Professional Documents
Culture Documents
Peta Pembelajaran
1. Pengertian Sistem Parlementer 2. Ciri Pemerintahan Parlementer
pemerintahan sedangkan kepala negara dikepalai oleh presiden/raja. Kekuasaan eksekutif presiden ditunjuk oleh legislatif sedangkan raja diseleksi berdasarkan undang-undang. Perdana menteri memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif. Kekuasaan eksekutif dapat dijatuhkan oleh legislatif.
1. Kabinet Natsir
Pada tanggal 7 September 1950 dilantik kabinet pertama setelah kembali menjadi negara kesatuan dengan Moh. Natsir (Masyumi) sebagai Perdana Menteri. Meskipun Kabinet Natsir adalah suatu Zaken Kabinet, intinya adalah partai Masyumi. Kabinet ini menyerahkan mandatnya pada tanggal 21 Maret 1951 setelah Dewan Perwakilan Rakyat Sementara menerima mosi Hadikusumo (PNI) mengenai pencabutan PP. No. 39 Tahun 1950. Mr. Asaat sebagai Menteri Dalam Negeri dalam Kabinet Natsir didukung oleh seluruh Kabinet menyatakan tidak dapat melaksanakan mosi mengenai pembekuan dan pembubaran Dewan-dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sementara.
1. Kabinet Natsir
Program Kabinet Natsir adalah sebagai berikut : mempersiapkan dan menyelenggarakan pemilihan umum untuk Konstituante mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan serta membentuk peralatan negara yang bulat menggiatkan usaha mencapai keamanan dan ketenteraman mengembangkan dan memperkokoh kesatuan ekonomi rakyat sebagai dasar bagi melaksanakan ekonomi nasional yang sehat serta melakukan keragaman antara buruh dan majikan membantu pembangunan perumahan rakyat serta memperluas usaha-usaha meninggikan derajat kesehatan dan kecerdasan rakyat menyempurnakan organisasi Angkatan Perang dan pemulihan bekas anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat memperjuangkan penyelesaian soal Irian Barat dalam tahun ini.
1. Kabinet Natsir
Prestasi kabinet natsir:
Di bidang ekonomi, ada Sumitro Plan yang mengubah ekonomi kolonial ke ekonomi nasional Indonesia masuk PBB
3. Kabinet Wilopo
Presiden : Ir. Soekarno Wakil Presiden : Drs. Mohammad Hatta Perdana Menteri : Mr. Wilopo Wakil Perdana Menteri : Prawoto Mangkusasmito Dasar Pembentukan : Keputusan Presiden Republik Indonesia No.99 Tahun 1953 Masa Bakti : 3 April 1952 s.d 30 Juli 1953
2. Menteri Dalam Negeri: Mohammad Roem 3. Menteri Pertahanan: 1. Sri Sultan Hamengkubuwono IX 2. Wilopo 4. Menteri Kehakiman : Lukman Wiradinata 5. Menteri Penerangan : Arnold Mononutu 6. Menteri Keuangan : Sumitro Djojohadikusumo 7. Menteri Pertanian : Mohammad Sardjan 8. Menteri Perekonomian : Sumanang 9. Menteri Perhubungan : Djuanda 10. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga : Suwarto 11. Menteri Perburuhan : Iskandar Tedjasukmana 12. Menteri Sosial : 1. Anwar Tjokroaminoto 2. Pandji Suroso 13. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Bahder Djohan 14. Menteri Agama : Fakih Usman 15. Menteri Kesehatan : J. Leimena 16. Menteri Urusan Pegawai : Pandji Suroso
3. Kabinet Wilopo
Sebab kegagalan:
Adanya Kasus Jengkol yaitu persoalan tanah perusahaan asing di Sumatra Utara. Sesuai dengan persetujuan KMB, tanah-tanah perkebunan harus diderahkan kembali pada pemilik aslinya yaitu orangorang asing.
Keterangan:
Salah satu kasus berat yang dihadapi kabinet ini adalah peritiwa 17 Oktober 1952 yang merupakan cetusan rasa marah pihak militer terhadap campur tangan kaum politikus dalam soal-soal intern Angkatan Darat. Kabinet Wilopo dijatuhkan oleh partainya sendiri yaitu PNI
Perdana Menteri: Ali Sastroamidjojo Wakil Perdana Menteri: Wongsonegoro dan Zainul Arifin Menteri Luar Negeri: R. Sunarjo Menteri Dalam Negeri: Hazairin Menteri Perdagangan: Iskak Tjokrohadisurjo Menteri Keuangan: Ong Eng Die Menteri Pertahanan: Iwa Kusumasumantri Menteri Kehakiman: Djody Gondokusumo Menteri Penerangan: FL Tobing Menteri Perhubungan: Abikusno Tjokrosujoso Menteri Muda Menteri Perhubungan: A. Be. De Rozari Menteri Pekerjaan Umum: Rooseno Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: Mohammad Yamin Menteri Perburuhan: Sutan Muchtar Abidin Menteri Pertanian: Sadjarwo Menteri Agama: Masjkur Menteri Kesehatan: FL Tobin Menteri Sosial: Pandji Suroso Menteri Negara: Sudibjo [5](Urusan Kesejahteraan Umum) dan Mohammad Hanafiah [6](Urusan Agraria)
Sebab kegagalan:
Konflik dengan TNI-AD dalam persoalan pengangkatan seorang kepala staf . (Yogyakarta)
Keterangan:
Masalah keamanan yang dihadapi, diantaranya masalah Darul Islam di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi Selatan. Masalah luar negerinya, adalah masalah Irian Jaya yang tidak kunjung selesai. Program pokoknya untuk melaksanankan Pemilu di pertengahan tahun 1955 gagal
Keterangan:
Program pokok kabinet untuk melaksanakan pemilu berhasil. Pernah muncul Gerakan Assat yang menghimbau pemerintah agar melindungi pengusaha pribumi.
Jumlah Kementerian : 22
1. Menteri Luar Negeri : Roeslan Abdulgani 2. Menteri Dalam Negeri : Soenarjo 3. Menteri Pertahanan (Ad Interim) : Ali Sastroamidjojo 4. Menteri Kehakiman : Muljatno 5. Menteri Penerangan : Soedibjo 6. Menteri Keuangan : Jusuf Wibisono 7. Menteri Perekonomian : Barhanuddin 8. Menteri Muda Perekonomian : F.F. Umbas 9. Menteri Pertanian : Eny Karim 10. Menteri Muda Pertanian : Sjech Marhaban 11. Menteri Perhubungan : Suchjar Tedjasukmana 12. Menteri Muda Perhubungan : A.S. de Rozari 13. Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga : Pangeran Mohammad Nur 14. Menteri Agraria : A.A. Suhardi 15. Menteri Sosial : Fattah Jasin 16. Menteri Tenaga Kerja : Sabilal Rasjad 17. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan : Sarino Mangunpranoto 18. Menteri Kesehatan : H. Sinaga 19. Menteri Agama : Mohammad Iljas 20. Menteri Negara Urusan Perencanaan : Djuanda 21. Menteri Urusan Umum : Rusli Abdul Wahid 22. Menteri Negara Urusan Veteran : Dahlan Ibrahim
Keterangan:
14 Maret 1957 PM Ali Satroamidjojo menyerahkan mandat pada Presiden.
7. Kabinet Djuanda
Sebab kegagalan:
Kabinet berakhir dengan adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sehingga DPR tidak dapat menjatuhkan kabinet.
Keterangan:
Kabinet ini tidak didasarkan pada kekuatan partaipartai politik.
1 Perdana Menteri Djuanda Wakil Perdana Menteri Hardi, Idham Chalid, J. Leimena 2 Menteri Luar Negeri Subandrio 3 Menteri Dalam Negeri Sanusi Hardjadinata 4 Menteri Pertahanan Djuanda 5 Menteri Kehakiman GA Maengkom 6 Menteri Penerangan Soedibjo 7 Menteri Keuangan Sutikno Slamet 8 Menteri Pertanian Sadjarwo 9 Menteri Perdagangan Prof. Drs. Soenardjo 10 Menteri Perindustrian FJ Inkiriwang 11 Menteri Perhubungan Sukardan 12 Menteri Perhubungan Laut Mohammad Nazir 13 Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Pangeran Mohammad Nur 14 Menteri Perburuhan Samjono 15 Menteri Sosial J. Leimena [3] 16 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prijono 17 Menteri Agama Mohammad Iljas 18 Menteri Kesehatan Azis Saleh 19 Menteri Agraria R. Sunarjo 20 Menteri Pengerahan Tenaga Rakyat untuk Pembangunan A.M. Hanafi 21 Menteri Negara FL Tobing (Urusan Hubungan Antar Daerah) Chaerul Saleh (Urusan Veteran) FL Tobing (Urusan Transmigrasi) Suprajogi (Urusan Stabilitasi Ekonomi Wahid Wahab (Urusan Kerjasama Sipil-Militer) Mohammad Yamin