You are on page 1of 44

NETWORKING FUNDAMENTAL

Andhika Kurniawanto M. Aditya Haferush

Network Research and Development

DAFTAR ISI BAB 1. DASAR KOMUNIKASI 1.1 Definisi Dasar dan Sejarah Komunikasi

BAB 2. KONSEP JARINGAN KOMPUTER 2.1 Model Arsitektur TCP/IP 2.2 Lapisan (layer) pada Protokol TCP/IP 2.3 Aplikasi TCP/IP 2.4 Sejarah Internet BAB 3. MODEL REFERENSI OSI 3.1 Layer pada OSI 3.2 Konsep dan Kegunaan Layer 3.3 Interaksi antar Layer pada OSI 3.4 Data Enkapsulasi 3.5 Model Referensi OSI dan TCP/IP BAB 4. PERANGKAT JARINGAN 4.1 Network Interface 4.2 Media Transmisi 4.3 Topologi Jaringan BAB 5. INTERNET PROTOKOL 5.1 Pengalamatan IP 5.2 IP Subnet 5.3 IP Routing 5.4 Metode Pengiriman Unicast, Broadcast, Multicast dan Anycast 5.5 Classless Inter-Domain Routing (CIDR)

Network Research and Development

BAB 1. DASAR KOMUNIKASI 1.1 Definisi dasar Komunikasi adalah saling menyampaikan informasi kepada tujuan yang diinginkan, informasi dapat berupa gambar, video, suara, atau data digital. Komunikasi dapat dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan jarak dekat maupun jarak jauh. 1.2 Sejarah Komunikasi Komunikasi sudah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak dahulu, contohnya kentongan, di Indonesia kentongan digunakan untuk menyampaikan informasi tentang kebakaran, bencana alam, kejahatan dan penggilan untuk berkumpul. Sedangkan penggunaan komunikasi di zaman modern dimulai dengan ditemukannya telepon oleh Alexander Graham Bell, diikuti dengan ditemukannya system komunikasi radio dan system komunikasi data. Saat ini dunia komunikasi berkembang sangat pesat, seperti dengan adanya internet, GSM, CDMA dan lain-lain.

BAB 2. KONSEP JARINGAN KOMPUTER 2.1 Model Arsitektur TCP/IP

Model arsitektur TCP/IP terbentuk dari 2 komponen yaitu Transmission Control Protocol dan Internet Protocol. Tujuan dari TCP/IP adalah untuk membangun suatu koneksi antar jaringan, yang biasa disebut dengan internetworking atau internet. TCP/IP dibuat sebagai standarisasi dalam komunikasi pada jaringan komputer, hal ini dilakukan untuk mempermudah para pengguna, maupun pembuat aplikasi jaringan agar tidak perlu memikirkan bentuk fisik dari suatu jaringan untuk melakukan suatu koneksi.

Gambar 1.1 Contoh Internet

Network Research and Development

Seperti terlihat pada gambar 1.1, untuk menghubungkan network 1 dengan network 2 serta network 3 dibutuhkan suatu perangkat yang dapat meneruskan paket data dari satu jaringan ke jaringan yang lainnya. Perangkat tersebut disebut sebagai Router, perangkat ini juga digunakan sebagai pengarah jalur (routing). Untuk dapat berhubungan dalam sebuah jaringan, setiap host harus memiliki suatu alamat, yang biasa disebut sebagai IP address (alamat IP). Apabila pada suatu host terdapat beberapa perangkat jaringan, seperti pada router maka setiap perangkat tersebut harus memiliki sebuah alamat IP yang unik. IP address terbagi menjadi dua bagian, yakni : Ip address = <nomer jaringan><nomer host> 2.2 Lapisan (layer) pada Protokol TCP/IP

TCP/IP dibentuk dari beberapa layer (lapisan), hal ini akan mempermudah pengguna dalam melakukan pengembangan dan pengimplementasian dalam jaringan. Tiap layer dapat saling berkomunikasi dengan suatu penghubung interface, layer-layer yang ada memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda namun saling mendukung layer di atasnya. Pada protocol TCP/IP dibagi dalam 4 layer, yakni :

Gambar 1.2 Layer dalam TCP/IP Layer Applications Layer ini digunakan pada program untuk berkomunikasi menggunakan TCP/IP, contohnya File Transfer Protokol dan Telnet. Interface yang digunakan adalah nomer port dan
Network Research and Development

Layer Transport

soket. Layer ini memberikan fungsi pengiriman data secara end-toend, protocol pada layer transport yang sering digunakan adalah Transmission Control Protocol (TCP). Protokol ini memberikan fungsi pengiriman secara connection-oriented, pencegahan duplikasi data, congestion control, dan flow control. Protokol lainnya adalah User Datagram Protocol (UDP) dimana hanya memberikan fungsi pengiriman secara connection-less, jalur yang tidak realibel, namun protocol ini sering digunakan pada aplikasi yang membutuhkan kecepatan tinggi dan dapat mentoleransi terhadap kerusakan

Layer Internetwork

data. Layer ini bisa disebut layer internet atau layer network, dimana memberikan virtual network pada internet. Internet Protocol (IP) adalah protocol yang paling penting, IP memberikan fungsi routing pada jaringan dalam pengiriman data. Protokol lainnya antara lain : ICMP, IGMP, ARP dan RARP. Layer ini juga disebut layer link atau layer datalink, yang merupakan perangkat keras pada jaringan. Contoh : IEEE802.2, X.25, ATM, FDDI, SNA.

Layer Network Interface and Hardware

Secara detail dapat digambarkan pada gambar 1.3

Gambar 1.3 Detail dari Model Arsitektur TCP/IP


Network Research and Development

2.3

Aplikasi TCP/IP

Layer paling tinggi pada TCP/IP adalah aplikasi, layer ini melakukan komunikasi sehingga dapat berinteraksi dengan pengguna. Karakteristik dari protokol ini adalah : Merupakan program aplikasi yang dibuat pengguna, atau aplikasi yang merupakan standar dari produk TCP/IP. Contohnya : o TELNET, terminal interaktif untuk mengakses suatu remote. o FTP (File Transfer Protocol), transfer file berkecepatan tinggi melalui internet. o SMTP (Simple Mail Transfer Protocol), sistem bersurat di internet. Menggunakan mekanisme TCP atau UDP Menggunakan model interaksi client/server

2.3.1 Model Client/Server TCP merupakan protokol yang bersifat connection-oriented, tidak ada tuan dan budak (master/slave), namun banyak aplikasi yang besifat client/server. Server adalah aplikasi yang memberikan pelayanan terhadap client, sedangkan Client adalah yang meminta pelayanan. Suatu aplikasi bisa memiliki bagian server dan bagian client, dimana dapat berjalan bersamaan dalam 1 sistem. Server merupakan aplikasi yang dapat menerima permintaan (request), melakukan pelayanan yang diminta kemudian mengembalikannya sebagai reply, server dapat melayani multi request secara bersamaan. Server bekerja dengan cara menunggu permintaan pada port yang telah terdaftar, sehingga client dapat dengan mudah mengirimkan permintaan data ke port pada server.

Network Research and Development

Gambar 1.4 Model Client-Server 2.3.1 Bridge, Router dan Gateway Pada bagian ini akan dibedakan bridge, router dan gateway dalam mengakses jaringan : Bridge Menghubungkan jaringan pada layer network interface dan meneruskan frame, juga berfungsi sebagai MAC relay. Bridge juga transparant terhadap IP, artinya bila ada host yang mengirim IP datagram ke host lainnya maka IP tidak akan diawasi oleh bridge dan langsung diteruskan ke host yang Router dituju. Menghubungkan jaringan pada layer internetwork dan mengarakan jalur paket data, router dapat memilih jalur yang paling baik untuk mengirim Gateway paket data karena memiliki routing. Menghubungkan jaringan pada layer di atas bridge dan router, gateway mendukung pemetaan alamat dari jaringan yang satu ke jaringan yang lainnya. Gateway merupakan pintu keluar suatu host menuju jaringan diluar. 2.4 Sejarah Internet

Jaringan komputer mulai dibangun pada kisaran tahun 1960 dan 1970, dimana mulai banyak penelitian mengenai paket-switching, collision-detection pada jaringan lokal, hirarki jaringan dan metode komunikasi lainnya. Semakin banyak pihak yang mengembangkan jaringan menyebabkan perbedaan pada tiap jaringan yang ada, sehingga untuk menghubungkan dua jaringan diantara dua group yang
Network Research and Development

berbeda tidak akan bisa terjadi, hal ini disebabkan perbedaan protokol maupun media transmisi yang digunakan . Situasi ini mulai diteliti pada tahun 1970 oleh group peneliti dari Amerika yang bernama Defence Advance Research Project Agency (DARPA). Mereka meneliti tentang internetworking, selain itu ada group lain yang meneliti tentang jaringan, yang tujuan utamanya adalah membuat suatu protokol yang dapat digunakan pada aplikasi maupun platform yang berbeda. Sehingga pada tahun 1983 DARPA memutuskan agar semua komputer terkoneksi dengan ARPANET menggunakan TCP/IP.

Network Research and Development

BAB 3. MODEL REFERENSI OSI OSI adalah referensi komunikasi dari Open System Interconnection, yang digunakan sebagai titik referensi untuk membahas spesifikasi protokol. 3.1 Layer pada OSI

Model OSI terdiri dari 7 layer, dimana terbagi lagi menjadi dua bagian, yakni bagian atas (layer 7, 6, dan 5) yang difokuskan untuk bentuk pelayanan dari suatu aplikasi. Sedangkan bagian bawah (layer 4, 3, 2 dan 1) berorientasi tentang aliran data dari ujung yang satu ke ujung yang lainnya. Tabel 1.1 Model Referensi OSI Nama Layer Application (layer 7) Fungsi Layer ini mengacu pada Contoh pelayanan Telnet, HTTP, FTP,

komunikasi pada suatu aplikasi. Presentation (layer 6)

WWW Browser, NFS,

SMTP, SNMP Berfungsi untuk mendefinisikan format data JPEG, ASCII, DOC, seperti ASCII text, binary dan JPEG. GIF, MPEG, MIDI, MP3 memulai, SQL, NFS, RPC, SPC

Session (layer 5) Transport (layer 4)

Mendefinisikan

bagaimana

mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan. Layer ini menentukan protokol yang akan TCP, UDP, SPX digunakan, apakah mendukung error recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang dan mengurutkan data yang datang apabila datangnya tidak berurutan. Mendefinisikan pengiriman data dari ujung ke IP, IPX, Apple Talk ujung, layer ini melakukan pengalamatan DDP untuk mengirimkan data, bisa juga disebut sebagai pendefinisian jalur (routing). Mengatur pengiriman data dari interface yang IEEE

Network (layer 3)

Data Link (layer 2)

802.2/802.3,

berbeda, semisal pengiriman dari ethernet HDLC, Frame Relay, 802.3 menuju ke High-level Data Link PPP, FDDI, ATM Physical (layer 1) Control (HDLC), pengiriman data WAN. Mengatur tentang bentuk interface yang Ethernet, EIA/TIA-232, berberda-beda
Network Research and Development

dari

sebuah

transmisi. V35, RJ45, RJ11 9

Spesifikasi yang berbeda misal konektor, pin, penggunaan pin, arus listrik yang lewat, encoding, sumber cahaya, dll. 3.2 Konsep dan Kegunaan Layer

Dengan adanya pembagian fungsi menjadi lebih kecil, maka tingkat kompleksitas tiap fungsi yang ada akan lebih berkurang sehingga dapat didefinisikan lebih detil. Contoh kegunaannya antara lain : Manusia dapat mempelajari dan membahas tentang protokol secara detil. Membuat perangkat menjadi bentuk modular, sehingga pengguna dapat menggunakan modul yang dibutuhkan saja. Membuat lingkungan yang dapat saling terkoneksi. Mengurangi kompleksitas pemrograman sehingga memudahkan produksi.

3.2.1 Layer Aplikasi Layer ini berurusan dengan program komputer yang dijalankan user, program yang berhubungan adalah program yang melakukan akses jaringan. Contohnya : word processing, aplikasi ini merupakan aplikasi pengolah kata, pada awalnya tidak ada hubungannya dengan OSI namun bila ditambahkan fungsi jaringan, seperti pengiriman email, sehingga ada hubungannya dengan layer aplikasi.

Gambar 2.1 Layer Aplikasi


Network Research and Development

3.2.2 Layer Presentasi Layer ini bertanggung jawab tentang bagaimana data dikonversi dan diformat agar data tersebut dapat dikirim, contoh konversi format text ASCII untuk dokumen, GIF dan JPG untuk gambar. Layer ini membentuk kode konversi, translasi data, enkripsi dan konversi.

Gambar 2.2 Format data pada layer presentasi 3.2.3 Layer Sesi (Session) Layer ini mendefinisikan tentang bagaimana memulai, mengontrol dan mengakhiri suatu percakapan (disebut session) yang dilakukan oleh suatu aplikasi dalam jaringan. Layer ini dapat dianalogikan seperti operator telepon, jika anda ingin menelpon seseorang tetapi anda tidak mengetahui nomornya maka anda dapat manghubungi operator untuk menghubungkan anda dengan orang tersebut. 3.2.4 Layer Transport Pada layer 4 ini bisa dipilih protokol yang digunakan, apakah yang mendukung error-recovery atau tidak. Melakukan multiplexing terhadap data yang datang dan mengurutkannya apabila datangnya tidak berurutan. Layer ini mengatur komunikasi dari ujung ke ujung (end-to-end) dengan beberapa cara, sehingga layer ini banyak berpengaruh dalam proses pengiriman data. Fungsi yang diberikan oleh layer transport :
Network Research and Development

a) Melakukan segmentasi pada layer atasnya b) Melakukan koneksi end-to-end c) Mengirim segmen dari 1 host ke host lainnya d) Memastikan reliabilitas data

a)

Melakukan segmentasi pada layer atasnya

Dengan menggunakan OSI model, berbagai aplikasi yang berbeda dapat dikirim dengan jenis transport yang sama. Transport yang dikirm berupa segmen per segmen, sehingga data yang dikirim berdasarkan first-come first served.

Gambar 2.3 Segmentasi pada layer transport b) Melakukan koneksi end-to-end

Proses ini dapat dianalogikan seperti orang yang ingin menghubungi temannya dengan menggunakan telepon, percakapan dapat terjadi setelah panggilan kita terhadap orang tersebut dijawab. Begitu pula pada suatu perangkat, untuk melakukan koneksi dengan perangkat lainnya perangkat yang dituju harus menerima koneksi terlebih dahulu sebelum mengirim atau menerima data. Seperti pada gambar 2.4, proses yang terjadi sebelum pengiriman data. Pengirim (sender), mengirimkan sinyal Syncronize terlebih dahulu ke tujuan Penerima (receiver), mengirimkan balasan dengan sinyal Negotiate Connection Penerima mengirimkan Syncronize ulang, apa benar pengirim sudah siap untuk mengirimkan data

Network Research and Development

Pengirim membalas dengan sinyal Acknowlege dimana artinya sudah siap untuk mengirimkan data Connection Establish Kemudian segmen dikirim

Gambar 2.4 Proses pembentukan koneksi c) Mengirimkan segmen dari 1 host ke host lainnya

Proses pengiriman yang terjadi pada layer transport berupa segmen, pada layer di bawahnya berupa paket, dan pada layer 2 berupa frame dan dirubah menjadi pengiriman per-bit pada layer 1.

Gambar 2.5 Pengiriman segmen, paket, frame dan bit


Network Research and Development

d)

Memastikan reabilitas data

Saat pengiriman data sedang berjalan, kepadatan jalur bisa terjadi (congestion). Alasan terjadinya hal ini antara lain : komputer berkecepatan tinggi mengirimkan data lebih cepat dari pada jaringannya. Untuk mengatasi hal tersebut tiap perangkat dilengkapi dengan kontrol aliran (flow control), apabila ada pengirim yang mengirimkan data terlalau banyak maka pihak penerima akan mengirimkan pesan ke pengirim jangan mengirimkan data lagi, karena data yang sebelumnya sedang diproses. Dan apabila sudah selesai diproses maka penerima akan mengirimkan pesan ke pengirim untuk melanjutkan pengiriman data.

Gambar 2.6 Flow Control Data yang realibel maksudnya adalah paket data datang sesuai dengan urutan pada saat dikirimkan, protokol dapat dikatakan gagal apabila data yang datang tidak sesuai urutan, ada data yang hilang, terjadi duplikasi data atau ada data yang rusak. Untuk mengatasi hal tersebut, maka setiap penerima akan mengirimkan sinyal Acknowledge untuk setiap data yang diterima pada segmen. Contoh : Pengiriman data dengan format window segmen sebesar 1, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 2, apabila pengirim mengirimkan data dengan format window segmen sebesar 3, maka penerima akan mengirimkan acknowledge no 4 apabila penerimaan data benar. Hal tersebut dapat dianalogika seperti saat kita berbelanja di supermarket, saat kita melakukan pembayaran terhadap barang yang kita beli maka kita akan mendapatkan tanda atau struk pembelian.

Network Research and Development

Gambar 2.7 Ilustrasi sistem windowing 3.2.5 Layer Network Fungsi utama pada layer ini adalah pengalamatan dan routing, pengalamatan pada layer network merupakan pengalamatan secara logical. Router bekerja pada layer ini, contoh penggunaan IP seperti gambar 2.8

Network Research and Development

Gambar 2.8 Pengalamatan logic dan fisik 3.2.6 Layer Data Link Fungsi yang diberikan oleh layer ini antara lain : a) Arbitration, pemilihan media fisik b) Addressing, pengalamatan fisik c) Error detection, menentukan apakah data telah berhasil terkirim d) Indentify Data Encapsulation, menentukan pola header pada suatu data Perangkat jaringan yang digunakan pada layer ini adalah Switch, Bridge dan Network Interface Card (NIC). a) Arbitrasi

Penentuan waktu yang tepat dalam melakukan pengiriman data merupakan metode yang paling efektif jika suatu media sudah terpakai, sehingga perlu dilakukan deteksi oleh sinyal pembawa. Pada ethernet digunakan metode Carrier Sense Multiple Access / Collision Detection (CSMA/CD).

Network Research and Development

Gambar 2.9 CSMA/CD Jika pada suatu jaringan dapat melakukan akses secara bersamaan simultan, apabila Host A mengirimkan data ke Host D maka Host B dan C akan melakukan deteksi jalur, jika jalur sedang dipakai maka Host B dan C akan menunggu terlebih dahulu. Hal ini dapat mencegah terjadinya collision.

Gambar 2.10 Collision b) Addressing

Pengalamatan yang dilakukan layer data link bersifat fisik, yaitu menggunakan Media Access Control (MAC). MAC ditanamkan pada suatu perangkat interface jaringan, yang berukuran 48 bit dengan format 12 hexadesimal.

Network Research and Development

Gambar 2.11 Media Access Control c) Error Detection

Teknik yang digunakan adalah Frame Check Squence (FCS) dan Cyclic Redundary Check (CRC). d) Identify Data Encapsulation Mengidentifikasikan format data yang lewat, apakah ethernet, token ring, frame relay dan sebagainya. Tabel 1.2 Tipe Protokol Encoding Protokol Data Link 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring 802.3 Ethernet 802.5 Token Ring Ethernet (DIX) HDLC Frame Relay RFC 2427 Frame Relay RFC 2427 Frame Relay RFC 2427 3.2.7 Layer Physical Layer ini merupakan layer paling bawah (dasar) yang bertugas mengatur dan mengendalikan semua hal yang berhubungan dengan transportasi data seperti, menetukan jenis kabel yang digunakan dalam
Network Research and Development

Bagian (Field) DSAP SSAP Protocol Type Ethertype Cisco Proprietary NLPID L2 / L3 Protocol ID SNAP Protocol Type

Header Header 802.2 Header 802.2 Header SNAP Header Ethernet Extra Cisco Header RFC1490 Q.933 Header SNAP

Ukuran 1 byte 1 byte 2 byte 2 byte 2 byte 1 byte 2 byte / ID 2 byte

jaringan, mentransfer dan menentukan bagaimana bit-bit data dikodekan, dan menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanikal, elektrikal dan procedural. Perangkat jaringan yang ada pada layer ini adalah Repeater dan HUB. 3.3 Interaksi antar Layer pada OSI

Terdapat dua fungsi umum saat komputer berinteraksi dengan menggunakan layer pada OSI, antara lain : Tiap layer memberikan pelayanan terhadap layer di atasnya sesuai dengan spesifikasi protokolnya Tiap layer mengirimkan informasi kemunikasi melalui software dan hardware yang sama antar komputer

Gambar 2.12 Komunikasi antar komputer pada OSI Layer Misal sebuah data dibuat oleh aplikasi pada host A, contohnya seperti orang yang menulis email. Saat data dikirimkan pada tiap layer akan ditambahkan header dan dilanjutkan ke layer berikutnya (langkah 1 gambar 2.12). Misal, informasi yang ditambahkan pada layer transport pada sisi komputer pengirim akan diterjemahkan oleh layer transport juga pada sisi komputer penerima.
Network Research and Development

Setelah aplikasi memuat data, software dan hardware pada komputer akan menambahkan header dan trailer, kemudian pada layer fisik bit-bit data akan ditransmisikan melalui media yang ada (langkah 2 gambar 2.12). Kemudian disisi penerima header dan trailer akan dilepas (langkah 3 gambar 2.12), lalu akan naik ke layer berikutnya dan setiap melewati 1 layer maka header akan dilepas sehingga pada akhirnya data akan dapat diterima oleh penerima. 3.4 Data Enkapsulasi

Penempatan data dibalik suatu header dan triler untuk setiap layer disebut enkapsulasi (encapsulation). Seperti terlihat pada gambar 2.12 pada tiap layer diberikan suatu header tambahan, kemudian ditambahkan header lagi pada layer berikutnya. Pada layer 2 tidak hanya ditambahkan header saja namun ditambahkan pula trailer, sedangkan pada layer 1 tidak menggunakan header dan trailer. Pada pemrosesan layer 5, 6 dan 7 tidak ditambahkan header karena pada proses ini dianggap tidak ada informasi baru yang perlu diproses, sehingga untuk proses ini bisa dianggap 1 proses. Langkahlangkah dalam melakukan enkapsulasi dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Layer atas (layer 5, 6 dan 7) menyiapkan data yang akan dikirim melalui jaringan 2. Layer transport kemudian memecah data kedalam potongan-potongan yang disebut segmen, menambah informasi urutan dan informasi kontrol (terbentuk L4PDU) 3. Layer network mengkonversikan segmen-segmen kedalam paket-paket dan menambahkan logika jaringan serta menambah address piranti (terbentuk L3PDU), pada proses ini L4PDU ditempatkan dibalik L3PDU. 4. Layer data link mengkonversi paket kedalam frame-frame dan menambahkan informasi address fisik dari piranti (terbentuk L2PDU), pada proses ini L3PDU ditempatkan dibalik L2PDU dan menambahkan trailer setelahnya. 5. Layer physical mengkonversikan frame-frame kedalam bit-bit untuk ditransmisikan melalui media transmisi yang ada.

Network Research and Development

Gambar 2.13 Proses enkapsulasi pada pengiriman email 3.5 Model Referensi OSI dan TCP/IP

Apabila dibandingkan antara model OSI dan model TCP/IP dapat digambarkan pada gamabr 2.14

Gambar 2.14 Perbandingan Model OSI dan Model TCP/IP

Network Research and Development

BAB 4. PERANGKAT JARINGAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang berbagai macam perangkat jaringan yang dapat dilalui oleh protokol TCP/IP, begitu pula dengan media transmisi yang digunakan hingga perangkat penyalurnya.

Gambar 4.1 Internetworking (LAN, MAN, WAN)

Network Research and Development

Gambar 4.2 Perbandingan Jaringan Komputer 4.1 Network Interface

4.1.1 Local Area Network (LAN) LAN adalah jaringan lokal yang mengcover area lokal, seperti rumah, kantor atau grup dari suatu bangunan. Saat ini LAN lebih banyak menggunakan teknologi IEEE 802.3 Ethernet Switch atau dengan Wi-Fi yang biasanya berjalan pada kecepatan 10, 100 hingga 1000 Mbps. Perbedaan yang mencolok antara LAN dan WAN adalah mengenai cakupan area yang digunakan. Perangkat yang digunakan pada LAN :

Network Research and Development

Gambar 4.3 Perangkat LAN Teknologi yang digunakan pada LAN :

Gambar 4.4 Teknologi LAN

4.1.2 Wide Area Network (WAN) Wide Area Network (WAN) adalah jaringan komputer yang mencakup daerah yang luas, seperti jaringan antar wilayah, kota, bahkan Negara. WAN digunakan untuk menghubungkan sebuah jaringan local dengan jaringan local lainnya sehingga antar komputer yang berbeda jaringan dapat melakukan suatu komunikasi dari jarak yang jauh sekalipun dengan syarat harus terdapat jalur yang menghubungkan kedua komputer tersebut. 4.2 Media Transmisi 2

Network Research and Development

Media transmisi adalah media yang menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi (data). Tidak memungkinkan sebuah informasi (data) dikirimkan secara langsung melalui jaringan, informasi informasi yang dikirimkan melalui jaringan harus diubah terlebih dahulu menjadi deret kode dan akan dimanipulasi dengan berbagai macam cara untuk diubah kembali menjadi informasi. Fungsi dari media transmisi adalah menghubungkan antara pengirim dan penerima informasi agar dapat melakukan pertukaran informasi (data). Media informasi sendiri dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu Media Terarah (Guided Transmission Data) dan Media Tidak Terarah (Un-Guided Transmission Data). 4.2.1 Media Terarah (Guided Transmission Data) Media Terarah (Guided Transmission Data) merupakan media transmisi data dimana dalam proses pengiriman data menggunakan media kabel. a. Twisted Pair Cable Twisted Pair Cable terdiri dari dua buah konduktor yang digabung dengan tujuan untuk memberikan perlindungan terhadap interferensi listrik. Kabel jenis ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu Shielded Twisted Pair (STP) dan Unshielded Twisted Pair (UTP)

Gambar 4.5 Jenis Kabel UTP dan STP

b. Coaxial Cable

Network Research and Development

Kabel jenis ini terdiri dari dua buah konduktor yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi, digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi (diatas 300 kHz). Keunggulan kabel Coaxial adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga mengurangi biaya perawatan, kemungkinan terjadi interferensi dengan system lain kecil karena menggunakan penutup isolasi. Kelemahannya adalah mempunyai redaman yang besar sehingga untuk hubungan jarak jauh harus dipasang repeater repeater, jika kabel dipasang di atas tanah, rawan terhadap gangguan gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.

Gambar 4.6 Kabel Coaxial

c. Fiber Optic Fiber optic atau Serat Optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastic yang digunakan untuk menstransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Keuntungan kabel jenis ini adalah bentuknya lebih ramping, kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal yang hilang. Kelemahannnya antara lain biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya, serta untuk perbaikan membutuhkan tenaga yang ahli.

Network Research and Development

Gambar 4.7 Penampang Fiber Optic

4.2.2 Media Tidak Terarah (Un-Guided Transmission Data) Media Tidak Terarah (Un-Guided Transmission Data) merupakan media transmisi data dimana dalam proses transmisi menggunakan system gelombang. 1. Gelombang Mikro Gelombang mikro merupakan media transmisi yang menggunakan frekuensi tinggi (dalam satuan Gigahertz) yang meliputi kawasan UHF, SHF, dan EHF. Gelombang jenis ini banyak digunakan pada system jaringan MAN, warnet, dan penyedia layanan internet (ISP). Keuntungan menggunakan gelombang mikro adalah dapat membawa jumlah data yang besar, biaya murah karena setiap tower antenna tidak memerlukan lahan yang luas, frekuensi tinggi atau gelombang pendek karena hanya membutuhkan antenna yang kecil. Kelemahannya adalah rentan terhadap cuaca dan mudah terpengaruh pesawat terbang yang melintas di atasnya. 2. Satelit Satelit adalah media transmisi dimana fungsi utamanya adalah menerima sinyal dari sebuah stasiun bumi dan meneruskannya ke stasiun bumi lain. Keuntungan satelit adalah lebih murah
Network Research and Development

dibandingkan dengan menggelar kabel antar benua, dapat menjangkau permukaan bumi yang luas, 2

termasuk daerah terpencil dengan populasi rendah. Kekurangannya adalah keterbatasan teknologi untuk penggunaan antenna satelit dengan ukuran yang besar, biaya investasi dan asuransi satelit yang masih mahal. 3. Gelombang Radio Gelombang radio adalah media transmisi yang dapat digunakan untuk mengirimkan suara ataupun data. Kelebihannya adalah dapat mengirimkan sinyal dengan posisi sembarang (tidak harus lurus) dimungkinkan juga dalam keadaan bergerak. Gelombang ini menggunakan frekuensi antara 3 kHz 300 GHz. 4. Inframerah Inframerah digunakan untuk komunikasi jarak dekat, dengan kecepatan 4Mbps. Keuntungan inframerah adalah kebal terhadap interferensi radio dan elektromagnetik, mudah dibuat dan murah, instalasi mudah, keamanan lebih tinggi dari gelombang radio. Kelemahannya adalah jarak yang terbatas, tidak dapat digunakan di luar ruangan karena akan terganggu oleh cahaya matahari.

4.3

Topologi Jaringan

Topologi jaringan merupakan bagian yang menjelaskan hubungan antar komputer yang dibangun berdasarkan kegunaan, keterbatasan resource dan keterbatasan biaya. Topologi jaringan terdapat beberapa bentuk, antara lain: 4.3.1 Topologi BUS

Network Research and Development

Gambar 4.8 Topologi BUS

Karakteristik topologi BUS Node node dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan terminator Sangat sederhana dalam instalasi Paket paket data saling bersimpangan pada suatu kabel Tidak diperlukan hub, yang banyak diperlukan adalah Tconnector pada setiap Ethernet card. Masalah yang sering terjadi adalah jika salah satu node rusak, maka seluruh jaringan tidak dapat saling berkomunikasi. 4.3.2 Topologi Star

Network Research and Development

Gambar 4.9 Topologi Star

Karakteristik Topologi Star setiap node berkomunikasi langsung dengan HUB Semakin banyak nodes yang terhubung, maka kinerja jaringan akan semakin turun Sangat mudah dikembangkan Jika salah satu Ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus, maka keseluruhan jaringan masih bias melakukan komunikasi. Tipe kabel yang biasa digunakan adalah jenis UTP 4.3.3 Topologi Ring

Network Research and Development

Gambar 4.10 Topologi Ring

Karakteristik Topologi Ring Node node dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran. Sangat sederhana dalam layout seperti topologi bus Paket paket data dapat mengalir dalam satu arah (ke kiri atau ke kanan) sehingga collision dapat dihindarkan Masalah yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu: jika salah satu node rusak maka seluruh node tidak bias berkomunikasi dalam jaringan tersebut. Tipe kabel yang digunakan biasanya kabel UTP atau Patch Cable (IBM tipe 6)

4.3.4 Topologi Mesh

Network Research and Development

Gambar 4.11 Topologi Mesh

Karakteristik Topologi Mesh Topologi ini memiliki hubungan yang berlebihan antara peralatan peralatan yang ada Susunannya pada setiap peralatan yang ada di dalam jaringan saling terhubung satu sama lain Jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya akan sangat sulit untuk dikendalikan dibandingkan dengan sedikit peralatan yang terhubung

Network Research and Development

4.3.5 Topologi Tree

Gambar 4.12 Topologi Tree

Topologi jaringan tree (pohon) biasa disebut juga dengan topologi jaringan bertingkat dan digunakan untuk interkoneksi antar sentral dengan hirarki yang berbeda. Untuk hirarki yang lebih rendah digambarkan pada lokasi yang rendah dan semakin ke atas mempunyai hirarki semakin tinggi. Topologi jaringan jenis ini cocok untuk digunakan pada sistem jaringan komputer. Keunggulannya adalah dapat terbentuknya suatu kelompok yang dibutuhkan pada setiap saat. Sebagai contoh, perusahaan dapat membentuk kelompok yang terdiri atas terminal pembukuan, serta pada kelompok lain dibentuk untuk terminal penjualan. Kelemahannya adalah jika simpul yang lebih tinggi tidak berfungsi maka jaringan yang berada di bawahnya akhirnya menjadi tidak efektif.

Network Research and Development

BAB 5. INTERNET PROTOKOL Internet Protokol merupakan protokol lapisan jaringan (network layer dalam OSI) yang digunakan oleh protokol TCP/IP untuk melakukan pengalamatan dan routing paket data antar host host di jaringan komputer berbasis TCP/IP. Sebuah paket IP akan membawa data actual yang dikirimkan melalui jaringan dari satu titik ke titik lainnya. Metode yang digunakannya adalah connectionless yang berarti ia tidak perlu membuat dan memelihara sebuah sesi koneksi.Setelah berhasil mencapai alamat yang dituju, kemudian data diserahkan kepada protokol pada lapisan transport yakni, Transmission Control Protokol (TCP). 5.1 Pengalamatan IP Alamat IP merupakan representasi dari 32 bit bilangan unsigned biner. Sebagai contoh sebuah alamat IP adalah 10.252.1.1 5.1.1 Alamat IP (IP Address) IP address atau Alamat IP adalah suatu sistem pengalamatan pada sistem internet dengan basis bilangan biner (Ipv4). Untuk mengidentifikasi suatu host pada internet, maka tiap host diberi IP Address, atau internet address. IP Address terdiri dari: IP Adress = <nomor network/jaringan><nomor host> IP address merupakan 32 bit bilangan biner dimana bisa dituliskan dengan bilangan desimal dengan dibagi menjadi 4 kolom dan dipisahkan dengan titik. Bilangan biner dari IP Address 192.168.0.1 adalah: 11000000.10101000.00000000.00000001 5.2.2 Pembagian IP Address Untuk mempermudah pembagian alamat network dan alamat host maka IP address dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A, B, C, D, E. Class A Network Pada jaringan kelas ini masing masing alamat jaringan / network memiliki network prefix dan bit tertinggi memiliki nilai 0 dan tujuh bit nomor jaringan diikuti 24 nomor host. Jumlah jaringan
Network Research and Development

maksimal adalah 126 (27-2) yang dapat didefinisikan. Jumlah jaringan ini dikurangi dua karena pada alamat jaringan 0.0.0.0 digunakan untuk default route dan alamat 127.0.0.0 digunakan untuk alamat loopback. Sehingga untuk jumlah host pada masing masing network mencapai 16.777.214 Class B Network Pada jaringan kelas ini masing masing alamat jaringan / network memiliki 16 network-prefix dan bit tertinggi memiliki nilai 1-0 dan 14 bit nomor jaringan serta diikuti 16 bit nomor host. Jumlah jaringan maksimum adalah 16.384 (214) dengan jumlah host/network 65534 (216-2). Class C Network Pada jaringan Class C memiliki 24 bit network prefix dengan nilai tertinggi bernilai 1-1-0 dan 21 bit nomor jaringan diikuti oleh 8 bit nomor host. Maksimal jumlah jaringan adalah 2.097.152 (221) dengan jumlah host / network adalah 254 (28-2) Class D Network Pada jaringan kelas D, 4 bit pertama adalah 1110. Penggunaan IP kelas ini biasanya untuk multicast address, yaitu sejumlah komputer yang menggunakan bersama suatu aplikasi. Class E Network Pada jaringan kelas E, 4 bit pertama adalah 1111 atau sisa dari seluruh kelas. Class E sendiri biasanya digunakan untuk kegiatan eksperimental. 5.2 IP Subnet Konsep dasar subnetting adalah memecah dari bagian host number menjadi subnet number dan host number seperti diilustrasikan pada gambar di bawah ini:

Gambar 5.1 Subnetting Hierarchy

Sebagai contoh pada kehidupan nyata bahwa subnetting sama dengan suatu sistem di perumahan.
Network Research and Development

Gambar 5.2 Analogi konsep Subnetting

Berdasarkan gambar tersebut terlihat bahwa subnetting adalah pembagian jalan dengan masing masing jalan terdapat rumah yang dimisalkan sebagai host dan nama jalannya adalah alamat network / jaringan dengan ketua RT adalah alamat broadcast (fungsi: menyampaikan semua pesan pada network tersebut). Secara teknis maka pada sistem subnetting terjadi adanya extended network prefix.

Gambar 5.3 Extended Network Prefix

Misalnya, alamat 192.168.0.0/24 dengan alamat host 192.168.0.5 sebagai berikut: 192.168.0.5 : 11000000.10101000.00000000.00000101 255.255.255.0 : 11111111.11111111.11111111.00000000

Network Research and Development

Untuk selengkapnya dalam pembagian kelas IP, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Class A B C Oktet Pertama 1 - 127 128 191 192 - 223 Subnet 255.0.0.0 255.255.0.0 255.255.255. 0 Private Adrress 10.0.0.0 10.255.255.255 172.16.0.0 172.31.255.255 192.168.0.0 192.168.255.255

5.3 IP Routing Fungsi utama dari sebuah IP adalah IP routing. Fungsi ini memberikan mekanisme pada router untuk mengkoneksikan beberapa jaringan fisik yang berbeda. Sebuah perangkat dapat difungsikan sebagai host maupun router. 5.3.1 Tipe Routing Ada dua jenis tipe IP routing, yaitu: Direct Routing Merupakan sebuah routing dimana komputer host dengan komputer guest (tujuan) berada dalam satu jaringan sehingga data akan dikirimkan langsung dengan mengenkapsulasi IP datagram pada layer physical. Indirect Routing Merupakan sebuah routing dimana komputer host dan komputer guest (tujuan) berada pada jaringan yang berbeda sehingga membutuhkan sebuah IP Address lagi untuk kemudian digunakan sebagai gateway. Alamat pada gateway pertama disebut indirect route dalam algoritma IP routing. Perbedaan antara Direct Routing dan Indirect Routing dapat dijelaskan pada gambar di bawah ini:

Network Research and Development

Gambar 5.4 Direct Routing dan Indirect Routing

5.3.2 Tabel Routing Menentukan arah dari berbagai direct route dapat dilihat dari daftar interface. Sedangkan untuk daftar jaringan dan gatewaynya dapat dikonfigurasi kemudian. Daftar tersebut digunakan untuk fasilitas IP routing. Informasi tersebut disimpan dalam suatu tabel yang disebut Tabel Routing. Tipe informasi yang ada pada tabel routing antara lain: 1. Direct Route yang didapat dari interface yang terpasang 2. Indirect Route yang dapat dicapai melalui sebuah atau beberapa gateway 3. Default Route, yang merupakan arah akhir apabila tidak bisa terhubung melalui direct maupun indirect route.

Network Research and Development

Gambar 5.5 Routing

Destination 129.7.0.0 128.15.0.0 128.10.0.0 Default 127.0.0.1

Router E D B B Loopback

Interface Lan0 Lan0 Lan0 Lan0 Lo

Host D terhubung pada jaringan 128.15.0.0 maka digunakan direct route untuk jaringan ini. Untuk menghubungi jaringan 129.7.0.0 dan 128.10.0.0, diperlukan indirect route melalui E dan B. Sedangkan tabel routing untuk host F, berisikan: Destination 129.7.0.0 Default 127.0.0.1 Router F E Loopback Interface Wan0 Wan0 Lo

Karena pada jaringan selain 129.7.0.0 harus dicapai melalui E, maka host F hanya menggunakan default route melalui E. 5.3.3 Algoritma IP routing

Network Research and Development

Gambar 5.6 Algoritma IP Routing

5.4 Metode Pengiriman Unicast, Broadcast, Multicast dan Anycast 5.4.1 Unicast Unicast merupakan sebuah metode pengiriman yang berasal dari satu titik, dan memiliki tujuan hanya satu titik yang lain (titik bisa berarti komputer, atau peralatan jaringan lainnya). Ditilik dari bedah paket nya, kita bisa lihat unicast memiliki satu MAC address pengirim, dan satu MAC address penerima. Secara analoginya, setiap hari pada saat browsing Internet, kita sudah melakukan proses unicast ini, yaitu apabila kita mengetik satu alamat URL misalnya, komputer kita sedang ber-unicastria dengan server web yang ada di URL tersebut.

Network Research and Development

Gambar 5.7 Unicast

Hampir seluruh paket aplikasi yang mendominasi jaringan kita bersifat unicast, seperti http, telnet, ftp, smtp, pop3, dsb. 5.4.2 Broadcast Broadcast, pada jaringan komputer, merupakan sebuah metode pengiriman yang berasal dari satu titik, dan memiliki tujuan ke semua titik lain yang ada di jaringan. Biasanya jenis paket broadcast akan dikirimkan untuk menyatakan suatu keberadaan sebuah layanan, atau pencarian sebuah titik pada jaringan. Contoh nyata dari paket broadcast ini adalah paket-paket NETBIOS yang dikirimkan oleh Windows setiap periode tertentu, yang berisikan nama komputer dan workgroup di mana komputer tersebut berada. Itulah sebabnya, kita bisa mendapatkan banyak informasi tentang apa saja komputer yang ada di jaringan kita pada Network Neighbourhood atau My Network Places.

Gambar 5.8 Broadcast

Apabila jaringan kita analogikan dengan pasar, maka para penjual ikan maupun sayur yang saling berteriak satu sama lain, merupakan paket broadcast. Di satu sisi, kita akan dengan mudah mengetahui di mana kita bisa membeli sayur tertentu, tapi di sisi yang lain kita juga akan merasa bising dengan kondisi di mana semua pembeli berteriak, apalagi bila bersamaan.

5.4.3 Multicast
Network Research and Development

Multicast merupakan sebuah metode pengiriman, berasal dari satu buah titik dan bertujuan ke sebuah alamat khusus (bukan titik khusus), di mana alamat khusus ini dapat didengarkan oleh titik-titik lain di jaringan yang berkepentingan untuk mendengarkannya.

Gambar 5.9 Multicast

Konsepnya mirip dengan siaran radio, yaitu, jika kita hendak mendengarkan suatu siaran khusus, maka kita harus merubah frekuensi radio ke frekuensi yang tepat. Dan tentunya, berjuta-juta orang bisa mendengarkan radio yang sama. Paket multicast sangat efektif untuk keperluan video streaming, audio streaming dsb. , karena dari sisi titik pengirim, hanya perlu mengirimkan paket satu kali saja ke alamat khusus. Karena hanya satu paket saja, dan bisa banyak sekali pendengar, maka otomatis utilisasi jaringan tidaklah terpakai terlalu tinggi. Sebagai contoh, film dengan kualitas DivX, bisa dikirimkan dengan bandwidth sekitar 12Megabit/second saja, dan satu kantor sudah bisa menonton film tersebut. Alamat ini menggunakan kelas D, sehingga beberapa host akan didaftarkan dengan menggunakan alamat kelas D ini. Apabila ada pengirim yang mengirimkan data ke alamat kelas D ini akan diteruskan menuju ke host-host yang sudah terdaftar di IP kelas D ini. 5.4.4 Anycast

Gambar 5.10 Anycast

Apabila suatu pelayanan menggunakan beberapa IP address yang berbeda, kemudian apabila ada pengirim mengirimkan data menuju ke pelayanan tersebut maka akan diteruskan ke salah satu alamat IP tersebut, mode pengiriman ini disebut anycast. Sebagai contohnya, terdapat 5 server dengan aplikasi Network Research and Development 4

FTP yang sama, maka apabila ada user mengakses pelayanan FTP tersebut akan diarahkan ke salah satu dari 5 server tersebut. 5.5 Classless Inter-Domain Routing (CIDR) Classless Inter-Domain Routing (CIDR) atau yang biasa disebut supernetting merupakan routing yang tidak memperhatikan kelas dari alamat IP. Seperti contoh, ika suatu blok IP address (202.91.8.0/26) dialokasikan untuk sejumlah host yang akan dibagi dalam beberapa sub jaringan/subnet maka setiap subnet akan menerima porsi IP address yang sama satu sama lain. Subnet1 = 62 host - network address = 202.91.8.0/26 Subnet2 = 62 host - network address = 202.91.8.64/26 Subnet3 = 62 host - network address = 202.91.8.128/26 Subnet4 = 62 host - network address = 202.91.8.192/26 subnetmask = 255.255.255.192 bila satu subnet masih ingin memecah Jaringan menjadi beberapa bagian, misal subnet 4 masih akan dibagi dalam 2 jaringan, maka 62 IP akan dipecah lagi dalam 2 subnet dengan jumlah host yang sama. Subnet4 = 30 host - network address = 202.91.8.192/27 Subnet5 = 30 host - network address = 202.91.8.224/27 subnetmask = 255.255.255.224 Sisa host masing2 subnet yang baru hanya 30 host karena 1IP(IP pertama) sebagai alamat network dan IP terahir sebagai alamat broadcast.

Network Research and Development

Referensi http://lecturer.eepis-its.edu/~dhoto/kuliah/jarkom/Dhoto-Jaringan%20komputer.pdf

Network Research and Development

You might also like