You are on page 1of 13

KELOMPOK : KETUA KELOMPOK : AGUNG RAHMAT ADI YUWONO (111090024) ANGGOTA KELOMPOK : 1. MARJANIA AYU AZIZAH (111090148) 2.

. HENI JAYANTI SUTADI (111090159) 3. DWI ROCHMA A. (111090144) 4. YULIASTIKA SUANDA (111090156)

WAKTU : (100 menit) POKOK BAHASAN :802.16 MAC Layer

1 2 3 4

DISKUSIKAN DENGAN KELOMPOK ANDA SOAL-SOAL BERIKUT INI, DAN URAIKAN JAWABAN ANDA DENGAN LENGKAP! TULISKAN JAWABAN KELOMPOK ANDA PADA LEMBAR JAWABAN YANG DISEDIAKAN DAN SERTAKAN LEMBAR SOAL SAAT DIKUMPULKAN! BACALAH REFERENSI YANG TELAH DIBERIKAN FORMAT NAMA FILE YG DIKUMPUL ( <NO KELOMPOK> TUGAS JARKOM NIRKABEL.DOCX)

1 2 3 4

Gambarkan dan jelaskan referensi arsitektur jaringan dari 802.16e-2005 Gambarkan dan jelaskan point referensi pada arsitektur jaringan dari 802.16e-2005 Gambarkan dan jelaskan tentang MAC PDU frame 802.16 Jelaskan tentang mekanisme MAC layer untuk : a Request dan alokasi Bandwidth b QOS c Network entry dan inisialisasi d Power Saving e Mobility management

JAWABAN : 1.

Secara keseluruhan jaringan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian : (1) Mobile Station (MS), yang digunakan oleh pengguna untuk mengakses jaringan, (2) Access Service Network (ASN), yang terdiri dari satu atau lebih base station dan satu atau lebih ASN gateway yang membentuk jaringan akses radio di ujungnya, dan (3) Connectivity Service Network (CSN), yang menyediakan konektivitas IP dan semua fungsi-fungsi IP core network. Arsitektur menunjukkan bahwa beberapa pengguna dapat menjadi bagian dari service WiMAX. Lebih rinci, arsitektur ini menunjukkan 3 bagian tugas yang berbeda : (1) Network Access Provider (NAP), yang memiliki dan mengoperasikan ASN; (2) Network Service Provider (NSP), sebagai penyedia konektivitas IP dan layanan WiMAX untuk pengguna, menggunakan infrastruktur ASN yang disediakan oleh satu atau lebih NAP; dan (3) Application Service Provider (ASP), yang menyediakan Value-added service, seperti aplikasi multimedia dengan menggunakan IP Multimedia Subsystem (IMS) dan corporate VPN yang bekerja menggunakan IP. Pemisahan antara NAP, NSP dan ASP dirancang untuk membuat ekosistem yang lebih lengkap untuk bisnis layanan WiMAX, mengarah pada kompetisi dan layanan yang lebih baik.

Network Reference Model yang dikembangkan oleh Forum WiMAX NWG menunjukkan sejumlah fungsi dan interface.

Penjelasan komponen dalam gambar : Base station (BS) : BS bertugas untuk menyediakan interface udara pada MS. Fungsi tambahan lain, yaitu fungsi micromobility management, seperti handoff triggering dan tunnel establishment, radio resource management, QoS policy enforce-ment, traffic classification, DHCP (Dynamic Host Control Protocol) proxy, key management, session management, dan multicast group management. Access service network gateway (ASN-GW) : ASN Gateway bekerja sebagai layer 2, titik penggabungan trafik dalam sebuah ASN. Fungsi lainnya, sebagai intra-ASN location management dan paging, radio resource management dan admission control, caching of subscriber profiles dan encryption keys, AAA client functionality, establishment dan management of mobility tunnel dengan base station, QoS and policy enforcement, foreign agent functionality untuk mobile IP, dan routing ke CSN yang dipilih. Connectivity service network (CSN) : CSN menyediakan konektivitas untuk internet, ASP, dan jaringan public lainnya. CSN dimiliki oleh NSP dan termasuk server-server AAA yang mendukung otentikasi untuk perangkat-perangkat, pengguna, dan layanan tertentu. CSN juga menyediakan QoS user policy management dan sekuriti. CSN juga bertanggungjawab atas IP address management, mendukung roaming antara NSP yang berbeda, location management antara ASN, dan mobilitas dan roaming antara ASN. Lebih lanjut, CSN dapat juga menyediakan gateway dan bekerja dengan jaringan yang lain, seperti PSTN (public switched telephone network), 3GPP, and 3GPP2.

2.

WiMA X mende finisika n sebua h Refere nce Point (RP)

sebagai sebuah konsep link yang menghubungkan dua kelompok fungsi antara ASN, CSN, atau MS. Reference Point tidaklah harus sebuah interface fisik, kecuali jika pada entitas fungsi pada kedua sisi diterapkan dengan menggunakan perangkat yang berbeda. Di bawah ini adalah table keterangan masing-masing Reference Point. Reference Point R1

Titik-titik Pertemuan

Keterangan Mengimplementasikan spesifikasi-spesifikasi interface udara (IEEE 802.16e). R1 dapat juga termasuk protokolprotokol yang berhubungan dengan management plane. Untuk otentikasi, otorisasi, manajemen konfigurasi IP host, dan manajemen mobilitas. Hanya sebuah interface logika dan bukan sebuah interface protokol langsung antara MS dan CSN. Mendukung AAA, policy enforcement, dan kemampuan manajemen mobilitas. R3 juga meliputi metoda bearer plane (seperti tunneling) untuk mentransfer data IP antara ASN dan CSN. Sebuah set control dan protokol bearer plane yang berawal/berakhir pada bermacam entitas dalam ASN yang mengendalikan mobilitas MS antara ASN-ASN. Pada Release 1, R4 adalah satu-satunya interface yang interoperable antara ASN-ASN yang heterogen atau yang tidak mirip. Sebuah set control dan protokol-protokol bearer plane untuk komunikasi antara home dan jaringan yang dikunjungi. Sebuah set control dan protokol-protokol bearer plane untuk komunikasi antara BS dan ASN-GW. Bearer plane terdiri dari jalur data intra-ASN atau tunnel inter-ASN antara BS dan ASN-GW. Plane control termasuk protokolprotokol untuk manajemen tunnel mobilitas (membangun, mengubah, dan mengakhiri) bergantung pada kejadian mobilitas MS. R6 dapat juga melayani sebagai saluran untuk pertukaran informasi antara informasi state-state MAC antara BS-BS yang bertetangga. Sebuah set opsional dari protokol-protokol kontrol plane untuk koordinasi antara dua kelompok fungsi yang diidentifikasi di R6. Sebuah set dari aliran pesan plane control dan mungkin saja aliran data bearer plane antara BS-BS untuk memastikan handover yang cepat dan mulus. Bearer plane terdiri dari protokol-protokol yang

MS dan ASN

R2

MS dan CSN

R3

ASN dan CSN

R4

ASN and ASN

R5

CSN dan CSN

R6

BS dan ASN-GW

R7

ASN-GW-DP dan ASN-GW-EP

R8

BS dan BS

mengizinkan transfer data antara BS-BS yang terlibat dalam handover dari sebuah MS. Plane control terdiri dari protokol komunikasi inter-BS yang didefinisikan pada IEEE 802.16e dan protokol-protokil tambahan yang mengizinkan pengendalian transfer data antara BS yang terlibat dalam handover pada sebuah MS.

3. MAC WiMAX didesain dari bagian bawah ke atas untuk mendukung laju bit puncak (peak bit rate) yang sangat tinggi dan sekaligus memberikan quality of service yang mirip dengan ATM dan DOCSIS. MAC WiMAX menggunakan MPDU dengan ukuran panjang variabel dan menawarkan banyak fleksibilitas yang menghasilkan transmisi secara efisien. Contoh, beberapa MPDU dengan ukuran yang sama atau berbeda dapat dikumpulkan pada burst tunggal untuk menghemat overhead PHY. Mirip dengan itu, beberapa MPDU dari lapis yang sama dapat dirangkai pada MPDU tunggal untuk menghemat overhead MAC header. Secara berlawanan, MSDU dengan ukuran yang panjang dapat dipecah-pecah menjadi MPDU yang lebih pendek dan dikirim melalui beberapa frame .

Gambar 2.5 menunjukkan beberapa contoh dari frame MAC PDU (packet data unit). Setiap frame MAC diawali dengan generic MAC header (GMH) yang berisi sebuah connection identifier (CID), lebar dari frame dan bit untuk mengkualifikasikan kehadiran dari CRC (cyclic redudancy check), subheader, status enkripsi payload, dan key yang digunakan. MAC PDU dapat berisi (gambar 2.5) :

a b c d e

beberapa MSDU yang memiliki panjang yang tetap MSDU tunggal yang telah difragmentasikan ARQ Payload ARQ dan MSDU Payload MAC management frame

MAC PAyload dapat berupa pesan transport atau pesan manajemen. Selain MSDU, payload transport dapat berisi permintaan bandwidth maupun permintan retransmisi. Tipe dari payload transport diidentifikasi dari subheader yang mendahuluinya. MAC WiMAX juga mendukung ARQ yang dapat digunakan untuk meminta retransmisi dari MSDU yang belum terfragmen maupun fragmen dari MSDU. Panjang frame maksimum adalah 2047 byte yang direpresentasikan dengan 11 bit pada GMH [1].

4. a.

Request dan alokasi Bandwidth Lapis MAC pada base station bertanggung jawab secara penuh untuk melaksanakan tugas alokasi bandwidth kepada semua user, baik untuk uplink maupun downlink. Satu-satunya waktu MS memiliki kontrol terhadap alokasi bandwidth adalah ketika MS memiliki beberapa sesi ataupun koneksi dengan BS. Dalam kasus ini, BS mengalokasikan bandwidth kepada MS secara keseluruhan dan diserahkan sepenuhnya kepada MS untuk membaginya ke dalam beberapa koneksi. Semua penjadwalan pada uplink dan downlink diatur oleh BS. Untuk downlink, BS dapat mengalokasikan bandwidth kepada MS berdasarkan kebutuhan dari trafik yang masuk, tanpa melibatkan MS. Untuk uplink, alokasi harus berdasar pada permintaan dari MS [1]. Standar WiMAX mendukung beberapa mekanisme dimana sebuah MS dapat meminta dan mendapatkan bandwidth uplink bergantung pada kualitas pelayanan (QoS) tertentu dan parameter yang berkenaan dengan pelayanan. Satu ataupun beberapa darimekanisme ini dapat digunakan oleh MS. BS mengalokasikan resource yang ada secara dedicated ataupun shared secara periodik kepada setiap MS, yang nantinya dapat digunakan oleh MS untuk meminta bandwidth. Proses ini disebut dengan polling. Polling dapat dilakukan baik secara individu (unicast) maupun secara berkelompok (multicast). Polling secara multicast dilakukan ketika bandwidth yang diperlukan tidak mencukupi untuk melakukan poll setiap MS secara individual. Ketika polling dilakukan secara multicast, slot yang dialokasikan untuk melakukan permintaan bandwidth adalah sebuah slot bersama (shared), dimana setiap MS yang dipoll akan berusaha menggunakan slot tersebut [1]. WiMAX memberikan suatu resolusi jika terdapat lebih dari satu MS berusaha menggunakan slot bersama tersebut. Jika sebuah alokasi sudah tersedia untuk mengirimkan trafik, maka MS tidak akan dipoll melainkan MS diperbolehkan untuk meminta bandwidth yang lebih banyak dengan cara : 1 Mentransmisikan MPDU yang berisikan permintaan bandwidth secara tersendiri. 2 Mengirimkan permintaan bandwidth melalui kanal ranging.

Menumpangkan permintaan bandwidth pada sebuah paket MAC generik [1].

b.

QoS Dukungan terhadap QoS merupakan bagian penting dalam perancangan lapis MAC pada WiMAX. WiMAX mengadopsi ide dasar dari standar modem kabel DOCSIS. Pengendalian QoS yang baik dapat dicapai dengan menggunakan arsitektur MAC connection-oriented, dimana semua koneksi downlink dan uplink diatur sepenuhnya oleh BS. Sebelum transmisi data terjadi, BS dan MS membangun sebuah hubungan link logic satu arah, disebut dengan koneksi, diantara dua lapis MAC tersebut. Masing-masing koneksi diidentifikasi melalui connection identifier (CID) yang berfungsi sebagai alamat sementara untuk transmisi data melalui link tertentu [1]. WiMAX juga mengenalkan konsep service flow. Service flow adalah aliran paket satu arah dengan sejumlah parameter QoS dan diidentifikasikan dengan service flow identifier (SFID). Parameter QoS dapat berupa prioritas trafik, laju trafik maksimum secara terus-menerus (maximum sustained traffic rate), toleransi laju minimum, tipe penjadwalan (scheduling type), tipe ARQ, delay maksimum, tipe dan ukuran service data unit, mekanisme permintaan bandwidth, aturan formasi PDU, toleransi jitter, dan sebagainya. Jitter adalah variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Base station bertanggung jawab dalam mengeluarkan SFID dan menugaskannya pada CID yang sesuai. Berdasarkan sifat pelayanannya, maka QoS pada WiMAX dapat dikelompokkan menjadi lima jenis, yaitu: 1 Unsolicited Grant Service (UGS)

Didesain untuk mendukung penggunaan pada ukuran paket data tetap (fixed- size) pada laju bit konstan (CBR). Contohnya pada aplikasi T1/E1 dan VoIP tanpa silence supression. QoS ini efektif untuk layanan yang sensitif terhadap throughput, latensi, dan jitter seperti layanan pada TDM (Time Division Multiplexing) [1][2]. 2 Real-Time Polling Service (rtPS)

Didesain untuk mendukung layanan real-time dengan laju bit variabel, seperti aplikasi video MPEG dan video conference, yang menggunakan ukuran paket data variabel secara periodik. QoS ini efektif untuk layanan yang sensitif terhadap throughput dan latensi namun dengan toleransi yang lebih longgar bila dibandingkan dengan UGS [1][2]. 3 Non-Real-Time Polling Service (nrtPS)

Didesain untuk mendukung aliran data yang bersifat toleransi terhadap delay dan membutuhkan aliran data ukuran variabel non-real time dengan laju minimum bergaransi. QoS ini efektif untuk aplikasi yang membutuhkan throughput yang intensif seperti pada FTP (File Transfer Protocol) [1][2]. 4 Best-Effort (BE) Service

Didesain untuk mendukung aliran data yang tidak memerlukan jaminan pelayanan minimum, seperti web browsing dan email. QoS ini tidak memberikan garansi terhadap laju data dan delay [1][2]. 5 Extended Real-Time Variable Rate (ERT-VR) Service

Didesain untuk mendukung aplikasi real-time yang mempunyai laju data variabel dan memerlukan jaminan terhadap laju data dan delay, seperti VoIP dengan silence supression. Layanan ini hanya terdapat pada IEEE 802.16e-2005 dan sering juga disebut sebagai extended real-time polling service (ErtPS) [1][4]. c. 1 Network entry dan inisialisasi Scan dan sinkronisasi kanal downlink

Ketikaa MS di nyalakan, ms akan scan frekuensi downlink untuk menentukan MS di layani oleh jaringan WIMAX yang cocok. Pertama MS akan attempt utuk sinkronisasi dengan frekuensi downlink yang di simpan. Jika ini gagal MS akan akan mencari frekuensi yang lain yang cocok dengan BS yang mengcovernya.Selama sinkronisasi MS akn mendegar frame DL preamble, ketika salah satu terdeteksi maka MS akan sinkronisasi .

2.

Parameter uplink

Disamping parameter UL yang di kodekan dari control messages, MS akan memutuskan apakah kanal sesuai tujuan, jika kanal tidak sesuai , ms akan kembali scanning hingga kanal yang cocok

di temukan. Jikakanal yang cocok di temukan, maka mengumpulkan informasi tentangb ranging opportunities 3. Performansi Rangging

MS akan mendengar UL MAP untuk

Ms akan inisialisasi ranging dengan BS untuk memperoleh timing dan level daya yang sesuai untuk menjaga koneksi hubungan uplink dengan BS. Sekali hubungan Uplink terbentuk, maka ms akan melakukan ranging secara periodic utuk tracking timing dan fluktuasi level daya karena mobility, fast fadig, shadow fading dsb. Selain parameter uplink dan dowlik ms menggunakan formula berikut ini untuk kalkulasi transmit level daya untuk inisial ranging

RSSI adalah parameter kekutan sinyal yang di terima ms. Berikut ini adalah prosedur ranging:

4.

Negotiate basic capabilities

Setelah inisialisasi ranging, ms akan mengirim SBC-REQ yang menginformasikan BS tentang basic capabilities yang meliputi berbagai PHY dan parameter alokasi bandwidth. Pada pesan ini , BS merespon dengan SBC-RSP, menyediakan PHY dan bandwidth alokasi yang di gunakan untuk transmisi

uplik dan downlink. Operasional PHY dan alokasi bandwidth sama dengan kemampuan dasar SS atau subset.

5.

Register dan establish IP Conectivity

Setelah negosiasi capabilities dan pertukaran kunci enkripsi, ms akan mendaftarkan ke jaringan. Di Wimax, registarsi mengizinkan MS untukmasuk jaringan dan menerima secondary CID. Poses registrasi diawali ketika MS mengirim REG-REQ ke BS. Pesan yang terdiri hashed message authentication code (HMAC) yang akan di gunakan untuka validasi autetikasi. Jika valid maka BS akan mengirim ke ms pesan REG-RSP yang terdiri secondary management(CID).D alam pesan REG-REQ, MS juga menunjukkan kepada BS kemampuan sekunder yang tidak tercakup dalam kemampuan dasar, seperti disupport versi IP, konvergensi sublayer dan ARQ. MS mungkin menunjukkan IP versi support dengan BS dalam pesan REG-REQ, dalam hal ini BS menunjukkan versi IP yang akan digunakan dalam pesan REG-RSP. BS memungkinkan penggunaan tepat satu dari versi IP yang disupport oleh MS. Jika informasi tentang IP versi support dihilangkan dalam pesan REG-REQ, BS mengasumsikan bahwa MS hanya dapat mendukung IPv4. Setelah menerima pesan REG-RSP dari BS, SS dapat menggunakan DHCP untuk mendapatkan alamat IP. 6. Establish service flow Ketika MS inisiasi service flow MS kan mengirim DSA-REQ yang terdiri dari permintaan QOS . ketika pesa DSA-REQ di terima di sisi BS maka pertama kan di cek integritas pesan dan mengirim DSXRVD yang mengindikasikan apakah permintaanuntuk service flow baru. Kemudian BS mengecek apakah permintaan qos Mendukung, setelah itu SF ID baru terbetuk dan mengirim DSA-RAP yang menunjukan bahwa QOS ok, Setelah itu poroses di nyatakn ok dengan pengeiriman pesan DSA-ACK.

d.

Power Saving Untuk mendukung alat komunikasi portabel berbasis baterai, WiMAX menyediakan fitur handal yang menghasilkan pemakaian baterai yang lebih lama yakni penghematan daya. Penghematan daya dilakukan dengan menonaktifkan beberapa bagian dari MS secara terkontrol ketika bagian tersebut sedang tidak aktif mengirim ataupun menerima data. Hal ini dilakukan dengan metode pensinyalan yang membuat MS berada dalam kondisi tidur (sleep mode) maupun kondisi idle ketika sedang tidak aktif. Power Saving memiliki 2 tipe yaitu : Kondisi tidur (sleep mode) adalah kondisi dimana MS secara efektif mati dan tidak dapat mengirim/menerima data selama periode tertentu. Lama periode ini diatur oleh BS.

Kondisi idle adalah kondisi dimana MS mati secara keseluruhan dan tidak terdaftar dalam base station manapun namun tetap menerima aliran trafik downlink. Ketika aliran trafik downlink tiba pada MS dalam kondisi idle, MS tersebut akan dipage (diberi nomor) oleh kelompok base station yang membentuk

paging group. MS dimasukkan dalam paging group oleh BS pada saat sebelum masuk kedalam mode idle, dan MS secara periodik hidup/aktif untuk memperbaharui paging groupnya. Mode idle memberikan penghematan daya yang lebih baik, dan dukungan terhadap mode ini bersifat opsional. Penghematan daya yang lebih baik disebabkan karena MS tidak perlu lagi melakukan pendaftaran (register) dan handoff. Mode idle juga menguntungkan jaringan dan BS karena menghilangkan trafik handover dari MS yang tidak aktif [1][2]. e. Mobility Management Pada WiMAX, seperti di jaringan selular lainnya, prosedur handoff memerlukan dukungan dari lapisan 1, 2, dan 3 jaringan. Meskipun keputusan akhir untuk handoff ditentukan oleh lapisan 3, lapisan MAC dan PHY memainkan peran penting untuk memberikan informasi dan memicu yang diperlukan oleh lapis 3 untuk mengeksekusi handoff tersebut. Untuk menyadari lingkungan frekuensi radio yang dinamis, BS mengalokasikan waktu untuk setiap MS memantau dan mengukur kondisi radio dari BSS tetangga. Proses ini disebut scanning, dan waktu yang dialokasikan untuk setiap MS untuk proses scanning disebut interval pemindaian. Setiap interval pemindaian diikuti oleh interval operasi normal, disebut sebagai interval interleaving. Untuk memulai proses pemindaian, pesan MOB_SCNREQ yang menentukan ke MS yang panjang setiap interval scanning, panjang dari interleaving interval, dan jumlah pemindaian event MS diperlukan untuk mengeksekusi. Untuk mengurangi jumlah pesan seperti MOB_SCN-REQ dan MOB_SCN-RES-respon dari MS setelah MOB_SCN-REQ dikirim melalui udara, BS dapat mengarahkan MS untuk melakukan beberapa pemindaian peristiwa. Identitas BSS tetangga dan frekuensi bahwa MS diperlukan untuk memindai disediakan dalam pesan MOB_NBRADV dikirim melalui broadcast channel. Selama interval scanning, MS mengukur indikator kekuatan sinyal yang diterima (RSSI) dan sinyal-to-noise plus noise ratio (SINR) dari BS tetangga dan secara opsional dapat bergabubg dengan beberapa atau semua BS dalam daftar neighbor, yang diperlukan MS untuk melakukan performansi beberapa level dari inisialisasi ranging dengan BS tetangga. Tiga tingkat asosiasi yang mungkin selama proses pemindaian ada 3 : 1. Selama asosiasi level 0 (scan / asosiasi tanpa koordinasi), MS mulai tanpa koordinasi dari jaringan. Akibatnya, interval ranging yang tersedia untuk MS hanya berbasis pemindaian. Ketika hubungan MS dengan BS tetangga berhasil, MS menerima pesan RNG-RSP sebagai indikasi keberhasilan. 2. Selam asosiasi level 1 (scan / asosiasi dengan koordinasi), BS melayani koordinat prosedur asosiasi dengan BS tetangga. Jaringan menyediakan MS dengan ranging code dan interval transmisi untuk setiap BS tetangga. Sebuah BS tetangga dapat menetapkan kode yang sama atau peluang transmisi ke lebih dari satu MS tetapi tidak keduanya. Ini memberikan MS kesempatan untuk ranging unicast, dan tabrakan antara berbagai MS dapat dihindari. Ketika ranging dengan BS tetangga berhasil, MS menerima pesan RNG-RSP sebagai status ranging sukses. 3. Tingkat Association 2 (jaringan dibantu asosiasi pelaporan) mirip dengan asosiasi level 1 kecuali bahwa setelah transmisi ranging unicast, MS tidak perlu menunggu untuk pesan RNGRSP dari BS tetangga. Sebaliknya, informasi RNG-RSP pada offset PHY akan dikirim oleh setiap BS tetangga

(melalui jaringan) ke BS serving. BS serving menggabungkan semua informasi terkait ranging menjadi pesan tunggal MOB_ASC_REPORT.

You might also like