You are on page 1of 5

> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 2012<

ANALISA QoS PADA JARINGAN MPLS VPLS BERBASIS MIKROTIK


Agung Budi Wijaya1, M. Zen Samsono Hadi, ST, MT, M.sc2, Reni Soelistijorini, B.Eng, MT 2
Mahasiswa Jurusan Teknik Telekomunikasi 1 , Dosen Politeknik Elektronika Negeri Surabaya2 Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Keputih Sukolilo, Surabaya 60111 Telp. (+62)-31-5947280 Fax. (+62)-31-5946114 e-mail : soeltan_agoeng@yahoo.com

Abstrak
Pada saat ini perkembangan teknologi jaringan komputer sudah meningkat pesat, hal ini sesuai dengan kebutuhan komunikasi dan akses data suatu instansi maupun perusahaan. Perusahaanperusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis sudah banyak yang memiliki kantor cabang di berbagai daerah, begitu juga instansi pemerintahan yang tersebar di berbagai kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung kebutuhan kebutuhan tersebut setiap instansi maupun perusahaan perlu memiliki solusi sistem jaringan yang baik berupa pengiriman data yang cepat, scalability, dan keamanan pengiriman data dengan menggunakan teknologi Multi Protocol Label Switching (MPLS) dan Virtual Private LAN Service (VPLS) melalui jaringan komputer yang memiliki QoS bagus supaya mendapatkan performa jaringan yang baik. Sistem yang dirancang ini merupakan sistem yang mampu memberikan solusi kepada pengguna jaringan komputer skala besar berdasarkan standard QoS meliputi parameter delay, jitter, throughput dan packet loss. Cara kerja sistem ini adalah dengan mengirim data Audio dan Video Streaming over jaringan MPLS VPLS yang bisa diakses oleh client dengan bandwidth koneksi yang berbeda serta format video yang berbeda pula. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kebutuhan bandwidth minimum yang digunakan untuk akses video streaming adalah 1 Mbps dan untuk akses audio streaming adalah 128 kbps. Sedangkan format video yang paling bagus untuk video streaming adalah avi. Oleh karena itu pengguna dapat memilih kebutuhan koneksi jaringan yang dibutuhkan dengan kecepatan transmisi data yang tinggi serta keamanan akses data yang terjamin dengan skala akses besar. Kata Kunci : mikrotik, MPLS, VPLS, Audio Video Streaming, QoS. I. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil survei Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sektor Bisnis Indonesia 2011 yang dilakukan oleh Pusat Data dan Sarana Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia 2011, perkembangan teknologi jaringan komputer di sektor bisnis sudah meningkat pesat. Hal ini seimbang dengan meningkatnya kebutuhan komunikasi dan akses data suatu instansi maupun perusahaan[7]. Perusahaan - perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis sudah banyak yang memiliki kantor cabang di berbagai daerah, begitu juga instansi pemerintahan yang tersebar di berbagai kota dan provinsi di seluruh Indonesia. Para karyawan di suatu perusahaan perlu memiliki akses data perusahaan yang terletak di kantor pusat maupun cabang dengan cepat dan aman. Selain itu ada juga rekanan bisnis perusahaan yang ikut mengakses data perusahaan dengan jaringan yang lain dalam rangka kerja sama membagi perencanaan, informasi dan perkembangan bisnis. Begitu juga dengan pegawai instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah perlu memiliki akses pertukaran data pekerjaan berupa penugasan dari kantor pusat ke kantor daerah maupun laporan hasil pekerjaan dari kantor daerah ke kantor pusat. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung kebutuhan kebutuhan tersebut setiap instansi maupun perusahaan perlu memiliki solusi sistem jaringan yang baik berupa pengiriman data yang cepat, scalability, dan keamanan pengiriman data dengan menggunakan teknologi Multi Protocol Label Switching (MPLS) dan Virtual Private LAN Service (VPLS) melalui jaringan komputer yang memiliki QoS bagus supaya mendapatkan performa jaringan yang baik. II. TEORI PENUNJANG 2.1 Pengertian Mikrotik Router OS Mikrotik Router OS merupakan sistem operasi Linux Base yang diperuntukkan sebagai network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa dilakukan melalui Windows Application

> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 2012<


(WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada standard komputer PC (Personal Computer). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk keperluan beban yang besar (network yang kompleks dan routing yang rumit) disarankan untuk mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai. Mikrotik Router OS memiliki kelebihan sebagai berikut : 1. Tangguh dalam masalah jaringan. 2. Tools lebih banyak. 3. Sistem keamanan tingkat tinggi. 4. Tidak terlalu membutuhkan spesifikasi komputer yang besar 5. Kemudahan dalam penggunaan dan harga relative murah[4]. Untuk negara berkembang, solusi Mikrotik Router OS sangat membantu ISP atau perusahaan kecil yang ingin terkoneksi internet. Walaupun sudah banyak tersedia perangkat router mini semacam NAT, Mikrotik Router OS merupakan solusi terbaik dalam beberapa kondisi penggunaan komputer dan perangkat lunak[4].

Gambar 2.1 Logo Mikrotik Router OS[6] 2.2 Mikrotik RouterBoard RB750 Solusi cerdas dan hemat pengganti PC Server. Didalamnya sudah ter-install Mikrotik Router OS berlisensi yang dapat dikonfigurasi untuk mengatur bandwith, memblokir user, serta membuat billing hotspot. Lima buah port ethernet secara flexibel dapat dikonfigurasikan sesuai dengan keinginan.

2.3 Definisi dan Komponen MPLS Multi Protocol Label Switch (MPLS) adalah suatu metode pengiriman paket data melalui suatu jaringan dengan konsep Label Switching, yaitu dengan menambahkan sebuah label independen dan unik di deretan paket data (paket IP). Fungsi dari label ini adalah sebagai proses penyambungan dan pencarian jalur dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan teknologi routing di layer tiga sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam menyelesaikan masalah kecepatan, scalability, QoS (Quality of Service), dan rekayasa trafik[5]. Komponen MPLS terdiri dari : 1. Label Switched Path (LSP) Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS node yang lain. Pada domain MPLS, suatu lintasan di set-up dengan tujuan untuk mengirim paket yang didasarkan pada sebuah FEC. MPLS menyediakan dua pilihan cara yang dapat dilakukan untuk set-up suatu LSP, yaitu: 1. Hop-by-Hop Routing Tiap-tiap LSR secara terpisah memilih hop selanjutnya yang akan diberi FEC. LSR menggunakan beberapa protocol routing yang tersedia, seperti OSPF, ATM private-networkto-network interface (PNNI). 2. Explicit Routing Explicit routing hampir sama dengan source routing, dimana ingress LSR, yaitu LSR tempat terjadinya aliran data yang pertama menuju jaringan, merinci daftar node yang akan dilalui oleh LER-LSP[1]. 2. Label Switching Router (LSR) Sebuah router yang terdapat pada inti jaringan MPLS yang berperan dalam menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label signalling dengan kecepatan yang telah ditetapkan. Dalam fungsi pengaturan trafik, LSR dapat dibagi dua, yaitu : a. Ingress LSR : berfungsi mengatur trafik saat paket memasuki jaringan MPLS. b. Egress LSR : berfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan jaringan MPLS menuju ke LER[3]. Dalam arsitektur jaringan MPLS, sebuah LSR yang merupakan tujuan atau hop selanjutnya akan mengirimkan informasi tentang ikatan sebuah label ke LSR yang sebelumnya dengan cara mengirimkan pesan untuk mengikat label tersebut pada rute paketnya. Teknik ini biasa disebut distribusi label downstream on demand. Mekanisme signalling yang berlaku pada MPLS adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2 Mikrotik RouterBoard RB750[6]

> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 2012<


dari label paket data yang diterima dan menentukan hop selanjutnya yang akan dilalui oleh paket data tersebut[1].

1.

Label Request Dengan menggunakan mekanisme ini sebuah LSR meminta sebuah label dari LSR downstream terdekat sehingga dapat diikatkan pada FEC khusus. 2. Label Mapping Sebagai respon dari permintaan label, LSR downstream akan mengirimkan label pada LSR upstream yang memulai dengan menggunakan mekanisme pemetaan[1]. 3. Label Edge Router (LER) LER merupakan peralatan yang beroperasi pada jaringan akses dan jaringan MPLS. LER mempunyai kemampuan untuk dihubungkan dengan jaringan yang tidak sama atau sejenis, seperti frame relay, ATM dan Ethernet, dan meneruskan trafik tersebut ke jaringan MPLS setelah pembentukan LSP, dengan menggunakan label signalling protocol pada ingress LSR dan mendistribusikan trafik kembali menuju jaringan akses pada bagian egress LSR[1]. 4. Forward Equivalence Class (FEC) Forward Equivalence Class (FEC) merupakan representasi dari beberapa paket data yang diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan resource yang sama di dalam proses pertukaran data. Klasifikasi pada FEC didasarkan pada beberapa parameter, yaitu: address prefix, host address, dan Quality of Service (QoS)[1]. 5. Label Label merupakan deretan bit informasi yang ditambahkan pada header suatu paket data dalam jaringan MPLS. Label MPLS atau yang disebut juga MPLS header ini terletak diantara header layer dua dan header layer tiga. Dalam proses pembuatan label ada beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu : a. Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan protocol IP - routing seperti OSPF dan BGP. b. Metode berdasarkan kebutuhan resource suatu paket data, yaitu dengan menggunakan protocol yang dapat mengontrol trafik suatu jaringan seperti RSVP (Resource Reservation Protocol). c. Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan menggunakan metode penerimaan paket dalam menentukan tugas dan distribusi sebuah label[1]. Label dalam bentuk yang paling sederhana mengidentifikasi lintasan yang seharusnya dilalui oleh suatu paket data. Suatu label dibawa atau dibungkus pada header layer dua disepanjang paket. Router penerima selanjutnya akan mempelajari isi

Gambar 2.3 Format Label Generik MPLS[1] Format label generik MPLS seperti ditunjukkan pada gambar 2.3. MPLS label stack mempunyai 32 bit, yang terbagi atas 20 bit label, 3 bit tambahan untuk experimentation (misal: untuk menunjukkan antrian (queuing) dan penjadwalan (scheduling) pengiriman paket). Delapan bit sebagai time-to-live (TTL) yang ditentukan untuk membantu dalam pendeteksian dan penghentian looping dari paket-paket MPLS. TTL di-setting dengan nilai tertentu pada permulaan pembentukan LSP, dan nilai tersebut akan berkurang satu per satu pada setiap label switch, dan akan membatalkan paket jika nilai TTL mencapai angka nol. Satu bit terakhir yaitu sebagai flag dari bottom of label stack, dimana harus di-setting satu sebelum original paket[1]. 6. Label Distribution Protocol (LDP) Protokol baru yang berfungsi untuk mendistribusikan informasi pada label ke setiap LSR pada jaringan MPLS. Protocol ini digunakan untuk memetakan FEC ke dalam label, untuk selanjutnya akan dipakai untuk menentukan LSP. LDP message dapat dikelompokkan menjadi : a. Discovery Messages, yaitu pesan yang memberitahukan dan memelihara hubungan dengan LSR yang baru tersambung ke jaringan MPLS. b. Session Messages, yaitu pesan untuk membangun, memelihara dan mengakhiri sesi antara titik LDP. c. Advertisement Messages, yaitu pesan untuk membuat, mengubah dan menghapus pemetaan label pada jaringan MPLS. d. Notification Messages, yaitu pesan yang menyediakan informasi bantuan dan sinyal informasi jika terjadi error[3]. Pada distribusi suatu label dalam MPLS diselesaikan dalam beberapa cara, yaitu: 1. Perluasan protocol routing seperti OSPF untuk mendukung distribusi label. 2. Pemakaian mekanisme signalling RSVP untuk mendeteksi label yang ter-mapping pada aliran RSVP.

> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 2012<

3.

Pemakaian LDP terdefinisikan oleh IETF[2].

sebagaimana

7. Header MPLS MPLS memiliki header yang disebut header MPLS, dengan memasang header MPLS ini, maka MPLS hanya melakukan paket IP. Header MPLS ini terdiri dari 20 bit untuk label, 2 bit untuk eksperimen, 1 bit untuk identifikasi stack serta 8 bit untuk TTL, yang dapat dilihat pada pada gambar 2.4[2].

Topologi Jaringan MPLS yang akan dibangun sesuai gambar 3.1 adalah menggunakan 3 router sebagai Label Switching Router (LSR), 2 router sebagai Label Edge Router (LER) serta 2 Personal Computer (PC) sebagai server dan client masing-masing pada router LER. Pada PC Server diinstal VLC yang dijadikan sebagai aplikasi Video Streaming. Data dari PC Server yang terusmenerus dikirim ke router LER yang akan diteruskan ke router Ingress LSR yang berfungsi mengatur trafik saat paket memasuki Jaringan MPLS serta dalam Jaringan MPLS berperan dalam menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label swapping dengan kecepatan yang telah ditetapkan. Kemudian data keluar dari Jaringan MPLS melewati router egress LSR yang berfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan jaringan MPLS menuju ke LER.

Gambar 2.4. Header MPLS[2] Keterangan : 1. 20-bit label value : Suatu bidang label yang berisi nilai yang nyata dari MPLS label. 2. 3-bit field CoS : Suatu bidang CoS yang dapat digunakan untuk mempengaruhi antrian paket data dan algoritma paket data yang tidak diperlukan. 3. 1-bit bottom of stack flag : Jika 1 bit di-setting, maka ini menandakan label yang sekarang adalah label yang terakhir. Suatu bidang yang mendukung hierarki label stack. 4. 8-bit TTL (time to live) field. Untuk 8 bit data yang bekerja[2].

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Multi Protocol Label Switching (MPLS) Topologi jaringan VPLS sesuai gambar 3.2 merupakan topologi yang sama dengan topologi MPLS karena VPLS merupakan fungsi tambah sebagai akses privasi dan keamanan pada Jaringan MPLS. Namun pengertian konsep jaringan yang berbeda. Pada jaringan VPLS yang diinstal teknologi VPLS hanya pada sisi router Customer Edge (CE) sehingga end user pada satu sisi CE bisa mengakses pada PC end user sisi lainnya dengan memiliki hak akses yang sama seperti halnya berada pada Local Area Network (LAN) tersebut.

Gambar 2.5 Contoh Topologi MPLS III. Perancangan Sistem Secara umum proyek akhir yang berjudul Analisa QoS Pada Jaringan MPLS VPLS Berbasis Mikrotik ini bertujuan untuk menguji kwalitas Jaringan RIP yaitu dengan menggunakan routing OSPF dan Jaringan MPLS serta kwalitas Jaringan MPLS yang diberikan teknologi security VPLS pada jaringan yang menggunakan OS Mikrotik pada setiap router yang digunakan.

Gambar 3.2 Blok Diagram Sistem Virtual Private LAN Service (VPLS) Flowchart pada gambar 3.3 merupakan serangkaian proses dari awal sampai akhir

> Seminar Proyek Akhir Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS 2012<


pengerjaan proyek akhir ini sehingga menghasilkan suatu sistem yang dapat diketahui kwalitasnya. Langkah pertama yang harus dikerjakan adalah merancang sistem jaringan yang akan dibangun kemudian instalasi OS (Operating Sistem) pada setiap router. Setelah itu dilakukan konfigurasi jaringan MPLS pada setiap router serta konfigurasi jaringan VPLS pada setiap router PE. Kemudian pada sisi PC Server diinstal VLC sebagai aplikasi Video Server. Untuk mengguji sistem jaringan sudah berfungsi atau belum menggunakan tool ping dan traceroute. Jika sistem sudah bekerja sesuai yang diinginkan maka bisa dilakukan pengambilan data dan analisa data. Yang terakhir adalah mengambil kesimpulan dan saran dari serangkaian proses pengerjaan proyek akhir ini.
Start

juga semakin besar sehingga delay saat download dan akses streaming menjadi semakin kecil serta kualitas streaming juga semakin bagus. 3. Kebutuhan minimum bandwidth untuk mengakses video streaming dengan kualitas bagus adalah dengan menggunakan bandwidth 1 Mbps. 4. Kebutuhan minimum bandwidth untuk mengakses audio streaming dengan kualitas bagus adalah dengan menggunakan bandwidth 128 kbps. Format file video yang paling bagus untuk streaming video adalah menggunakan format avi. V. DAFTAR PUSTAKA [1] Ahmad Afis, Rancang Bangun dan Analisa QoS Audio dan Video Streaming pada Jaringan MPLS VPN, D4 Teknik Telekomunikasi, PENS-ITS, Surabaya, 2010 [2] Imas Dwi, Analisa QoS pada Jaringan MPLS IPv6 Berbasis Routing OSPF, D4 Teknik Telekomunikasi, PENS-ITS, Surabaya, 2010 [3] Dwi Ayu, Analisa Aplikasi VoIP pada Jaringan Berbasis MPLS, D4 Teknik Telekomunikasi, PENS-ITS, Surabaya, 2010 [4] Dwi Febrian Handriyanto, Kajian Penggunaan Mikrotik Router OS Sebagai Router Pada Jaringan Komputer, Teknik Informatika, Universitas Sriwijaya, Palembang, 2009 [5] Bagus Sarwono, Konsep Dasar MPLS, Teknik Elektronika, Universitas Hasanuddin, Makasar, 2010 [6] Citraweb Nusa Infomedia, Berbagai Level Router OS dan Kemampuannya, Mikrotik Indonesia, 2005 [7] Pusat Data dan Sarana Informatika, Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di Sektor Bisnis Indonesia 2011, Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia, 2011 [8] Sistem Telekomunikasi, Kualitas Layanan Pada Sistem Telekomunikasi, Politeknik Telkom [9] Risky Agri Syafindra, Analisa Performansi Dan Kualitas Kanal VoIP Pada Ssistem Embedded Wireless IP-PBX Berbasis IEEE 802.11 G, D4 Teknik Telekomunikasi, PENS-ITS, Surabaya, 2011 [10] M. Zen S. Hadi, ST, MT, M.sc, Pengukuran QoS (Quality of Service) pada Streaming Server, Teknik Telekomunikasi, PENS-ITS: Surabaya

Perancangan Sistem

Instalasi OS Mikrotik

Instalasi Hardware

Instalasi MPLS

Instalasi VPLS

Instalasi Video Server

Instalasi Audio Server

Pengambilan Data

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

End

Gambar 3.3 Flowchart Pengerjaan Proyek Akhir Analisa QoS Jaringan MPLS VPLS Berbasis Mikrotik IV. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengujian dan analisa QoS pada jaringan MPLS VPLS berbasis Mikrotik, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Perbedaan QoS antara jaringan yang tidak menerapkan backbone MPLS dengan yang menerapkan backbone MPLS serta jaringan yang menggunakan backbone MPLS VPLS tidak terlalu terasa pada router berbasis MikrotikOS. 2. Semakin besar bandwidth yang digunakan untuk download maupun untuk akses video dan audio streaming maka throughput yang diperoleh

You might also like