You are on page 1of 24

Demokrasi Parlementer

Oleh : Monster Sucker dkk.

Peta Pembelajaran
1. Pengertian Sistem Parlementer 2. Ciri Pemerintahan Parlementer

3. Contoh : 7 Kabinet Parlementer

1. Pengertian Demokrasi Parlementer


Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.

2. Ciri-ciri Pemerintahan Parlemen


Dikepalai oleh seorang perdana menteri sebagai kepala

pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.

Contoh Kabinet Parlementer


1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kabinet Natsir (7 Sept 1950 - 21 Mar 1951) Kabinet Sukiman Suwirjo (27 Apr 1951 - 3 Apr 1952) Kabinet Wilopo (3 Apr 1952 - 30 Jul 1953) Kabinet Ali Sastroamijoyo 1 (30 Jul 1953 - 12 Agu 1955) Kabinet Burhanuddin H. (12 Agu 1955 - 3 Mar 1956) Kabinet Ali Sastroamijoyo 2 (24 Mar 1956 - 14 Mar 1957) Kabinet Djuanda (9 Apr 1957 - 10 Jul 1959)

1. Kabinet Natsir
Pada tanggal 7 September 1950 dilantik kabinet pertama setelah kembali menjadi negara kesatuan dengan Moh. Natsir (Masyumi) sebagai Perdana Menteri. Meskipun Kabinet Natsir adalah suatu Zaken Kabinet, intinya adalah partai Masyumi. Kabinet ini menyerahkan mandatnya pada tanggal 21 Maret 1951 setelah Dewan Perwakilan Rakyat Sementara menerima mosi Hadikusumo (PNI) mengenai pencabutan PP. No. 39 Tahun 1950. Mr. Asaat sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Natsir didukung oleh seluruh Kabinet menyatakan tidak dapat melaksanakan mosi mengenai pembekuan dan pembubaran Dewan-dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara.

1. Kabinet Natsir
Program Kabinet Natsir adalah sebagai berikut : mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk Konstituante mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan serta membentuk peralatan negara yang bulat menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketenteraman mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai dasar bagi melaksanakan ekonomi nasional yang sehat serta melakukan keragaman antara buruh dan majikan membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha-usaha meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan bekas anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat dalam tahun ini.

1. Kabinet Natsir
Prestasi kabinet natsir:
Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional Indonesia masuk PBB

Sebab kegagalan kabinet narsir:


Persoalan pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang dianggap terlalu menguntungkan Masyumi, PNI dan partai lain mengajukan mosi menentang peraturan pada DPRD.

2. Kabinet Sukiman -Suwirjo


Pejabat: 1. Perdana Menteri - Sukiman Wirjosandjojo Wakil Perdana Menteri - Suwirjo 2. Menteri Luar Negeri - Achmad Subardjo 3. Menteri Dalam Negeri - Iskak Tjokroadisurjo 4. Menteri Pertahanan - Sewaka 5. Menteri Kehakiman - Mohammad Yamin 6. Menteri Penerangan - Arnold Mononutu 7. Menteri Keuangan - Jusuf Wibisono 8. Menteri Pertanian - Suwarto 9. Menteri Perindustrian dan Perdagangan - Sujono Hadinoto 10. Menteri Perhubungan - Djuanda Kartawidjaja 11. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga - Ukar Bratakusumah 12. Menteri Perburuhan - Iskandar Tedjasukmana 13. Menteri Sosial - Sjamsuddin 14. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan - Wongsonegoro 15. Menteri Agama - Wahid Hasjim 16. Menteri Kesehatan - J. Leimena 17. Menteri Urusan A. Pellaupessy(Umum), Pandji Suroso(Pegawai), Gondokusomo (Agraria)

2. Kabinet Sukiman Suwirjo


Sebab kegagalan:
Politik luar negerinya dianggap pro-Amerika Serikat sehingga dianggap melanggar prinsip bebas aktif. Puncak dari politik luar negeri yang sedemikian rupa adalah penerimaan Bantuan Amerika Serikat atas dasar Mutual Security Act (MSA)

3. Kabinet Wilopo
Presiden : Ir. Soekarno Wakil Presiden : Drs. Mohammad Hatta Perdana Menteri : Mr. Wilopo Wakil Perdana Menteri : Prawoto Mangkusasmito Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.99 Tahun 1953 Masa Bakti : 3 April 1952 s.d 30 Juli 1953

1. Menteri Luar Negeri: 1. Mr. Wilopo 2. Mukarto

2. Menteri Dalam Negeri: Mohammad Roem 3. Menteri Pertahanan: 1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX 2. Wilopo 4. Menteri Kehakiman : Lukman Wiradinata 5. Menteri Penerangan : Arnold Mononutu 6. Menteri Keuangan : Sumitro Djojohadikusumo 7. Menteri Pertanian : Mohammad Sardjan 8. Menteri Perekonomian : Sumanang 9. Menteri Perhubungan : Djuanda 10. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga : Suwarto 11. Menteri Perburuhan : Iskandar Tedjasukmana 12. Menteri Sosial : 1. Anwar Tjokroaminoto 2. Pandji Suroso 13. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Bahder Djohan 14. Menteri Agama : Fakih Usman 15. Menteri Kesehatan : J. Leimena 16. Menteri Urusan Pegawai : Pandji Suroso

3. Kabinet Wilopo
Sebab kegagalan:
Adanya Kasus Jengkol yaitu persoalan tanah perusahaan asing di Sumatra Utara. Sesuai dengan persetujuan KMB, tanah-tanah perkebunan harus diderahkan kembali pada pemilik aslinya yaitu orangorang asing.

Keterangan:
Salah satu kasus berat yang dihadapi kabinet ini adalah peritiwa 17 Oktober 1952 yang merupakan cetusan rasa marah pihak militer terhadap campur tangan kaum politikus dalam soal-soal intern Angkatan Darat. Kabinet Wilopo dijatuhkan oleh partainya sendiri yaitu PNI

4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1

Perdana Menteri: Ali Sastroamidjojo Wakil Perdana Menteri: Wongsonegoro dan Zainul Arifin Menteri Luar Negeri: R. Sunarjo Menteri Dalam Negeri: Hazairin Menteri Perdagangan: Iskak Tjokrohadisurjo Menteri Keuangan: Ong Eng Die Menteri Pertahanan: Iwa Kusumasumantri Menteri Kehakiman: Djody Gondokusumo Menteri Penerangan: FL Tobing Menteri Perhubungan: Abikusno Tjokrosujoso Menteri Muda Menteri Perhubungan: A. Be. De Rozari Menteri Pekerjaan Umum: Rooseno Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Mohammad Yamin Menteri Perburuhan: Sutan Muchtar Abidin Menteri Pertanian: Sadjarwo Menteri Agama: Masjkur Menteri Kesehatan: FL Tobin Menteri Sosial: Pandji Suroso Menteri Negara: Sudibjo [5](Urusan Kesejahteraan Umum) dan Mohammad Hanafiah [6](Urusan Agraria)

4. Kabinet Ali Sastroamijoyo 1


Prestasi Kabinet:
Berhasil menyelenggara kan KAA (18- 24 Agustus 1955)

Sebab kegagalan:
Konflik dengan TNI-AD dalam persoalan pengangkatan seorang kepala staf . (Yogyakarta)

Keterangan:
Masalah keamanan yang dihadapi, diantaranya masalah Darul Islam di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Masalah luar negerinya, adalah masalah Irian Jaya yang tidak kunjung selesai. Program pokoknya untuk melaksanankan Pemilu di pertengahan tahun 1955 gagal

5. Kabinet Burhanuddin Harahap


Kabinet Ali-Wongso digantikan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap pada tanggal 12 Agustus 1955. Kabinet ini adalah kabinet koalisi dengan Masyumi sebagai intinya, sedangkan PNI menjadi partai oposisi. Salah satu program Kabinet Burhanuddin Harahap adalah "mengembalikan kewibawaan (gezag) moral Pemerintah, dalam hal ini kepercayaan Angkatan Darat dan masyarakat kepada. Pemerintah".
Selain daripada itu, kabinet ini juga mencantumkan dalam programnya pelaksanaan pemilihan umum, desentralisasi, masalah inflasi, pemberantasan korupsi, perjuangan Irian Barat, dan politik kerja sama AsiaAfrika berdasarkan politik bebas dan aktif. Dalam masa Kabinet Burhanuddin Harahap inilah diselenggarakan pemilihan umum yang pertama sejak Indonesia merdeka. Kabinet ini mengembalikan mandatnya setelah Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilihan umum terbentuk pada bulan Maret 1956.

5. Kabinet Burhanuddin Harahap


Prestasi:
Berhasil mengadakan Pemilu I ( 29 September 1955) Pemutusan hubungan Uni Indonesia-Belanda.

Keterangan:
Program pokok kabinet untuk melaksanakan pemilu berhasil. Pernah muncul Gerakan Assat yang menghimbau pemerintah agar melindungi pengusaha pribumi.

6. Kabinet Ali Sastroamidjojo 2


Presiden : Ir. Soekarno Wakil Presiden : Drs. Mohammad Hatta Perdana Menteri : Mr. Ali Sastroamidjojo Wakil Perdana Menteri I : Mohammad Roem Wakil Perdana Menteri II : Idham Chalid Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.24 Tahun 1956

Jumlah Kementerian : 22
1. Menteri Luar Negeri : Roeslan Abdulgani 2. Menteri Dalam Negeri : Soenarjo 3. Menteri Pertahanan (Ad Interim) : Ali Sastroamidjojo 4. Menteri Kehakiman : Muljatno 5. Menteri Penerangan : Soedibjo 6. Menteri Keuangan : Jusuf Wibisono 7. Menteri Perekonomian : Barhanuddin 8. Menteri Muda Perekonomian : F.F. Umbas 9. Menteri Pertanian : Eny Karim 10. Menteri Muda Pertanian : Sjech Marhaban 11. Menteri Perhubungan : Suchjar Tedjasukmana 12. Menteri Muda Perhubungan : A.S. de Rozari 13. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga : Pangeran Mohammad Nur 14. Menteri Agraria : A.A. Suhardi 15. Menteri Sosial : Fattah Jasin 16. Menteri Tenaga Kerja : Sabilal Rasjad 17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Sarino Mangunpranoto 18. Menteri Kesehatan : H. Sinaga 19. Menteri Agama : Mohammad Iljas 20. Menteri Negara Urusan Perencanaan : Djuanda 21. Menteri Urusan Umum : Rusli Abdul Wahid 22. Menteri Negara Urusan Veteran : Dahlan Ibrahim

6. Kabinet Ali Sastroamidjojo 2


Sebab kegagalan:
Kabinet Ali II ini mendapat oposisi dari PSI dan PKI karena partai mereka tidak diikutsertakan dalam kabinet. Daerah di luar Jawa tidak puas pada pemerintah mengenai pembagian keuangan antar pusat dan daerah. Pemerintah pusat dianggap mengabaikan pembangunan daerah. Dalam kabinet tinbul perpecahan antara PNI dan Masyumi.

Keterangan:
14 Maret 1957 PM Ali Satroamidjojo menyerahkan mandat pada Presiden.

7. Kabinet Djuanda
Sebab kegagalan:
Kabinet berakhir dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sehingga DPR tidak dapat menjatuhkan kabinet.

Keterangan:
Kabinet ini tidak didasarkan pada kekuatan partaipartai politik.

1 Perdana Menteri Djuanda Wakil Perdana Menteri Hardi, Idham Chalid, J. Leimena 2 Menteri Luar Negeri Subandrio 3 Menteri Dalam Negeri Sanusi Hardjadinata 4 Menteri Pertahanan Djuanda 5 Menteri Kehakiman GA Maengkom 6 Menteri Penerangan Soedibjo 7 Menteri Keuangan Sutikno Slamet 8 Menteri Pertanian Sadjarwo 9 Menteri Perdagangan Prof. Drs. Soenardjo 10 Menteri Perindustrian FJ Inkiriwang 11 Menteri Perhubungan Sukardan 12 Menteri Perhubungan Laut Mohammad Nazir 13 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Pangeran Mohammad Nur 14 Menteri Perburuhan Samjono 15 Menteri Sosial J. Leimena [3] 16 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prijono 17 Menteri Agama Mohammad Iljas 18 Menteri Kesehatan Azis Saleh 19 Menteri Agraria R. Sunarjo 20 Menteri Pengerahan Tenaga Rakyat untuk Pembangunan A.M. Hanafi 21 Menteri Negara FL Tobing (Urusan Hubungan Antar Daerah) Chaerul Saleh (Urusan Veteran) FL Tobing (Urusan Transmigrasi) Suprajogi (Urusan Stabilitasi Ekonomi Wahid Wahab (Urusan Kerjasama Sipil-Militer) Mohammad Yamin

You might also like