You are on page 1of 6

1

PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN NECROTIZING FASCIITIS PADA PASIEN USIA 60 TAHUN DENGAN RIWAYAT DM

Abstrak Necrotizing fasciitis (NF) adalah infeksi jaringan lunak nekrosis yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan lokal yang cepat, nekrosis dan sepsis berat yang mengancam jiwa. Faktor predisposisi untuk NF termasuk diabetes, keganasan, alkohol, penyakit hati kronis dan penyakit ginjal. NF diklasifikasikan menjadi dua kategori (tipe 1 dan 2) berdasarkan pada mikroorganisme penyebab. Gambaran klinis awal NF mirip selulitis atau erisipelas, yaitu demam, nyeri, pembengkakan dan erythema. Manifestasi kardinal NF adalah nyeri yang sangat parah saat onset dari UKK, bula hemoragik dan / atau kelainan tanda vital. Dalam kasus tersebut, harus diduga kuat NF dan harus dipertimbangkan intervensi bedah segera bersama dengan antimikroba spektrum luas.

Keyword: Necrotizing Fasciitis, NF, diagnosis, penatalaksanaan Isi Seorang wanita usia 60 tahun datang ke RS dengan keluhan tungkai bawah kiri nyeri dan tampak seperti melepuh, keluhan dirasakan sejak 2 hari sebelum masuk RS awalnya hanya terasa nyeri kemudian muncul benjolan berisi air kehitaman sebesar uang logam di pergelangan kaki, pasien memiliki riwayat DM sejak 9 tahun yang lalu. Selama di rawat di RS bengkak dan benjolan semakin bertambah banyak ke arah atas dan tungkai mulai tampak ungu kehitaman dan mengeras, saat diperiksa pasien tampak lemas, demam dengan suhu 39C dan nadi 120kpm. UKK: Bula dengan ulkus, multipel, ukuran lentikuler hingga plakat, berbatas tegas tersebar di cruris sinistra, disertai dengan nekrosis pada jaringan dan krepitasi (+). Dari pemeriksaan lab didapatkan angka leukosit normal namun terdapat peningkatan neutrofil segment dan pada tes pencitraan didapatkan emfisema subkutis Diagnosis Necrotizing Fasciitis

Terapi Medikamentosa: Ceftriaxone IV 1gr/12 jam, Metronidazole 500mg/ 8 jam, kompres metronidazole 2xsehari, asam fusidat 2% 2x1 ue Operatif: Debridement

Diskusi Pada anamnesis awal didapatkan pada tungkai bawah kiri didapatkan kelainan kulit berupa kulit kemerahan tungkai membengkak dan terasa sangat nyeri. Kemudian muncul benjolan berisi air seukuran uang logam di pergelangan kaki kiri, kemudian benjolan bertambah banyak, sebagian sudah pecah dan tungkai tampak menghitam dan mengeras. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien febris (suhu 39C) dan takikardi (nadi 120kpm) TD 140/80 mmHg. UKK: Bula dengan ulkus, multipel, ukuran lentikuler hingga plakat, berbatas tegas tersebar di cruris sinistra, disertai dengan nekrosis pada jaringan dan krepitasi (+). Dari hasil pemeriksaan lab didapatkan angka leukosit normal namun terdapat peningkatan neutrofil segment, GDS 650, GDP 182, GDPP 172. Dari hasil rontgen didapatkan emfisema subkutis pada cruris sinistra. Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan informasi perjalanan penyakit mulai dari rasa nyeri hebat, kulit eritem, udem dan timbulnya bula yang kemudian menjadi nekrosis, adanya krepitasi pada palpasi dan adanya gambaran emfisema subkutis pada rontgen cruris sinistra. Pasien juga mengalami demam dan malaise, gejala klinis yang tampak menunjukkan tanda-tanda infeksi yang mengarah ke necrotizing fasciitis. Necrotizing fasciitis adalah suatu kondisi langka yang ditandai dengan nekrosis luas pada fasia dan jaringan subkutan. NF dibagi menjadi 2 berdasarkan mikroba penyebabnya: 1. Tipe 1 adalah infeksi polimikroba oleh bakteri aerobik dan anaerobik pada orang dengan immunocompromised atau penyakit kronis seperti diabetes. 2. Tipe 2 melibatkan kelompok A Streptococcus GAS) dengan atau tanpa infeksi staphylococcal yang menyertai yang dapat terjadi dalam setiap kelompok usia bahkan tanpa penyakit medis yang rumit

Gejala-gejala NF berikut dikumpulkan dari Center for Disease Control and Prevention and the National Necrotizing Fasciitis Foundation: Gejala awal (biasanya dalam waktu 24 jam): Biasanya telah terjadi trauma ringan atau luka terbuka lainnya (luka tidak selalu muncul terinfeksi) Beberapa nyeri umumnya di area cedera. Belum tentu di tempat cedera, tetapi di daerah atau ekstremitas tubuh yang sama Rasa sakit biasanya tidak proporsional terhadap cedera dan mungkin awalnya dirasakan sebagai sesuatu yang mirip dengan tarikan otot, tetapi menjadi lebih dan lebih nyeri lagi Seperti gejala flu mulai terjadi, seperti diare, demam, mual, bingung, pusing, kelemahan, dan malaise Dehidrasi Gejala terbesar adalah gabungan semua gejala. Secara umum Anda mungkin akan merasa lebih buruk daripada yang pernah dirasakan dan tidak mengerti mengapa. Lanjutan gejala (biasanya dalam 3-4 hari): tungkai atau daerah yang nyeri mengalami mulai membengkak, dan mungkin menunjukkan ruam keunguan tungkai mungkin mulai memiliki tanda besar gelap, yang akan menjadi lepuh berisi cairan kehitaman Lukanya mulai nekrotik dengan bintik-bintik seperti sisik berwarna kebiruan, putih atau gelap Gejala kritis (biasanya dalam 4-5 hari): Tekanan darah akan turun sangat Tubuh mulai mengalami syok septik dari racun bakteri Hilang kesadaran akan terjadi ketika tubuh menjadi terlalu lemah untuk melawan infeksi ini.

Gold standard untuk mendeteksi infeksi necrotizing jaringan lunak adalah biopsi jaringan yang diperoleh pada saat eksplorasi luka dan debridement. Selama eksplorasi luka, integritas jaringan dan kedalaman invasi juga dapat dievaluasi. Adanya nekrosis fasia dan myonecrosis adalah indikasi dari necrotizing fasciitis. Sebuah prosedur diagnosis bed side yang dapat membantu adalah finger test. Sebuah sayatan 2-cm ke fasia profunda dibuat di bawah anestesi lokal, dan tingkat fasia dangkal kemudian diperiksa. Kurangnya perdarahan, nanah berbau 'air cucian' busuk, dan resistensi jaringan minimal untuk diseksi jari menunjukkan tes jari positif, dan dianggap diagnostik necrotizing fasciitis. Pewarnaan gram jaringan yang terkena dapat digunakan untuk diagnosis mikrobiologis di NF. Darah dan debridement jaringan juga harus dikirim untuk kultur.

Penatalaksanaan Penatalaksanaan untuk NF adalah kombinasi dari debridement, antibiotik yang tepat dan oksigenasi yang optimal dari jaringan yang terinfeksi. NF adalah penyakit menantang dan berpotensi mematikan, diagnosis dini sangat penting dan pengobatan multidisiplin yang agresif adalah wajib. Diagnosis dini dan pengobatan dengan debridement yang luas dan antibiotik dapat mencegah penyebab fulminan dengan hasil yang fatal. Prioritas dalam setiap kasus adalah untuk melanjutkan ke debridement radikal. Setelah didiagnosis NF semua pasien harus diobati dengan debridement bedah segera, dan kombinasi antibiotik spektrum luas terhadap kuman anaerob, gram negatif dan gram positif basil, yang diubah menjadi kombinasi antibiotik lainnya sebagaimana ditentukan sesuai dengan sensitivitas kultur isolat mikroba dan klinis dari pasien. Isolat mikrobiologi yang polibacterial didapatkan pada sebagian besar pasien dengan baik idiopatik atau sekunder NF.

Oleh karena itu, pemberian antibiotik spektrum luas tampaknya menjadi penting dalam pengelolaan pasien. Terapi antibiotik untuk NF berdasarkan mikroba penyebabnya: Mixed infection: (Ampicillin-sulbactam atau pipellacillin-tazobactam) + clindamycin atau ciprofloxacin. Bisa juga (Imipenem/cilastatin atau Meropenem atau Cefotaxime) metronidazole atau Clindamycin Infeksi streptococcus: Penicilin+clindamycin Infeksi S.aureus: Cefazolin atau vancomycin atau clindamycin Infeksi Clostridium: Clindamycin atau penicilin. +

Kesimpulan: Necrotizing fasciitis adalah suatu infeksi pada fascia yang dapat disebabkan oleh bakteri baik gram positive maupun kombinasi antara gram positive, gram negative serta bakteri anaerob. Gejalanya umumnya berupa rasa nyeri, eritema, bula dan nekrosis, diagnosis ditegakkan dengan diagnosis operatif berupa biopsi debridement. Prinsip penatalaksanaan NF adalah operatif, antibiotik spektrum luas dan oksigenasi jaringan yang terinfeksi.

Referensi Cheung et al. A review of necrotising fasciitis in the extremities. Hong Kong Med J Vol 15 No 1. 2009 Shimizu et al. Necrotizing Fasciitis. 2010. The Japanese Society of Internal Medicine. Available at: http://www.naika.or.jp/imindex.html Smith et al. Necrotizing fasciitis following saphenofemoral junction ligation with long saphenous vein stripping: a case report. 2010 available at:

www.jmedicalcasereports.com Taviloglu et al. Review Necrotizing fasciitis: strategies for diagnosis and management. World Journal of Emergency Surgery. 2007

You might also like