Professional Documents
Culture Documents
Klasifikasi Barang/Benda
Pembagian Cara Klasik Barang Ekonomi Excludability (Kemungkinan Eksklusifitas) Ya Tidak
Rivalness (Persaingan)
Ya
Barang Privat
Tidak
Barang Klub. Pengguna barang terbatas pada komunitas tertentu. Misalnya Komunitas Suku Bajoe yang mengelola SDA Laut untuk kepentingan komunitasnya.
Masalah Overuse
Penataan ruang dan pengelolaan sumberdaya alam
selalu berhadapan dengan berbagai bentuk permasalahan sumberdaya dan kepentingan bersama. Contoh : Kemacetan lalu lintas di Makassar yang selalu ditemui setiap pagi dan sore. Kebijakan pengembangan infrastruktur seperti jalan raya dan regulasi terhadap produksi dan distribusi mobil sudah tidak seimbang sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkontrol menyebabkan overuse sehingga degradasi sumberdaya seperti krisis air, krisis pangan, krisis listrik, dll sulit teratasi yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan.
mempublikasikan karya tanpa mencantumkan namanya berjudul Essay on Population, yang pada intinya mengatakan bahwa sumber daya bumi tidak bisa mengimbangin kebutuhan populasi yang terus bertambah.
populasi cenderung bertambah menurut deret ukur (secara geometris) (1,2,4,8,16,32,) sedangkan produksi alam (SDA) cenderung bertambah menurut deret hitung (secara aritmetika) (1,2,3,4,5,6,.)
kejahatan yang tak terelakkan dimana sumber alam bumi tidak akan bisa memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah. Dalam grafik dilihat persedian sumber daya alam bertambah dalam kondisi yang terus menurun, sedangkan permintaan dari penduduk terus bertambah meningkat lebih cepat pada tingkat geometris. Titik C merepresentasikan level subsisten dimana mayotitas manusia hidup pas-pasan.
Ledakan Penduduk
Pada grafik dilihat
populasi masyarakat dunia bertambah secara geometris, bahkan sampai sekarang. Kini jumlahnya sekitar 6 Miliar.
manusia dibatasi oleh kelangkaan tanah oleh besarnya tanah yang gersang di muka bumi dan oleh menurunnya proporsi produk yang harus selalu dihasilkan dari penambahan kapital terus-menerus terhadap tanah yang sudah ditanami. Sumber daya alam yang cenderung terus-menerus berkurang ini sekarang dikenal sebagai hukum pendapatan yang menurun.
Perumusan kebijakan penanggulangan kemiskinan harus ditunjang dengan data, representasi dan proses analisis yang baik.
BPS menegaskan, bahwa World Bank juga menggunakan data BPS, karena mereka tidak pernah melakukan survei sendiri. Namun, cara perhitungan dan acuan yang digunakan berbeda. Artinya pada hakekatnya, data mentah yang digunakan sama, namun teknik representasi data yang digunakan berbeda.
Untuk mengkaji polemik tersebut, marilah kita melihatnya secara komprehensif, dengan membandingkannya dengan Negaranegara lain di dunia.
Versi Pemerintah
kemiskinannya rendah atau BIRU (<20%) maka versi World Bank cenderung juga akan BIRU atau KUNING (sedang). Jika negara tersebut menyebutkan Kemiskinannya tinggi atau MERAH (>41%) maka versi World Bank cenderung juga akan MERAH atau KUNING.
zona MERAH (versi World Bank) yang mengklaim berada di zona BIRU (versi Pemerintah).
Apakah standar kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia terlalu rendah?
Kawasan
Negara
% Kemiskinan Menurut Versi Pemerintah 17.80 9.60 25.10 5.10 12.30 31.00 26.00 2.80 25.00 24.00 45.20 26.00 12.70 37.90 20.00 38.70 70.00 50.00 25.00 29.50 17.11 25.00 2USD 60.00 11.50 45.00 7.80 48.40 57.80 76.80 36.30 75.60 60.30 46.60 12.70 7.30 10.20 18.50 77.60 83.90 42.90 7.90 11.50 8.20 4.10
Selisih %
Indonesia Thailand Philippines Asean Malaysia Vietnam Cambodia Laos Cina India Asia Non Asean Pakistan Yemen Brazil South America Argentina Venezuela Egypt Ethiopia Africa Nigeria South Africa Albania Moldova Europe Turkey Romania
-42.20 -1.90 -19.90 -2.70 -36.10 -26.80 -50.80 -33.50 -50.60 -36.30 -1.40 13.30 5.40 27.70 1.50 -38.90 -13.90 7.10 17.10 18.00 8.91 20.90
Indonesia di peringkat 100 dari 105 negara, hanya di atas Laos, India, Bangladesh, Nepal dan Tanzania.
Fakta bahwa nilai garis kemiskinan pemerintah begitu rendah, relatif terhadap Negara-negara lain di dunia.
dimensi yang sangat luas, tidak hanya pendapatan semata. Mari kita lihat berdasarkan Multidimensional Poverty Index (MPI): Riset OPHI dan UNDP tahun 2010. MPI melihat kemiskinan dari 3 faktor
pendidikan: persentase anak yang mendaftar
sekolah dan lama mereka bersekolah. kesehatan: angka kematian anak dan kondisi gizi standar hidup: akses listrik, sanitasi, air bersih, lantai, bahan bakar memasak dan aset keluarga.
dimensi yang sangat luas, tidak hanya pendapatan semata. Mari kita lihat berdasarkan Multidimensional Poverty Index (MPI): Riset OPHI dan UNDP tahun 2010. MPI melihat kemiskinan dari 3 faktor
pendidikan: persentase anak yang mendaftar
sekolah dan lama mereka bersekolah. kesehatan: angka kematian anak dan kondisi gizi standar hidup: akses listrik, sanitasi, air bersih, lantai, bahan bakar memasak dan aset keluarga.
Tenggara, setelah Kamboja dan Laos. Kemiskinan Indonesia lebih buruk dari:
Myanmar (junta militer),
Vietnam (komunis yang baru membuka diri), Philipina (demokrasi berdarah) dan, Thailand (konflik politik yang
berkepanjangan).
Indikator agregat (GDP) dan nilai rata-rata (perkapita) pasca reformasi menunjukkan perbaikan yang signifikan. Lalu mengapa kemiskinan tidak kunjung membaik?
Kita bergerak menuju kapitalisme MERAH (ala negara-negara di selatan Afrika), bukan kapitalisme HIJAU (ala Eropa)
Source: http://www.islamicity.com
Tinggi
sangat kuat terhadap demokrasi. demokrasi dan pertumbuhan memiliki pengaruh yang lemah. Peranan kesenjangan terhadap kesejahteraan lebih signifikan dibandingkan dengan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi.
target
Truly Welfare
Inequality
natural conditions
actual condition
Economic Growth
+ Democracy
Social Diversity
strong/direct weak/indirec t