You are on page 1of 3

Nama : Berlian Siregar NPM : 11410387 Kelas : SMTE-05

1. Membuat analisa dengan mempertimbangkan taksiran penjualan untuk MPH Rp 750 juta per tahun dan untuk MPK Rp 480 juta per tahun, dengan kemungkinan penggunaan Rp 80 juta di departemen pengecoran yang bisa memberikan IRR sekitar 17 atau 18 % Penyelesaian: Exhibit 1 Proyeksi Aliran Kas : Mesin pemotong Besi (dalam juta Rupiah) MPH Penghasilan tahunan Minus Biaya Operasi Minus penyusutan Keuntungan sebelum pajak Pajak (50%) Laba setelah pajak Plus Penyusutan Aliran Kas masuk bersih (20 thn) 750 480 24 246 123 123 24 147 MPK 480 250 20 210 105 105 20 125

Exhibit 2 Internal Rate of Return : Mesin Pemotong Besi Aliran MPK Aliran Kas Bersih PV annuity selama 20 tahun, Dengan 17 % dan 18 % Rp 125 125 5.6470 (17%) 5.3888 (18%) PV Aliran Kas Rp 705.875 Rp 673.611

Investasi total = 400 + 80 = 480 juta Interpolasi = IRR MPK = 24 % Note: (


( )

7%

)
)

Untuk 17 % =(

5.6470

18 % = (

Exhibit 3 Net Present Value, Profitability Index dan Payback Period : Mesin-mesin pemotong besi (Perhitungan tidak dicantumkan) MPK NPV (dalam jutaan Rp) Profitability Index Payback Period (dalam tahun) Note:
( )

0.1 3.84

PI = PP = =

2. Apakah dalam kondisi tidak begitu menguntungkan sekarang ini Indonesia mampu mengubah struktur industrinya dan menyiapkan tenaga kerja yang mampu mengisinya dalam 15 tahun ini sehingga cita-cita untuk mulai mempunyai industri mesin dan melakukan lepas landas setelah Pelita IV bisa tercapai? Penyelesaian: Permasalahan industri di Indonesia sangat rumit. Apalagi melihat warga Indonesia yang mencapai ratusan juta, seharusnya kita bisa lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia yang ada di negara ini. Berdasarkan data dari tahun ke tahun sejak pelita I, pertumbuhan industri mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Namun, menurut saya perkembangan tersebut tidak akan bertahan lama jika negara ini tidak mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas. Dilihat dari tenaga kerjanya saja, angkatan kerja yang paling banyak adalah yang lulusan SD, sedangkan yang menempuh perguruan tinggi lebih sedikit. Dengan kondisi pendidikan yang seperti ini, apakah Indonesia mampu untuk membangun sektor industri? Padahal lulusannya saja hanya sampai SD yang tidak bisa kita harapkan untuk mengatasi masalah dalam bidang teknologi, khususnya teknologi industry yang akan kita bangun. Kesimpulannya, cita-cita untuk mempunyai mesin setelah pelita IV akan tercapai dan semua permasalahan yang ada di Indonesia bisa teratasi dengan membenahi SDMnya terlebih dahulu.

You might also like