You are on page 1of 7

Ulul Albab (2)

Oleh Drs. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag.

5. Surat Ali Imran ayat 190-194

) 091( )191( )391( (194)


Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhan-mu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami

ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahankesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji." (Q.S. Ali Imran 3:190-194) Kelompok ayat-ayat inilah yang paling banyak menjelaskan ciri-ciri ulul albab dibandingkan dengan ayat-ayat lain, dan ayat-ayat ini pulalah yang paling sering dikutip oleh para penulis dan penceramah tatkala menjelaskan tentang siapa ulul albab menurut Al-Quran Al-Karim. Dari penjelasan panjang lebar tentang ulul albab pada ayat-ayat yang dikutip di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa sifat ulul albab sebagai berikut:
a.

Dapat melihat tanda-tanda kekuasaan Allah SWT pada penciptaan langit dan

bumi serta pergantian siang dan malam (

.)
Langit dan bumi tidaklah tercipta demikian saja secara kebetulan, tetapi diciptakan oleh Allah SWT dengan sempurna dan indah. Allah pula lah yang mengatur planet dan bintang-bintang yang ada di jagad raya. Salah satu fenomena alam raya yang secara rutin dialami oleh manusia adalah siang dan malam. Pergantian siang dan malam bagi ulul albab bukanlah hanya sekadar peristiwa alam biasa, tetapi merupakan peristiwa yang menunjukkan kekuasaan Allah SWT.

b.

Senantiasa berzikir kepada Allah SWT di mana saja berada dan situasi

kondisi bagaimana pun (

.)

Ulul albab akan selalu ingat kepada Allah SWT, baik waktu berdiri, duduk maupun waktu berbaring. Semua yang dilakukan, termasuk aktivitas ilmiah, adalah perwujudan dari zikirnya kepada Allah SWT. Ulul albab akan selalu berzikir kepada Allah, baik dengan hati, lisan dan tentu saja dengan amal perbuatannya. Dengan demikian mereka tidak akan sombong dan lupa diri dengan kelebihan ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
c.

Tiada henti-hentinya mengembangkan ilmu, meningkatkan kualitas ilmu dan

metodologi ilmu pengetahuan (

.)

Ulul albab selalu memikirkan dan merenungkan penciptaan langit dan bumi, karena dari mengamati, mempelajari dan meneliti sifat-sifat alam yang ditetapkan oleh Allah SWT, dapat dirumuskan teori, hukum dan pada akhirnya melahirkan bermacam disiplin ilmu pengetahuan. Bukankah di samping melalui wahyu, Allah SWT menurunkan ilmunya kepada umat manusia melalui alam yang terbentang.
d.

Selalu memohon dan memanfaatkan potensi dan kesempatan yang disediakan

oleh Allah SWT (

Ulul albab menyadari sepenuhnya bahwa apapun yang diciptakan oleh Allah SWT berguna dan bermanfaat untuk umat manusia. Tidak ada satupun yang diciptakan dengan sia-sia. Oleh sebab itu ulul albab harus dapat mengerahkan segenap potensi yang dimilikinya untuk memahami dan memecahkan rahasia

penciptaan Allah atas segala sesuatu dan berusaha pula secara maksimal untuk menjadikan semua ciptaan Allah bermanfaat untuk hidup dan kehidupan, baik di dunia, apalagi di akhirat.
e.

Mengakui kekuasaan Allah SWT (( Dalam mengkaji dan merenungkan alam semesta ciptaan Allah SWT, ulul albab sampai kepada sebuah kesimpulan, betapa hebat dan indahnya ciptaan Allah SWT. Pengakuan akan kekuasaan Allah itu dapat menghilangkan segala keangkuhan diri dan kesombongan ilmu pengetahuan. Manusia, betapapun luas dalamnya ilmu yang dimiliki tidaklah ada artinya sama sekali dibandingkan dengan keluasan ilmu Allah SWT Yang Maha segala-galanya. Jangankan untuk mencipta seperti Allah, untuk memahmi ciptaan Allah saja kemampuan manusia sangat terbatas. Di situlah ulul albab mengucapkan, Maha Suci Engkau ya Allah.

f.

Cenderung menjauhkan prilaku menyimpang dan kembali pada prilaku yang

mendapat keridhaan Allah SWT (

))
Jika ulul albab, dengan kelebihan ilmu yang dikaruniakan Allah kepada mereka, tidak sampai kepada titik pengakuan dan pengagungan kemahakuasaan Allah SWT, bahkan justru sebaliknya, dengan ilmu pengetahuannya mereka mengingkari dan kufur kepada Allah SWT, bahkan menepuk dada membanggakan ilmu pengetahuannya dengan sombong, maka para cendekiawan

seperti itu pantas mendapatkan siksaan dalam api neraka kelak. Oleh sebab itulah, ulul albab senantiasa memohon kepada Allah jangan sampai menjadi cendekiaan yang sombong dan kufur kepada Allah. Ulul albab selalu bermohon kepada Allah SWT supaya dijauhkan dari siksaan api neraka.
g.

Beriman dengan teguh dan senantiasa memperbaiki kualitas keimanannya (

Ulul albab sadar sepenuhnya bahwa iman itu bergerak naik turun secara fluktuatif. Iman akan bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas iman adalah mempelajari dengan sungguh-sungguh dan mendalami ajaran-ajaran Allah SWT, baik yang diwahyukan melalui Rasul-Nya maupun yang diciptakan dalam alam semesta yang sangat luas. Ulul albab mengharapkan dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, bertambah pulalah amal saleh sehingga pada akhirnya keimanan mereka semakin meningkat. Jangan sampai ilmu pengetahuan yang didapat justru membuat iman berkurang, bahkan menjauhkan diri mereka dari Allah SWT.
h.

Senantiasa menyadari kekhilafan dan meneguhkembangkan kepribadian

dalam mengembangkan kemampuan diri (

)
Ulul albab menyadari sepenuhnya bahwa manusia tidak luput dari sifat lupa, alpa, dan kadangkala tidak dapat mengendalikan nafsunya, sehingga keluar dari rel yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tetapi sebaik-baik orang yang

bersalah, adalah yang segera menyadari kesalahannya dan bertekad untuk tidak mengulangi lagi kesalahan tersebut pada masa-masa yang akan datang.
i.

Senantiasa ikhlas, dan siap luluh berkorban mempersembahkan bakti pada

Allah membela kebenaran dan keadilan (

Ulul albab menyadari sepenuhnya bahwa tujuan dari kehidupan di atas permukaan bumi ini adalah beribadah kepada Allah SWT. Ibadah dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk membela kebenaran dan menegakkan keadilan. Dalam berbuat kebajikan itu ulul albab menyadari bahwa dia tidak dapat melakukan sendiri, harus bersama-sama dalam jamaah, tolong menolong, bahu membahu dengan para pejuang kebenaran. Ulul albab rela memperjuangkan kebenaran sampai titik darah penghabisan.
j.

Berwawasan masa depan, kemuliaan dan perencanaan (

)
Ulul albab selalu berorientasi ke masa depan, yaitu masa depan yang paling jauh, bukan hanya di dunia, tetapi lebih-lebih lagi masa depan di Akhirat nanti. Kehidupan di dunia ini hanya sementara dan berlangsung sangat pendek, yang abadi dan tidak terbatas adalah kehidupan di Akhirat nanti. Oleh sebab itu apapun yang dilakukan oleh ulul albab di dunia ini selalu berorientasi untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan di Akhirat nanti.

6. Surat Al-Maidah ayat 100


Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan." (Q.S. Al-Maidah 5:100) Ulul albab mampu memisahkan yang jelak dari yang baik, kemudian ia pilih yang baik, walaupun ia harus sendirian mempertahankan kebaikan itu. Ia tetap konsisten mempertahankannnnya sekalipun harus berhadapan dengan para pendukung keburukan yang jumlahnya sangat banyak.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------:Sumber Suara Muhammadiyah Edisi 2 2002

You might also like