Professional Documents
Culture Documents
orang
yang
ingin
mengetahui
seluk teologi
beluk yang
mendalam, agamanya.
perlu
mempelajari teologi
Mempelajari yang
akan pada
memberikan landasan
seseorang
keyakinan
didasarkan
yang
yang tidak mudah diombang-ambingkan oleh perubahan zaman. Teologi dalam Islam dikenal dengan nama Ilmu Aqaid atau Ilmu Tauhid. Dinamakan demikian karena dalam Islam keyakinan tentang keMaha Esaan Tuhan adalah termasuk ajaran yang sangat penting. Teologi Islam disebut juga Ilmu Kalam. Dinamakan demikian, karena masalah kalam atau firman Tuhan, yaitu Al-Quran, pernah menjadi polemic yang menimbulkan pertentangan-pertentangan keras dikalangan umat Islam, terutama dalam abad 9 sampai 10 Masehi yang membawa kepada penganiayaan-penganiayaan bahkan pembunuhan pembunuhan terhadap sesama muslim pada waktu itu.
BAB II PEMBAHASAN
A. Arti Kata Khawarij Sebagaimana kaum Abi Thalib khawarij Thalib, yang anda pada tetapi tidak menerima ketahui mulanya dalam adalah sejarah Islam, bahwa Ali bin
barisannya,
karena
dengan (arbitrase)
jalan
menyelesaikan persengketaannya dengan Muawiyah ibnu Abi Sufyan. Nama Khawarij berasal dari kata kharaja yang berarti: keluar. Nama tersebut diberikan kepada mereka karena mereka menyatakan diri keluar dari barisan Ali dalam persengketaannya dengan Muawiyah. Ada pula pendapat lain yang mengatakan, bahwa pemberian nama Khawarij tersebut didasarkan pada ayat 100 dari surat An-Nisa yang berbunyi: Artinya : Dan barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampunan lagi Maha Penyayang.
Dengan demikian kaum Khawarij memandang diri mereka sebagai kaum yang berhijrah meninggalkan rumah dan kampong halaman mereka untuk mengabdikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya untuk memperoleh pahala dari Allah SWT.
B. Nama-Nama Lain Bagi Kaum Khawarij Selanjutnya mereka menyebutkan diri mereka sebagai kaum Syurah, yang berasal dari kata Yasyri yang berarti menjual. Penyebutan nama tersebut didasarkan kepada ayat 207 dari Surat Al Baqarah, yang berbunyi: Artinya : Dan di antara segolongan manusia ada yang menjual dirinya untuk memperoleh keridhaan Allah, dan Allah itu Maha Pengasih kepada
hamba-hamba-Nya
C. Latar Belakang Timbulnya Aliran Khawarij Sebagaimana kita ketahui dalam sejarah, bahwa Nabi Muhammad d samping sebagai Rasul beliau juga pemimpin umat, sebagai kepala Negara. Ini berarti bahwa Islam disamping sebagai system agama, juga sebagai
system politik, yang mengatur tentang ketatanegaraan. Oleh karena itu tidak mengherankan, kalau pada waktu Nabi Muhammad wafat, masyarakat Madinah menjadi bingung memikirkan pengganti beliau untuk mengepalai Negara Islam yang belum lama berdiri. Maka timbullah masalah besar bagi mereka, yaitu siapakah Negara.
Masalah ini dikenal dalam sejarah Islam sebagai masalah khilafah. Sebagai Nabi atau Rasul, mereka tidak mempersoalkannya, Rasul itu tidak dapat digantikan. sebab Nabi atau
D. Paham Teologi Khawarij Prof. Dr. Harun Nasution menyatakan bahwa menurut Abu Zahrah, timbulnya paham teologi dalam kalangan kaum khawarij bermula dari paham mereka dalam masalah-masalah politik/ketatanegaraan. Dalam lapangan ketatanegaraan mereka memang mempunyai paham yang berlawanan dengan paham yang ada pada waktu itu. Mereka lebih bersifat demokratis, karena menurut mereka Khalifah atau Imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam, yang berhak menjadi Khalifah itu bukan hanya anggota suku bangsa Quraisy, bahkan juga bukan hanya orang Arab saja, tetapi siapa saja orang Islam yang sanggup dan mampu, walaupun ia seorang hamba yang berasal dari Afrika. Khalifah yang terpilih akan terus memegang jabatannya selama ia masih bersikap adil dan menjalankan syariat Islam. Tetapi kalau ia sudah menyimpang dari ajaranajaran Islam, maka ia wajib dijatuhkan atau dibunuh.
E. Sub-Sub Sekte dalam Khawarif Diantara sub-sub sekte dari aliran khawarij tersebut ialah : 1. Al- Muhakkimah Al-Muhakkimah adalah golongan khawarij asli, bekas pengikutpengikut Ali, yang kemudian memisahkan diri, dan kemudian menentang Ali. Menurut golongan ini, Ali dan Muawiyah serta kedua pengantarnya, yaitu Amr ibn As dan Abu Musa Al-Asyari, serta semua orang yang telah menyetujui arbitrase, mereka itu telah melakukan perbuatan salah,
karena menyimpang dari ajaran Islam, perbuatan mereka itu membuat mereka menjadi kafir. Selanjutnya hukum kafir ini mereka luaskan artinya,
sehingga orang yang melakukan dosa besar pun termasuk orang yang telah kafir. Berbuat zina adalah termasuk dosa besar, karena itu menurut
golongan ini orang yang mengerjakan zina, dia telah menjadi orang kafir, dan dikeluarkan dari Islam. 2. Al-Azariqah Golongan ini muncul setelah hancurnya golongan dan golongan ini kemudian menjadi lebih besar AlMuhakkimah, dan lebih kuat
dibandingkan dengan golongan AlMuhakkimah sendiri. Daerah-daerah kekuasaan mereka terletak di perbatasan antara Iran dan Irak. Nama AlAzariqah diambil dari nama seorang pemuka golongan ini, yaitu; Nafi ibn al-Azraq. 3. Al-Nadjat Nama golongan ini diambil dari nama seorang pemuka dari golongan ini, yaitu; Najdah ibn Amr al-Hanafi. Ia berasal dari daerah Yamamah. 4. Al-Ajaridah Golongan adalah pengikut ini dinamakan dari termasuk Abd salah Al-Ajaridah, Karim ibn seorang karena Ajrad, teman mereka dari itu yang menurut Atiah
Golongan ini dinamakan demikian, karena pemimpin golongan ini ialah Ziad ibn al-Asfar. Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, golongan Al-
ekstrim
dibandingankan
dengan yang lain. Diantara pendapat-pendapat mereka itu ialah : a. b. Orang sufriyah yang tidak berhijrah tidak dianggap menjadi kafir. Mereka tidak sependapat, bahwa anak-anak orang yang musyrik itu boleh dibunuh. c. Selanjutnya tidak semua orang sufriyah sependapat bahwa
orang yang melakukan dosa besar itu telah menjadi musyrik. Ada diantara mereka yang membagi dosa besar menjadi dua golongan, yaitu daosa yang diancam dengan hukum dunia, seperti
membunuh dan berzina, dan dosa yang tidak diancam dengan hukum dunia, tetapi diancam dengan hukuman karena di seperti dosa karena meninggalkan shalat atau puasa akhirat, bulan
Ramadhan. Orang yang berbuat dosa besar golongan pertama, tidak dipandang kafir, tetapi orang yang berbuat dosa
golongan kedua itulah yang dipandang kafir. d. Daerah golongan Islam yang tidak sepaham dengan mereka, tidak dianggap sebagai dar al-harb, daerah maaskar, anak yaitu daerah yang harus
diperangi. Menurut mereka, daerah yang boleh diperangi itu hanya yaitu markas-markas pasukan musuh. Anaktidak boleh dibunuh atau dijadikan
dan wanita-wanit
tawanan. e. Menurut mereka kufur itu ada dua macam yaitu : kufr bi inkar alnimah, yaitu kufur karena mengingkari rahmat Tuhan, dan kufr bin inkar al-rububiyah, yaitu kufur karena mengingkari adanya Tuhan. Karena itu menurut mereka, tidak mesti diartikan keluar dari Islam. f. Menurut mereka, taqiyah hanya dibolehkan dalam bentuk bentuk perbuatan. Tetapi selamanya sebutan kafir itu
sungguhpun demikian, untuk menjaga keamanan dirinya, seorang wanita Islam boleh kawin dengan laki-laki kafir, apabila dia berada di daerah bukan Islam.
6. Al-Ibadiyah Nama golongan ini diambil dari nama seorang pemuka mereka yaitu Abdullah ibn Ibad. Pada mulanya dia adalah pengikut golongan al-Azariqah, tetapi pada tahun 686 M, ia memisahkan diri dari golongan al-Azariqah.
A. Kesimpulan Perang Siffin ini merupakan peristiwa yang sangat penting di dalam perjalanan sejarah umat Islam. Hal ini disebabkan peristiwa Siffin itu membawa perubahan akibat perang
terjadinya berbagai perubahan, terutama kenegaraan Islam yang dan satu timbulnya sama lain
mengenai
di kalangan