You are on page 1of 8

KELAS XII, BAHASA SMA NEGERI 1 SIKUR RABU TANGGAL 26 JULI 2013

KD. 1. Menentukan tema serta amanat puisi terjemahan yang dibacakan . 2. Mengevaluasi puisi terjemahan yang dibacakan

Contoh Puisi Terjemahan


ELEGI

Dalam kesedihan seorang lelaki yang telah menebang pohon terakhirnya ada tempat kosong di mana naungan tumbang, dan kursi-kursi dan meja, dan orang-orang hilang merasa sejuk sebelumnya, terlindung dari sinar mentari. Anehnya, lelaki itu tidak sedih. Dia telah memusatkan pikiran pada dua hal utama : melanjutkan, dan meluaskan Semua ini membuatnya seperti sepasang sarung tangan. Sementara istrinya mewaspadai kegelapan, sejenak para pengunjung menyimak. hanya di antara kami yang tahu apa lelaki itu tadinya, atau masih, meneguk kesedihan itu dari cangkir-cangkir kecil, duduk di belakang jendela. Lebih baik kami pergi. Itu seolah-olah semua bukan pohon-pohon kami, mengingat. Itu seolah-olah kami tidak pernah di sini, bahkan meski kami pernah. (John Hartley Williams)

Pilihlah puisi berikut


1.

TENTUKAN isi tema sikap penyair amanat/ pesan

Tugas
ELEGI

Dalam kesedihan seorang lelaki yang telah menebang pohon terakhirnya ada tempat kosong di mana naungan tumbang, dan kursi-kursi dan meja, dan orang-orang hilang merasa sejuk sebelumnya, terlindung dari sinar mentari. Anehnya, lelaki itu tidak sedih. Dia telah memusatkan pikiran pada dua hal utama : melanjutkan, dan meluaskan Semua ini membuatnya seperti sepasang sarung tangan. Sementara istrinya mewaspadai kegelapan, sejenak para pengunjung menyimak. hanya di antara kami yang tahu apa lelaki itu tadinya, atau masih, meneguk kesedihan itu dari cangkir-cangkir kecil, duduk di belakang jendela. Lebih baik kami pergi. Itu seolah-olah semua bukan pohon-pohon kami, mengingat. Itu seolah-olah kami tidak pernah di sini, bahkan meski kami pernah. (John Hartley Williams)

BURUNG BANGAU Jiwa pelayan. Ia bilang aku berjiwa pelayan dan ia meludah dalam jeruji besi dan tinggalkan aku menangis di sini seperti orang yang sangat malang. Jadi kupikir seharusnya aku tak pernah menyentuhnya lagi dan kubenci diriku sendiri di ruangan dingin dan aku tersedu-sedu sendiri Aku sudah cukup. Aku pergi Meski jalanan lebih kejam darinya, lebih baik aku pergi pulang. Lalu ia mengetuk dan datang dengan burung di tangannya. Ia merah dengan tumpukan jerami memanas dan kuda-kuda padanya Tetapi amarah hilang, pada wajah ganjilnya yang dingin Aku yakin pada akhirnya Seharusnya aku tak pernah benar-benar sendiri; sesuatu darinya menancap padaku, kepingan tajam; Ia tidak ingin memberi sesuatu yang belum pasti. Aku bilang, itu burung bangau. Dan ia bilang, ya, burung bangau itu mati terjepit pintu kandang pada kaki dinding, di salju, di parit. Mata burung bangau itu, ia bilang, layaknya mata ikan, Sayapnya sekelabu kain bajuku Dan pertolongan macam apapun terlambat bagi kami, tatkala burung ia pantau selama seminggu mengintai di sepanjang sungai dapat mengendalikannya, saat limpahan butir-butir beku terhempas dari atap. bertongkatkan kakinya yang berbulu putih di es, di mana kuda-kuda bernapas, kolam di mana ia tenggelam oleh tembakan perangkap kencang mematahkan? (Stuart Henson)

Tugas
SKETSA DI BAWAH TANAH Tetapi untuk gerakan kepalanya yang paling ringan, kedipan mata, berseri dan terang lagi itu dan getaran-getaran kecepatan pena pada bantalan buku catatan, tersembunyi pada guncangan laju kereta Ini caranya untuk membayar waktu yang tak terpetakan perhatiannya, untuk menghindari kekosongan, dan apa yang dunia akan sebut luar biasa, mencari batu loncatan agar bisa menguasai diri. Perempuan itu begitu menyendiri dalam pikiran begitu menyadarkannya, dan perempuan itu hanya mencurigai jendela dan rambutnya yang mengelabu. Ia tahu in akhir waktu ujian seni untuk jeda jatuh tempo. Perempuan itu akan berlalu di pemberhentian satu, atau berikutnya.
(Stuart Henson)

Tugas

SUARA-SUARA BULGARIA Ia menemukan beruang seukuran ibunya dan melangkah seolah ruang kamar menghentikannya. Ia memanggilnya Marigold. Dengan kuping berbulu tebal Ia mendengar laut kuning di bawah jendela mengalun pasir - meringkih bagai kuda berbaring di tepinya, tak bisa berdiri; atau seperti burung kakak tua yang tertidur di sampingnya ia menyelimutinya dengan syal begitu ikhlas padanya, menjaganya agar tetap hangat, walau kemudian burung itu mati tangan beratnya menopang gaun si betina menghimpit bungkamnya tidur si betina akar-akar yang memutih di bawah salju, di samping villa kecil, di mana suara-suara misterius Bulgaria yang hilang terdengar di antara kawanan kelinci, bernyanyi sunyi Ia merajuk dan menyimpulkan rambutnya. cairan-cairan minyak membutiri Marigold tengah kembali tertahan begitu lama tercurah seperti emas dan butiran permata : Marigold, cintaku! (Selima Hill)

You might also like