You are on page 1of 13

Disusun Oleh :

KELOMPOK I
1. Clara Cyntia Simanjuntak 2. Simjoli Rivi Ricardo Cibro 3. Natasia Pardede 4. Melda Florida Ginting 5. Lasmaria Simorangkir 6. Paulo MP Harianja ( 11.032.111.111 ) ( 11.032.111.112 ) ( 11.032.115.008 ) ( 11.032.115.009 ) ( 11.032.111.032 ) ( 11.032.111.006 )

Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Darma Agung Medan 2012

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas berkah dan rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Manajemen Koperasi dan UKM. Dimana penulisan makalah Manajemen Koperasi dan UKM ini adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Koperasi dan UKM. Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam penulisan makalah Manajemen Koperasi dan UKM ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada : 1. Bapak Dosen 2. Teman-teman dan keluarga Secara khusus kami menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada kami, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah Manajemen Koperasi dan UKM ini. Dan juga kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan karunia yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin. Medan, 01 Juni 2012

Tim Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar Daftar Isi .................................................................................................. 2 3

..............................................................................................................

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Koperasi ............................ .................................................. .... ... 4 5 7 1.2 Latar Belakang permasalahan

1.3 Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia

BAB 2. TINJAUAN UMUM


2.1 Perumusan Masalah 2.2 Pembahasan Masalah .. .. 9 9 9 11

2.2.1 Kemampuan Manajerial Pengurus 2.2.2 Pelayanan Koperasi

BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan 3.2 Saran ... 12 12 13 . .

3.3 Kata Penutup

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi merupakan bagian dari tata susunan ekonomi nasional, hal ini berarti bahwa dalam kegiatannya koperasi turut andil dalam mengambil bagian bagi tercapainya kehidupan ekonomi yang sejahtera, baik bagi orang-orang yang menjadi anggota perkumpulan itu sendiri maupun untuk masyarakat di sekitarnya. Koperasi sebagai perkumpulan untuk kesejahteraan bersama, melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya. Koperasi mempunyai peranan yang cukup besar dalam menyusun usaha bersama dari orang orang yang mempunyai kemampuan ekonomi terbatas. Dalam rangka usaha untuk memajukan kedudukan rakyat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas tersebut, maka Pemerintah Indonesia memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan perkumpulanperkumpulan koperasi. Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia memberikan landasan bagi penyusunan dan pengelolaan ekonomi nasional dalam rangka memberikan kesejahteraan kepada rakyat banyak dengan asas demokrasi ekonomi. Hal ini ditegaskan dalam Pasal 33 ayat (1) UndangUndang Dasar 1945 bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Dalam arti yang lebih luas, dirumuskan pada ayat (4) pasal tersebut di atas, bahwa perekonomian nasional diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Koperasi yang sering disebut sebagai sokoguru ekonomi kerakyatan ini, batasannya dirumuskan dalam Undang-Undang Perkoperasian No. 25 tahun 1992 Pasal 1 ayat (1) sebagai berikut: Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Dari pasal ini dapat dipastikan bahwa : a. Koperasi adalah badan usaha. b. Pendiri / pemiliknya adalah orang-orang ( perorangan / individu ) atau badan hukum koperasi. c. Bekerja berdasarkan prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan; d. Sebagai gerakan ekonomi rakyat.

1.2 Latar Belakang Permasalahan


Koperasi di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dengan koperasi yang berada di negara-negara maju. Perbedaan yang ada bukan hanya disebabkan oleh struktur sosial masyarakat di Indonesia yang masih bersifat tradisional, namun juga sangat dipengaruhi oleh sistem sosial, ekonomi dan politik yang diterapkan. Di negara maju, koperasi telah mampu menunjukkan dirinya sebagai lembaga yang otonom dan mandiri. Selain itu peran pemerintah untuk mendukung kegiatan perkoperasian di negara maju dirasakan sangat besar. Sedangkan kondisi di negara berkembang khususnya di Indonesia, peran pemerintah terhadap kemajuan koperasi saat ini dirasakan sangat kurang. Oleh karena itu, pemerintah harus melaksanakan peranannya dalam menetapkan kebijaksanaan pembinaan yang diperlukan guna mendorong pertumbuhan, perkembangan dan pemasyarakatan koperasi. Namun sesuai dengan prinsip kemandirian koperasi, pembinaan tersebut harus dilaksanakan tanpa mencampuri urusan internal organisasi koperasi. Sesuai dengan landasan hukum koperasi di Indonesia, koperasi merupakan sebuah gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha yang berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur. Koperasi perlu mambangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip-prinsip serta jati diri koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional.Landasan hukum ini telah menjadikan koperasi sebagai pilar ekonomi nasional dimana pengembangan koperasi baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang adalah hal mutlak dan masih diperlukan. Selain kurangnya peran pemerintah, kondisi kesadaran masyarakat Indonesia saat ini untuk berkoperasi juga terlihat masih sangat rendah. Dari kurang lebih 230 juta penduduk Indonesia saat ini, baru sekitar 31 juta individu sebagai anggota koperasi, sekitar 35 ribu individu dalam manajemen koperasi dan sekitar 343 ribu individu sebagai karyawan koperasi (Depkop
5

2011). Berbeda dengan di negara maju ( misalnya Jepang dan Denmark ), dimana mayoritas penduduknya, secara sadar dan dengan kemauan sendiri menjadi anggota koperasi serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan usaha koperasi. Perkembangan jumlah partisipasi penduduk Indonesia pada usaha koperasi di Indonesia seperti yang terlihat dari data yang tertera pada tabel berikut ini :

Perkembangan Jumlah Partisipasi Penduduk pada Koperasi di Indonesia


Jumlah Anggota Tahun ( orang ) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 23.644.850 25.007.601 27.282.658 27.523.053 27.286.784 27.776.133 28.888.067 27.318.619 29.240.271 30,461,121 30,849,913 ( orang ) 26.031 23.960 25.493 28.841 28.736 31.963 32.015 30.562 32.169 32,050 34,342 ( orang ) 176.916 218.559 201.461 259.748 280.035 318.472 339.390 326.443 325.161 326,718 342,896 Jumlah Manajer Jumlah Karyawan

Sumber : http://www.depkop.go.id Demikian juga halnya dengan jumlah koperasi di Indonesia, apabila dilihat secara kuantitatif, jumlah koperasi di Indonesia mengalami peningkatan, namun jumlah peningkatan tidak diimbangi dengan peningkatan persentase jumlah koperasi aktif, yang dapat dikatakan stagnan, sedangkan persentase jumlah koperasi tidak aktif malah terus bertambah banyak setiap tahunnya. Sehingga perkembangan jumlah koperasi tiap tahunnya dapat dikatakan kurang baik seperti terlihat dari data yang tertera pada tabel berikut ini :

Perkembangan Jumlah Koperasi di Indonesia


Jumlah Tahun Koperasi ( unit ) 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 110.766 118.644 123.181 130.730 134.963 141.326 149.793 154.964 170.411 177,482 188,181 Koperasi Aktif ( unit ) 89.756 92.531 93.800 93.402 94.818 98.944 104.999 108.930 120.473 124,855 133,666 Persentase (%) 81.03 % 77.99 % 76.14 % 71.45 % 70.25 % 70.01 % 70.09 % 70.29 % 70.7 % 70.35 % 71.03 % Koperasi Tidak Aktif ( unit ) 21.010 26.113 29.381 37.328 40.145 42.382 44.794 46.034 49.938 52,627 54,515 Persentase (%) 18.97 % 22.01 % 23.86 % 28.55 % 29.75 % 29.99 % 29.01 % 29.71 % 29.3 % 29.65 % 28.97 %

Sumber : http://www.depkop.go.id Banyak kalangan menilai bahwa pertumbuhan koperasi masih jauh dari yang diharapkan. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif. Salah satu faktor utamanya disebabkan oleh karena masih banyak anggota yang kurang berpartisipasi aktif didalam kehidupan berkoperasi, padahal partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi. Tanpa adanya partisipasi aktif anggota dalam mengawasi jalannya usaha, permodalan, dan menikmati keuntungan usaha, serta keterlibatan anggota dalam mengevaluasi hasil-hasil kegiatan koperasi, koperasi tidak akan ada artinya, dan tidak akan dapat bekerja secara efektif dan efisien yang mengakibatkan koperasi tidak akan dapat berkembang.

1.3 Faktor Penghambat Perkembangan Koperasi di Indonesia


Secara umum, ada beberapa hal yang menjadi latar belakang penghambat perkembangan usaha koperasi di Indonesia :
7

1. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia, yang secara langsung mengakibatkan terbatasnya kemampuan manajerial koperasi. 2. Jaringan distribusi usaha dan geografi yang terbatas. 3. Belum memiliki sarana infrastruktur yang memadai. 4. Modal yang terbatas. 5. Terbatasnya penerapan prinsip-prinsip ekonomi secara konsisten dalam koperasi. 6. Pelayanan koperasi yang buruk sehingga anggota enggan berkontribusi aktif dalam usaha koperasi. 7. Rendahnya tingkat kepercayaan anggota terhadap pengurus koperasi yang disebabkan oleh kinerja pengurus koperasi yang buruk. 8. Rendahnya tingkat partisipasi aktif anggota dalam kegiatan usaha koperasi. 9. Adanya kontradiksi dalam dualisme tujuan usaha koperasi, dimana disatu sisi, bertujuan untuk mencari laba sebagai sebuah badan usaha, namun disisi lain, bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya berdasarkan prinsip kekeluargaan dan saling tolong menolong yang pada dasarnya adalah faktor utama penghambat penerapan prinsip-prinsip ekonomi dalam usaha koperasi untuk mencari laba. 10. Faktor ekonomi dan politik yang terjadi di Indonesia.

BAB 2 Tinjauan Umum


2.1 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, karena banyaknya faktor yang menjadi penghambat perkembangan koperasi di Indonesia, maka kami hanya akan membahas faktor manajemen koperasi, khususnya kemampuan manajerial pengurus dan faktor pelayanan koperasi, untuk membatasi permasalahan yang dikemukakan, sebagai berikut : 1. Kemampuan manajerial pengurus terhadap perkembangan usaha koperasi. 2. Pengaruh pelayanan koperasi terhadap perkembangan usaha koperasi.

2.2 Pembahasan Masalah 2.2.1 Kemampuan Manajerial Pengurus


Kemampuan manajerial merupakan suatu pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang dapat membuat pekerjaan menjadi lebih efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan efisien. Selain itu kemampuan manajerial juga dapat berarti suatu upaya dalam menggerakkan sumber-sumber yang tersedia untuk terlibat dalam suatu program atau kegiatan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan ini memiliki tingkatan puncak pada kemampuan untuk memimpin organisasi sebagai suatu prasyarat dalam pengelolaan manajemen tingkat atas (top management). Dalam organisasi koperasi, kemampuan manajerial merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh para pengurus koperasi karena para pengurus merupakan mandataris rapat anggota tahunan yang akan berperan sebagai badan eksekutif dalam mengelola koperasi. Karena pengurus koperasi memiliki tugas utama dalam mengelola koperasi dan usahanya, maka perkembangan koperasi akan ditentukan oleh kualitas pengurus koperasi

tersebut.Dimana faktor pengurus koperasi memegang posisi yang sangat menentukan atau dominan atas perkembangan suatu koperasi, sebab para pengurus koperasi memiliki tugas untuk melaksanakan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan program kerja koperasi.

Oleh karena itu untuk memilih seorang pengurus hendaklah individu yang dipilih karena memiliki kemampuan manajerial yang baik, dengan indikator kemampuan manajerial sebagai berikut : 1.Kemampuan Konseptual (Conceptual Skill) Kemampuan konseptual merupakan suatu kemampuan mental untuk berfikir dalam memberikan pengertian, pandangan, persepsi, dan pendapat dalam menangani kegiatankegiatan organisasi secara menyeluruh, baik mengenai kebijakan, kemungkinan-

kemungkinan dalam menghadapi perubahan dan bagaimana mengantisipasinya, serta mensinkronisasikan semua kegiatan dalam mancapai tujuan organisasi. 2. Kemampuan Kemanusiaan (Human Skill) Kemampuan kemanusiaan merupakan suatu kemampuan untuk bekerja dalam kelompok atau dengan kelompok yang lain secara organisasi maupun secara individu, dalam memberikan motivasi, komunikasi, memimpin dan mengarahkan orang-orang untuk mengerjakan sesuatu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 3. Kemampuan Teknis (Technical Skill) Kemampuan teknis merupakan suatu kemampuan dalam menangani suatu masalah yang ditunjukkan melalui kemampuan menggunakan suatu prosedur, metode, maupun peralatan teknis dalam proses operasional terutama yang menyangkut peralatan kerja manusia yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. 4. Kemampuan Administratif (Administrative Skills) Keterampilan administratif adalah kemampuan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia serta pengawasan segala hal yang berkaitan dengan sistem administrasi. Selain dari ketiga indikator tersebut, terdapat juga karakteristik personal (pribadi), yang diharapkan terdapat pada seseorang dengan kemampuan manajerial yang baik. Adapun karakteristik personal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kepemimpinan ( Leadership ) 2. Objektivitas pribadi ( Personal Objectivity ) 3. Pola pikir analitis ( Analytic Thinking ) 4. Fleksibilitas perilaku ( Behavior Flexybility ) 5. Komunikasi Lisan ( Oral Communication )
10

6. Komunikasi Tulisan ( Written Communication ) 7. Dampak Pribadi ( Personal Impact ) 8. Daya Tahan terhadap stress ( Resistance to Stress ) 9. Toleransi terhadap ketidakpastian ( Tolerance for Uncertainty ) Berdasarkan indikator-indikator kemampuan manajerial tersebut, maka setiap aspek dalam mengelola usaha baik dari segi pemahaman atau pengetahuan konseptual mengenai koperasi, segi kemampuan dalam memotivasi anggota,segi kemampuan dalam hal teknis, segi kemampuan administratif serta karakteristik-karakteristik personal adalah wajib dimiliki oleh pengurus koperasi, sehingga para pengurus koperasi dapat membawa perkembangan koperasi menuju kearah yang lebih baik.

2.2.2 Pelayanan Koperasi


Tujuan utama didirikannya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial para anggotanya.Meningkatkan kesejahteraan dapat diartikan mengubah keadaan ekonomi anggota menjadi lebih baik dan ini dianggap sebagai manfaat atau keuntungan yang diperoleh anggota dari koperasi. Dalam usaha koperasi untuk menciptakan manfaat bagi anggota, maka pelayanan yang baik mutlak diperlukan. Pelayanan yang baik adalah yang berkesinambungan dan makin meningkat dangan menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang sesuai dengan kebutuhan anggota. Semakin baik atau semakin banyak pelayanan itu, maka semakin tinggi peran serta dan kontirbusi aktif anggota koperasi tersebut. Dengan adanya pelayanan yang baik oleh koperasi kepada para anggotanya, akan meningkatkan jumlah kontribusi langsung dari para anggotanya. Pelayanan koperasi merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan partisipasi anggota koperasi yang berpengaruh secara langsung dan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perkembangan usaha koperasi tersebut.

11

BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan manajerial pengurus dan pelayanan koperasi adalah faktor yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan usaha koperasi, terutama dalam aspek partisipasi aktif dari anggota terhadap kegiatan usaha koperasi tersebut.Semakin tinggi kemampuan manajerial pengurus dalam pengelolaan koperasi dan usahanya, serta semakin tinggi tingkat kualitas serta kuantitas pelayanan yang diberikan koperasi terhadap anggotanya, akan meningkatkan partisipasi aktif para anggota dalam kegiatan usaha koperasi, yang memberikan dampak positif terhadap perkembangan usaha koperasi tersebut.

3.2 Saran
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan sebuah koperasi adalah partisipasi anggotanya, dan apabila dalam koperasi telah terjadi situasi dimana anggota merasakan tidak adanya manfaat maupun nilsi tambah yang dapat diperoleh dengan bergabung di koperasi, sebagai akibat dari buruknya kinerja manajerial serta pelayanan koperasi, maka partisipasi dari anggota akan menjadi semakin rendah.Yang harus dibenahi segera adalah reorientasi dan reorganisasi koperasi. Koperasi diorientasi dan diorganisasikan sebagai bangun perusahaan yang profesional. Koperasi harus berdiri tegak sebagai bangun perusahaan yang mandiri dan efisien.Dengan memperhatikan hal diatas, maka dengan ini kami menyarankan : 1. Pemilihan pengurus dilakukan harus berdasarkan pada kemampuan yang dimiliki oleh calon pengurus tersebut, bukan berdasarkan pada kepentingan individu maupun golongan, namun demi kepentingan seluruh anggota koperasi. 2. Koperasi harus mangadakan kegiatan pendidikan secara mandiri dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus, pengawas, karyawan, dan anggota pada umumnya agar dapat memperbaiki kinerja pengelolaan koperasi dan usahanya. 3. Pengurus harus membuat program-program yang melibatkan anggota, sehingga dengan partisipasi anggota, diharapkan dapat menjalin komunikasi yang lebih lancar antara pengurus dan anggota, dengan demikian aspirasi-aspirasi dari anggota dapat diserap oleh pengurus
12

koperasi, sehingga kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pengurus dapat disusun dengan berorientasi pada aspirasi-aspirasi anggota tersebut. 4. Perlu adanya penerapan standarisasi pelayanan yang diberikan koperasi terhadap para anggotanya, dengan adanya penerapan standar tersebut, diharapkan tingkat pelayanan koperasi yang tinggi dapat menjadi suatu kebiasaan, menjadi suatu etika kerja, yang semakin meningkat dan berkembang dari tahun ke tahun. 5. Perlu adanya sosialisasi oleh pengurus koperasi mengenai seluruh kegiatan dan program yang dilaksanakan di koperasi kepada para anggotanya, sehingga selueuh anggota koperasi dapat mengetahui secara langsung kondisi koperasi baik secara fisik maupun non fisik. 6. Perlu diterapkannya sistem administrasi yang terbuka dan bertanggung jawab dalam pengelolaan koperasi, dimana apabila dilakukan secara profesional dapat meningkatkan kepercayaan anggota koperasi terhadap kinerja pengurus koperasi yang secara langsung juga meningkatkan kredibilitas para pengurus koperasi dihadapan seluruh anggota koperasi. 7.Koperasi, dalam hal ini pengurus, anggota serta seluruh elemen koperasi, selalu berpikiran terbuka, untuk mau belajar dari kesuksesan koperasi lain atau pihak lain dalam pengelolaan kegiatan usaha mereka, sehingga dengan bercermin pada kesuksesan pihak lain, dapat memperluas pengetahuan, ilmu, wawasan, serta kemampuan manajerial, yang diharapkan dapat membawa perkembangan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat, menuju ke arah yamg lebih baik.

3.3 Kata Penutup


Demikianlah makalah Manajemen Koperasi & UKM ini kami susun dari berbagai sumber informasi yang tersedia, dengan harapan semoga kita dapat mengidentifikasikan permasalahan mendasar yang terjadi pada koperasi di Indonesia, berupa faktor-faktor penghambat perkembangan usaha koperasi, yang pada awalnya didirikan sebagai gerakan ekonomi rakyat dan menjelma sebagai sokoguru perekonomian nasional, dengan harapan bahwasanya kita dapat mencari solusi dalam mengatasi faktor-faktor penghambat diatas, menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat dalam berkoperasi serta memajukan gerakan koperasi di Indonesia sehingga pada akhirnya tujuan koperasi dalam mewujudkan kesejahteraan bagi anggotanya pada khususnya serta bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, berdasarkan pada prinsip-prinsip koperasi dan asas kekeluargaan, dapat tercapai.

====================================================
13

You might also like