Professional Documents
Culture Documents
Rizki Yulita Rahmah Nida Amalia Haluanry Doane Santoso Nina Annisa Hidayati Destiya Dewi Haryanti Aizar Agi Syahrial Eka Oktavia Ruswanti Dian Novita Sari Inayaty Homairo Juli Harnida Purwaningayu
2
Seorang anak perempuan berusia 14 tahun datang ke dokter gigi dan mengeluhkan gigi atas bawahnya tidak rata. Dari hasil pemeriksaan didapatkan 11 labioversi, 41 linguoversi, relasi molar pertama puncak cusp mesio bukal gigi 16 dan 26 berada pada buccal groove 46 dan 36, overjet 11/41= 4.5mm, 21/31= 2mm, overbite 11/41 dan 21/31= 2mm, dari relasi kaninus terlihat 13 terletak antara 43 dan 44, 23 terletak anatara 33 dan 34, lalu dokter gigi melakukan perawatan orto pada geligi atas dan bawah untuk mendorong gigi insisivnya supaya rapi sesuai lengkung geligi. Dokter gigi mengemukakan perawatan orto untuk pasien ini tidak rumit karena tidak memerlukan pencabutan dan sejak 3 bulan lalu pasien sudah menghentikan kebiasaan lamanya menggigit kuku.
Diagnosa
Pasien pada skenario memiliki kebiasaan buruk menggigit kuku yang mengakibatkan gigi 11 labioversi dan gigi 41 linguoversi. Diagnosa pada skenario adalah maloklusi klas l Angle. Kelainan gigi tersebut tidak rumit sehingga pasien hanya memerlukan perawatan ortodonti lepasan
Problem Tree
Definisi Tatalaksana Indikasi dan Kontraindikai
Desain
Syarat Komponen
Sasaran Belajar
1. Menjelaskan alat orto lepasan: definisi indikasi dan kontraindikasi syarat komponen desain tatalaksana 2. Menjelaskan fungsi pemasangan orto lepasan 3. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan orto lepasan
4. Menjelaskan klasifikasi alat ortodonti 5. Menjelaskan perbedaaan alat orto cekat dan lepasan 6. Menjelaskan klasifikasi maloklusi 7. Menjelaskan overjet dan overbite 8. Menjelaskan dampak jika pasien tidak dirawat 9. Menjelaskan pergerakan gigi secara ortodonsi 10. Menjelaskan prognosis dari kasus pada skenario
7
1. Definisi
Suatu perangkat yang mampu membuat dan meneruskan gaya ke suatu gigi sehingga timbul pergerakan gigi agar mencapai oklusi yang optimal yang dapat
Singh, 2007
8
Kontraindikasi Diskrepansi skeletal yang jelas dalam arah sagital dan vertikal Bila dibutuhkan penjangkaran antarmaksila Adanya malposisi apeks, rotasi yang parah ataupun rotasi multipel Bila diperlukan pergerakan gigi secara translasi ( bodily) Bila terdapat problem ruangan, misalnya adanya berdesakan yang parah ataupun adanya diastema yang berlebihan
Pambudi, 2009
10
Syarat
Mudah dipasang dan dilepas pasien Terletak stabil di dalam mulut Nyaman dipakai Desainnya sederhana, tdk tebal, tdk rumit sehingga tidak mengganggu fungsi bicara dan makan Bahan biokompatibel Dapat memberikan gaya terus menerus
Pambudi, 2009; Singh 2007
11
Komponen
1. Komponen aktif Untuk menggerakkan gigi seperti pegas, busur labial, sekrup ekspansi dan elastik. 2. Komponen pasif/retentif Untuk menahan gigi seperti klamer adams. 3. Komponen pejangkar 4. Lempeng akrilik
Pambudi , 2009
12
Komponen
13
Desain l
RB 33 43 36 dan 46 41 : Busur Labial : Klamer Adam : Kantilever Tunggal
RA 13 23 16 dan 26
15
Desain ll
1 3 2
4 4
Keterangan: 1. Short Labial Bow 2. Klamer adam/adams clasp 3. Komponen pasif 4. Baseplate/plat dasar 5. Matress spring
6
5 2
2
4 1
Labial Bow
17
Tatalaksana
1. Memberi penjelasan mengenai beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien. 2. Identifikasi pasien 3. Anamnesis 4. Pemeriksaan klinis, baik umum (general) maupun khusus (local) 5. Pembuatan studi model. 6. Analisis foto Rontgen. 7. Analisis foto profil dan foto muka (wajah)
18
8. Penentuan diagnosis 9. Analisis etiologi maloklusi 10. Perencanaan perawatan 11. Pelaksanaan perawatan 12. Penentuan jenis dan desain alat 13. Prognosis
Instruksi
Pasien ditunjukan dgn cermin cara memasang dan melepas Menjaga OH (menghindari dekalsifikasi enamel) Saat dibersihkan, POL harus dipegang agar komponen tidak tertekuk/distorsi
Singh, 2007
20
The applieance should be worn full-time, including at mealtimes from insertion. The only time it is removed is after meal for cleaning You must avoid eating hard or sticky food consuming fizzy drinks while wearing the appliance as these are likely to damage the appliance and your teeth Speaking and eating will be dificult for the first few days Mild jaws discomfort and muscle tenderness are common for first few days
Millet D, et all; 2005
21
2. Fungsi
Memperbaiki estetik, fungsi kunyah dan fungsi bicara Mencegah terjadinya kelainan periodontal Meningkatkan daya tahan gigi thd karies Mencegah perawatan ortodontik yg berat pada usia lebih lanjut Mencegah cara pernafasan yg abnormal dari segi perkembangan gigi
Pambudi, 2009
22
Pambudi, 2009
23
Piranti distorsi tidak retentive Hanya beberapa gigi yg dapat digerakkkan Menyebabkan iritasi jaringan jika desain tidak benar. Ex. loop dari busur labial menyebabkan iritasi vestibular
Rahardjo, Pambudi. 2009; Singh, 2007
24
4. Klasifikasi Ortodonti
Piranti ortodontik lepasan Piranti ortodontik Semi cekat Piranti ortodontik cekat Piranti ortodontik fungsional
25
Menurut waktu dan tingkatan maloklusi: 1. Preventive Orthodontics mencegah malposisi gigi dan hubungan rahang yang abnormal 2. Interceptive Orthodontics tindakan pada maloklusi yang mulai tampak dan sedang berkembang 3. Corrective or Curative Orthodontics tindakan pada maloklusi yang nyata
Proffit WR, etc; 2000
26
Menurut periode perawatan: 1. Periode Aktif Menggunakan alat orto untuk menggerakkan gigi yg malposisi 2. Periode Pasif Perawatan pasca periode aktif selesai Bertujuan mempertahankan kedudukan gigi yg telah dikoreksi Menggunakan Hawley retainer
27
Perbedaan Definisi
Peranti lepasan
Peranti Cekat
Dapat dilepas dan dipasang Melekat pada gigi dan sendiri oleh pasien. tidak dapat dilepas oleh pasien.
Komponen
Lekatan (attachment) berupa breket atau cincin (band). Kawat busur (archwire) Penunjang (accesories atau auxilaries)
memerlukan gerakan gigi secara translasi (bodily), intrusi, ekstrusi, dan koreksi gigi rotasi yang parah, penutupan diastema, dan menggerakan beberapa gigi dalam satu rahang maupun antar rahang
Penggunaan
5.
28
6. Klasifikasi Maloklusi
Kelas I Angle : Tonjol mesiobukal gigi M1 RA terletak pd celah bagian bukal (bukal groove) gigi M1 RB Kelas II Angle : Tonjol Mesiobukal M1 RA terletak pada ruangan di antara tonjol mesiobukal M1 dan tepi distal tonjol gigi P rahang bawah (relasi gigi mesioklusi) Klass II angle Divisi 1 : Jika gigi gigi anterior di RA inklinasinya ke labial / protrusi Klass II angle Divisi 2 : Jika gigi gigi anterior di RA inklinasinya tidak ke labial / retrusi Kelas III Angle : Tonjol Mesiobukal gigi M1 RA atas beroklusi dengan bagian distal M1 dan tepi mesial tonjol gigi M2 RB (relasi gigi mesioklusi)
Bakar A, 2007
29
Angle Klas l
30
Menurut Dewey (Modifikasi angle klas I dan III) Klas I tipe 1: Class I Angle disertai gigi anterior RA
crowding
tipe 2: Class I Angle disertai gigi I RA labioversi tipe 3: Class I Angle disertai gigi I RA linguoversi (Crossbite) tipe 4: Cross bite posterior tipe 5: M ke arah mesioversi karena tanggal gigi sebelah mesial (tipping)
Singh, 2007
31
Klas III modifikasi Dewey: Tipe 1 : edge to edge saat dioklusikan Tipe 2 : Insisiv RB crowding dgn Insisiv RA Tipe 3 : RA kurang berkembang daripada RB
Singh, 2007
32
34
35
Foster TD,1993
10. Prognosis
Prognosis dapat dikatakan baik atau buruk tergantung pada beberapa faktor : 1. Diagnosis 2. Etiologi 3. Perencanaan perawatan 4. Pemilihan peranti yang digunakan 5. Jaringan penyangga gigi 6. Kooporatif pasien
37
TERIMA KASIH
Free Template from www.brainybetty.com 38
Daftar pustaka
39
Singh G. Textbook of Orthodontics. 2nd Ed. JBMP. New Delhi. India. 2007 Robert, Harry D, Sandy J. Ortodontic. Part 5: Appliances Choices, Br Dent J, 2004;96:9-18
Foster TD. Buku ajar Ortodonsi edisi III. 1993: 168 237 Millet D, Welbury R. Clinical problem solving in orthodontics and pediatric dentistry. 2005: 32
40