You are on page 1of 7

Nama Kelas

: Reza Agi H N : XI TKJ A

No. Absen : 22 Senin, 1 Oktober 2012

STP (Spanning Tree Protokol)

Pembimbin : Rudi Haryadi, ST Antoni Budiman,Spd M. Pelajaran : Diagnosa WAN No. Experimen : Nilai & Paraf :

I.

Pendahuluan

Spanning tree algoritma secara automatis menemukan topology jaringan, dan membentuk suatu jalur tunggal yang yang optimal melalui suatu bridge jaringan dengan menugasi fungsi-2 berikut pada setiap bridge. Fungsi bridge menentukan bagaimana bridge berfungsi dalam hubungannya dengan bridge lainnya, dan apakah bridge meneruskan traffic ke jaringan-2 lainnya atau tidak.

Spanning Tree Protocol - Root Bridge 1. Root bridge Root bridge merupakan master bridge atau controlling bridge. Root bridge secara periodik mem-broadcast message konfigurasi. Message ini digunakan untuk memilih rute dan re-konfigure fungsi-2 dari bridge-2 lainnya bila perlu. Hanya da satu root bridge per jaringan. Root bridge dipilih oleh administrator. Saat menentukan root bridge, pilih root bridge yang paling dekat dengan pusat jaringan secara fisik. 2. Designated bridge Suatu designated bridge adalah bridge-2 lain yang berpartisipasi dalam meneruskan paket melalui jaringan. Mereka dipilih secara automatis dengan cara saling tukar paket konfigurasi bridge. Untuk mencegah terjadinya bridging loop, hanya ada satu designated bridge per segment jaringan 3. Backup bridge Semua bridge redundansi dianggap sebagai backup bridge. Backup bridge mendengar traffic jaringan dan membangun database bridge. Akan tetapi mereka tidak meneruska paket. Backup bridge ini akan mengambil alih fungsi jika suatu root bridge atau designated bridge tidak berfungsi.

Bridge mengirimkan paket khusus yang disebut Bridge Protocol Data Units (BPDU) keluar dari setiap port. BPDU ini dikirim dan diterima dari bridge lainnya digunakan untuk menentukan fungsi-2 bridge, melakukan verifikasi kalau bridge disekitarnya masih berfungsi, dan recovery jika terjadi perubahan topology jaringan. Perencanaan jaringan dengan bridge mengguanakan spanning tree protocol memerlukan perencanaan yang hati-2. Suatu konfigurasi yang optimal menuntut pada aturan-2 berikut ini:

Setiap bridge sharusnya mempunyai backup (yaitu jalur redundansi antara setiap segmen) Packet-2 harus tidak boleh melewati lebih dari dua bridge antara segmen-2 jaringan Packet-2 seharusnya tidak melewati lebih dari tiga bridge setelah terjadi perubahan topology.

Spanning tree protocol (STP) adalah layanan yang memungkinkan LAN switches dikoneksikan secara redundansi dengan memberikan suatu mekanisme untuk mencegah terjadinya suatu bridging loops.

II. Tujuan
Siswa dapat memahami tentang konsep dan cara kerja dari STP (Spanning Tree Protokol) Siswa dapat melakukan konfigurasi STP dan menentukan jalur

III. Alat & Bahan


1 Unit PC/Laptop Aplikasi Simulator (Cisco Packet Tracer) Topologi penerapan VTP

IV.

Langkah Kerja

Praktek 1 1. Pertama-tama buatlah tpologi seperti gambar berikut :

2. Setelah itu lakukan konfigurasi IP pada setiap Client

PC 1

PC 2

PC 3

PC 4

3. Setelah itu sekarang kita mulai melakukan konfigurasi STP untuk topologi tersebut. - Pertama-tama pada setiap switch buat terlebih dahulu VLAN Database dengan VLAN 10 den VLAN 20

Aktifkan fungsi Trunking pada setiap switch,

Cek manakah jalur default yang akan diakses untuk setiap pengiriman paket.

Jalur default yang digunakan oleh VLAN 10 dan 20 agar bisa berkomunikasi. Sekarang kita bisa membuat jalur. Disini jalur akan diubah menjadi seperti berikut :

Konfigurasi di Switch A

Konfigurasi Switch B

Konfigurasi Switch D

Konfigurasi Switch E

4. Setelah selesai melakukankonfigurasi cek apakah konfigurasi yang kita lakukan berhasil dan jalur yang dibentuk sesuai yang kita buat.

V.

Hasil Kerja

Dilihat dengan RealTime jalur yang terbentuk sesuai dengan jalur yang kita buat.

VI.

Kesimpulan

STP berfungsi untuk penetuan jalur dimana agar dalam jaringan tidak terjadi Looping. Dan dalam melakukan konfigurasi STP yang perlu diperhatikan adalah Root dan portpriority.

You might also like