You are on page 1of 9

Laporan Genetika 06 Nov 2012

PEMBUATAN MEDIA BIAKAN DAN PENANGANAN Drosophila sp Ezzwan (A1C410060)

ABSTRAK Drosophila melanogaster (lalat buah) merupakan salah satu jenis serangga family Drosophilidae. Drosophila melanogaster berperan penting dalam perkembangan Ilmu Biologi dan dalam mempelajari dasar-dasar genetika. Praktikum kali ini tentang pembuatan media biakan , nutrisi serta penanganan Drosophila sp sebagai objek penelitian genetika. Berikutnya akan dibahas tata cara membuat media nutrisi spesifik dan daur genetis drosophila.

Keyword : Drosophila sp, Media biakan, Nutrisi

PENDAHULUAN

Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Berikut merupakan klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992): Kingdom Phyllum Kelas Ordo Famili Genus Spesies Animalia Arthropoda Insecta Diptera Drosophilidae Drosophila Drosophila melanogaster

Laporan Genetika 06 Nov 2012


Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya: 1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. 2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm. 1. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya. 1. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan. 2. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. 3. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah. 4. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk. 5. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam 6. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax. Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain; Jantan 1. Ukuran tubuh Betina 1. Ukuran tubuh Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa lebih dari imago. Fase perkembangan dari telur

lebih kecil dari betina 2. Sayap pendek sayap betina 3. Terdapat kelamin comb) 4. Ujung abdomen tumpul lebih hitam dan sisir (sex lebih dari

lebih besar dari jantan 2. Sayap panjang

Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan

sayap jantan 3. Tidak sisir terdapat kelamin

(sex comb) 4. Ujung abdomen runcing

Laporan Genetika 06 Nov 2012


(Silvia, 2003). Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992). Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003). Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985).

Laporan Genetika 06 Nov 2012

Gambar 1.1 . Daur hidup Drosophyla sp Media merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrient. Umumnya media mengandung air, sumber energi, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hydrogen serta unsur-unsur kelumit (trace mineral) (Lay, 1994). Sementara Agar-agar merupakan bahan yang digunakan untuk memadatkan media. Agar-agar merupakan ekstrak polisakarida dari alga laut. (Ali, 2006). Untuk pemeliharaan Drosophila melanogaster dapat digunakan bermacam macam medium. Medium yang mula-mula dipergunakan adalah campuran antara pisang ambon dan tape ketela pohon dengan perbandingan 6:1. Medium tersebut dipakai selama lebih dari 15 tahun (Hartati, 2008). Pisang digunakan sebagai bahan karena pisang mempunyai kandungan gizi sangat baik, antara lain menyediakan energi cukup tinggi disbandingkan dengan buahbuahan lain. Pisang kaya mmineral seperti kalium, magnesium, fosfor, besi dan kalsium. Pisang juga mengandung vitamin, yaitu C, B kompleks, B6 dan serotonin (Anwar, 2003).

Laporan Genetika 06 Nov 2012


BAHAN DAN METODE Praktikum Pembuatan media biakan lalat buah dibutuhkan alat alat seperti kompor, kuali, pengaduk, timbangan, gelas media, pisau, blender. Sedangkan bahan bahan yang di perlukan adalah pisang , cuka, gula merah, aquadest, ragi dan agar. Prosedur pembuatannya di mulai dari mempersiapkan Pisang (pada praktikum ini pisang ambon) untuk di haluskan menggunakan blender, lalu memanaskan aquades dan gula merah sampai mendidih, lalu dimasukkan pisang yang telah ditimbang dan dihaluskan bersama agar kedalam campuran gula merah tadi, di aduk hingga tercampur merata lalu ditambahkan cuka makan, melarutkan ragi roti ke dalam air dan mencampurkannya ke dalam adonan yang sudah mulai menurun suhunya sekitar 40 0C. Mencampurkan anti jamur yang telah dipersiapkan sebelumnya. Menuangkan adonan yang masih panas ke dalam botol kultur yang telah disterilkan terlebih dahulu. Memasukkan kertas saring ke dalam botol kultur yang telah di beri adonan. Botol biakan siap dipergunakan apabila telah dingin. Langkah kerja dimulai dengan memasukkan 10 ekor drosophila kedalam Media yang telah dibuat lalu diamati setiap perubahan yang terjadi dan dihitung jumlah lalat yang mati dan telurnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1.2 . Media biakan Drosophila sp

Laporan Genetika 06 Nov 2012


Orang pertama yang menggunakan Lalat buah (Drosophila melanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil menemukan pautan seks dan gen rekombinan. Ada beberapa keuntungan sehingga lalat buah banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian genetik, di antaranya : 1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. 2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari. 3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati. 4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar. 5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki Giant Chromosme. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya. 6. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula. 7. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago). Dari 10-11 lalat buah yang dimasukkan , ditemukan 4 ekor lalat buah mati setelah dimasukkan beberapa jam ke dalam gelas / tabung biakan. Pada pengamatan ini,lalat yang mati hanya dalam waktu beberapa jam saja disebabkan karena ketidaklayakan media yang pertama kali diberikan. Karena telah dicampur beberapa bahan untuk mencegah kontaminasi mutan lain seperti bakteri, tungau, atau jamur. Alkohol yang berasal dari bahan anti jamur menyebabkan lalat tidak dapat bertahan lama.

Laporan Genetika 06 Nov 2012


Pengamatan beberapa hari menunjukan tumbuhnya jamur pada media biakan , dalam 3 hari di temukan beberapa telur drosophila di bagian tissu . Dalam 3 hari sejak terlihatnya telur ditemukan lava di sela sela media yang berlubang. Penggunaan Ragi pada media bertujuan sebagai pengembang sedangkan penambahan cuka bertujuan untuk memisahkan air dan konsetrat, penggunaan tissue sebagai pengontrol kelebihan air pada media , sehingga tidak terjadi pembusukan yang tidak diharapkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada Drosophila

melanogaster antara lain sebagai berikut : 1. Suhu lingkungan Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. 2. Ketersediaan media makanan Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila

kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. 3. Tingkat kepadatan botol pemeliharaan Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. 4. Intensitas cahaya Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

Laporan Genetika 06 Nov 2012


Kesimpulan Lalat buah (Drosophila sp) biasa digunakan dalam penelitian genetika, karena beberapa alasan sebagai berikut : Ukurannya kecil dan mudah ditangani Mudah dibius dan dimanipulasi tanpa harus menggunakan peralatan yang canggih Mempunyai seksual dimorfisme, sehingga mudah membedakan hewan jantan dan hewan betina Mudah untuk membedakan hewan dewasa yang masih virgin dan tidak Mempunyai waktu hidup yang singkat dan menhasilkan banyak telur Untuk keperluan perawatan dan kultur tidak memerlukan banyak peralatan, biayanya murah dan tidak membutuhkan space yang besar. Hanya memiliki 4 pasang kromosom (3 pasang autosom dan 1 pasang gonosom) Siklus hidup Drosophilla teridiri dari stadium telur-larva-pupa imago. Telur Drosophilla berukuran kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan permukaan membulat. faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophilla antara lain: suhu lingkungan ketersediaan media makanan tingkat kepadatan botol pemeliharaan intensitas cahaya Sebagai bahan untuk membuat medium menjadi padat dapat dipakai pisang yang telah dilumatkan. Namun yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Pada ventral Factoragak

media sebaiknya digunakan semua bahan yang telah di sterilkan terlebih dahulu yang berguna untuk membunuh bakteri yang berada dalam media biakan yang dapat mempercepat proses pembusukan media. Selain itu, Keasaman pH medium juga sangat penting bagi

pertumbuhanorganisme, karena kerja enzim yang sangat di pengaruhi oleh pH.

Laporan Genetika 06 Nov 2012


Daftar Pustaka

Ali, A. 2006. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Makasar: Jurusan Biologi FMIPA UNM. Ashburner,Michael.2002. Drosophila Genomics and Speciation.http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. diakses tanggal 12 november 2012 Borror. J.D, Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitaas Gadjah Mada Press. Hadioetomo,Ratna siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Hartati, Sri dan Sari Isnawati.2008. Sistem pakar dan pengembangannya. Yogyakarta. Graham Ilmu. Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Shorrocks, B. 1971. Drosophila. London: Ginn & Company Limited. Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai KonsenterasiFormaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran. Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics withDrosophila. London: John Wiley and Sons, inc.. Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and biology of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic Press.

You might also like