Nyeri nosiseptif disebabkan oleh aktivasi ataupun sensitisasi dari nosiseptor perifer, reseptor khusus yang mentransduksi stimulus noksius.3 Terdapat 2 macam nyeri nosiseptif yaitu - Nyeri somatik adalah nyeri yang dideskripsikan sebagai sakit, menggerogoti, dan tajam dalam hal kualitas. Secara umum dapat dilokalisasi dan diinisiasi oleh aktivasi nosiseptor di jaringan kulit dan jaringan dalam. Contoh nyeri somatik termasuk nyeri akut paska operasi/pembedahan dan patah tulang.1 - Nyeri visceral adalah nyeri yang diasosiasikan dengan kerusakan jaringan, khususnya infiltrasi, kompresi dan distensi dari organ dalam. Biasanya dideskripsikan sebagai nyeri yang tumpul dan sukar dilokalisasi dan bisa menyebar ke tempat lain. Misalnya nyeri perut yang disebabkan oleh konstipasi.1
Klasifikasi Nyeri
Nyeri neuropatik adalah nyeri yang dihasilkan dari kerusakan terhadap sistem saraf baik pusat maupun perifer. Tertembak, sengatan listrik, ataupun luka bakar sering bersamaan dengan latar belakang timbulnya sensasi nyeri dan terbakar. Contohnya, neuropati diabetik dan neuralgia post herpetic.1 Dari referensi lain menyebutkan bahwa nyeri neuropatik didahului dan disebabkan adanya disfungsi primer ataupun lesi pada sistem saraf yang diakibatkan trauma, kompresi, keracunan toksin atau gangguan metabolik.
Mekanisme Nyeri
Jalur (pathway) nyeri klasik terdiri dari rantai 3-neuron yang meneruskan sinyal nyeri dari perifer ke korteks serebral: (i) neuron tingkat pertama (first-order), (ii) neuron tingkat kedua, dan (iii) neuron tingkat ketiga. Sensasi nyeri dimulai dengan stimulasi ujung saraf neuron tingkat pertama.5
Mekanisme Nyeri
Opioid endogen adalah keluarga peptida yang tersebar luas di seluruh tubuh yang mempengaruhi reaksi terhadap nyeri. Enkefalin, endorfin, dan dinorfin menstimulasi reseptor opioid pada perifer, tanduk dorsal, dan batang otak. Setiap kelas opioid endogen mempunyai kecenderungan terhadap reseptor opioid yang berbedabeda. Neurotransmiter seperti norepinefrin, serotonin, asetilkolin dan asam -aminobutirat semua terlibat pada penghambatan nyeri melalui berbagai mekanisme. Norepinefrin dan serotonin memgurangi nyeri dengan cara memodulasi impuls descending dari otak. Asetilkolin dan asam -aminobutirat menghambat aktivasi nociceptor.4,5
Perjalanan Nyeri
Ada empat proses yang terjadi pada perjalanan nyeri yaitu transduksi, transmisi, modulasi, dan persepsi.5 1. Transduksi merupakan proses perubahan rangsang nyeri menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf. Rangsang ini dapat berupa stimulasi fisik, kimia, ataupun panas. Dan dapat terjadi di seluruh jalur nyeri. 2. Transmisi adalah proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul molekul di celah sinaptik mentransmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya 3. Modulasi adalah proses modifikasi terhadap rangsang. Modifikasi ini dapat terjadi pada sepanjang titik dari sejak transmisi pertama sampai ke korteks serebri. Modifikasi ini dapat berupa augmentasi (peningkatan) ataupun inhibisi (penghambatan). 4. Persepsi adalah proses terakhir saat stimulasi tersebut sudah mencapai korteks sehingga mencapai tingkat kesadaran, selanjutnya diterjemahkan dan ditindaklanjuti berupa tanggapan terhadap nyeri tersebut.
Caracara penilaian nyeri dimensi tunggal. (A) Skala analog visual (VAS). (B) Skala numeric verbal. (C). Skala penilaian verbal.7
Cara penilaian nyeri multidimensi seperti cara dimensi tunggal, menilai tingkat/derajat nyeri yang dialami oleh pasien, namun, cara multidimensi juga memungkinkan untuk mengukur aspek nyeri lain (misalnya, perilaku dan respon emosi). Sebagai contoh cara multidimensi ini adalah penggunaan diari/catatan harian nyeri, gambar nyeri, skala wajah nyeri dan kuesioner nyeri McGill.7
Catatan harian nyeri adalah catatan tertulis atau lisan mengenai pengalaman pasien dan perilakunya. Jenis laporan ini sangat membantu untuk memantau variasi status penyakit sehari-hari dan respon pasien terhadap terapi.
Gambar-gambar nyeri adalah penggunaan gambar tubuh manusia dimana pasien diminta untuk menandai sesuai nyeri yang dialaminya. Gambar-gambar ini dapat digunakan untuk menilai lokasi dan distribusi nyeri, tetapi tidak dapat membantu menilai tingkat/intensitas nyeri. Gambar-gambar nyeri ini dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk menilai respon nyeri terhadap terapi.
Gambar Nyeri. Area nyeri ditandai dengan symbol yang berbedabeda: untuk kebal/tidak dapat merasakan sensasi apapun, ooo untuk sensasi seperti tertusuk jarum, xxx untuk sensasi seperti terbakar, //// seperti dipotongpotong, dan >>> untuk sensasi linu/ngilu.7
Skala wajah untuk menilai nyeri dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan cara penilaian yang dapat digunakan untuk anak-anak. Perkembangan kemampuan verbal dan pemahaman konsep merupakan hambatan utama ketika menggunakan cara-cara penilaian nyeri untuk anak <7 tahun. Skala wajah dapat digunakan untuk anak-anak, karena anakanak dapat diminta untuk memilih gambar wajah sesuai rasa nyeri yang dialaminya. Pilihan ini kemudian diberi skor angka.
Skala wajah Whaley dan Wong menggunakan 6 kartun wajah, yang menggambarkan wajah tersenyum, wajah sedih, sampai menangis, dan tiap wajah ditandai dengan angka 0 sampai 5. Kekurangannya yaitu dalam menilai spektrum tidak ada nyeri (pada skala Whaley dan Wong ini: tidak ada nyeri berarti ekivalen dengan senang).
Skala Wajah Whaley dan Wong. (Dicetak ulang dari Whaley, LF, Wong DL. Nursing Care of Infants and Children, 4th ed. St. Louis: MosbyYear Book, 1991.)8
Skala yang dikembangkan oleh Bieri dan kawan-kawan mengatasi kekhawatiran ini. Skala wajah yang baik idealnya memberikan gambaran jarak yang sama antar berbagai tingkat nyeri, sayangnya hal ini belum dapat ditemui pada beberapa skala wajah yang berkembang saat ini. Beberapa skala wajah juga menggunakan foto aanak-anak dengan intensitas nyeri yang meningkat; namun salah satu keterbatasan skala ini adalah belum diuji untuk populasi budaya yang berbeda.9
Skala Wajah Bieri dan kawankawan. Dicetak ulang dari Bieri D, Reeve RA, Champion CD, et al. The faces pain scale for the selfassessment of the severity of pain experienced by children: development, initial validation, and preliminary investigation for ratio scale properties. Pain 1990;41:139150.)9
Kuesioner McGill (MPQ) terdiri dari empat bagian: (1) gambar nyeri, (2) indeks nyeri (PRI), (3) pertanyaanpertanyaan mengenai nyeri terdahulu dan lokasinya dan (4) indeks intensitas nyeri yang dialami saat ini.
PRI terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang dibagi ke dalam 20 kelompok. Setiap set mengandung sekitar 6 kata yang menggambarkan kualitas nyeri yang makin meningkat. Kelompok 1 sampai 10 menggambarkan kualitas sensorik nyeri (misalnya, waktu/temporal, lokasi/spatial, suhu/thermal). Kelompok 11 sampai 15 menggambarkan kualitas efektif nyeri (misalnya stres, takut, sigat-sifat otonom). Kelompok 16 menggambarkan dimensi evaluasi dan kelompok 17 sampai 20 untuk keterangan lain-lain dan mencakup kata-kata spesifik untuk kondisi tertentu. Penilaian menggunakan angka diberikan untuk setiap kata sifat dan kemudian dengan menjumlahkan semua angka berdasarkan pilihan kata pasien maka akan diperoleh angka total
Kuesioner Nyeri McGill (MPQ). Dicetak ulang dari Wall PD, Melzack R, eds. Textbook of Pain. London:Churchill Livingstone, 1984:199.)10
Tangga analgesic yang dikembangkan oleh WHO untuk menterapi nyeri pada pasien kanker juga berguna untuk menterapi nyeri akut. Pada level terendah (nyeri ringan), non opioid analgesik seperti NSAIDs(ibuprofen,acetaminophen) sangat berguna. Untuk nyeri yang sedang, komponen kombinasi acetaminophen atau aspirin dengan opioid sangat berguna. Untuk level nyeri yang parah, opioid seperti morfin atau hidromorfin adalah pilihan yang lebih baik. Pasien-pasien post operasi atau trauma paling banyak memiliki respon yang lebih baik terhadap morfin-equivalent opioid.2
Tidak semua tipe nyeri memiliki respon yang sama terhadap medikasi analgetik yang sama.
Analgetik opioid sangat membantu dalam control nyeri somatic dan visceral. Nyeri tulang terkadang sebagian terbantu oleh opioid. Tetapi bagaimanapun, NSAIDs dan steroid memiliki efektifitas yang tinggi dalam menterapi nyeri tulang.
Nyeri neuropati yang seringnya terdeskripsikan sebagai nyeri yang terbakar, memiliki respon terhadap beberapa grup obat-obatan seperti antidepressan (amitriptiline), antikonvulsan(carbamazepine,gabape ntin), antiaritmik(mexiletine), muscle relaxan(baclofen) dan alfa adrenergic agonis(clonidine).
Referensi
1.
Dunn, P. F., Alston, T. A., Baker, K. H., Davison, J. K., Kwo, J., Rosow, C. E., 2007. Clinical Anesthesia Procedures of The Massachussets General Hospital. 7th ed. Lippincott Williams & Wilkins, Massachussets.
Slover, R. B., Javed, M. A., 2007. Anesthesia Secrets. 3rd ed. Elsevier, New York.
2.
3.
Morgan, G. E., Mikhail, M. S., Murray, M. J., 2007. Clinical Anesthesiology. 4th ed. Mc Graw Hill Companies, New York.
Mardjono, M., Sidharta, P., 2008. Neurologi Klinis Dasar. Edisi 5. Dian Rakyat, Jakarta. Baehr, M., Frotscher, M., 2010. Diagnosis Topik Neurologi DUUS. Edisi 4. EGC, Jakarta. Fields, H. L., 1987. Pain. McGraw-Hill, New York. McPherson, M. L., Canaday, B. R., Heit, H. A., Rospond, R. M., 2004. A Pharmacists Guide to the Clinical Assessment and Management of Pain. American Pharmacist Association, USA.
4.
5.
6. 7.
8.
Whaley, L. F., Wong, D. L., 1991. Nursing Care of Infants and Children. 4th ed. MosbyYear Book, St. Louis.
Bieri, D., Reeve, R. A., Champion, C. D.,1990. The faces pain scale for the self-assessment of the severity of pain experienced by children: development, initial validation, and preliminary investigation for ratio scale properties. Pain 41:139-150.
9.