Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (sains), yaitu ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah atau fenomena alam dalam rangka memahami serta mengungkap berbagai rahasia alam semesta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Mengingat besarnya peranan ilmu fisika dalam kehidupan manusia, dalam ilmu fisika dikenal pameo physics today is technology tomorrow. Fisika hari ini adalah teknologi hari esok. Adalah tantangan bagi semua guru fisika untuk menyajikan fisika sebagai pelajaran yang menarik dan menantang minat siswa. Belajar fisika akan menyenangkan kalau memahami keindahannya, mengetahui manfaatnya, atau merasa tertantang oleh fenomena alam yang belum dipahami. Jika siswa sudah mulai tertarik baik oleh keindahannya, manfaatnya atau merasa tertantang untuk memahami fenomena alam yang mereka hadapi maka mereka akan bisa lebih mudah dalam menguasai pelajaran fisika. Oleh karena itu, media pembelajaran visual merupakan modal penunjang untuk menjembatani pemahaman penerapan konsep fisika di tengah halangan atau kesulitan yang menerpa ketika sedang belajar fisika. Kemajuan teknologi modern tentang komputer merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembaharuan dalam dunia pendidikan. Pada bidang pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum telah memberikan perhatian yang mendalam tentang kemajuan teknologi modern ini. Teknologi dapat membantu mencapai sasaran dan tujuan pendidikan sehingga proses belajar mengajar akan lebih berkesan dan bermakna. Teknologi informasi turut berkembang sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi meliputi perkembangan infrastruktur teknologi informasi, seperti hardware, software, teknologi penyimpanan data (storage), dan teknologi komunikasi. Media visual berupa animasi yang merupakan kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Kehadiran media animasi dalam pembelajaran Fisika sangat mendukung proses penyampaian berbagai informasi dari guru ke siswa. Proses-proses fisika yang kompleks dapat dengan mudah dijelaskan kepada siswa, seperti proses mengalirnya arus listrik, perpindahan elektron-elektron, dan berbagai proses
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pengembangan media visual terhadap penguasaan konsep kelistrikan dengan menggunakan metode pembelajaran PBI (Problem Based Instruction) pada siswa kelas XII-IPA di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengembangan media visual terhadap penguasaan konsep kelistrikan dengan menggunakan metode pembelajaran PBI
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak Bagi Peneliti a. Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pengembangan pengarajan menggunakan media visual pada konsep kelistrikan dengan menggunakan model pembelajaran PBI (Problem Based Instruction). b. Mengetahui minat belajar siswa terhadap pengembangan media visual serta peningkatan prestasi siswa dengan menggunakan metode pembelajaran PBI (Promblem Based Instruction). Bagi Siswa a. Menambah pengetahuan mengenai media visual terhadap penguasaan konsep kelistrikan dengan menggunakan metode pembelajaran PBI (Problem Based Instruction). b. Memberikan pola pengajaran baru yang berbasis media visual, sehingga siswa tidak merasa jenuh. Bagi Guru a. Memberikan masukan cara atau metode yang cocok dalam menyajikan materi agar mampu memompa semangat siswa dalam menggali pengetahuannya. b. Mengetahui keberhasilan penerapan pengajaran menggunak c. an media visual khususnya pada penguasaan konsep kelistrikan. Bagi Sekolah
a. Agar lebih memperhatikan pengadaan media pendidikan bagi menunjang lancarnya pelaksanaan proses belajar mengajar.
E.
Kajian Teori
1. Media Visual Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari Medium yang secara harfiah berarti Perantara atau Pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Dalam pendidikan, media diartikan sebagai komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat
2) Film bingkai atau slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2 X 2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide. 2. Model Pembelajaran Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap siswa pencapaian untuk tujuan pembelajaran. tujuan Sebagaimana diungkapkan oleh Koes (2003: 61); model pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan mencapai berbagai pembelajaran. Menurut Hertien (Trianto, 2007); model pembelajaran merupakan suatu pola mengajar yang menerangkan proses menyebutkan dan menghasilkan situasi lingkungan tertentu yang menyebabkan para siswa berinteraksi dengan cara terjadinya perubahan khusus pada tingkah laku
10
masalah yang sedang dipelajari. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. PBI menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artifak dan memamerkan. Karya tersebut dapat berupa rekaman debat, laporan, model fisik, video dan program komputer. Tujuan Model Pembelajaran Problem Based Intructional (PBI) PBI utamanya dikembangkan berpikir, untuk membantu masalah siswa dan mengembangkan kemampuan pemecahan
keterampilan intelektual, belajar berbagi peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi. PBI juga membuat siswa menjadi pembelajar yang otonom, mandiri. Secara terinci tujuan PBI adalah sebagai berikut : 1) Keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah. Kerjasama yang dilakukan dalam PBI, mendorong munculnya berbagi keterampilan inkuiri dan dialog dengan demikian akan berkembang keterampilan sosial dan berpikir. 2) 3) Permodelan Peranan Orang Dewasa Pembelajar Otonom dan Mandiri
Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Intructional (PBI) PBI terdiri dari lima tahap utama, yang dimulai dengan guru mengorientasikan siswa kepada situasi masalah yang autentik dan diakhiri dengan penyajian karya. Jika jangkauan masalahnya sedang-sedang saja, kelima tahapan tersebut dapat diselesaikan dalam dua sampai tiga kali pertemuan. Namun masalah yang kompleks mungkin akan membutuhkan setahun penuh untuk menyelesaikannya.
11
Tahap
Tahap-1 Orientasi siswa kepada masalah
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut
Hasil belajar kognitif yang diharapkan muncul adalah C2 dan C3. Pemahaman siswa dilatih dengan pembelajaran berupa penyelidikan.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
Hasil belajar kognitif yang diharapkan muncul adalah C2 dan C3. Siswa melakukan penyelidikan guna mendapatkan informasi untuk memecahkan permasalahan.
12
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
Hasil belajar kognitif yang diharapkan muncul adalah C4. Misalnya pada pembelajaran GLBB, siswa menganalisis data percobaan sehingga siswa dapat menyimpulkan sendiri hubungan antara kecepatan dan percepatan benda yang bergerak. Ibrahim dan Nur (2005)
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction (PBI) memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya. a. Kelebihan PBI Menurut Ibrahim dan Nur (Rusmiyati, 2007) Problem Based Instruction (PBI) memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: 1) 2) Mendorong kerjasama dalam menyelesaikan tugas. Mendorong siswa melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain.
13
14
Terjadinya Listrik Untuk mengetahui apa itu listrik, kita perlu memahami mengenai struktur benda terlebih dahulu. Susunan struktur benda umumnya adalah sebagai berikut :
15
Proton adalah terletak pada inti atom, yang mempunyai partikel bermuatan listrik positif (+). Electron adalah partikel yang mengorbitkan pada inti benda dan bermuatan listrik negatif (-). Neutron juga merupakan inti namun tidak bermuatan listrik alias netral. Elektron-elektron bergerak atau berjalan dari atom ke atom lainnya dikarenakan dimungkinkan bagi atom tersebut untuk mendapatkan atau kehilangan eletron dari orbitnya. Elektron-elektron yang sudah dikeluarkan dari suatu atom disebut dengan (elektron bebas) free electrons. Hilangnya suatu elektron berarti bertambahnya proton pada atom, sehingga muatan positifnya menjadi lebih besar dibandingkan dengan muatan negatifnya. Atom bermuatan positif akan menarik elektron bebas untuk menggantikan posisinya yang hilang. Bila suatu atom mendapat ekstra elektron, maka hasilnya adalah atom tersebut akan bermuatan negatif. Atom akan berusaha menolak partikel negatif dan memudahkan elektron tambahan ini untuk bisa ditarik oleh atom bermuatan lawannya. Untuk memahaminya dengan baik, coba pikirkan barisan kendaraan di jalan raya. Ketika satu mobil keluar, maka ada ruang yang terbuka. Bila ada ruang yang terbuka, maka mobil lainnya akan masuk untuk mengisinya. Pergerakkan atau aliran elektron bebas dari satu atom ke atom lainnya disebut dengan arus listrik atau listrik.
16
G.
H.
I.
Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah rencana dan sruktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya (Kerlinger, 1990: 483). Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka metode penelitian ini menggunakan penelitian historik (dokumenter), deskriptif, serta eksperimen.
17
J.
Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah media visual, dan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep kelistrikan.
K.
L.
Prosedur Penelitian
1. Persiapan a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan pembanding.
18
dengan metode ceramah dan menggunakan alat bantu laptop dan LCD yang menampilkan slide dan animasi (45 menit) b. Guru mereview sedikit materi yang telah diajarkan (10 menit) c. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan (5 menit) 3. Penutup (15 menit) a. Memberikan tes akhir (10 menit) b. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya (5 menit).
dengan metode ceramah dan menggunakan alat bantu laptop dan LCD yang menampilkan slide dan gambar (45 menit) b. Guru mereview sedikit materi yang telah diajarkan (10 menit) c. Guru membimbing siswa membuat kesimpulan (5 menit) 3. Penutup (15 menit) a. Memberikan tes akhir (10 menit) b. Memberitahukan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya (5 menit).
19
M. Instrumen Penelitian
Hal-hal yang perlu diungkap dalam instrumen penelitian adalah: 1) Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, untuk mencapai hasil yang diharapkan maka dalam pengembangan instrumennya dengan mengemukakan kisi-kisi instrumen. 2) Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, maka instrumen tersebut diujicobakan pada 20 siswa SMA Negeri 1 Puri Mojokerto yang akan dijadikan sampel. Uji coba instrumen dimaksudkan agar instrumen yang berupa angket harus valid dan reliabilitas sebelum disebarluaskan kepada responden.
N.
20
O.
21
22
b. Analisis Data Angket Uji hasil angket dapat dianalisis dengan menggunakan skala likert yaitu menganalisis jawaban pada angket yang telah diisi, menghitung skor jawaban, mencari letak dari jumlah skor yang diperoleh dengan melihat pada rentang, kemudian menarik kesimpulan dengan menjumlahkan persentase pada pernyataan. 1. 2. 3. 4. Skor antara 0-50 berarti sangat tidak setuju Skor antara 51-100 berarti tidak setuju Skor antara 101-150 berarti setuju Skor antara 151-200 berarti sangat setuju
(Riduwan, 2003)
P.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Riduwan. 2003. Metodologi Penelitian Untuk Pemula. Jakarta: Alphabeta. Sudjana, N. 1999. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
23