You are on page 1of 25

http://contoh.

in

KARAKTERTOKOHUTAMADALAMNOVEL SAMANKARYAAYUUTAMI SebuahKajianPsikologiSastra


DISAJIKANPADA: MATAKULIAH:TEORIDANAPRESIASISASTRA DOSENPEMBIMBING: Dr.NoviAnoegrajekti,M.Hum Dr.Nurrudin,M.A DISUSUNOLEH: MUHAMMADYAHRIF(7316110163) SURANTO(7316110177) MUSRIAL

PROGRAMPASCASARJANA UNIVERSITASNEGERIJAKARTA 2011


1

http://contoh.in

SAMAN DALAM KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

A. PENDAHULUAN Karya sastra membicarakan manusia dengan segala kompleksitas persoalan hidupnya, maka antara karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Sastra merupakan pencerminan dari segi kehidupan manusia yang di dalamnya tersurat sikap, tingkah laku, pemikiran, pengetahuan, tanggapan, perasaan, imajinasi, serta spekulasi mengenai manusia itu sendiri. Penelitian sebuah karya sastra yang mendalam diperlukan ilmu bantu dari ilmu-ilmu yang lain, salah satunya yakni ilmu psikologi. Hal ini mengingat sebuah karya sastra merupakan sebuah aktivitas psikologis, yaitu ketika pengarang

melukiskan watak dan pribadi tokoh yang ditampilkan atau dihadirkannya dan menggambarkan tokoh yang dikehendakinya. Sastra merupakan karya imajinatif yang dipandang lebih luas pengertiannya daripada karya fiksi. Membicarakan sastra yang memiliki sifat imajinatif, kita berhadapan dengan tiga jenis (genre) sastra yaitu prosa, puisi, dan drama. Salah satu jenis prosa adalah novel. Sebuah novel menceritakan kejadian yang luar biasa dari kehidupan orangorang. Luar biasa karena dari kejadian ini terlahir konflik, suatu pertikaian, yang mengalir mengambil jurusan nasib mereka. Novel dalam karya sastra Indonesia merupakan pengolahan masalah-masalah sosial masyarakat oleh kaum terpelajar Indonesia sejak tahun 1920-an dan sangat digemari oleh sastrawan. Novel merupakan karya sastra yang menggambarkan corak, cita-cita, inspirasi dan eksistensi, dan perilaku dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terbukti dengan adanya hakikat dan eksistensi karya sastra yang merupakan interpretasi. Di dalam makalah ini, akan dikaji kondisi kejiwaan tokoh-tokohnya. Makalah ini juga mengungkap kondisi kejiwaan dalam menghadapi permasalahan yang melingkupi kehidupan mereka sehingga menimbulkan reaksi dalam upaya untuk melepaskan diri dari belenggu lingkungan mereka.

http://contoh.in

Untuk mendapatkan kejelasan mengenai tokoh-tokoh utama, akan digunakan ilmu bantu yang mengkaji masalah kejiwaan, yaitu psikologi. Orang dapat mengamati tingkah laku tokoh-tokoh dalam sebuah roman atau drama dengan memanfaatkan pertolongan psikologi. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam novel dihidupkan oleh tokoh-tokoh yang ditampilkan inilah, seorang pengarang melukiskan kehidupan manusia dengan persoalan-persoalan atau konflik dengan orang lain ataupun konflik yang terjadi dengan dirinya sendiri. Pengarang memegang peranan penting dalam penciptaan watak tokoh yang dilukiskannya dalam karya sastra. Dalam novel Saman, Ayu Utami sebagai pengarang mencoba memberikan gambaran mengenai realitas kehidupan dengan berbagai macam persoalan yang terjadi pada kehidupan manusia modern. Ayu Utami adalah salah seorang pengarang yang tergabung dalam komunitas Utan Kayu. Ia menampilkan tokoh wanita yang cukup banyak jumlahnya dalam novel yang ia tulis. Demikian juga pelukisan watak yang disandang oleh tokoh tersebut, sehingga tokoh ini mencerminkan dan mempunyai kemiripan dengan kehidupan manusia yang sesungguhnya dibandingkan dengan novel-novel lainnya. Demikian pula dengan tokoh wanitanya sangat mewakili kehidupan para wanita zaman sekarang ini sehingga sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam.

B. LANDASAN TEORI 1. Teori Psikologi Sastra Asumsi dasar dalam penelitian sastra antara lain dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, adalah bahwa karya sastra merupakan produk dari suatu kondisi kejiwaan dan pemikiran pengarang yang berada pada situasi setengah sadar atau subconcious setelah jelas baru dituangkan ke dalam bentuk secara sadar (conscious).

http://contoh.in

Kedua, kajian psikologi sastra di samping meniliti perwatakan tokoh secara psikologis juga aspek-aspek pemikiran dan perasaan pengarang ketika menciptakan karya sastra tersebut.1 Psikologi merupakan suatu ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia, tingkah laku serta aktivitas-aktivitas itu merupakan manifestasi hidup kejiwaan. Psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang dimufakati sarjana psikologi pada zaman ini. Psikologi modern memandang bahwa jiwa dan raga manusia adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, kegiatan jiwa tampak pada kegiatan raga. Psikologi juga menguraikan dan menyelidiki kegiatan-kegiatan psikis pada umumnya dari manusia dewasa dan normal, termasuk kegiatan-kegiatan pengamatan, intelegensi, perasaan, kehendak, motif-motif, dan seterusnya. Psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang tingkah laku dan kehidupan psikis (jiwani) manusia perkataan tingkah laku atau perbuatan mempunyai pengertian yang luas, yaitu tidak hanya mencakup kegiatan motoris saja seperti berbicara, berlari, melihat, mendengar, mengingat, berpikir, fantasi pengenalan kembali penampilan emosi-emosi dalam bentuk tangis atau senyum dan seterusnya.2 Kegiatan berpikir dan berfantasi misalnya, tampaknya seperti pasif belaka. Namun, keduanya merupakan bentuk aktivitas, yaitu aktivitas psikis atau jiwani. Penelitian psikologi sastra dilakukan dengan dua cara. Pertama, melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap suatu karya sastra. Kedua, dengan terlebih dahulu memutuskan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teoriteori psikologi yang dianggap ditentukan untuk melakukan analisis. Psikologi sastra mempelajari fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau bersaksi terhadap diri dan lingkungannya, dengan demikian gejala kejiwaan dapat terungkap lewat tokoh dalam

SuwardiEndaswara,MetodologiPenelitianSastra.(Yogyakarta:FBSUniversitasNegeriYogyakarta 2008).H.95 2 ZainuddinFananie.Telaah Sastra.(Surakarta:IkipMuhammadiyahPress.2001).H.181


1

http://contoh.in

sebuah karya sastra. Psikologi diartikan sebagai lingkup gerak jiwa, konflik batin tokoh-tokoh dalam sebuah karya sastra secara tuntas. Sebagai disiplin ilmu, psikologi sastra dibedakan menjadi tiga pendekatan, yaitu (1) pendekatan ekspresif, yaitu kajian aspek psikologis penulis dalam proses kreativitas yang terproyeksi lewat karya sastra, (2) pendekatan tekstual, yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh dalam sebuah karya sastra, (3) pendekatan reseptif pragmatik yang mengkaji aspek psikologi pembaca yang terbentuk setelah melakukan dialog dengan karya yang dinikmati serta proses kreatif yang ditempuh dalam menghayati teks.3 2. Hubungan Antara Psikologi dengan Sastra Sastra dan psikologi mempelajari keadaan kejiwaan orang lain. Namum antara sastra dengan psikologi juga ada perbedaannya, di dalam psikologi gejala-gejala tersebut riil, sedangkan dalam sastra gejala-gejala tersebut bersifat imajinatif. Psikologi sastra merupakan pendekatan yang menekankan pada hakekat dan kodrat manusia. Melalui tinjauan psikologi akan tampak bahwa fungsi dan peranan sastra adalah untuk menyajikan citra manusia yang seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk menjelaskan bahwa karya sastra pada hakekatnya bertujuan untuk melukiskan lingkungan manusia. 4 Psikologi sastra memandang karya sastra sebagai aktivitas kejiwaan. Pengarang akan menggunakan cipta, rasa, dan karsa dalam berkarya. Begitu pula pembaca, dalam menanggapi karya juga tak akan lepas dari kejiwaan masing-masing. Bahkan sebagai mana sosiologi refleksi, psikologi sastra pun mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang akan menangkap gejala kejiwaannya. Proyeksi pengalaman sendiri imajiner ke dalam teks sastra.5 Kajian psikologi yang akan dilakukan yaitu mengungkap perilaku psikologi para tokohnya dan apa yang mendorong timbulnya perilaku tersebut. Hubungan antara psikologi dengan sastra adalah bahwa di satu pihak karya sastra dianggap

3 4

Endaswara,Op.cit. 97 - 98 AustinWaren,Rene,danWellet.TeoriKesusastraan.(Jakarta:Gramedia,1985).H.60 5 Faruk,PengantarSosiologiSastra.(Yogyakarta,PustakaPelajar,2005).H23

http://contoh.in

sebagai hasil aktivitas dan ekspresi manusia. Di pihak lain, psikologi sendiri dapat membantu pengarang dalam mengentalkan kepekaan dan memberi kesempatan untuk menjajaki pola-pola yang belum pernah terjamah sebelumnya. Hasil yang bisa diperoleh adalah kebenaran yang mempunyai nilai-nilai artistik yang dapat menambah koherensi dan kompleksitas karya sastra tersebut. Ada hubungan tak langsung yang fungsional antara psikologi dan sastra karena manusia dan kebudayaan menjadi sumber dan struktur yang membangun solidaritas antara psikologi dan sastra. Misal, ketika kearifan kejiwaan, tetapi juga makna kehidupan seperti yang diungkapkan oleh sastra.6 3. Pendekatan Psikoanalisis Sigmund Freud Sigmund Freud lahir di kota Morrovia Republik Ceko, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada tanggal 23 September 1939. Freud adalah psikolog yang menyelidiki aspek ketidaksadaran dalam jiwa manusia. Ketidak sadaran memainkan peranan yang besar, sebagian besar kehidupan psikis manusia tidak disadari dan hanya bagian kecil saja yang muncul dalam kesadaran. Dalam ketidaksadaran itu terus menerus beroperasi dorongan-dorongan dan tenaga tenaga asal. 7 Para ahli mengemukakan bahwa teori psiko analisis (Psychoanalytic theory) yaitu satu teori penelitian Freud mengenai kepribadian, abnormalitas, dan perawatan penderita. Freud mendasarkan teori kepribadiannya pada dua ide yang sangat mendasar yaitu: a. Bahwa tingkah laku manusia terutama tidak dikuasai oleh akal, tetapi oleh naluri irrasional, naluri menyerang, terutama naluri seks. b. Bahwa sebagian kecil dari pikiran dan kegiatan manusia muncul dari proses mental yang disadari dan yang paling besar mempengaruhi tingkah laku manusia adalah ketidaksadaran (suatu tempat penyimpanan ingatan dan keinginankeinginan) yang tidak pernah timbul mencapai kesadaran atau telah tertekan, yaitu

6 7

Endaswara,Loc.cit.H101 MaxMilner.FreuddanInterpretasiSastra.(Jakarta:Intermassa,1992).H43

http://contoh.in

terdorong keluar kesadaran, sebab menimbulkan rasa takut dan memalukan dalam diri sendiri.8 Freud membedakan beberapa daerah kesadaran dan ketidaksadaran, yaitu: a. Kesadaran, yaitu melaui pengamatan, maka kehidupan psikis itu bisa disadari. b. Pra kesadaran atau bawah sadar, yaitu berupa isi-isi psikis yang latent dan tanggapan-tanggapan yang tenggelam, yang sewaktu-waktu bisa disadari dengan bantuan ingatan, pengamatan/ reproduksi. c. Kompleks-kompleks terdasar, kompleks terdasar ini disadari, akan tetapi akibat-akibatnya bisa dilihat nyata. d. Ketidaksadaran, tidak mungkin disadarkan. Penemuan Freud yang paling fundamental adalah peranan dinamis ketidaksadaran dalam hidup psikis manusia. Sampai waktu itu hidup psikis disamakan begitu saja dengan kesadaran. Untuk pertama kali dalam sejarah psikis, Freud menjelaskan bahwa hidup psiksis manusia sebagian besar berlangsung pada taraf tak sadar. Menurut Freud, struktur kepribadian terdiri dari tiga sistem, yaitu: a. Das Es (the id), yaitu aspek biologis Aspek ini adalah aspek biologis dan merupakan sistem yang original dan kepribadian. Dari aspek ini dua aspek yang lain tumbuh. Das Es adalah realita psikis yang sebenar-benarnya, merupakan dunia batin atau subjektif manusia dan tidak memiliki hubungan langsung dengan dunia objektif. Das Es berisikan hal-hal yang dibawa sejak lahir. Fungsi Das Es yaitu untuk mengusahakan segera tersalurkannya kumpulan-kumpulan energi atau tegangan yang dicurahkan ke dalam jasad oleh rangsangan-rangsangan, baik dari dalam maupun dari luar. Ia terletak dalam ketidaksadaran dan berisi nafsu-nafsu, insting dan sebagaimana yang tidak disadari, yang bersamanya menuntut kepuasan. Prinsip Das Es adalah prinsip kesenangan (Pleasure principle) dan dilayani oleh proses primer (proses yang menimbulkan kesenangan dari suatu benda yang diperlukan untuk meredakan suatu ketegangan). Tujuan dari prinsip ini adalah untuk membebaskan seseorang dari ketegangan. Das Es adalah primer dari

Ibid.H45

http://contoh.in

sumber energi psikis dan tempat berkumpul nalurinaluri. Das Es memiliki ciri-ciri sebagai berikut; Apriori (menang sendiri),self-centered (egoistis), impulsif (tergesa-gesa ingin senang, irasional), dan asosial. b. Das Ich (the ego),yaitu aspek psikologis Das Ich merupakan aspek psikologis dari kepribadian dan timbul oleh karena kebutuhan organisme untuk berhubungan baik dengan dunia luar. Das Ich dikuasai oleh prinsip kenyataan (reality principle), dan dilayani oleh proses sekunder ( usaha menemukan atau menghasilkan kenyataan dengan rencana tindakan yang telah dikembangkan melalui pikiran dan akal/pengenalan). Fungsi Das Ich adalah menjaga keseimbangan di antara kedua system itu, sehingga tidak terlalu banyak dorongan dari Das Es yang dimunculkan kepada kesadaran. Das Ich tidak memiliki dorongan energi. Ia hanya menurut prinsip yaitu menyesuaikan dorongan-dorongan dengan kenyataan di dunia luar. Ciri-ciri Das Ich yang dominan adalah; asosiasi/logika, alternative/memutus, dan bertindak sesuai dengan keputusan. c. Das Ueber Ich (super ego), yaitu aspek sosiologis Da ueber Ich atau super ego adalah aspek sosiologis dari kepribadian, merupakan wakil dari nilai-nilai tradisional, serta cita-cita masyarakat dan merupakan cabang moral atau cabang keadilan. Das Ueber Ich adalah kode moral dari seseorang dan adalah suatu sistem yang berkebalikan dengan Das Es. Sistem ini sepenuhnya dibentuk oleh kebudayaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga aspek diatas memiliki fungsi, komponen, prinsip kerja, dan dinamika masing-masing, namun ketiganya berhubungan secara rapat sehingga sukar untuk memisahkan (bahkan tidak mungkin), dalam pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia. 9

C. Type kepribadian Selama ini kita mengenal orang dari kepribadian mereka. Ada orang yang mudah bersahabat, pendiam, keras, pemarah, pendendam, penyabar, santai, perfeksionis (menuntuk kesempurnaan), penggembira, optimis, pesimis, dan masih banyak istilah lain yang menggambarkan diri seseorang.

JiwaAtmaja.PsikologiVersusSastra,(Yogyakarta:Basis,1988).H231

http://contoh.in

Kalau diamati sekilas, kelihatannya akan cukup sulit untuk bisa mempelajari dan memahami kepribadian seseorang terutama dalam sebuah karya sastra. Bila kita renungkan lebih dalam, akan kita ketahui bahwa kepribadian itu mempunyai suatu pola. Pola yang akan terlihat sangat sulit dimengerti bagi orang yang tidak mengerti cara membacanya, tetapi bagi mereka yang telah belajar dan mengerti cara membaca pola ini, mereka juga dapat membaca orang lain. Beberapa tipe kepribadian secara umum dapat kita golongkan : 10

1. Tipe Kepribadian Koleris Orang koleris dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat menuntut. Mereka memiliki energi besar untuk melakukan hal-hal sulit, memiliki dorongan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri mereka. Mereka pantang menyerah, tidak ada yang namanya kegagalan dalam kamus mereka. Bila mereka gagal, meraka akan terus mencoba dan mencoba lagi. Dan siapa pun yang berusaha menghalangi niatnya untuk mencapai tujuan akan dianggap sebagai musuhnya. Orang koleris percaya bahwa dirinya dilahirkan menjadi pemimpin dan selalu tampil di depan menjadi pemimpin kelompok dalam kegiatan. Mereka adalah orang yang suka dan sangat tertantang untuk melaksanakan suatu tugas besar, suka mendapat peran penting dan memegang wewenang. Mereka juga berfikir dengan cepat, cepat dalam mengambil keputusan, tidak biasa diam, selalu saja mencari suatu pekerjaan atau kegiatan, mampu mengerjakan beberapa tugas sekaligus dengan hasil yang sama baiknya.. Orang koleris sangat dinamis dan aktif serta sangat membutuhkan perubahan. Mereka mempunyai kebutuhan mendasar barupa tantangan, pilihan, dan pengendalian.
10 Florence Littauer, Personality Plus, (USA, Fleming H.Revell, 2004). H 16

http://contoh.in

Mereka akan sangat termotivasi untuk melakukan sesuatu bila ketiga komponen ini terpenuhi. Mereka selau berorientasi pada target yang harus dicapai, mementingkan hasil akhir, tidak suka pada orang yang kerjanya lamban. Kemampuan alami orang koleris membuat mereka mampu menyelesaikan sendiri hampir semua masalah, sehingga mereka jarang membutuhkan orang lain. Orang koleris juga jarang menangis, jarang memberikan perhatian yang hangat, dan menunjukkan rasa sayang dan perhatiannya dalam bentuk memberi atau menghasilkan sesuatu bagi orang yang mereka cintai. Orang koleris selain memiliki keinginan yang sangat kuat, juga cenderung sangat yakin pada kemampuan diri mereka sendiri serta sangat mandiri. Mereka tidak suka diperintah oleh orang lain, tetapi suka memberikan perintah. Tidak suka orang yang plin-plan, banyak bicara, tetapi tidak produktif. Orang koleris memang terkadang kurang bijaksana. Dalam bertindak, Mereka sering kali bisa menjadi sangat marah terhadap hal-hal kecil atau tindakan yang mereka anggap bodoh. Dan kalau sudah marah, mereka bisa sangat kasar dalam berbicara (sarkatis). Mereka dapat menghancurkan Anda hanya dengan menggunakan kata-katanya. Mereka juga mudah memaafkan orang lain, mudah melupakan kemarahannya walau pun mereka penuh temperamen dan mudah marah. 11 2. Tipe Kepribadian Sanguin Orang sanguin dikenal sangat ramah dan sangat suka berbicara kepada siapa saja dengan topik apa saja. Mereka penuh inspirasi, sangat aktif, dapat mempengaruhi orang lain untuk percaya pada apa yang dikatakan, bisa menjadi motivator yang menyenangkan, dan sikapnya cenderung optimis.

Orang sanguin juga mudah dipengaruhi, cenderung menjadi pengikut, dan mau melakukan apa saja untuk menyenangkan hati orang lain. Mereka pintar membuat kesan, mempunyai banyak kawan, mengenal banyak orang penting, menyukai kehidupan sosial, mempunyai rasa humor yang tinggi, mempunyai antuasisme dan

11

Ibid.H20

10

http://contoh.in

sikap ekspresif. Hal ini membuat mereka disukai oleh setiap orang yang mereka ajak bicara. Orang sanguin sangat suka menjadi pusat perhatian, sangat menyukai pujian, dan perhatian, mempunyai impian-impian besar, kreatif dalam merencanakan sesuatu. Tapi mereka kurang terdorong untuk mewujudkan impian dan rencananya, sering tidak disiplin dan pelupa. Meraka sangat takut kehilangan popularitas atau kehilangan kawan. Mereka akan membuat rumah menjadi tempat tinggal yang sangat menyenangkan, tidak suka pekerjaan yang rutin dan monoton, menyukai kegiatan yang bersifat spontan, tidak keberatan menjadi sukarelawan, kreatif dan inovatif serta selalu memikirkan kegiatan baru yang menyenangkan dan pintar mendorong serta memotivasi orang lain untuk turut bekerja. Orang sanguin dapat bersahabat dengan siapa saja, sangat perduli dengan orang lain, tidak memiliki beban, selalu terlihat gembira dan bahagia serta sangat menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang sanguin sering tidak disiplin, tidak menepati janji, sulit bertahan dalam suatu proyek yang rumit dan memakan waktu lama, selalu tidak puas pada jalur karir yang dipilih, dan terlalu menikmati perubahan. Mereka mengalami kesulitan untuk mendengarkan orang lain, selau bercerita dengan penuh semangat dan lupa memberi kesempatan orang lain berbicara, sangat impulsif dalam pola perilakunya. Karena mereka sangat rileks, tanpa beban. Mereka mempunyai kecenderungan untuk membesar-besarkan sesuatu, kurang bisa menyimpan rahasia, cenderung bertindak sebelum berfikir, dan terkadang kurang tegas sehingga sering diperalat oleh orang lain.12 3. Tipe Kepribadian Phlegmatis Orang phlegmatis adalah tipe orang yang paling menyenangkan untuk dijadikan kawan. Orang phlegmatis adalah orang yang manis, tidak mendesak, tidak suka memerintah. Mereka mempunyai sifat pemalu, tidak suka menonjolkan

12

Ibid.H88

11

http://contoh.in

diri, menyukai keramaian, sopan dan mempunyai aturan yang baik dalam pergaulan, tidak suka dengan konflik dan pertentangan, senang memberi dukungan dan setuju dengan pendapat orang lain, sangat tertutup dan menjadi pendengar yang baik dan tidak mudah tersinggung. Mereka hanya bisa mengerjakan satu hal dalam satu waktu tertentu, tidak bisa mengerjakan banyak hal secara bersamaan, senang pekerjaan yang bersifat monoton dan berulang. Orang phlegmatis baik dalam menyimpan rahasia, baik dalam menerima perintah, sulit untuk berkata tidak , memiliki sifat menyerah, suka menyenangkan orang lain, tidak tegas, mudah dibujuk untuk melakukan hal yang tidak disenanginya. Mereka tidak menyukai kejutan, bersifat sentimental, mempunyai kebutuhan mendasar berupa penghargaan dan penerimaan, tidak banyak menuntut, apa adanya, tenang dan bahagia dalam hidupnya. Sifatnya rendah hati, sabar, simpatik, teratur, efisien, dan sangat praktis. Dan mereka selalu mencari solusi yang paling sederhana dari setiap masalah yang dihadapi, selalu bersikap konservatif (berhatihati), tapi kadang bisa menjadi penakut, dan selalu ingin mengetahui hasilnya sebelum mereka memulainya. Orang phlegmatis bisa sangat plin-plan, tidak senang membuat kesalahan, tipe penonton, kurang aktif, kurang berinisiatif, suka berada di belakang layar, tidak senang menjadi pusat perhatian, cenderung mencari selamat, takut mendapat malu, kurang bersemangat, kurang motivasi. Mereka lebih suka diam dan menunggu untuk mengerjakan sesuatu. Bila mereka tidak diberi penghargaan dan pengarahan, maka mereka akan menjadi frustasi dan menyerah, tidak mau mengerjakan apa-apa lagi. Sebaliknya, bila mereka mendapatkan pengarahan dan bimbingan, mereka akan mau mengerjakan lebih banyak daripada yang diharapkan.13

13

Ibid.131

12

http://contoh.in

4. Tipe Kepribadian Melankolis Orang melankolis adalah orang yang serius dan tertutup, namun cerdas dan sangat kritis dalam berpikir. Mereka mengerjakan suatu hal lebih tekun, memahami sesuatu setahap demi setahap, menjalani sebagian hidupnyu dengan sangat serius. Mereka mampu menganalisis suatu keadaan dengan jauh lebih baik, memiliki kemampuan luar biasa dalam melihat di balik layar, tingkat ketelitian dan ketajaman analisisnya tinggi. Mereka mengikuti perencanaan dan

mengikutinya dengan sangat hati-hati. Orang melankolis sangat hati-hati, teliti, suka curiga, tidak senang membuat kesalahan, senang dengan detail, menyukai data, fakta, angka-angka dan grafik. Mereka taat mengikuti instruksi dengan seksama, tidak suka mendesak, tidak perlu menjadi pemimpin, senang berada di sekeliling orang yang ramah dan terbuka. Orang melankolis senang menjadi benar bukan karena mereka merasa lebih baik daripada orang lain, tetapi mereka hanya ingin menjadi benar, dan hasil kerjanya harus benar dan baik. Mereka sangat konsisten, tidak pernah salah dalam menyampaikan detail suatu cerita, cenderung conformist (orang yang suka mengikuti apa yang dilakukan oleh banyak orang), dan selalu ingin meningkatkan kinerjanya. Orang melankolis mempunyai perasaan yang sangat halus, tidak mau menyinggung perasaan orang lain, menyimpan kemarahan dan dendam mereka untuk waktu yang sangat lama. Mereka selalu berorientasi pada jadwal, menentukan standar yang sangat tinggi, bersifat perfeksionis, sangat terorganisir dan tertib. Mereka sangat analitis tapi sering buruk dalam melakukan sintesis, jarang salah dan selalu melakukan pemeriksaan ulang, sangat sensitif, sangat idealis, ingin mnjadi yang terbaik, mencari yang terbaik, berusaha mendapatkan yang terbaik. Orang melankolis sangat kuat memegang prinsip dan keyakinannya, tekun dalam mengejar cita-cita yang ingin mereka capai, rela berkorban, bekerja tak kenal lelah untuk menghasilkan suatu pekerjaan yang baik, lebih mementingkan tugas daripada diri mereka sendiri, dan juga sangat rapi.
13

http://contoh.in

Orang melankolis sangat terpusat pada diri mereka sendiri, kurang memiliki fleksibilitas dalam membangun suatu hubungan interpersonal yang hangat. Mereka sering sekali murung, cenderung melihat hal-hal yang salah daripada hal-hal yang benar, sering keliru membaca orang, sikap mereka cenderung kaku, suka berteori, tidak suka bersosialisasi, suka melindungi dirinya sendiri, dan sangat segan mencoba hal-hal baru. Sangat sulit bagi oang melankolis untuk melakukan konsultasi atau terapi bagi persoalan pribadinya, dan tidak mudah untuk memaafkan orang yang pernah melakukan kesalahan pada mereka.14

D. Synopsis Novel Saman Dalam penceritaannya, novel ini awalnya menggambarkan tentang konflik atau pertikaian yang terjadi pada suatu keadaan di pertambangan minyak bumi antara Rosano yang menjadi kepala pengeboran dan Sihar yang tentu menjadi bawahannya. Sihar membeci Rosano karena kesok tahuan akan hal yang berujung dengan kecelakaan dalam bekerja dan meminta korban nyawa. Sedangkan tokoh utama dalam novel ini adalah Saman. Saman sendiri di gambarkan dalam penceritaannya sebagai orang yang sangat religius, pekerja keras dan lebih mementingkan kepentingan bersama. Dalam novel ini kiranya banyak juga mengupas tentang hubungan badan di antara tokohtokohnya. Ada hal yang membuat laila ingi pergi bersama sihar ke New york. Yah, di sana karena adat budayanya sedikit berbeda dengan budaya indonesia di mana hubungan badan bila ke dua orang saling suka maka dalam tanda kutip bebas melakukannya tanpa menikah terlebih dahulu.Barang kali saya sudah letih dengan segala yang menghalangi hubungan kami di indonesia. Capek dengan nilai-nilai yang kadang menjadi teror. Saya ingin pergi dari itu semua, dan memberikan hal-hal yang kami inginkan terjadi. Mendobrak yang selama ini menyekat hubungan saya dengan sihar. Barangkali. (Hal. 29). Dan dengan menggebu-gebunya, serasa laila ingin sekali bercinta dengan sihar.

14

Ibid.H104

14

http://contoh.in

Tapi dalam pertengahan ceritanya. Novel ini akan mengupas tentang bagai mana penindasan orang yang lebih tinggi derajatnya dalam ukuran uang terhadap kaum yang dianggap orang bawahan. Dalam hal inilah tokoh Athanasius Wisanggeni yang tak lain adalah Saman muncul sebagai orang yang membela hakhak orang yang tertindas. Saman sendiri adalah orang yang menggerakan mata masyarakat akan perlunya sebuah keadilan yang harus ditegakan, walau bagai mana derajat orang itu kalau memang salah, ya harus dihukum. Saman sendiri adalah mantan seorang pastor yang sekarang berubah karena hawa nafsu manusia yang ada di tubuhnya kembali tumbuh. Novel Saman merupakan sebuat novel controversial yang menceritakan tentang kehidupan seorang pria yang bernama Saman. Saman merupakan nama lain pria tersebut, sebelum Saman nama pria itu adalah Athanasius Wissanggeni. Pria ini biasa dipanggil Pater Wissanggeni atau Romo Wis karena dulu Saman merupakan pastor yang kemudian meminta izin untuk berkarya diluar gereja. Romo Wis meminta izin untuk berkarya di luar gereja karena pada saat Romo Wis sedang kembali ke rumahnya dulu, ia bertemu dengan seorang gadis yang dianggap orang sekitarnya gila. Nama gadis itu Upi. Romo Wis merasa iba terhadap Upi dan keluarganya karena kehidupan mereka begitu menyedihkan. Sehingga akhirnya Romo Wis diizinkan untuk berkarya di luar gereja dan tinggal bersama keluarga Upi. Di desa Lubukrantau tempat ia tinggal ia membantu orangorang desa meningkatkan hasil panen mereka dan membuat pembangkit listrik sehingga orang-orang desa dapat merasakan menggunakan listrik. Namun pada suatu hari, terdapat orang-orang yang ingin mengubah kebun karet desa ini dengan kebun kelapa sawit yang memiliki nilai jual lebih tinggi daripada karet. Awalnya mereka menyuruh Anson dan orang-orang desa menandatangani kertas kosong dan menebang pohon-pohon karetnya. Tapi karena Romo Wis ada di sana maka Romo meminta agar setiap orang menerima kopian isi perjanjian. Karena tidak bisa memenuhi permintaan Romo Wis maka orang orang itu tidak datang ke desa lagi. Tetapi mereka mulai membuat teror di dalam desa yang diawali dengan pada pagi hari semakin sering orang menemukan pohon

15

http://contoh.in

karet muda roboh seperti diterjang babi hutan. Ternak hilang seekor demi seekor. Jalur kendaraan dihalangi gelondongan-gelondongan. Akhirnya rumah-rumah orang desa dibakar. Saat rumah-rumah dibakar Anson dan para pria desa sedang pergi ke pos jaga perkebunan kelapa sawit dan ingin membakarnya karena salah satu perempuan desa diperkosa oleh penjaga pos jaga perkebunan. Romo Wis yang tetap tinggal di desa bersama beberapa orang pria lainnya ditangkap, ditahan dan disiksa, ditanyai dimana orang-orang desa yang lainnya. Tiga hari Romo Wis disiksa pada malamnya Romo Wis diselamatkan oleh Anson dan orang-orang yang pergi bersamanya yang akan membakar tempat Romo Wis disiksa tanpa mengetahui Romo Wis berada di sana. Romo Wis kemudian dibawa oleh Anson dan kawan-kawan ke rumah suster-suster Boromeus di Lahat. Di sana Romo Wis dirawat oleh para sister, kemudian dibawa ke sebuah tempat yang hanya diketahui lima orang suster dan seorang dokter. Hirarki Gereja hanya mendengar bahwa Pastor Athanasius Wisanggeni menghilang. Sebagian orang mengira dia mati ketika disekap di pabrik. Di sana Wis dirawat sampai sembuh, kira-kira tiga bulan lamanya. Kemudian Wis mengganti kartu identitasnya, sampai selesai di pengadilan kira-kira dua tahun kemudian. Setahun kemudian setelah dia mengganti namanya Wis membantu Sihar teman dan orang yang disukai Laila, kenalannya saat Wis menjadi frater dulu. Dalam kasus Sihar tuntutan Sihar kepada Rosano (orang perusahaan yang meminta sumur kilang minyak cepat-cepat dibuka belum pada waktunya, sehingga terjadi kecelakaan yang menewaskan teman Sihar) dibenarkan oleh pengadilan. Akhirnya Sihar mendapat pekerjaannya kembali. Setelah dipecat oleh Rosano karena tidak mendengarkan perintahnya. Kemudian Wis pindah ke Amerika menjadi imigran yang dibantu oleh Yasmin dan Cok, kenalannya dan juga merupakan teman Laila. Yasmin dan Cok memiliki berbagai koneksi sehingga dapat membuat Wis masuk ke Amerika tanpa tertangkap polisi. Kemudian Wis tinggal di Amerika dengan nama Saman.

16

http://contoh.in

D. KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL SAMAN 1. Kajian psikologi kepribadian dalam novel SAMAN Kajian mengenai penokohan yang terdapat dalam novel saman ini, hanya akan memfokuskan penokohan tokoh utama yaitu Saman, kepribadian tokoh Saman meliputi : 15 a. Koleris Orang koleris dikenal sebagai orang yang keras, tegas, dan sangat menuntut. Mereka memiliki energi besar untuk melakukan hal-hal sulit, memiliki dorongan dan keyakinan yang kuat akan kemampuan diri mereka. Mereka pantang menyerah, tidak ada yang namanya kegagalan dalam kamus mereka. Bila mereka gagal, meraka akan terus mencoba dan mencoba lagi. Dan siapa pun yang berusaha menghalangi niatnya untuk mencapai tujuan akan dianggap sebagai musuhnya. berdasarkan

pembagian jenis-jenis kepribadian yang kemukakan oleh Florence Littauer

Saya sama sekali tidak bermaksud menyepelekan pekerjaan gereja. Saya Cuma tidak bisa tidur setelah pergi kedusun itu. Ia ingin mengatakan, rasanya berdosa berbaring di kasur yang nyaman dan makan rantangan lezat yang dimasak ibu-ibu umat secara bergiliran. Bahkan rasanya berdosa jika hanya berdoa. Ia tak tahan melihat kemunduran yang menurut dia dapat diatasi dengan beberapa proposalnya. Saman Hal: 8116

Harap Bapak-bapak ketahui, kami belum pernah sepakat unuk mengganti karet kami dengan kelapa sawit. Dan kebun ini bukan milik perusahaan.Wis menyela. Dari kedua kutipan diatas dapat kita ketahui betapa karakter Wisanggeni dalam menghadapi permasalahan sangat tegas, keras, dan menuntut. Hal ini menujukkan kepribadian yang koleris.

15 16

Ibid.Hal.16 Ayu Utami, Saman, (Bogor: Grafika Mardi Yuana, 1998) hal 81

17

http://contoh.in

b. Melankolis Orang melankolis sangat hati-hati, teliti, suka curiga, tidak senang membuat kesalahan, senang dengan detail, menyukai data, fakta, angkaangka dan grafik. Mereka taat mengikuti instruksi dengan seksama, tidak suka mendesak, tidak perlu menjadi pemimpin, senang berada di sekeliling orang yang ramah dan terbuka.

Karna wis tidak pernah melanggar pagar pring apus yang dipasang bapaknya di halaman belakang. Ia hannya bermain-main di lahan yang mereka tanami singkong serta sayuran, juga rampun tebu di pojok kiri kanan. ( saman, hlm:46 )17 Kutipan diatas menunjukan bahwa wisanggeni mempunyai sifat sangat patuh kepada orang tuanya. Pengarang secara langsung mengungkapkan penokohan wisanggeni yaitu mengambarkan tokoh wisanggeni yang tidak pernah melanggar perintah bapaknya untuk melewati pagar pring apus. Hal ini menunjukkan bahwa wisanggeni mempunyai karakter kepribadian yang melankolis.

Wis meminta selendang untuk menutup hidung dan mulutnya. Tolong ikatkan tali itu ke tubuh saya.ia juga menyuruh salah satu menyusul Rogam, sebab pemuda itu tentu bisa mencarikan topeng gas yang biasanya dimiliki perusahaan penggalian. Saman hal : 6618

Sifat melankolis wisanggeni yang tidak tega melihat orang lain berada dalam keadaan yang menyedihkan, perasaan iba membuatnya berani

17 18

Ibid. Hal. 46 Ibid. Hal. 66

18

http://contoh.in

mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan seorang gadis yang terperosok ke dalam lubang. Selain itu saman juga digambarkan sebagai tokoh yang mempunyai rasa sosial terhadap nasib kelompok penduduk yang berusaha untuk mengurangi penderitaaan itu. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut. Semakin aku terlihat dalam penderitaanmu, semakin aku ingin bersamamu dan wis selalu kembali kesana. Kian ia cemas pada nasib gadis itu. Terutama ketika ia tiba suatu hari ada keributan di dusun.19 ( saman, hlm:70 ) Penokohan tokoh saman kedalam novel saman selain terdapat penokohan mengenai tokoh saman sebagai seorang yang religius, saman juga digambarkan sebagai seorang yang mempunyai rasa sosial yang tinggi, hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. malam hari, wis di kamar tidur di pastoran, kegelisahan membolakbalikan tubuhnya di ranjang seperti orang mematangkan ikan di penggorengan. Ia telah melihat kesengsaraan di balik kota-kota maju tetapi bahkan pernak ia saksikan keterbelakangan seperti tadi siang.20 ( saman, hlm:73 ) c. Phlegmatis Orang yang memiliki sifat phlegmatis mereka selalu mencari solusi yang paling sederhana dari setiap masalah yang dihadapi, selalu bersikap konservatif (berhati-hati), tapi kadang bisa menjadi penakut. Dalam novel Saman ternyata juga menunjukkan karakter phlegmatis seperti dalam kutipan berikut ini: Wis menjadi teramat takut untuk mengambil keputusan yang bukan menjadi taruhannya. Sementara orang-orang itu tetap menunggu jawabannya. Saman Hal 97

19 20

Ibid.Hal.70 Ibid. Hal 97

19

http://contoh.in

d. Sanguin Orang sanguin penuh inspirasi, sangat aktif, dapat mempengaruhi orang lain untuk percaya pada apa yang dikatakan, bisa menjadi motivator yang menyenangkan, dan sikapnya cenderung optimis. Dalam novel saman tidak ditemukan teks yang mewakili sifat saman yang sanguin. Dalam hal ini sifat sanguin dari tokoh saman sangat minoritas sehingga kepribadian saman tidak mengandung sanguin. Berdasarkan pembahasan jenis-jenis kepribadian yang terdapat novel saman dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa tokoh saman mempunyai perpaduan kepribadian yang cenderung melankolis sempurna dengan beberapa variasi koleris meskipun lemah dan diwarnai dengan perpaduan antara kepribadian phlegmatik. Kepribadian sanguin dalam hal ini tidak tampak, saman sebagai tokoh sentral menunjukkan kepribadian yang tidak termaktub dalam kategori sanguin, sehingga penulis dalam hal ini menyatakan bahwa kepribadian saman lengkap terdiri dari koleris lemah, melankolis sempurna dan sedikit phlegmatik tetapi minus sanguin.

Dalam novel tersebut terdapat tiga tahap perkembangan kepribadian Saman selaku tokoh utama dalam novel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Masa Das Es (the id), yaitu aspek Dalam periode ini tokoh wisanggeni biologis Aspek ini adalah aspek biologis masih merupakan seorang tokoh yang dan merupakan sistem yang original dari memegang kepribadian. kehidupan teguh yang prinsip-prinsip dari

diperolehnya

didikan orang tuanya. Terlihat jelas

20

http://contoh.in

kepribadian wisanggeni yang masih murni karena belum terpengaruh oleh dunia luar. Dalam periode ini

digambarkan seorang wisanggeni yang sangat patuh dalam memegang ajaran agamanya. Ciri-ciri periode ini adalah apriori (menang sendiri) self-centered (egoistis) dan impulsif (tergesa-gesa ingin senang, irrasional ) dan asosial. Dalam periode ini kepribadian Saman cenderung melankolis sempurna.

Masa Das Ich (the ego), yaitu aspek Tokoh

wisanggeni

ketika

mulai

psikologis Das Ich merupakan aspek berinteraksi dengan dunia luar dan psikologis dari kepribadian yang timbul berhubungan dengan banyak orang,

oleh karena kebutuhan organisme untuk dalam hal ini jemaatnya, karena dia berhubungan baik dengan dunia luar. seorang Das Ich dikuasai oleh prinsip kenyataan pastor. Wisanggeni mulai

merasakan perubahan kepribadian yang menuntut penyesuaian dorongan-

dorongan Das Es dengan kenyataan di dunia luar. Ciri-ciri masa ini adalah : asosiasi/logika, alternative/memutus dan bertindak sesuai dengan keputusan. Masa ini ditunjukkan ketika wisanggeni

menjadi pastor. Dalam periode ini kepribadian Saman cederung koleris lemah.

21

http://contoh.in

Masa Das Ueber Ich (super ego) yaitu Dalam masa ini tokoh wisanggeni aspek sosiologis dari kepribadian. setelah melalui dua masa Das Es dan Das Ich dan mengalami berbagai

pengalaman, mulai membandingkan dan akhirnya keputusan. sampailah pada suatu

2. Kajian reseptif-pragmatik Dalam kajian ini lebih dititik tekankan pada pengaruh sebuah karya sastra terhadap pembacanya. Kesan yang didapat setelah membaca sebuah karya sastra sedikit banyak akan mempengaruhi secara psikologis terhadap kehidupan pembaca yang bersangkutan. Dalam novel Saman penulis berusaha menghidupkan tokoh psikologis imajiner yang dapat memberikan inspirasi bagi pembacanya ditunjang oleh alur cerita yang apik. Saman sebagai tokoh utama yang mengalami banyak masalah kejiwaan yang hebat mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa tentu saja akan memberikan dampak psikologis yang baik secara langsung maupun tidak langsung kepada pembacanya.

3. Kajian ekspresif Dalam karyanya Ayu Utami sebagai penulis mencoba menggambarkan seorang tokoh yang mempunyai latar belakang religius yang kuat mencoba melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi orang banyak. Di sini terlihat

22

http://contoh.in

penulis mencoba memberontak terhadap suatu sistem masyarakat yang mencoba mengekploitasi masyarakat lemah demi kekuasaan dan kedudukan.

23

http://contoh.in

Kesimpulan

Novel saman karya Ayu utami ini terdiri atas tokoh dan penokohan yakni dengan tokoh utama Saman digambarkan sebagai tokoh yang religius, santun, berpendidikan, mempunyai rasa sosial tinggi suka bekerja keras, pemikir, optimis dan percaya pada hal-hal gaib. Setelah mengalami periode Das Es, Das Ich dan Das Ueber Ich tokoh Saman mengambil suatu keputusan yang tidak akan kembali kepada

kondisi sebelumnya karena perubahan psikologi kepribadian telah mengalami metamorfosis yang lengkap dari sebuah perjalanan seorang manusia. Tokoh Saman dalam novel ini mengalami perubahan karakter sebelum menjadi pastor dalam masa ini Saman memegang teguh prinsip-prinsip kehidupan yang diperoleh dari orang tuanya. Karakter Saman masih murni karena belum terpengaruh oleh dunia luar. Karakter Saman mengalami perubahan ketika dia sudah berhubungan dengan dunia luar dengan ciri-ciri karakter bertindak dengan asosiatif atau logika alternatif dan memutuskan serta bertindak sesuai dengan aturan yang berlaku. Setelah mengalami masa Das Es dan Das Ich tokoh Saman mulai membandingkan dan akhirnya sampailah pada suatu keputusan dalam hidupnya. Adapun tema dalam novel saman adalah perjuangan dalam membela penduduk transmigrasi sei kumbang.

24

http://contoh.in

Daftar pustaka Atmaja, Jiwa. Psikologi Versus Sastra. Yogyakarta: Basis, Juni, No. XXXVII. 1988 Ayu Utami, saman, yogyakarta, 2008 Doni Koesoema, A. Tiga Matra Pendidikan Karakter. Dalam Majalah BASIS, Agustus-September 2007. Endeswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, CAPS, 2003 Fananie, Zainuddin, Telaah Sastra, Surakarta, Muhammadiyah University,2003 Faruk, Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2005 Jobrohim, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta, Hininditha Graha Widia, 2001 Kesastraan Indonesia. http/www.yahoogee.com (28 agustus 2004 ) Littauer, Florence, Personality Plus. USA, Fleming H.Revell, 2004 Milner, Max. Feeud dan Interpretasi Sastra. Jakarta: Intermassa. 1992 Wellet, Rene dan Austin Warren. Teori Kesusastraan. Terjemahan Melani Budianto. Jakarta: Gramedia. 1989

25

You might also like