You are on page 1of 35

Ahdiat (P0201212401)

Klasifikasi Barang/Benda
Pembagian Cara Klasik Barang Ekonomi Excludability (Kemungkinan Eksklusifitas) Ya Tidak

Rivalness (Persaingan)

Ya

Barang Privat

Sumberdaya Bersama. Bersifat Open Access Mis : Laut.


Barang Publik (Disediakan oleh pemerintah dan dibiayai oleh dana publik, mis: Jalan Raya)

Tidak

Barang Klub. Pengguna barang terbatas pada komunitas tertentu. Misalnya Komunitas Suku Bajoe yang mengelola SDA Laut untuk kepentingan komunitasnya.

Masalah Overuse
Penataan ruang dan pengelolaan sumberdaya alam

selalu berhadapan dengan berbagai bentuk permasalahan sumberdaya dan kepentingan bersama. Contoh : Kemacetan lalu lintas di Makassar yang selalu ditemui setiap pagi dan sore. Kebijakan pengembangan infrastruktur seperti jalan raya dan regulasi terhadap produksi dan distribusi mobil sudah tidak seimbang sehingga menyebabkan kemacetan lalu lintas. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak terkontrol menyebabkan overuse sehingga degradasi sumberdaya seperti krisis air, krisis pangan, krisis listrik, dll sulit teratasi yang pada akhirnya menyebabkan kemiskinan.

Robert Thomas Maltus


Tahun 1798 saat berusia 32 tahun Malthus

mempublikasikan karya tanpa mencantumkan namanya berjudul Essay on Population, yang pada intinya mengatakan bahwa sumber daya bumi tidak bisa mengimbangin kebutuhan populasi yang terus bertambah.

Hukum Ekonomi Robert Thomas Maltus


Menurut Malthus,

populasi cenderung bertambah menurut deret ukur (secara geometris) (1,2,4,8,16,32,) sedangkan produksi alam (SDA) cenderung bertambah menurut deret hitung (secara aritmetika) (1,2,3,4,5,6,.)

Hukum Ekonomi Robert Thomas Maltus

Akibatnya, akan terjadi krisis penderitaan dan

kejahatan yang tak terelakkan dimana sumber alam bumi tidak akan bisa memenuhi kebutuhan penduduk yang terus bertambah. Dalam grafik dilihat persedian sumber daya alam bertambah dalam kondisi yang terus menurun, sedangkan permintaan dari penduduk terus bertambah meningkat lebih cepat pada tingkat geometris. Titik C merepresentasikan level subsisten dimana mayotitas manusia hidup pas-pasan.

Ledakan Penduduk
Pada grafik dilihat

populasi masyarakat dunia bertambah secara geometris, bahkan sampai sekarang. Kini jumlahnya sekitar 6 Miliar.

Maltus dan Hukum Pendapatan Yang Menurun


Sarana-sarana untuk mendukung kehidupan

manusia dibatasi oleh kelangkaan tanah oleh besarnya tanah yang gersang di muka bumi dan oleh menurunnya proporsi produk yang harus selalu dihasilkan dari penambahan kapital terus-menerus terhadap tanah yang sudah ditanami. Sumber daya alam yang cenderung terus-menerus berkurang ini sekarang dikenal sebagai hukum pendapatan yang menurun.

Kualitas Lingkungan dan Kapasitas SDM


Faktor Pemicu kerusakan lingkungan pertanian : Erosi Run off Pencemaran Pertumbungan ekonomi yang tinggi disebabkan karena kualitas SDMnya yang tinggi. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan pembangunan manusia : Produktivitas Pemerataan Keberlanjutan Pemberdayaan Pengelolaan sumberdaya yang arif berasal dari model pembangunan manusia yang arif pula. Olehnya itu, Pembangunan Manusia adalah sesuatu yang integratif dengan perencanaan dan pengembangan wilayah.

Masihkah Kemiskinan Menjadi Ancaman Pembangunan ??

Hubungan Antara Sains dan Kebijakan Publik

Perumusan kebijakan penanggulangan kemiskinan harus ditunjang dengan data, representasi dan proses analisis yang baik.

Polemik Data Kemiskinan Di Indonesia


FAKTA: Perbedaan yang sangat jauh antara %miskin versi pemerintah dengan standar 2 USD World Bank. Perbedaan tren kemiskinan: versi pemerintah cenderung menurun, versi World Bank, cenderung stagnan.

BPS menegaskan, bahwa World Bank juga menggunakan data BPS, karena mereka tidak pernah melakukan survei sendiri. Namun, cara perhitungan dan acuan yang digunakan berbeda. Artinya pada hakekatnya, data mentah yang digunakan sama, namun teknik representasi data yang digunakan berbeda.

Untuk mengkaji polemik tersebut, marilah kita melihatnya secara komprehensif, dengan membandingkannya dengan Negaranegara lain di dunia.

Versi Pemerintah

Versi World Bank

Secara umum, ada konsistensi versi

pemerintah (masing-masing Negara) dengan versi World Bank:


Jika negara tersebut menyebutkan

kemiskinannya rendah atau BIRU (<20%) maka versi World Bank cenderung juga akan BIRU atau KUNING (sedang). Jika negara tersebut menyebutkan Kemiskinannya tinggi atau MERAH (>41%) maka versi World Bank cenderung juga akan MERAH atau KUNING.

Indonesia adalah satu-satunya Negara

zona MERAH (versi World Bank) yang mengklaim berada di zona BIRU (versi Pemerintah).

Apakah standar kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia terlalu rendah?

Kawasan

Negara

% Kemiskinan Menurut Versi Pemerintah 17.80 9.60 25.10 5.10 12.30 31.00 26.00 2.80 25.00 24.00 45.20 26.00 12.70 37.90 20.00 38.70 70.00 50.00 25.00 29.50 17.11 25.00 2USD 60.00 11.50 45.00 7.80 48.40 57.80 76.80 36.30 75.60 60.30 46.60 12.70 7.30 10.20 18.50 77.60 83.90 42.90 7.90 11.50 8.20 4.10

Selisih %

Indonesia Thailand Philippines Asean Malaysia Vietnam Cambodia Laos Cina India Asia Non Asean Pakistan Yemen Brazil South America Argentina Venezuela Egypt Ethiopia Africa Nigeria South Africa Albania Moldova Europe Turkey Romania

-42.20 -1.90 -19.90 -2.70 -36.10 -26.80 -50.80 -33.50 -50.60 -36.30 -1.40 13.30 5.40 27.70 1.50 -38.90 -13.90 7.10 17.10 18.00 8.91 20.90

Perhitungan selisih antara %miskin Pemerintah dengan versi World Bank:

Indonesia di peringkat 100 dari 105 negara, hanya di atas Laos, India, Bangladesh, Nepal dan Tanzania.
Fakta bahwa nilai garis kemiskinan pemerintah begitu rendah, relatif terhadap Negara-negara lain di dunia.

Kondisi Kemiskinan Di Indonesia

Kemiskinan tentu saja harus dilihat dari

dimensi yang sangat luas, tidak hanya pendapatan semata. Mari kita lihat berdasarkan Multidimensional Poverty Index (MPI): Riset OPHI dan UNDP tahun 2010. MPI melihat kemiskinan dari 3 faktor
pendidikan: persentase anak yang mendaftar

sekolah dan lama mereka bersekolah. kesehatan: angka kematian anak dan kondisi gizi standar hidup: akses listrik, sanitasi, air bersih, lantai, bahan bakar memasak dan aset keluarga.

Kemiskinan tentu saja harus dilihat dari

dimensi yang sangat luas, tidak hanya pendapatan semata. Mari kita lihat berdasarkan Multidimensional Poverty Index (MPI): Riset OPHI dan UNDP tahun 2010. MPI melihat kemiskinan dari 3 faktor
pendidikan: persentase anak yang mendaftar

sekolah dan lama mereka bersekolah. kesehatan: angka kematian anak dan kondisi gizi standar hidup: akses listrik, sanitasi, air bersih, lantai, bahan bakar memasak dan aset keluarga.

Kemiskinan Indonesia terparah ke-3 di Asia

Tenggara, setelah Kamboja dan Laos. Kemiskinan Indonesia lebih buruk dari:
Myanmar (junta militer),
Vietnam (komunis yang baru membuka diri), Philipina (demokrasi berdarah) dan, Thailand (konflik politik yang

berkepanjangan).

Stabilitas politik dan demokrasi pasca

reformasi belum mampu mengatasi permasalahan kemiskinan.

Paralaks Perspektif Agregat dan Nilai Rata-Rata

Indikator agregat (GDP) dan nilai rata-rata (perkapita) pasca reformasi menunjukkan perbaikan yang signifikan. Lalu mengapa kemiskinan tidak kunjung membaik?

2 Wajah Pertumbuhan Ekonomi


Truly Welfare Inequality

Kita bergerak kanan!

Kita bergerak menuju kapitalisme MERAH (ala negara-negara di selatan Afrika), bukan kapitalisme HIJAU (ala Eropa)

Kesenjangan: Ancaman Masa Depan Indonesia

Kondisi Diversitas Agama


Tinggi

The Distribution of Major Religions of The World Today

Source: http://www.islamicity.com

Kondisi Diversitas Etnik

Tinggi

Source: The World Factbook 1997, Central Intelligence Agency

kesenjangan memiliki dampak yang

sangat kuat terhadap demokrasi. demokrasi dan pertumbuhan memiliki pengaruh yang lemah. Peranan kesenjangan terhadap kesejahteraan lebih signifikan dibandingkan dengan demokrasi dan pertumbuhan ekonomi.

target

Truly Welfare

Inequality
natural conditions

actual condition

Economic Growth
+ Democracy

Social Diversity

strong/direct weak/indirec t

You might also like