Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran: Memahami kesebangunan bangun datar dan penggunaannya dalam pemecahan masalah
Film negative
Pasfoto 3R (3,55)
Konsep Kekongruenan
Definisi intuitif kekongruenan: Dua buah bangun datar dikatakan kongruen bila bangun datar yang satu dapat dianggap sebagai duplikat atau hasil cetakan dari bangun datar yang lain. Dengan kata lain, kedua bangun datar yang kongruen dapat saling menutupi dengan tepat.
Konsep Kekongruenan
Definisi matematis kekongruenan (sama sebangun): Dua bangun datar bersifat kongruen bila setiap pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang dan setiap pasangan sudut yang bersesuaian sama besar.
B S R
C S R
C S R
Karena setiap pasangan sisi yang bersesuaian sama panjang dan setiap pasangan sudut yang bersesuaian sama besar maka bangun ABCD dan PQRS adalah kongruen
D A P
B S C R
Konsep Kesebangunan
Definisi intuitif kesebangunan (similaritas): Dua bangun datar dikatakan similar atau sebangun bila bangun yang satu dapat dianggap sebagai hasil perbesaran dari bangun datar yang lain.
Konsep Kesebangunan
Definisi matematis kesebangunan (similaritas): Dua buah bangun datar dikatakan sebangun (similar) bila semua pasangan sudut yang bersesuaian sama besar dan semua pasangan sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama (tetap). Apakah Segiempat MANO dan DIBU sebangun?
I
A
2,1cm 1,7cm
9cm
B
2,25cm
N
0,75cm
6,3cm
3cm
N 0,75cm
3cm
Besar Sudut yang Bersesuaian : M dengan B dan M = B O dengan U dan O = U N dengan U dan N = U A dengan I dan A = I
N 0,75cm
3cm
MO 3 cm 1 U 9 cm 3 ON 0,75 cm 1 Sisi ON dengan UD MO ON NA AM UD Kesimpulan: 2,25 cm 3 BU OD DI IB , dan NA 17 cm 1 BUDI adalah Sebangun SisiSegiempat MONA NA dengan DI DI 5,1cm 3 Sisi-sisi yang bersesuaian memAM 2,1cm 1 punyai perbandingan yang sama Sisi AM dengan IB IB 6,3 cm 3
A B
Teorema Kesebangunan S-Sd-S Jika pada dua buah segitiga, terdapat dua pasangan sisi yang perbandingannya sama serta sudut yang diapitnya sama besar, maka kedua segitiga itu sebangun/similar.
Teorema Kesebangunan Sd-Sd. Jika pada dua buah segitiga, terdapat dua pasangan sudut yang sama besar, maka kedua segitiga itu sebangun/similar.
H
150o
150o
11
12 80o
12
M E
80o 11
83o
N
p
H
y x
11
12 80o
12 q 80o 11 p
M E
LMN kongruen dengan HEF (Teorema S-Sd-S) Sehingga L = H = x dan N = F = p Perhatikan pada KLN , L = 150o x Juga, pada GHF, H = 150o x Jadi, L = H = 150o x = y (dimisalkan besarnya y)
Dengan cara sama, mudah ditunjukkan bahwa N = F = 83o p = q (dimisalkan besarnya q) Terakhir, dari kekongruenan LMN dan EFH maka LN = HF.
Jadi, dengan menggunakan Teorema Sd-S-Sd, maka KLN kongruen dengan GHF.
(a)
(b)
Bukti
Misalkan panjang sisi segitiga ABC di hadapan sudut A,B, dan C berturut-turut a,b, dan c. Misalkan pula sudut di hadapan sisi AC = , sudut di hadapan sisi BC = . Perhatikan segitiga ABI pada gambar (a).
H (a) I
B
G F K
Luas ABI = luas CBI, karena dengan mengambil panjang alas IB maka tingginya sama (yaitu a). Padahal luas segitiga CBI adalah a2. Jadi, luas ABI = a2 ... (i) Luas CBH = luas KBH, karena dengan mengambil panjang alas BH maka tingginya sama (yaitu BK). Padahal luas segitiga KBH adalah luas BKGH. Jadi, luas CBH = luas BKGH ... (ii)
D
I B
E
H B
A C
(b)
I B
Dengan cara yang sama menggunakan gambar (b), dan membuktikan bahwa CAF kongruen dengan EAB, maka diperoleh b2 = luas AKGF .... (iv)
G F
K J C A
Dari hasil (iii) dan (iv) maka diperoleh: a2 + b2 = luas BKGH + luas AKGF = c2.
Topik Penskalaan dalam Menghitung Tinggi, Kedalaman, atau Jarak yang Sulit Diukur
Bagaimana Thales menghitung tinggi Piramida ?
T
R C P S
U
B
Dengan membuat segitiga PQR yang sebangun dengan segitiga PST, maka kita dapat menghitung tinggi ST bila kita mengetahu PQ, PS dan QR. Misalkan, PQ = 20 cm, QR = 10 cm, dan PS = PU + AB = 600 m.
QR ST PQ PS
10 ST 20 600
ST = .600 = 300 m
Semua jenis segitiga dan semua jenis segiempat dapat dipergunakan untuk pengubinan. Syaratnya hanya satu, yaitu semua ubin harus merupakan segitiga atau segiempat yang kongruen.