You are on page 1of 5

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Perilaku seksual yang tidak sehat di kalangan remaja khususnya remaja yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa penelitian bahwa yang menunjukkan usia remaja ketika pertama kali melakukan hubungan seksual aktif bervariasi antara usia 14-23 tahun dan usia terbanyak adalah antara 17-18 tahun (Fuad, 2003). Tingginya kasus penyakit Human Immuno Deficieny Virus / Acquired khususnya Immnune pada Deficiency umur Syndrome remaja, (HIV/AIDS), salah satu

kelompok

penyebabnya akibat pergaulan bebas. Hasil penelitian di 12 kota di Indonesia termasuk Semarang menunjukkan 10-31% remaja yang belum menikah sudah pernah melakukan

hubungan seksual (Dea, 2010). Menurut WHO (1998), seks adalah karakteristik genetik atau fisiologis atau biologis seseorang yang menunjukkan apakah dia seorang perempuan atau laki-laki (Romauli, 2009). Seks pra nikah adalah hubungan seks yang dilakukan sebelum menikah (Cucun, 2011). Pandangan sebagian besar masyarakat yang menganggap seksualitas merupakan suatu hal yang alamiah, yang nantinya akan diketahui dengan sendirinya setelah mereka menikah sehingga dianggap suatu hal tabu untuk dibicarakan secara terbuka, nampaknya secara perlahan-lahan harus diubah. Sudah saatnya pandangan semacam ini harus diluruskan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan membahayakan bagi anak dan remaja sebagai generasi penerus bangsa. Remaja yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari beberapa kenyataan

pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat pemahaman yang keliru mengenai seksualitas (Mutadin, 2011). Angka kejadian seks pra nikah menurut hasil survei BKKBN 2010, sebanyak 54 % remaja di Surabaya telah melakukan seks pra nikah. Urutan kedua adalah Medan sebanyak 52 %. Urutan ketiga Jabodetabek 51 % dan urutan ke empat Kota Bandung, 47 % (Edward, 2011). Informasi tentang seks mereka dapatkan melalui teman (65%), film porno (35%), sekolah dan orangtua (19%). Teman lebih dominan dibandingkan orangtua dan guru, padahal teman sendiri tidak begitu mengerti dengan permasalahan seks ini, karena dia juga

mentransformasi dari teman yang lainnya (Hendra, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis telah lakukan di kelas XI IS 1 SMA Negeri 1 Sragen sebanyak 20 responden, 14 responden mendapatkan informasi tentang seks melalui teman, film porno (5 responden), sekolah dan orang tua (1 responden). Dari sinilah peneliti tertarik untuk mendalami lebih jauh lewat penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Seks Pra Nikah Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri I Sragen Kabupaten Sragen.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah pengetahuan remaja kelas XI di SMU Negeri I Sragen tentang seks pranikah ?.

3. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja kelas XI di SMU Negeri I Sragen tentang seks pranikah.

b. Tujuan Khusus Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja kelas XI di SMA Negeri I Sragen mengenai : 1. Pengertian seks pra nikah pada remaja kelas XI di SMA Negeri Sragen 2. Faktor yang mempengaruhi seks pra nikah pada remaja kelas XI di SMA Negeri Sragen 3. Dampak seks pra nikah pada remaja kelas XI di SMA Negeri Sragen 4. Pencegahan seks pra nikah pada remaja kelas XI di SMA Negeri Sragen 5. Penanganan seks pra nikah pada remaja kelas XI di SMA Negeri Sragen

4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan peneliti tentang tingkat pengetahuan remaja terhadap seks pranikah. b. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi atau pengetahuan khususnya tentang seks pranikah c. Bagi Pemerintah Dapat memberi masukan penting bagi pengambil kebijakan untuk merencanakan ataupun menentukan langkah selanjutnya dalam penanggulangan masalah seks pranikah di kalangan remaja. d. Bagi Responden Dapat meningkatkan kesadaran dan wawasan remaja tentang seks pranikah.

2. Manfaat Teoritis Sebagai acuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pendidikan kesehatan tentang seks pra nikah di kalangan remaja dan sebagai bahan referensi untuk studi lebih lanjut bagi peneliti mendatang.

5. Keaslian penelitian Penelitian oleh Ririn Darmasih (2009) dengan judul Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja SMA di Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional, yang dilengkapi pendekatan metode kuantitatif dan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah remaja yang berusia antara 15-18 tahun yang bersekolah SMA di Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah remaja SMA di SMAN 1, SMAN 2, SMAN 6, SMA Batik 2 Surakarta, dan SMA Warga Surakarta kelas 2 yang pernah atau sedang pacaran dengan jumlah 1158 siswa, dengan sampel 114 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple random sampling. Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik chi square (X2) dan regresi ganda (multiple regression), dengan tingkat kepercayaan = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pengetahuan p = 0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,129), pemahaman tingkat agama p = 0,002 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,315), sumber informasi p=0,022 (p<0,05) dengan nilai koefisien (0,201), dan peranan keluarga p=0,000 (p<0,05) dengan nilai koefisien (-0,394). Sehingga dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pengetahuan, pemahaman tingkat agama, sumber informasi, dan peranan keluarga terhadap perilaku seks pranikah pada remaja SMA di Surakarta.

You might also like