You are on page 1of 15

PENGENALAN PERALATAN PRAKTIKUM Ada beberapa peralatan utama yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum mikrobiologi.

Tujuan utama pengenalan peralatan tersebut untuk mencegah kesalahan pengoperasian yang dapat mengakibatkan tersia-sianya pekerjaan. Adapun peralatan tersebut adalah : 1. Mikroskop Mikroskop adalah alat yang dapat memperbesar tampilan suatu benda sehingga mudah untuk diamati. Perkembangan mikroskop sendiri sangat menarik untuk diikuti. Dari mulai mikroskop yang sangat sederhana, orang terus berupaya mengembangkannya hingga dihasilkan mikrokop elektron. Pada tahun 1590, seorang pembuat lensa berbangsa Belanda, Zaccharias Janssen bersama-sama anak lelakinya Hans, mengamati bahwa setiap objek yang berdekatan dengan lensanya menjadi besar dengan mendadak. Asas penemuan oleh Zaccharias ini telah menjadi pelopor penciptaan mikroskop dan teleskop yang terdapat pada hari ini. Mikroskop (bahasa Yunani: micron = kecil dan scopos = tujuan) merupakan alat yang digunakan untuk melihat objek-objek mikro yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar. Mikroskop yang sederhana pertama kali ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek pada tahun 1674 (Gambar 1). Mikroskop ini dianggap sebagai cikal bakal mikroskop modern. Mikroskop yang dibuat dan digunakan oleh Leeuwenhoek sangat berbeda dengan mikroskop yang kita kenal sekarang. Mikroskop ini memiliki hanya satu lensa yang kecil dan bentuknya hampir menyerupai bola. Lensa diletakkan diantara dua pelat logam tipis. Sampel yang akan diamati diletakkan pada suatu pasak tumpul yang terikat pada bagian belakang pelat logam. Pengaturan jarak agar sampel tersebut masuk ke dalam fokus lensa dilakukan dengan memutar dua buah sekerup. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambar sampel yang jelas.

Gambar 1. Bentuk mikroskop ciptaan Anthony van Leeuwenhoek Mikroskop telah berkembang pesat. Saat ini dikenal mikroskop cahaya (monokuler dan bonokuler), mikroskop stereo, mikroskop elektron, mikroskop fase kontras, mikroskop interferensi, mikroskop polarisasi, mikroskop medan gelap, mikroskop konfokal, mikroskop ultraviolet, mikroskop pendar. Berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo). Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dapat dibedakan menjadi mikroskop cahaya, mikroskop stereo, dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya (Light Microscope, LM) memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler, dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung

tabung mikroskop. Lensa okuler dapat berupa lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Prinsip kerja mikroskop cahaya adalah melewatkan berkas cahaya agar melalui sampel dan kemudian menembus lensa kaca. Lensa ini akan merefraksi (membelokan) cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan sampel terlihat lebih besar sewaktu diproyeksikan ke mata. Mikroskop cahaya didesain untuk memperbesar obyek hingga ukuran sekitar 0,2 mikro meter karena dibatasi oleh panjang gelombang cahaya tampak yang digunakan untuk menerangi sampelnya. Mikroskop cahaya dapat memperbesar objek hingga 1000 kali ukuran sebenarnya; pembesaran lebih lanjut akan meningkatkan kekaburan. Mikroskop stereo memiliki dua lensa objektif dan dua lensa okuler sehingga akan menghasilkan gambaran tiga dimensi. Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda yang tidak terlalu kecil, dapat tebal maupun tipis, transparan maupun tidak. Mikroskop elektron digunakan untuk melihat sampel yang berukuran mikro, tidak berwarna dan jernih. Mikroskop ini memiliki kemampuan memperbesar sampel lebih dari 2 juta kali. Mikroskop ini dibuat berdasarkan penemuan bahwa lapangan magnetik atau elektrostatik dapat beraksi pada berkas elektron seperti halnya lensa pada sinar biasa. Dengan mengunakan elektron sebagai sumber sinar dan suatu seri elektromagnetik sebagai alat yang dapat digunakan untuk memfokuskan dan memperbesar, memungkinkan mikroskop elektron untuk menghasilkan gambar objek sangat jelas hingga pembesaran yang tinggi. Mikroskop elektron modern secara teoritis dapat mencapai resolusi (penguraian) kira-kira 0,1 nanometer (nm). Satu nano meter = sepermilyar meter. Pada prinsipnya, setiap mikroskop memiliki struktur dan kelengkapan relatif sama yaitu untuk memperbesar tampilan sampel (mikroba) sehingga mudah untuk dipelajari. Sebelum menggunakan mikroskop untuk mengamati mikroba, sebaiknya dipelajari terlebih dahulu bagian dan komponen mikroskop sebagai berikut : 1. Stand atau base (alas atau dasar mikroskop) adalah sebagai pondasi yang akan memberikan stabilitas pada mikroskop. 2. Handle atau arm (lengan mikroskop) adalah bagian yang dipegang sewaktu mikroskop akan dibawa atau dipindahkan. 3. Stage (meja obyek) adalah alas horizontal yang berlubang di bagian tengahnya. Lubang ini merupakan tempat meletakkan object glass berisi sampel yang akan diamati. Stage clips (jepitan) adalah alat penjepit yang terletak diatas meja untuk menahan object glass. Jepitan dapat digerakkan sehingga tetap dapat menahan objek glass. 4. Illuminator (beberapa mikroskop menggunakan reflector atau cermin), adalah sumber cahaya yang terpasang di bawah meja obyek dan dapat diubah posisinya, untuk memantulkan sinar pada obyek yang akan diamati agar terlihat jelas. Bila menggunakan cermin, salah satu permukaan cermin berbentuk datar dan sebelahnya cekung. Bagian yang datar digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan bagian cekung digunakan jika cahaya kurang terang. Gambar 2. Bagian-bagian Mikroskop 5. Kondensor (Condensor) adalah lensa yang terletak di bawah meja obyek yang berguna untuk memfokuskan sinar ke obyek yang akan diamati. 6. Diafragma Iris (Iris diaphragm) adalah alat yang diletakkan di bawah kondensor

untuk mengatur jumlah sinar yang masuk ke kondensor (dalam beberapa mikroskop terdapat juga alat seperti ini yang diletakkan tepat di bawah meja objek). 7. Eyepiece tube atau Body Tube (tabung atau tubus mikroskop) adalah tabung berbentuk silinder yang kosong dimana sinar dari lensa obyektif di bagian bawah akan menuju ke lensa okuler (eyepiece) di bagian atas, sehingga terjadi pembesaran obyek yang diamati. Body tube ini dilengkapi dengan "draw tube" yang dapat digerakkan untuk mengatur jarak antara lensa okuler dengan lensa obyektif. 8. Nosepiece atau revolver adalah cakram (disk) yang terletak di bagian bawah body tube. Revolver berfungsi sebagai tempat memasang lensa obyektif dan dapat digerakkan sedemikian rupa sehingga dapat memilih lensa objektif mana yang akan digunakan. 9. Lensa Obyektif (objective lenses) adalah lensa kecil untuk membesarkan obyek yang diamati pertama kali. Pada umumnya terdapat 3 buah lensa obyektif yang masingmasing mempunyai jarak fokus 16, 4 dan 1,8 mm, pembesarannya masing-masing adalah 10, 44 dan 95 kali garis tengah obyek yang diamati. Lensa 16 mm dan 4 mm dapat digunakan secara kering, sedangkan lensa 1,8 mm penggunaannya harus dicelupkan ke dalam minyak imersi yang mempunyai indeks refraksi yang sama dengan gelas, agar dapat meneruskan sinar sebanyak mungkin. 10. Lensa okuler (eyepiece) adalah lensa yang diletakkan di bagian atas body tube untuk memperbesar obyek yang dilihat kedua kalinya (setelah diperbesar oleh lensa obyektif). Pada umumnya terdapat 4 buah lensa okuler yang digunakan yaitu masingmasing dapat memperbesar 5; 7,5; 10 dan 12,5 kali. 11. Pengatur kasar atau coarse adjustment(focus) knob adalah alat mekanis (sekerup) yang berguna untuk menaik-turunkan body tube beserta lensanya dengan cepat, agar sampel yang diamati masuk ke dalam fokus lensa. 12. Pengatur halus atau fine adjustment (focus) knob adalah alat mekanis (sekerup) untuk menaik-turunkan body tube secara lambat, agar sampel yang diamati betul-betul masuk ke dalam fokus lensa.

2. Inkubator Salah satu tahapan penting dalam mempelajari mikroba adalah menumbuhkan mikroba tersebut dalam media khusus. Berdasarkan mikroba yang tumbuh dapat diperoleh informasi berupa jumlah populasi mikroba, deskripsi morfologis dan sifat biologisnya. Mikroba dapat ditumbuhkan dalam lingkungan yang stabil, terutama suhu. Pengendalian suhu lingkungan akan meningkatkan peluan keberhasilan menumbuhkan mikroba. Inkubator adalah wadah yang dapat dikendalikan suhunya, sehingga dapat digunakan untuk tempat menumbuhkan dan menyimpan biakan mikroba. Prinsip kerjanya sama seperti oven, tetapi kisaran suhu inkubator lebih rendah. Suhu yang dihasilkan oleh elemen pemanas yang terletak dibagian bawah inkubator berkisar antara suhu kamar dan 50oC. Pengendalian suhu inkubator dilakukan oleh termostat yang secara otomatis akan memutuskan hubungan pada saat temperatur telah melebihi kebutuhan, sehingga suhu akan menurun. Termostat akan menghubungkan arus listrik kembali apabila temperatur berada lebih rendah, sehingga suhu akan meningkat kembali sesuai kebutuhan. Inkubator dilengkapi ventilasi dan pintu. Ventilasi inkubator berupa lubang di dinding sebelah kiri dan kanan. Ventilasi ini berfungsi untuk mempertahankan kelembaban udara di dalam inkubator. Inkubator juga dilengkapi pintu. Inkubator yang digunakan untuk menginkubasi mikroba memiliki dua pintu. Pintu bagian dalam terbuat dari kaca sehingga isi

inkubator dapat dilihat tanpa membuka pintunya. Pada inkubator pengaduk hanya memiliki satu pintu terbuat dari kaca, sehingga mudah untuk melihat isinya. Inkubator dua pintu Shaking Incubator
Sumber :
http://wb8.itrademarket.com/pdimage/89/866689_inc ubator_inb400_memmert.jpg&imgrefurl

Sumber : http://www.made-inchina.
com/image/2f0j00hvBTAiwnyEWOM/LCDDisplayHeating-Incubator-ATICH-9082-.jpg&imgrefurl

Gambar 1. Inkubator dua pintu (kiri) dan inkubator pengaduk (kanan) 3. Colony Counter, adalah alat untuk menghitung jumlah mikroba. 4. Jarum ose, berfungsi untuk memindahkan mikroba dari satu media ke media lainnya. 5. Lampu Bunsen (spirtus), berfungsi untuk sterilisasi lingkungan dan peralatan kerja di laboratorium mikrobiologi. 6. Cawan Petri (petri disk), merupakan tempat inokulasi mikroba. 7. Tabung Reaksi, berfungsi tempat untuk pengenceran dan inokulasi mikroba. 8. Pipet, berfungsi untuk mengambil cairan.

PRAKTIKUM I PENGAMATAN MORFOLOGIS MIKROBA

BAB I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG Mikroba adalah jasad hidup yang memiliki ukuran kecil. Sebagian besar berukuran < 5 mikron. Meskipun kecil, mikroba memiliki peran sangat penting bagi kehidupan manusia sehingga perlu dipelajari. Dengan ukuran yang relatif kecil, maka untuk mempelajari mikroba diperlukan peralatan bantu berupa mikroskop. Salah satu sifat penting dari mikroba adalah bentuk morfologisnya. Bentuk morfologis merupakan salah satu indikator untuk mengidentifikasi mikroba. II. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum ini bertujuan meningkatkan pengetahuan penggunaan mikroskop atau kaca pembesar untuk mengamati mikroba. III. LANDASAN TEORI Penggunaan mikroskop untuk mengamati mikroba memiliki empat fungsi utama, yaitu : 1) mengamati aktivitas mikroba; 2) mengamati morfologis mikroba, 3) mengukur mikroba dan 4) menghitung mikroba. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama mengamati morfologi mikroba. 1. Koloni mikroba digambar dengan bantuan perbesaran mikroskop 40X, namun sebelumnya diamati tanpa bantuan mikroskop. 2. Koloni mikroba digambar dari bagian bawah cawan petri. Penggambaran dengan membuka tutup cawan petri tidak disarankan. 3. Diameter koloni ditentukan berdasarkan koloni tunggal yang tumbuh sendirian, maksudnya tidak tumbuh berdesak-desakan 4. Margin koloni ditentukan dari pola tepian koloni tunggal. 5. Elevasi dan sifat permukaan koloni dapat diketahui dengan memantulkan cahaya lampu ke cawan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. ALAT , BAHAN DAN CARA KERJA


3.1. Alat Peralatan utama yang dibutuhkan dalam pengamatan morfologis mikroba adalah : a. Mikroskop b. Kaca pembesar 3.2. Bahan Bahan utama yang digunakan dalam proses sterilisasi antara lain adalah Kultur Mikroba 3.3 Cara Kerja Prosedur kerja pengamatan morfologis mikroba adalah sebagai berikut : 1. Siapkan mikroskop atau kaca pembesar 2. Ambil petri disk. Letakkan dalam posisi terbalik 3. Amati bagian pinggir (tepi) koloni dengan menggunakan mikroskop 4. Amati elevasi permukaan mikroba menggunakan kaca pembesar Gambar 1. Beberapa Margin Koloni Bakteri Gambar 2. Beberapa bentuk Permukaan Koloni

IV HASIL PENGAMATAN

V. Pembahasan
Buat pembahasan mengenai kegiatan praktikum yang saudara kerjakan. Kesimpulan apa yang Saudara dapatkan? (Bila tidak memadai, Saudara dapat menambahkannya dengan kertas lain) _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ _______________________________________ VII. Pendalaman Untuk meningkatkan pemahaman mengenai penggunaan mikroskop untuk mengamati morfologis mikroba, praktikan diwajibkan menjawab pertanyaan berikut ini : a. Mengapa pengamatan morfologis dilakukan dari bagian bawah petri disk? ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ b. Mengapa selama pengamatan morfologis mikroba tidak diperkenankan membuka tutup petri disk ? ____________________________________ ____________________________________

____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________ ____________________________________

VI KESIMPULAN

VII DAFTAR PUSTAKA

You might also like