You are on page 1of 20

DIGITALISASI PERANGKAT PEMBELAJARAN MAPEL FISIKA DENGAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED-HEADS-TOGETHER (NHT) KELAS X KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN

OPERASI VEKTOR

ARTIKEL TESIS

Oleh

KARYADI WIKANTORO 0104509005

PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011


1

ABSTRAK Karyadi Wikantoro, 2011, Digitalisasi Perangkat Pembelajaran Mapel Fisika Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe Numbered-Heads-Together (NHT) Kelas X Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Vektor. Tesis. Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran. Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Siskandar, M.A. dan Pembimbing II Dr. Dwijanto, M.S. Kata kunci: Digitalisasi, Operasi Vektor, Aktivitas dan Hasil Belajar. Dalam proses belajar mengajar pemilihan suatu metode pembelajaran sangat menentukan kualitas pembelajaran, karena ketepatan dalam pemilihan metode pembelajaran dapat menunjang keberhasilan kegiatan pembelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa. Selama ini pembelajaran fisika kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA N 1 Kayen belum menggunakan media pembelajaran interaktif. Hasil belajar siswa kelas X SMA N 1 Kayen belum seluruhnya mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) sebesar 70% dari KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 70%. Minat siswa terhadap pembelajaran fisika masih tergolong rendah. Aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika masih tergolong tidak aktif. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diuji cobakan pengembangan perangkat pembelajaran secara digital untuk pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) dengan media pembelajaran interaktif. Karena pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan seluruh siswa selama proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan kerjasama antar siswa yang mempunyai kemampuan heterogen. Sehingga diharapkan dengan adanya pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat mendorong siswa dalam mencapai ketuntasan kriteria minimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah (1) validitas pengembangan digitalisasi perangkat pembelajaran mapel fisika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen, (2) hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran mapel fisika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen mencapai kriteria ketuntasan minimal, (3) pengaruh aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor dengan pendekatan kooperatif tipe NHT kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen, (4) pengaruh aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan metode Expostfacto. Variabel bebas pertama (X1) adalah aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelajaran interaktif, variabel bebas kedua (X2) adalah aktivitas siswa

mengerjakan latihan soal operasi vektor, sedangkan variabel terikat (Y) adalah hasil belajar siswa. Uji prasyarat analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji linearitas. Uji hipotesis menggunakan dua ekor. Hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pengembangan digitalisasi perangkat pembelajaran fisika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT Kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen dinyatakan valid. Skor validasi ahli untuk silabus sebesar 3,77 maka silabus dinyatakan valid. Skor validasi ahli untuk rencana pelaksanaan pembelajaran sebesar 3,82 maka dinyatakan valid. Skor validasi ahli untuk media pembelajaran interaktif operasi vektor sebesar 3,72 maka dinyatakan valid. Hasil belajar siswa melampaui kriteria ketuntasan minimal sebesar 70. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,33 dinyatakan berbeda secara signifikan dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 70, dengan nilai thitung = 3,910 > ttabel,=5% =1,66. Aktivitas siswa menggunakan media pembelajaran interaktif sebesar 82,750% termasuk dalam kriteria 70% RS < 85% = aktif. Aktivitas siswa berlatih soal operasi vektor sebesar 85,31% termasuk dalam kriteria 85% RS = sangat aktif. Pembuktian hipotesis pengaruh aktivitas penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor dengan pendekatan kooperatif tipe NHT diperoleh nilai Fhitung = 31,364 dan = 0,00% < 5%. Ini berarti ada pengaruh aktivitas penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor dengan pendekatan kooperatif tipe NHT. Pembuktian hipotesis pengaruh aktivitas aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar diperoleh nilai Fhitung = 8,426 dan = 0,6% < = 5%. Ini berarti ada pengaruh aktivitas siswa pada latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar siswa dalam mencapai kompetensi melakukan operasi vektor. ABSTRACT Karyadi Wikantoro, 2011, Digitilizing Tools Physics Learning Cooperative Approach With Type Numbered-Heads-Together (NHT) Class X Competency Performing Basic Vector Operations. Theses. Curriculum and Technology Studies Program Learning. Graduate Program State University of Semarang. Advisor I Dr. Siskandar, M.A. and Advisor II Dr. Dwijanto, M.S. Keywords: Digitization, Vector Operations, Learning and Outcomes Activities. In the process of learning the selection of a method of learning will determine the quality of learning, because the accuracy in the selection of learning methods can support the success of the learning activities that will improve student learning outcomes. During this learning physics basic competence to do vector operations in SMA N 1 Kayen not use interactive learning media. The results of class X students studying SMA N 1 Kayen not fully achieve the minimum completeness criteria (KKM) is 70. Students' interest towards learning

physics is still low. Activities of students in learning physics is still classified as not active. Based on these problems, it is intended to pilot the development of digital learning tools for learning. Learning that is used is the type of cooperative learning NHT with interactive learning media. Because NHT type of cooperative learning is one method of learning that can enable all students during the learning process by providing opportunities for collaboration among students who have heterogeneous capabilities. So expect the presence of type NHT cooperative learning can encourage students to achieve exhaustiveness minimum criteria. The purpose of this study was to determine: (1) the validity of the development of digitalization device physics with maple learning cooperative approach of type NHT class X basic competence to do vector operations in SMA Negeri 1 Kayen, (2) wether student learning outcomes in the learning process with a cooperative approach maple physics class type X NHT basic competence to do vector operations fully achieve the minimum completeness criteria (KKM) is 70, (3) the influence of the media used by student in the activities of students in the interactive learning activities of students work on vector operations exercises with the type of cooperative approach NHT Class X basic competence to do vector operations. (4) the influence of student activities work on vector operations exercises. This study is a research experiment with methods of Ex-postfacto. The first independent variable (X1) is the activity of students in the use of interactive learning media, the second independent variable (X2) is the activity of students work on exercises vector operations, while the dependent variable (Y) is the result of student learning. Prerequisite test analysis used is the normality test, test of homogeneity and linearity test. Using two-tailed hypothesis test. The results obtained that the digitilizing development of learning physics with the type of cooperative approach NHT Class X basic competence to do vector operations was valid. Score validation expert to the syllabus for 3.77 then the syllabus was valid. Score validation experts to plan for the implementation of learning 3.82 was valid. Score validation experts for interactive learning media vector operations of 3.72 was valid. The results of student learning beyond the minimum completeness criteria of 70. Average of 77.33 for student learning outcomes differ significantly expressed with a minimum completeness criteria of 70, with tcount value = 3.910> ttable, = 5% = 1.66. Activity students use interactive instructional media for 82.750% is included in the criteria of 70% RS <85% = active. Activities students are practicing for about 85.31% vector operations is included in the criteria of 85% RS = very active. Proving the hypothesis of media influence in the use of interactive learning activities to student activities work on vector operations exercises with the type of cooperative approach values obtained NHT and Fcount = 31.364 and = 0,00% < = 5%. This means there is the influence of media use interactive learning activities to the activities of students work on exercises vector operation with NHT type of cooperative approach. Proving the hypothesis influence the activities student to vector operations work on exercises to learning outcomes. 4

The results obtained value and Fcount = 8.426 and = 0,60% < = 5%This means there is an influence on student activities vector operations exercises on learning outcomes of students in achieving competency vector operations significantly. PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia diselenggarakan dalam rangka memenuhi amanat UUD 1945, amandemen tahun 2002, yaitu pada Bab XA Hak Asasi dan Bab XIII Pendidikan. Pada pasal 28C (1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. Sedangkan pasal 31 (a) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Kedua pasal tersebut mengharuskan setiap penyelenggaraan pendidikan untuk memberikan pengajaran kepada seluruh siswa dengan baik, yang pada akhirnya dapat digunakan sebagai bekal untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 alinea (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sedangkan tujuan pendidikan terdapat pada Bab III Dasar, Fungsi dan Tujuan, Pasal 3 bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Di sinilah peran pendidik untuk dapat memegang peran serta dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut. Pendidik mengembangkan diri dengan segala kemampuan memupuk kreatifitas agar proses kegiatan belajar mengajar dengan siswa optimal. Siswa adalah

anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Pendidikan jenjang sekolah menengah atas saat ini diselenggarakan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Dalam proses pelaksaan penyelenggaraan pendidikan di tingkat sekolah menengah atas dipersyaratkan untuk memenuhi standar nasional pendidikan (SNP), salah satunya adalah standar proses. Peraturan Menteri (permen) No 41 tahun 2007 tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah, disampaikan, standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber belajar. Dalam silabus pelajaran fisika, khususnya standar kompetensi menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya dengan kompetensi dasar melakukan penjumlahan vektor masih dikaji secara teoritis. Penerapan kompetensi dasar melakukan penjumlahan vektor dalam proses belajar masih terbatas dalam bentuk perhitungan. Pembelajaran penjumlahan operasi vektor pengembangannya dalam penyajian soal dan pembahasan. Padahal kompetensi penjumlahan vektor sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, kerusakan infrastruktur jalan, sungai, irigasi, papan iklan, pembangunan gedung, banjir, pertanian semuanya itu memiliki aspek vektor. Bila aspek vektor dapat disusun dan disajikan dalam bentuk buku dikawatirkan akan menimbulkan kekeliruan dalam memahami aspek vektor dalam kejadian alam tersebut. Berbeda jika aspek vektor disajikan dalam bentuk digital diharapkan dapat dipahami lebih baik, mengingat dunia digital sekarang berkembang sangat pesat. Perkembangan teknologi berupa perangkat lunak, perangkat keras telah mudah dijangkau dan dipergunakan.

Aspek fenomena alam disajikan dalam bentuk video, animasi, suara tidak mungkin disajikan dalam bentuk cetak. Misalkan kerusakan jalan yang disebabkan karena beban (w=m.g) yang melintas dengan jalan yang menyangga mendapatkan gaya normal (Naspal) sebagai akibat jalan tersebut tidak dapat bertahan dalam umur yang diperkirakan. Video kendaraan yang bergerak di lintasan jalan raya dan hasil kerusakan akan menimbulkan tanggapan yang berbeda dibanding dengan skema atau foto di buku. Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi interaktif antara siswa, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi interaktif tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Bentuk-bentuk stimulus disertakan dalam media di antaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; realita; gambar bergerak atau tidak bergerak, tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu siswa mempelajari operasi vektor. Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek dengan benar. Pengertian teknologi informasi pendidikan adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan proses pendidikan. Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan diakses secara global.

Paltimer

(1991)

membandingkan

pembelajaran

kalkulus

yang

menggunakan computer dengan pembelajaran konvensional menujukkan bahwa hasil pembelajaran berbasis komputer lebih baik daripada pembelajaran konvensional. Tetapi, tidak setiap pembelajaran harus diselenggarakan melalui pembelajaran berbasis TIK. Beberapa kegiatan pembelajaran masih harus diselenggarakan dengan pembelajaran konvensional. Vektor dalam pembelajaran berupa lambang berupa anak panah. Penggunaan teknologi informatika dikembangan pada penelitian adalah perangkat pembelajaran digital untuk pengajaran mata pelajaran fisika dengan kompetensi dasar melakukan penjumlahan vektor. Alasan paling mendasar adalah pembelajaran berbantuan teknologi informatika interaktif diharapkan terjadi proses pembelajaran yang membangkitkan minat belajar dan aktivitas siswa. Pada pelajaran Fisika SMA kelas X dalam silabus berisi standar kompetensi menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi dasar melakukan penjumlahan vektor, dengan materi : (1) Bagaimana menyatakan suatu besaran yang termasuk besaran vektor, (2) Melukis penjumlahan atau selisih dua vektor, (3) Menentukan vektor resultan dengan cara poligon, (4) Menentukan vektor resultan dengan mengunakan metode analitik. Untuk pengayaan, (5) Perkalian antara skalar dan vektor. Kriteria Ketuntasan Minimal Fisika kelas X SMA Negeri 1 Kayen sebesar 70. Standar kompetensi 1 : Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya terdiri dari 2 kompetensi dasar. Kompetensi dasar: 1.1 Pengukuran besaran fisika (massa, panjang dan waktu) dan kompetensi dasar 1.2 Melakukan penjumlahan vektor. Dari pengalaman pembelajaran tentang kompetensi dasar penjumlahan vektor diperoleh kesulitan dalam penyimbolan vektor dan mengoperasikannya. Pembelajaran yang diterapkan pada saat ini dengan metode ceramah dan praktikum. Sedangkan penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi informatika minimum. Yang dimaksud minimum adalah hanya menggunakan paparan berupa kertas, dan paparan powerpoint digunakan untuk pembelajaran searah. Dari hal di atas maka direncanakan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis teknologi informatika interaktif. Dengan media

pembelajaran interaktif diharapkan siswa dapat lebih tinggi interaksinya dengan media tersebut dan pemahaman konsep operasi penjumlahan vektor dikuasasi mendalam. Siswa mencapai kompetensi menjumlahan vektor dimungkinkan akan lebih mungkin mencapainya atau mampu melebihi kriteria ketuntasan minimum. METODE PENELITIAN Pembelajaran fisika di SMA Negeri 1 dalam Kayen selama ini masih menggunakan metode ceramah. Evaluasi berupa ulangan harian menghasilkan hasil belajar yang sebagian besar siswa hanya mencapai kriteria ketuntasan minimal. Hasil akademik ini tidak memuaskan bagi siswa juga guru. Dari metode ceramah ini akan dikembangkan dengan cara menggunakan media pembelajaran. Diharapkan dengan media pembelajaran siswa lebih antusias dalam belajar fisika khususnya dalam melakukan operasi vektor. Di media ini didesain sedemikian akan menciptakan proses belajar yang kooperatif. Untuk mencapai tujuan pembelajaran digunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Menurut Depdiknas, (2005:31) tujuan pertama pembelajaran kooperatif, yaitu meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Siswa yang lebih mampu akan menjadi nara sumber bagi siswa yang kurang mampu, yang memiliki orientasi dan bahasa yang sama. Sedangkan tujuan yang kedua, pembelajaran kooperatif memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat sosial. Tujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan sosial yang dimaksud antara lain, berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya. Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna

memperoleh hasil belajar yang berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Kerangka pikir dapat dibuat gambar sebagai berikut: Pengamatan aktivitas penggunaan media pembelajaran interaktif operasi vektor Pembelajaran Fisika kompetensi dasar 1.2 melakukan operasi vektor dengan model kooperatif tipe NHT dan penggunaan media pembelajaran interaktif operasi vektor

Pengamatan aktivitas latihan soal operasi vektor

Pembelajaran Fisika Kompetensi dasar 1.2 melakukan operasi vektor dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan latihan soal operasi vektor

Analisis hasil belajar siswa melakukan operasi vektor

Pengukuran hasil belajar Pembelajaran Fisika Kompetensi dasar 1.2 melakukan operasi vektor Gambar 2. Kerangka Berpikir.

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah expostfacto, yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana pembelajaran kompetansi dasar melakukan operasi vektor. Penelitian ini dilakukan sejak bulan April 2011 sampai dengan bulan Nopember 2011. Tempat penelitian di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kayen, Jl. Kayen Sukolilo Km 2, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. SMA Negeri 1 Kayen merupakan sekolah negeri satu satunya di wilayah kabupaten Pati bagian selatan. Salah satu misi SMA Negeri 1 Kayen adalah pengelolaan sekolah dan proses pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk mencapai keberhasilan misi dilengkapilah sarana dan prasarana pembelajaran. SMA Negeri 1 Kayen memiliki laboratorium komputer sebanyak 2 kelas dengan jumlah komputer seluruhnya 40 unit. Laboratorium komputer ini digunakan pembelajaran TIK dan mata pelajaran lain yang memerlukan dukungan komputer. Pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran interaktif memerlukan dukungan komputer.

10

Pembelajaran fisika dengan media pembelajaran interaktif dilaksanakan di laboratorium komputer. Pembelajaran di kelas didukung dengan LCD proyektor sehingga guru dapat menggunakan media pembelajaran berbantuan komputer. Dukungan untuk mencari informasi di internet, kedua laboratorium komputer dihubungkan dengan fasilitas internet. Hot spot area meliputi seluruh area sekolah dengan koneksi yang memadai, siswa dapat mengaksesnya dari netbook atau laptop yang mereka miliki. Guru sebagian besar telah memiliki kemampuan membuat dan menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. Secara berkala dilaksanakan in house training untuk revitalisasi pembuatan dan penggunaan media pembelajaran tersebut. Secara umum siswa sudah terbiasa berinteraksi dengan komputer. Interaksi antara siswa dengan komputer yaitu untuk mengakses internet, penyelesaian laporan dalam tugas mata pelajaran dan belajar dengan media pembelajaran interaktif. Dalam pembelajaran fisika menggunakan media pembelajaran interaktif, baik dilaksanakan di kelas maupun di laboratorium komputer. Namun belum dilakukan penelitian tentang pengaruh penggunakan media pembelajaran interaktif tersebut. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran interaktif tersebut perlu dilakukan penelitian. Penelitian pengembangan digitalisasi perangkat pembelajaran mapel fisika kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen. Adapun yang menjadi subjek adalah siswa kelas X tahun ajaran 2011 2012 semester gasal. Kelas X terdiri dari 9 kelas paralel. Pembagian kelas X dilakukan dengan menempatkan siswa secara merata sehingga dihasilkan setiap kelas memiliki kesetaraan mutu. Penelitian dilaksanakan di kelas eksperimen terdiri dari 40 siswa dan dipilih salah satu dari 9 kelas tersebut. HASIL Hasil validasi silaburs 3,77 dibandingkan dengan ketentuan skor 3,3 < n 4 ini artinya silabus tersebut dikategorikan valid sehingga silabus dapat digunakan dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari validator. Validasi dilakukan oleh tiga validator, hasil validasi 3,82 dari skor maksimal 4,00 berarti hasil

11

validasi dan revisi yang baik agar RPP ini dapat dipakai dalam proses penelitian dan pembelajaran di kelas. Kompetensi operasi vektor terdiri dari tiga aspek yaitu aspek format, bahasa dan isi yang terdiri dari 11 item. Validasi dilakukan oleh dua validator, hasil validasi 3,49 dari skor maksimal 4,00. Dengan hasil validasi media sebesar 3,72 dibandingkan dengan ketentuan skor 3,3 < n 4 ini artinya media pembelajaran interaktif tersebut dikategorikan valid. Skor validasi ahli memberikan nilai tertinggi pada aspek format yaitu sebesar 3,83 atau 95,8%. Kriteria siswa dinyatakan aktif menggunakan media pembelajaran interaktif adalah aktivitas penggunaan media pembelajaran interaktif 75%. Dengan hasil rata-rata aktivitas siswa menggunakan media pembelajaran interaktif sebesar 82,750% termasuk dalam kriteria 70% RS < 85% = aktif. Kriteria siswa dinyatakan aktif berlatih soal operasi vektor adalah persentase keaktifan siswa 75%. Dengan hasil rata-rata aktivitas siswa berlatih soal operasi vektor sebesar 85,31% termasuk dalam kriteria 85% RS = sangat aktif. Hasil belajar siswa mampu memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh kurikulum tingkat satuan pendidikan SMA Negeri 1 Kayen diuji banding antara rata-rata hasil belajar yang diperoleh dengan KKM = 70 diperoleh rata-rata kompetensi siswa sebesar 73. Ada pengaruh aktivitas penggunaan media pembelajaran interaktif terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor dengan pendekatan kooperatif tipe NHT. R2 = 0,452 ditafsirkan keacakan data variabel aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelajaran interaktif sebesar 45,2% dalam aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor. Pengaruh positif aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelaaran interaktif secara signifikan terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor ditunjukkan signifikansi sebesar 0,00% pada F = 31,364. R2 = 0,181 ditafsirkan keacakan data variabel aktivitas siswa mengerjakan latihan mengerjakan soal memiliki sebesar 18,1% dalam aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor. Pengaruh positif aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar ditunjukkan signifikansi sebesar 0,60% pada F = 8,426 dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Ha adalah ada pengaruh aktivitas siswa pada latihan

12

soal operasi vektor terhadap hasil belajar siswa dalam mencapai kompetensi melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen. PEMBAHASAN Dalam investigasi awal diperoleh terdapat kesenjangan antara nilai SKHU dengan nilai pemetaan kemampuan individual. Kesenjangan tentunya dipengaruhi banyak hal. Pengaruh dari pembelajaran di sekolah sebelumnya atau pengaruh dari proses hasil ujian nasional. Disain model pembelajaran dikembangkan agar proses pembelajaran fisika dapat menghatarkan siswa mencapai hasil belajar yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Pengembangan perangkat pembelajaran merupakan langkah awal untuk mendapatkan pembelajaran fisika inovatif. Pengembangan perangkat pembelajaran di penelitian ini secara digital. Hal ini dimaksudkan dalam media pembelajaran interaktif siswa dapat mengetahui untuk pencapaian kompetensi secara utuh. Dalam media tersebut berisikan mulai dari standar kompetensi, kompetensi dasar, konsep vektor, operasi vektor dan latihan soal. Pengembangan perangkat tersebut bagi guru disusun dalam bentuk pengembangan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media pembelajaran interaktif dan alat evaluasi. Validator perangkat pembelajaran memiliki kompetensi sebagai validator. Validator I : Drs. Eddy Suryaka, M.Pd sebagai koordinator pengembang kurikulum di sekolah selama 14 tahun dan aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Kimia. Beliau juga aktif dalam kegiatan dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) sebagai forum pengelolaan dan pengembangan sekolah menengah atas di Pati. Validator II, Drs. Jaka Murapriyanta, M.Pd, sebagai guru senior Fisika di kabupaten Pati, aktif sebagai guru pemandu fisika dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Fisika. Validator III, Drs. Sunarno, M.Pd. aktif sebagai guru pemandu fisika dalam kegiatan Musyawarah

13

Guru Mata Pelajaran Fisika, dan editor pada percetakan buku kerja fisika kelas X yang digunakan SMA di kabupaten Pati dan sekitarnya. Dari hasil validasi pengembangan perangkat pembelajaran tersebut diperoleh hasil valid. Validasi dilaksanakan dua kali. Validasi pertama menghasilkan saran-saran kemudian dilakukan revisi dan validasi kedua merupakan hasil akhir pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Pada hasil akhir Pengembangan Digitalisasi Perangkat Pembelajaran mapel fisika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen dinyatakan valid. Pencapaian kompetensi siswa diukur dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan ulangan tertulis. Soal untuk tes kompetensi ini divalidasi ahli tes kompetensi mengenai isi, format dan bahasa, dan dianalisis statistik untuk menghasilkan alat ukur pencapaian kompetensi siswa yang valid, reliabel, dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi maupun rendah, dan dapat diketahui tingkat kesukarannya. Ternyata hasil analisis soal untuk validasi isi, format dan bahasa tersebut diperoleh dengan hasil rata-rata skor validator 3,49 jika dibandingkan dengan ketentuan skor 3,3 < n 4 ini artinya soal untuk kompetensi tersebut dikategorikan valid sehingga soal tes kompetensi operasi vektor dapat digunakan dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari validator. Dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas digunakan rencana pelaksanaan pembelajaran hasil pengembangan. Pada saat penggunaan media pembelajaran interaktif siswa diamati aktivitas dalam penggunaannya. Siswa dinyatakan aktif menggunakan media pembelajaran interaktif adalah aktivitas penggunaan media pembelajaran interaktif 75%. Dengan hasil rata-rata aktivitas siswa menggunakan media pembelajaran interaktif sebesar 82,750% termasuk dalam kriteria 70% RS < 85% yang disimpulkan siswa tertarik menggunakan media pembelajaran interaktif operasi vektor. Ketertarikan dalam menggunakan media pembelajaran interaktif diharapkan dapat membantu siswa dalam mencapai hasil belajar melampaui kriteria ketuntasan minimum.

14

Pengamatan pada pertemuan berikutnya adalah mengamati aktivitas siswa dalam latihan soal operasi vektor. Ternyata hasil amatan dibandingkan dengan kriteria siswa dinyatakan aktif berlatih soal operasi vektor adalah persentase keaktifan siswa 75% diperoleh hasil 85,31% termasuk dalam kriteria 85% RS disebut siswa sangat aktif latihan soal operasi vektor. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelajaran interaktif (X1) berpengaruh positif terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor (X2) dihitung dengan menggunakan analisis regresi menunjukkan bahwa aktivitas menggunakan media pembelajaran memberikan sumbangan efektif (R2) sebesar 45,2% terhadap aktifitas latihan soal operasi vektor. Perilaku siswa dalam mengerjakan latihan soal operasi vektor 45,2% dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya yaitu aktifitas menggunakan media pembelajaran interaktif operasi vektor. Hasil analisis uji butir soal tes kompetensi operasi vektor diperoleh 1 soal tidak valid dan tidak dipakai, reliabilitas dengan r11 0,853 > rtabel 0,312 dinyatakan reliabel. Uji beda butir soal dengan hasil DP sebesar 0,510 dalam kriteria sedang. Tingkat kesukaran atau indeks kesukaran (IK) sebesar 0,595 termasuk kriteria sedang. Hasil analisis uji butir tersebut secara umum dapat dikatakan dalam kriteria sedang. Kriteria ketuntasan minimal yang diterapkan untuk kompetensi dasar 1.2 melakukan operasi vektor adalah 70 maka secara umum siswa mampu melampaui kriteria ketuntasan minimal. Dari hipotesis bahwa dalam penelitian dapat dibuktikan kompetensi siswa mampu minimum. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor (X2) berpengaruh positif terhadap hasil belajar (Y). Pengaruh aktivitas latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar ternyata mampu memberikan pengaruh positif terhadap kompetensi siswa. Pada saat latihan soal operasi vektor dilakukan secara berkelompok dan bersama-sama sedang saat mengerjakan soal tes kompetensi dilakukan individual. Kemampuan individu sangat mempengaruhi dalam pencapaian kompetensi tersebut. Variabel kemampuan individu dalam penelitian ini tidak dipakai sebagai variabel. melampaui kriteria ketuntasan

15

Diharapkan dalam penelitian yang sejenis variabel kemampuan individu dapat dimasukkan dalam variabel penelitian. SIMPULAN Dari penelitian digitalisasi perangkat pembelajaran mapel fisika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengembangan

digitalisasi

perangkat

pembelajaran

fisika

dengan

pendekatan kooperatif tipe

NHT

Kelas X kompetensi dasar melakukan

operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen dinyatakan valid. a. Skor validasi ahli untuk silabus sebesar 3,77 maka silabus dinyatakan valid. b. Skor validasi ahli untuk rencana pelaksanaan pembelajaran sebesar 3,82 maka dinyatakan valid. c. Skor validasi ahli untuk media pembelajaran interaktif operasi vektor sebesar 3,72 maka dinyatakan valid. 2. Pengembangan digitalisasi perangkat pembelajaran fisika dengan pendekatan kooperatif tipe NHT Kelas X kompetensi dasar melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen dinyatakan valid dapat digunakan untuk pembelajaran sehingga hasil belajar siswa melampaui kriteria ketuntasan minimal. Rata-rata hasil belajar siswa sebesar 77,33 dinyatakan berbeda secara signifikan dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 70, dengan nilai thitung = 3,910 > ttabel,=5% =1,66.
3. Aktivitas

siswa dalam penggunaan media pembelajaran interaktif

berpengaruh positif terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor dengan pendekatan kooperatif tipe NHT di SMA Negeri 1 Kayen.
a. Hasil rata-rata aktivitas siswa menggunakan media pembelajaran

interaktif sebesar 82,750% termasuk dalam kriteria 70% RS < 85% = aktif.

16

b. Hasil analisis data bahwa pengaruh positif aktivitas siswa dalam

penggunaan media pembelaaran interaktif secara signifikan terhadap aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor ditunjukkan signifikansi sebesar 0,00% pada F = 31,364. 4. Aktivitas siswa mengerjakan latihan soal operasi vektor berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Kayen.
a. Hasil rata-rata aktivitas siswa berlatih soal operasi vektor sebesar 85,31%

termasuk dalam kriteria 85% RS = sangat aktif.


b. Hasil analisis data bahwa pengaruh positif aktivitas siswa mengerjakan

latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar ditunjukkan signifikansi sebesar 0,60% pada F = 8,426 dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Ha adalah ada pengaruh aktivitas siswa pada latihan soal operasi vektor terhadap hasil belajar siswa dalam mencapai kompetensi melakukan operasi vektor di SMA Negeri 1 Kayen. SARAN Dari penelitian Digitalisasi Perangkat Pembelajaran Mapel Fisika Dengan Pendekatan Kooperatif Tipe NHT Kelas X Kompetensi Dasar Melakukan Operasi Vektor dapat disarankan sebagai berikut: 1. Materi operasi vektor memiliki nilai strategis dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran dibatasi waktu singkat. Dengan waktu sebesar 6 jam pertemuan kiranya kurang memadai untuk kompetensi melakukan operasi vektor. Perlu dilakukan pengkajian alokasi waktu pembelajaran kompetensi dasar 1.2 operasi vektor. 2. Media pembelajaran interaktif operasi vektor memerlukan komputer, namun sering dijumpai kebanyakan siswa belum memiliki komputer. Disarankan pengembangan media pembelajaran operasi vektor yang dimungkinkan untuk dijalankan dengan perangkat lain. Perangkat yang telah dimiliki secara umum adalah VCD atau DVD.

17

DAFTAR PUSTAKA ., 2010. Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi ALIHE Paket TOT Nasional ALFHE DBE 2, Jakarta: USAID.http://www.pustakapendidik.org/artikel,detail,id,26,lang Alavi, M., and R.B. Gallupe 2003 Using Information Technology In Learning: Case Studies In Business And Management Education Programs, Academy of Management Learning and Education, 22, pp. 139-153. Ali, M. 2005. E-learning in The Indonesian Education System. Asia Pacific Cybereducation Journal, Volume 1, Number 2, pp. 15-24 Anita Lie. 2007. Cooperative Learning, Jakarta: Grasindo. Arikunto, S., 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asikin, Mohammad. 2004. Teori-teori Belajar Matematika. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama. Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP Baedhowi dan Hartoyo 2005. Laporan 2005 Learning Round-table on Advanced Teacher Profesionalism. Bangkok, Thailand 13 14 Juni 2005 Bates, A., & Poole, G. 2003. Effective teaching with technology in higher education: Foundations for success. San Francisco: Jossey-Bass. Bovee, C.1997. Business Communication Today. New york: Prentice Hall. Candy, P. C. 1991. Self-direction for lifelong learning: A comprehensive guide to theory and practice. San Francisco: Jossey-Bass Publishers Creswell, John W., 1994. Research Design: Qualitative & Quantitave Approaches, Unites States: Sage Publish. Daniel,W.W. 1989. Statistika Nonparametrik Terapan, Gramedia, Jakarta. A Non Parametric Linear Regression With TheiL's Methods. Kajian Teori Regresi Parametrik Normal dan Regresi Non Parametrik. Danim S., 1995. Media Komunikasi Pendidikan, Pelayanan Profesional Pembelajaran Dan Mutu Hasil Belajar, Jakarta; Bumi Aksara Gall, M. D., Borg, W. R., and Gall, J. P. 1996. Educational Research: An Introduction 6th ed.. New York: Longman, Gardner, M., 2003. Multiple Intelligences After Twenty Years, London: Cambridge, MA 02138 Gerlach dan Ely 1971. Teaching & Media: A Systematic Approach. Second Edition, by V.S. Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA: Allyn and Bacon. Copyright 1980 by Pearson Education Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta:PT Bumi Aksara 18

Ibrahim, Muslimin, dkk. 2002. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESAUNIVERSITY. Kagan, S. & Kagan, M. Kagan. 2009. Cooperative Learning. San Clemente, CA; Kagan Publishing, 2009 Kailani, Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama Islam Volume 01 Nomor 01 Tahun 2 0 1 0 Halaman 25 36, Malang:e-journal UIN Sunan Ampel. Khabibah, S. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Soal Terbuka untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi Surabaya: Program Pascasarjana Unesa. Latuheru, JD. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa. Kini. Jakarta: Depdikbud Mason, R. 1995.Using electronic networking for assessment. In F. Lockwood, Ed., Open and distance learning today. London: Routledge. Mayer, R. E., 2009. Multimedia Learning: Prinsip-prinsip dan Aplikasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Meier, Dave. 2002. The

Accelerated learning Hand Book. Bandung : Kaifa

Miarso, Yusufhadi. dkk. 1986. Media PendidikanTeknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Muhidin, Sambas Ali, Maman Abdurahman, 2007, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nicholson, J., Nicholson, D., Valacich, J., 2007, Computer-Mediated Learning, Proceedings of the AIS SIG-ED IAIM 2007 Conference, New Jersy:Journal College of Business. Ngadiman,Titty dkk.2005.Statistika Tak Parametrik.Bandung. NN. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrostatik#Garis_Gaya_Medan_Listrik Nur, Muhammad. 2005. Pembelajaran Koopertif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA. Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Paltimer, J.R., 1991, Effect of computer algebra systems on concept and skill acquisition Calculus, Journal for Research in Mathematics Educations. Punadji, Setyosari & Sihkabuden 2005. Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas Puspita, Esti Sylvia, 2010, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together NHT Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Prinsip-prinsip Administrasi Perkantoran Studi Pada Siswa Kelas X APK SMK PGRI 2 Malang, Malang:Universitan Negeri Malang.

19

Rahardjo, R. 1986. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali. Rossi, P. H., Freeman, H. E., and Lipsey, M.W. 1998. Evaluation: A Systematic Approach 6thEdition. Thousand Oaks, CA: Sage Publications Rusyan, A. T. dan Daryani, Y. 1993. Penuntun Belajar yang Sukses. Jakarta: Nine Karya. Sadiman, dkk. 2002. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan edisi pertama, cetakan ke-10. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Schunk Dale H., 2008. Learning Theories: an Educational Perspective, Upper Saddle River: Pearson Education. Seels, Barbara B. dan Richey, Rita C., 1994. Instructional Technology: Definition And Domains Of The Field, terjemahan. Jakarta: IPTPI. Siwi, Kecenderungan Penggunaan Multimedia Dalam Proses Pembelajaran, http://unesa.info/tep/media/isi.php?autor=siwi Soegeng dan Retaningdyastuti, 2010. Pengembangan Profesionalitas Guru, Semarang: IKIP PGRI. Sprent, 1991, Metode Statistik Terapan, Jakarta: UI. Sudjana, N., dan Rivai, A. 2001. Teknologi Pengajaran. Bandung:CV Sinar Baru Suherman, E. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA. Unversitas Pendidikan Indonesia Sukardi, 2003, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara. Syukur, NC Fatah, 2005. Teknologi Pendidikan. Semarang: RaSAIL Ranah IlmuIlmu Sosial dan Agama. Tim Kurikulum, 2010, Dokumen KTSP SMA Negeri 1 Kayen, Pati. Thiagarajan, sivasailam; 1974, And Others Instructional Development for Training Teachers of Exceptional children: A Sourcebook Indiana Univ., Bloomington center for Innovation in Teaching the Handicaped, Systems DHEW/OE, Washington, D. C Tony Dodds, 1983. Administrasion of Distance-Teaching Institusions, Manual. Cambridge : International Extension College. Yamasari, Y, 2010. Pengembangan Media Pembelajaran Matematika Berbasis ICT yang Berkualitas Seminar Nasional Pascasarjana X ITS, Surabaya:ITS Press.

20

You might also like