You are on page 1of 2

iv

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan dan pertumbuhannya, Yogyakarta selalu menghadirkan perbaikan dan perubahan untuk meningkatkan sarana dan prasarananya. Salah satunya adalah keberadaan Simpang Bersinyal Kentungan. Di simpang tersebut masih terdapat titik-titik kemacetan dari Arah Utara, Timur, Selatan maupun Barat yang menyebabkan antrian panjang kendaraan sehingga dirasa perlu mengupayakan solusi untuk mengatasinya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, diperlukan adanya penelitian untuk mengetahui kinerja simpang Kentungan berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Apabila hasilnya kurang memenuhi syarat, maka dicari alternatif yang tepat untuk memecahkan masalah pada simpang bersinyal tersebut berdasarkan MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, dan RDG (Roundabout Design Guidelines (State Of Maryland)) 1995. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha menuturkan pemecahan masalah berdasarkan data-data yang tersedia. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan secara nonprobability sampling (tidak acak). Tahap awal penelitian adalah dengan melakukan survei geometrik, lingkungan dan volume lalu lintas simpang. Setelah data-data tersebut diperoleh, dilakukan analisis data yang berpedoman pada MKJI 1997 untuk mendapatkan kinerja dari Simpang Bersinyal Kentungan. Bila hasil analisis kurang memenuhi syarat maka dicari alternatif pemecahan masalah dengan merubah bentuk simpang menjadi bundaran yang berpedoman pada MKJI 1997, TRRL 1984, dan RDG 1995. Dari hasil alternatif pemecahan masalah tersebut, dipilihlah metode MKJI 1997 yang kemudian digunakan untuk analisis terhadap simpang Kentungan pada tahun 2016. Hasil analisis menunjukkan kinerja Simpang Bersinyal Kentungan pada kondisi eksisting tidak sesuai dengan criteria MKJI 1997, dengan derajat kejenuhan tertinggi sebesar 1,84, kapasitas ratarata sebesar 468 smp/jam, dan tundaan simpang rata-rata sebesar 611,64 det/smp. Upaya perbaikan kinerja simpang Kentungan dilakukan dengan merubah eksisting yang semula adalah bentuk simpang menjadi bundaran, yang berpedoman pada MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, dan RDG (Roundabout Design Guidelines (State Of Maryland)) 1995. Dari ketiga alternatif tersebut, yang terpilih adalah analisis bundaran yang berpedoman pada MKJI 1997. Alternatif ini menghasilkan bundaran dengan derajat kejenuhan sebesar 0,75, kapasitas ratarata 5981 smp/jam, dan tundaan rata-rata sebesar 11,23 det/smp. Analisis kinerja bundaran Kentungan pada tahun2016 berpedoman pada MKJI 1997 yang menghasilkan derajat kejenuhan sebesar 0,74, kapasitas rata-rata 8370 smp/jam, dan tundaan rata-rata sebesar 13,72 det/smp.

Kata Kunci: Volume Lalu Lintas, Derajat Kejenuhan, Kapasitas, dan Bundaran

ABSTRACT

Along with the development and growth, Yogyakarta always brings improvements and changes to improve facilities and infrastructures. One of them is the existence of Kentungan Signalized Intersection. There are still points of congestion from all the leg which lead to long queues of vehicle so that it is necessary to seek solutions to overcome. To resolve this problem, it needs a research to know the performance of Kentungan intersection based on Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. If the result is not qualified, then the precise alternative is sought to resolve this problem based on MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, and RDG (Roundabout Design Guidelines (State Of Maryland)) 1995. This research used descriptive method. It told about problem solving based on an available data. The data was taken by nonprobability sampling. The initial phase was to conduct a survey of geometric, environmental and traffic volume intersections. After the data were obtained, performance of Kentungan intersection was analyzed based on MKJI 1997. If the result was not qualified, then the alternative were sought to resolve this problem based on MKJI 1997, TRRL 1984, and RDG 1995. From this result of alternative, MKJI 1997 was chosen to analyzed Kentungan intersection in 2016. The result of existing condition show that Kentungan intersection performance does not meet MKJI 1997 criteria. The highest of degree of saturation is 1,84, the average of capacity is 468 smp/h, and average delay is 611,64 s/smp. Kentungan intersection performance can be repaired by changing the intersection to be roundabout and its based on MKJI 1997, TRRL (Transport Road Research Laboratory) 1984, and RDG (Roundabout Design Guidelines (State Of Maryland)) 1995. MKJI 1997 is the selected alternative to analyze the roundabout. This alternative produces roundabout degree of saturation is 0,75, average of capacity 5921 smp/h, and average delay of roundabout is 11,67 s/smp. The analysis of Kentungan roundabout in 2016 that based on MKJI 1997 method produce roundabout degree of saturation is 0,74, average of capacity 8370 smp/h, and average delay of roundabout is 13,72 s/smp.

Keywords: Traffic Flow, Degree Of Saturation, Capacity, Delay, and Roundabout

You might also like