You are on page 1of 14

Folklore lisan

Pembentukan Folklore lisan dewasa ini terbagi dalam beberapa jenis dan masing-masing mewakili rupa serta ragam yang berbeda. Yang pertama (1) adalah Bahasa Rakyat, merupakan bahasa yang menjadi media komunikasi antara rakyat setempat dan bahasa utama yang sering digunakan disamping bahasa nasional. Keberadaan bahasa rakyat di dalam sosial kemasyarakatan merupakan media pergaulan dalam kaitannya sebagai sarana bersosialisasi dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya termasuk kedalam kosa kata bahasa, dan julukan. (2) cerita prosa rakyat. Merupakan suatu cerita yang disampaikan secara turun temurun (dari mulut ke mulut) di dalam komunitas masyarakat tersebut seperti contohnya mitos, legenda, dan dongeng. (3) adalah nyanyian rakyat yang mana merupakan sebuah tradisi lisan dari suatu masyarakat yang diungkapkan melalui nyanyian atau tembang tradisional yang mencirikan kekhasan daerah tersebut. Fungsinya adalah sebagai sarana rekreatif masyarakat lokal untuk mengusir kebosanan rutinitas sehari-hari maupun sebagai sarana melepas beban dari kesukaran hidup sehingga menjadi semacam penawar hati.

Bahasa
Bahasa yang umum digunakan adalah Bahasa Makassar adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Makassar dan Sekitarnya. Bahasa Bugisadalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Bone sampai ke Kabupaten Pinrang, Sinjai, Barru, Pangkep, Maros, Kota Pare Pare, Sidrap, Wajo, Soppeng Sampai di daerah Enrekang, bahasa ini adalah bahasa yang paling banyak di pakai oleh masyarakat Sulawesi Selatan. Bahasa Tae' Luwuadalah salah satu bahasa yang dipertuturkan di daerah Tana Luwu, mulai dari Siwa,Kabupaten Wajo sampai ke Kolaka Utara,Sulawesi Tenggara. Toraja adalah salah satu rumpun bahasa yang dipertuturkan di daerah Kabupaten Tana Toraja dan sekitarnya. Bahasa Mandar adalah bahasa suku Mandar, yang tinggal di provinsi Sulawesi Barat, tepatnya di Kabupaten Mamuju, Polewali Mandar, Majene dan Mamuju Utara. Di samping di wilayah-wilayah inti suku ini, mereka juga tersebar di pesisir Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur. Bahasa Duriadalah salah satu rumpun bahasa Austronesia di Sulawesi Selatan yang masuk dalam kelompok dialek Massenrempulu. Di antara kelompok Bahasa Massenremplu, Bahasa Duri memilki kedekatan dengan bahasa Toraja dan bahasa Tae'

Luwu. Penuturnya tersebar di wilayah utara Gunung Bambapuang, Kabupaten Enrekang sampai wilayah perbatasan Tana Toraja.

Mitos Aluk to dolo Suku Toraja


Suku Toraja sebagai sebuah Suku yang memiliki ragam khasanah budaya yang agung memiliki banyak cerita yang menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk hanya sekedar memastikan apakah benar hal itu memang terjadi adanya. Keinginan untuk membuktikan secara langsung cerita ini sedikit banyak menjadi salah satu motivasi mengapa banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi lokasi Tana Toraja yang terletak di dataran tinggi Sulawesi Selatan. Diantara cerita itu tulisan ini akan menceritakan kehadiran sebuah mitos di Tana Toraja yaitu mengenai kepercayaan animisme mereka yang bernama Aluk to Dolo. Mitos sendiri memiliki makna yaitu cerita prosa rakyat yang memiliki tokokh para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi pada dunia lain atau kayangan dan penggambaran mengenai dunia setelah mati. Cerita ini dianggap benar-benar terjadi oleh empunya cerita ataupun orang-orang yang memang mempercayainya. Pada umumnya mitos menceritakan bagaimana terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, dan penggambaran alam setelah kematian. Kembali pada mitos kepercayaan animisme Suku Toraja yaitu Aluk To Dolo. Dalam pengertian yang beredar pada masyarakat Toraja sejak lama, Aluk memiliki makna yaitu budaya atau aturan hidup yang dibawa oleh kaum imigran dari dataran indochina pada kisaran 3000 tahun sampai 500 tahun sebelum masehi. Tokok penting dalam penyebaran kepercayaan aluk ini bernama Tomanurun Tamboro Langi. Beliau merupakan pembawa kepercayaan Aluk Sanda Saratu yang mengikat penganutnya dalam daerah terbatas yakni wilayah Tallu Lembangna. Dalam perkembangannya Kepercayaan asli masyarakat toraja kini dikenal dengan sebutan Aluk To Dolo. Kepercayaan asli Suku Toraja ini memiliki makna bahwasannya kesadaran manusia hidup di muka bumi ini hanya untuk sementara saja, prinsip kuat yang tertanam ini mengibaratkan bahwasannya selama tidak ada orang yang bisa menahan matahari terbenam di ufuk barat, maka kematian pun niscaya tidak akan bisa ditunda kedatangannya oleh makhluk hidup. Mitos yang hidup di kalangan Suku Toraja adalah bila halnya seseorang telah meninggal dunia maka pada akhirnya ia akan menuju ke suatu tempat yang biasa disebut oleh Suku Toraja dengan nama Puyo atau dunia arwah. Puyo dianggap sebagai sebuah tempat dimana seluruh

roh berada. Letaknya secara spesifik berada pada bagian selatan tempat tinggal orang tesebut. Namun dalam kepercayaan masyarakat yang menganut ajaran Aluk To Dolo tidak semua roh yang telah berpulang akan dengan sendirinya langsung menuju dan berkumpul di puyo. Dalam prosesnya menuju kesana, perlu didahului dengan rangkaian upacara pengubburan sesuai dengan status sosial orang yang bersangkutan semasa hidupnya. Bila halnya sang mendiang tidak diupacarakan sesuai dengan bagaimana seharusnya maka masyarakat Toraja akan meyakini bahwa yang bersangkutan tidak akan sampai di puyo dan jiwanya akan tersesat. Agar jiwa orang yang telah meninggal itu sampai pada tujuan yang dikehendaki keluarganya dan tidak tersesat maka upacara yang dilakukan dan diselenggarakan harus sesuai dengan aluk dan mengingat pamali (norma-norma tidak tertulis) yang berlaku pada masyarakat Suku Toraja. Prosesi pada fase ini biasa disebut sebagai sangka atau darma, yang mana memiliki makna mengikuti aturan yang sebenarnya dengan baik dan benar. Jika ada suatu hal yang salah dalam pelaksanaannya atau masyarakat Suku Toraja biasa menyebutnya dengan aluk (tomma liongliong), maka jiwa orang yang sudah berpulang itu akan tersendat dan justru menuju ke siruga atau surga, menurut seorang pemuka adat di tana Toraja bernama Tato Denna yang dalam stratifikasi penganut kepercayaan Aluk To Dolo mendapat gelar sebutan NeSando. Sepanjang orang yang telah meninggal dunia itu belum diupacarakan maka selama fase periode itu pula lah arwahnya akan berada dalam wujud keadaan setengah dewa. Roh yang merupakan penjelmaan dari jiwa manusia yang telah meninggal dunia ini biasa mereka sebut sebagai tomebali puang. Menurut kepercayaan masyarakat Suku Toraja selama arwah tesebut belum dilakukan prosesi upacara pemakaman yang memang sudah turun-temurun dilakukan maka arwah ini akan dianggap tetap ada dalam lingkungan rumah tongkonan (rumah tradisional toraja) dan dianggap tetap memperhatikan aktifitas yang terjadi di dalam rumah itu dan dipercaya arwah ini akan memperhatikan bagaimana kehidupan para keturunannya. Karena kepercayaan inilah maka upacara kematian menjadi sebuah prosesi penting yang sakral dan wajib hukumnya untuk dilakukan oleh siapapun yang merasa bahwa dirinya merupakan berasal dari Suku Toraja. Upacara kematian menjadi penting dan semua aluk yang berkaitan dengan kematian sebisa mungkin harus dijalankan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan secara turun-temurun dari nenek moyang Suku Toraja. Sebelum menetapkan kapan dan dimana jenazah dimakamkan, pihak keluarga harus berkumpul semua, hewan korban yang menjadi persembahan pun harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Bedasarkan tingkatannya seorang Suku Toraja yang dikategorikan sebagai bangsawan memiliki ketentuan untuk memotong atau mempersembahkan paling sedikit 24 ekor Kerbau, sedangkan pemuka agama memiliki ketentuan untuk memotong paling sedikit 12 ekor, sementara untuk strata sosial yang lebih rendah lagi yaitu masyarakat biasa maka ia akan dikenakan ketentuan untuk

harus memotong sedikitnya lima ekor kerbau, untuk strata yang paling rendah yaitu budak maka ia diharuskan memotong minimal satu ekor kerbau saja. Bagi masyarakat Suku Toraja sendiri mereka memiliki kepercayaan bahwasannya Kerbau merupakan kendaraan bagi arwah seseorang yang telah meninggal untuk menuju puyo. Pada akhirnya proses akan diakhiri dengan penguburan di batu-batu setelah sebelumnya diawetkan terlebih dahulu jenazahnya agar bisa bertahan lama. Istilah patane atau yang umum kita ketahui sebagai kuburan batu menjadi tempat peristirahatan terakhir jenazah yang penggambarannya adalah kuburan itu berada pada tebing-tebing. Jika halnya ada bagian-bagian tertentu yang dilanggar oleh keluarga duka misalnya seperti yang meninggal berasal dari kaum bangsawan namun ketika proses diupacarakannya tidak sesuai dengan tingkatan jumlah kerbau yang harus dipersembahkan maka arwah yang meninggal tersebut dipercaya tidak akan menuju puyo rohnya akan tersesat. Sementara bagi jenazah yang diupacarakan sesuai dengan prosedur adat yang ada maka ia dipercaya telah sampai ke puyo dengan ditemani oleh kerbau-kerbau persembahan. Dikatakan juga bahwa keberadaan serta kondisi arwah di puyo akan sangat ditentukan kualitasnya bedasarkan apa yang telah dilakukan pada prosesi upacara pemakaman tersebut. Maka jika prosesi pemakan tersebut memiliki kualitas yang baik maka apa yang diterima oleh arwah di puyo juga akan sepadan. Semakin sempurna kualitas prosesi pemakaman seseorang maka semakin baik pula keadaan orang itu di puyo. Maka dari itu sebenarnya dapat dimaklumi mengapa masyarakat di Tana Toraja selalu menjadikan prosesi upacara pemakaman sebagai suatu hal yang sangat mengundang perhatian dan juga rasa ingin penasaran orang-orang untuk tahu lebih jauh akan berlangsungnya acara yang selalu diusahakan semegah mungkin tersebut. Pihak keluarga duka maupun kerabat akan mempersembahkan suatu prosesi yang sesempurna mungkin. Mitos Kepercayaan aluk To Dolo pada hakikatnya berintikan pada dua hal, yaitu pandangan terhadap sesuatu yang bersifat kosmos dan kesetiaan pada luhur. Masing-masing memiliki fungsi dan pengaturannya dalam tata cara bekehidupan dalam masyarakat.

Cerita rakyat
Sungai Musi adalah sebuah sungai yang terletak di provinsi Sumatra Selatan, Indonesia. Dengan panjang 750 km, sungai ini merupakan yang terpanjang di pulau Sumatera dan membelah Kota Palembang menjadi dua bagian. Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang pun melintas di atas sungai ini. Sejak zaman Kerajaan Sriwijaya hingga sekarang, sungai ini terkenal sebagai sarana transportasi utama bagi masyarakat. Di tepi Sungai Musi terdapat Pelabuhan Boom Baru dan Museum Sultan Mahmud Badaruddin II.

Legenda: Zaman dahulu kala, hubungan lalu lintaslaut di seluruh dunia di lakukan dgn perahu layar. Pada jaman itu, banyak pula lanun atau bajak laut. Ketika itu perdagangan tidak memakai sistem jual beli tetapi dengan sistem barter. Menurut cerita, ada kelompok bajak laut asal negeri Cina yang terdiri dari tiga perahu layar, berlayar ke Selat Bangka.Perompak itu di pimpin oleh seorang yang bergelar Kapitan. Mereka tertarik ketika melalui muara Sungai Musi, terutama karena lebarnya. Kapitan mencari dalam peta, ternyata sungai itu belum ada namanya di peta. Para perompak itu melihat banyak perahu besar dan tongkang datang dari hulu sarat dengan muatan hasil bumi, mereka yakin di wilayah hulu sungai pastilah daerah yang subur. Mereka pun mulai membentuk kelompok2 untuk menjelajah daerah2 hulu. Ada kelompok mereka yang sampai di daerah dataran rendah Gunung Dempo (daerah Lahat sekarang), mereka kagum melihat betapa suburnya tanah. Hasil sayur mayur tidak terpanen. Tanaman kopi bagaikan hutan dgn buahnya yang besar2. Begitu juga cengkih, kayu manis dan berbagai tanaman lainnya. Kelompok yang menjelajah Muara Enim sekarang, juga kagum dengan melihat tanaman rempah2 dan batubara yang muncul di permukaan tanah. Sementara itu yang sampai di wilayah Ranau, begitu takjub ketika melihat tembakau pun tumbuh disana.

Kapitan pun begitu tertarik dengan Wilayah Sumatera Selatan yang berpusat di Sungai Musi, dia pun memutuskan untuk tinggal lama di Palembang. Dia memberi tanda melingkari daerah Sumatera Selatan dalam peta seraya berkata : "Kita sekarang berada di daerah ini. Ternyata daerah dan sungai ini belum ada namanya di peta. Sudah ku piker pikir, kita menamakan daerah ini Mu Ci (dalam bahasa tua Cina Han, Mu Ci berarti Ayam Betina, dan Mu Ci adalah nama bagi Dewi Ayam Betina yang memberikan keberuntungan pada manusia) Seorang perompak bertanya : "Mengapa Tuan menamakan daerah ini Mu Ci?" "Bukankah Mu Ci (Ayam Betina) adalah makhluk yg memberikan keuntungan buat manusia? Sekali bertelur belasan butir. telur adalah sumber makanan dan rezeki. Daerah ini pun sangat subur. Luar biasa suburnya. hasil rempah2nya bermutu tinggi. Ada Tambang batubara, emas dll. Maka daerah ini layak di sebut Mu Ci, karena tanahnya demikian kaya raya memberi keberuntungan bagi manusia". "Kalian ingat, penduduk di daerah ini juga memiliki sifat yang baik yang dimiliki ayam. Kaum pria daerah ini ramah, mudah menerima orang asing, dapat bergaul dengan baik dan suka menolong. Akan tetapi jangan berbuat curang atau menipu mereka. Bukankah ada empat orang teman kita yang mati karena di tusuk penduduk dgn pisau?" Pemimpin Perompak melanjutkan pembicaraannya... "Itu salah teman kita sendiri, sudah saya perintahkan untuk berperangai baik. daerah ini dan seluruh penduduknya akan jadi mitra dagang kita dalam jangka panjang. Selain itu, wanita di daerah Mu Ci ini juga sangat baik, kulit mereka kuning seperti kita. Tapi wajahnya tidak seperti wajah orang Eropa dan tidak mirip kita. Kaum wanita daerah ini hebat dan mengagumkan. Mereka bekerja keras membantu suami. Tak ubahnya seperti induk ayam betina. Bekerja keras mencari makanan untuk anak anaknya. Hormat dan baik pada sesamanya. Akan tetapi jangan coba2 mengganggu mereka dan anak anaknya. Mereka bisa lebih ganas dari elang sekalipun. Beratus tahun kemudian kata Mu Ci berubah menjadi Musi.... Kesimpulan : Cerita ini adalah Legenda, orang tak percaya pernah terjadi. Namun kita melihat ada Sungai Musi dengan daerah Sumatera Selatan yang subur. Hikmah dari legenda ini adalah, masyarakat Sumsel ramah tamah, tetapi berani berindak tegas bila harga dirinya di usik adalah sikap yang di sergani. Walaupun Bajak Laut jahat dan Kejam dalam berdagang mereka tetap ramah dan rendah hati.

Lagu daerah Sumatra selatan


Lipang Lipandang..................... Sumatera Selatan Dek Sangke............................. Sumatera Selatan Tari Tanggai.............................. Sumatera Selatan Pempek Lenzer.............................. Sumatera Selatan Kabile Bile.............................. Sumatera Selatan Dirut.............................. Sumatera Selatan Kapal Selam.............................. Sumatera Selatan Cup Mak Ilang.............................. Sumatera Selatan Petang - Petang.............................. Sumatera Selatan Palembang Bari.............................. Sumatera Selatan Palembang Diwaktu Malam.............................. Sumatera Selatan Gending Sriwjaya.............................. Sumatera Selatan Ribu-Ribu.............................. Sumatera Selatan

Folklore bukan lisan


Dilihat dari segi fungsionalitasnya, Folklore dapat dikategorikan menjadi empat cabang fungsi diantaranya adalah : a. Sebagai sistem proyeksi artinya folklore disini berfungsi sebagai alat penggambaran angan-angan secara kolektif. Bahwasannya keinginan dan imajinasi yang diciptakan oleh manusia sering kali ingin diterjemahkan kedalam satu bentuk yang nyata. b. Sebagai alat pengesahan dan menjadi bukti bahwasannya folklore menjadi lambang kebudayaan bagi etnik komunitas tertentu dan memiliki ciri yang unik satu sama lainnya. c. Sebagai alat pendidik anak dalam kaitannya pengajaran nilai-nilai luhur dan norma-norma tak tertulis yang telah berlaku dalam komunitas etniknya selama lebih dari ratusan tahun. d. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh anggota kolektifnya.

Toraja rumah adat tongkonan


Di sisi lain Folklore bukan lisan Suku Toraja yang pada kali ini menjadi bahasan utama pada entry kali ini memiliki pengertian umum bahwasannya folklore kategori ini bentuknya memang bukan lisan tetapi cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Umumnya meninggalkan bentuk materiil (artefak).

a. Arsitektur rakyat : yang termasuk ke dalam kategori arsitektur rakyat dalam kaitannya dengan folklore bukan lisan adalah arsitektur yang berupa prasasti, bangunan-bangunan suci, dan bangunan rumah tradisional. Secara definisi arsitektur disini ialah sebuah karya seni atau ilmu merancang bangunan.

b. Kerajinan tangan rakyat : merupakan hasil dari kearifan lokal yang dimiliki oleh etnik-etnik yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Dengan bentuk yang beraneka-ragam dan memiliki ciri khasi tertentu yang menjelaskan keotentikan identitas suatu kebudayaan etnik itu. Pembuatan kerajinan ini awalnya hanya ditujukan untuk sekedar mengisi waktu luang para pelakunya serta untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pada hari ini jenis kerajinan rakyat merupakan salah satu variabel yang tidak dapat dipisahkan dari industri kepariwisataan.

c. Pakaian atau Perhiasan Tradisional : bentuk visualisasi dalam berpakaian juga memiliki cerita tersendiri dalam tiap sulamannya. Bentuk-bentuk baju khas daerah tentu memiliki filosofi yang menarik untuk diketahui cerita dibalik itu semua dan memiliki daya tarik keunikan tersendiri.

d. Obat-obatan tradisional : ramuan-ramuan yang dimiliki masing-masing etnik tentu menyimpan cerita tersendiri dengan berbagai khasiat yang beragam. Dibalik itu semua segi filosofis tiap etnik terhadap satu komponen obat-obatan tradisional tentu memiliki keunikan sendiri yang juga memiliki ceritanya tersendiri.

e. Masakan dan minuman tradisional : cita rasa yang berbeda dan unik merupakan maksud utama dari berkembangnya citra masakan dan minuman tradisional dari masa ke masa. Kepopulerannya juga tidak lepas dari cerita berantai dari satu orang ke orang yang lain.

Selanjutnya dalam entry ini akan dibahas mengenai arsitektur rumah tongkonan toraja yang mana merupakan rumah tradisional dari Suku Toraja di Kabupaten Tana Toraja. Rumah adat ini memiliki filosofi yang cukup dalam dari banyak segi arsitekturnya. Yang mencolok dari bangunan rumah adat tongkonan adalah bentuk atapnya yang menyerupai moncong perahu. Dengan bercirikan rumah panggung dan di bawah ruma tersebut biasanya difungsikan sebagai kandang kerbau ternakan keluarga pemilik rumah. Atap rumah adat tongkonan hingga hari ini masih mempertahankan material utama sejak masa lampau yaitu masih menggunakan ijuk hitam dan bentuknya melengkung persis seperti perahu yang telungkup dengan buritan. Beberapa membandingkan kemiripan atap rumah tongkonan toraja dengan rumah gadang di minang karena bentuknya yang relatif mirip yaitu menyerupai tanduk kerbau. Pembuatan rumah adat tongkonan sendiri melibatkan banyak elemen. Umumnya secara tipikal masyarakat toraja secara bergotong-royong saling bantu dalam penyelenggaraan pembangunan rumah tersebut. Dilihat dari fungsi sosialnya rumah adat tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku toraja ritual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan serta kemaslahatan sosial masyarakat Suku Toraja. Keberadaan rumah tongkonan sendiri melambangkan hubungan penghuni yang saat ini masih hidup dengan para leluhur mereka.

Folklore sebagian lisan


sebagian lisan dalam hal ini folklore jenis ini merupakan bentuk campuran antara unsur lisan dan bukan lisan. Perpaduan ini memadu-padankan akan hubungan bahwa kaitannya dengan pengklasifikasiannya berhubungan dengan Fakta sosial. a. Kepercayaan rakyat (takhayul): kepercayaan ini banyak dimiliki oleh raga etnik di seluruh dunia. Kepercayaan yang bersifat takhayul sering dianggap tidak bedasarkan logika karena keberadaannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah, menyangkut kepercayaan dan kebiasaan dalam prakteknya, serta diwariskan melalui media verbal. b. Permainan rakyat: keberadaannya disebarkan melalui tradisi lisan yang berkembang di dalam sebuah komunitas etnik. Sementara untuk persebarannya dilakukan tanpa bantuan orang dewasa. Contohnya seperti congklak, teplak, main tali, dan gobak slodor. c. Teater Rakyat: biasanya mengisahkan tentang sebuah cerita kolosal yang mengisahkan tokoh-tokoh tertentu. Dalam penyelenggaraannya sebuah teater memilki makna dalam penyebaran nilai-nilai arif dalam kehidupan. Media penyebaran yang dilakukan pada masa lampau terbatas pada tradisi lisan saja.

d. Tari Rakyat: sebuah pertunjukan yang mengandalkan gerakan-gerakan padu, terstruktur, serta molek dari para penarinya. Pagelaran tari umumnya dilakukan untuk acara-acara penting seperti upacara adat maupun jamuan tertentu. Pada prosesnya persebarannya dilakukan secara lisan. e. Pesta rakyat: yang satu ini merupakay perayaan yang biasanya dilakukan untuk memperingati suatu hal yang sifatnya adalah keberkahan dan kebahagiaan. Tujuan utama diadakannya penyelenggaraan pesta rakyat adalah untuk mensyukuri nikmat ataupun merayakan suatu kegemilangan tertentu. f. Upacara adat: prosesi upacara yang berkembang di masyarakat didasarkan dengan adanya keyakinan agama ataupun kepercayaan masyarakat setempat akan suatu hal yang dianggap agung ataupun memiliki sesuatu yang tidak biasa. Upacara adat biasanya dilakukan sebagai ungkapan rasa terima kasih pada kekuatan-kekuatan yang dianggap memberikan perlindungan dan kesejahteraan pada komunitas mereka.

Suku toraja

Kepercayaan Rakyat.

Lahir, masa bayi, dan masa kanak-kanak 1. Wanita yang tengah mengandung anaknya dilarang untuk duduk di pintu, hal ini dikarenakan kalau duduk di pintu menurut kepercayaan masyarakat suku toraja ia akan didorong hingga jatuh ke tanah oleh makhluk halus. 2. Ketika seorang bayi baru lahir maka ia tidak boleh untuk ditegur dengan kata-kata yang berisi sindiran mengenai bagian tubuhnya 3. Ketika seorang bayi ditidurkan dalam sebuah ayunan maka kepalanya harus ditutupi dengan kain sarung, hal ini dikarenakan menurut kepercayaan masyarakat suku toraja jika tidak ditutupi dengan kain sarung maka kepala sang bayi akan dipegangi oleh makhluk halus. 4. Ketika sang istri sedang mengandung, suaminya tidak boleh memangkas rambutnya. Hal ini disebabkan apabila ia mencukur rambut nanti bayinya akan terlahir dengan tidak ada rambut atau dengan kata lain akan terlahir botak secara permanen.

Tubuh manusia, dan obat-obatan rakyat. 1. Orang yang terlahir memiliki tanda bawaan tahi lalat pada telapak tangannya tidak boleh secara sembarangan memukul orang lain. Menurut kepercayaan masyarakat suku toraja hal ini disebabkan karena pukulan orang tersebut akan mengakibatkan orang lain menjadi sakit. 2. Apabila suatu saat seseorang terkena penyakit mata maka cara mengobatinya ialah mata ditutupi dengan kain hitam kemudian ditiup oleh salah seorang sepupunya dalam keadaan dekat penyakitnya akan sembuh seketika.

Rumah dan pekerjaan rumah tangga 1. Ketika membangun sebuah rumah, disarankan didirikan atau dibangun pada pagi hari tepat ketika ayam tengah berkokok. 2. Dilarang menyapu rumah di malam hari karena diyakini akan membawa sial dan semua rejeki yang akan masuk akan keluar. 3. Ketika seorang ibu rumah tangga sedang memasak di dapur tidak boleh ada beras atau nasi yang jatuh kedalam dapur karena hal ini akan membawa malapetaka dan nasi yang disajikan akan terasa tawar. Mata pencaharian dan hubungan social 1. Apabila seseorang ingin melakukan aktifitas mandi atau mencuci ke sumur, dianjurkan orang ini untuk melihat teliti apakah di sumur itu ada orang lain atau tidak. Ketika ada orang di sumur tersebut sebaiknya jangan kesana. Terlebih kalau yang disana adalah lawan jenis. Bila tanpa sengaja kita kesana dan ternyata disana ada orang dan yang dilihat adalah lawan jenis maka orang ini akan dinikahkan. Sementara itu apabila yang didapati di sumur adalah kerabat atau orang yang telah berumah tangga maka kita akan dikenakan sanksi sesuai denga ketentuan adat yang berlaku. 2. Dalam kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Suku Toraja ketika seorang suami pergi untuk berjudi atau sabung ayam, sang istri wajib hukumnya untuk tidak berdandan di rumah karena hal ini diyakini akan membawa sial bagi sang suami sehingga pada arena perjudian ia akan kalah. Perjalanan dan perhubungan 1. Ketika akan menempuh perjalanan menuju tempat diadakannya sabung ayam dan dalam perjalanan secara tanpa sengaja kita bertemu dengan ular atau binatang sejenisnya maka sebaiknya ular yang kita temui itu kita tangkap dan tidak boleh

2.

dibunuh. Menurut masyarakat Suku Toraja jika hal ini kita lakukan maka kesempatan kita untuk menang akan semakin terbuka. Bila seorang laki-laki bersama rombongannya hendak melamar kerumah seorang gadis dan dalam perjalanannya tanpa sengaja mereka mendapati seorang anak kerbau yang sedang menyusui, maka sebaiknya laki-laki yang hendak melamar ini mengambil sedikit air susu induk kerbau itu, menurut kepercayaan masyarakat Suku Toraja hal ini merupakan pertanda bahwa lamarannya akan diterima dengan baik dan kelak rumah tangga yang akan dibinanya akan mendapat berkah serta rejeki yang banyak.

Cinta, pacaran, dan menikah 1. Menurut orang toraja ketika seseorang jatuh cinta tetapi orang yang dicintainya tidak merespon rasa cintanya maka dapat di taklukhkan dengan cara ilmu gaib dengan cara di bantu oleh seorang dukun. 2. Apa bila seorang suami atau istri selingkuh dan pasangannya tidak merelekan apa bila keduanya bercerai,maka hal ini dapat di atasi dengan ilmu gaib,yakni dengan cara bantuan seorang dukun,dan dukun tersebut dapat membuat rupa/wajah selingkuhan pasangannya tidak sesuai dengan rupa sebenarnya atau sekligus berwujud seperti binatang di mata pasangannya. Kematian dan adat pemakaman. 1. Menurut kepercayaan orang toraja,ketika seseorang meninggal dan dalam upacara pemakamannya tidak di potongkan babi atau kerbau maka arwahnya tidak akan di terima di alam puyo. 2. Apa bila seorang bayi yang berumur di bawa satu minggu meninggal dunia,maka dia tidak boleh dikubur pada siang hari,sebaiknya dikubur pada malam hari karena menurut orang toraja bayi ini belum berdosa dan seolah olah belum ada di dunia ini. Takhayul mengenai alam ghaib 1. bombo (setan yang menyerupai manusia dan menurut orang toraja sering menyerupai bentuk wajah orang yang akan meninggal,jadi apa bila seseorang telah keluar bombonya berarti orang ini dalam waktu dekat akan meninggal) 2. Batitong (adalah hantu yang meyerupai manusia,orang yang batitongan adalah orang yang mendapat mejik yang tidak sempurna dari si pemberi mejik.jadi batitongan juga termasuk salah satu penyakit.orang yang batitongan sering

3.

memakan katak,kotoran binatang,dan ada api keluar dari hidungnya.batitong ini keluar pada malam hari. pakonian (setan yang sejenis batitong tetapi yang membedakan pakoni dengan batitong ialah ,batitong hanya keluar pada malam hari sedangkan pakoni juga keluar pada siang hari.).

Takhayul terciptanya alam semesta dan dunia


Takhayul mengenai gejala alam 1. bosi bulan (bosi bulan sama dengan gerhana bulan,menurut orang toraja ketika hal ini terjadi semua kegiatan yang berkaitan dengan pertanian tidak bolh dikerjakan karena tidak akan menghasilkan hasil panen yang bagus). 2. bongi bongi (bongi- bongi sama dengan gerhana mata hari,ketika hal ini terjai menurut orang toraja pertanda akan terjadi mala petaka yang besar). Takhayul mengenai cuaca 1. mapamanta (mapamanta adalah sebuah takhayul yang dilakukan ketika musim hujan,hal ini dilakukan seorang pawang hujan,mapamanta dilakukan dengan berbagai cara,contohnya : merebus batu asa/batu gosok didalam keramik) 2. melambe uran (melambe uran adalah hal yang dilakukan oleh seorang pawang ketika musim kemarau berkepanjangan.dalam ritual melambe uran hal hal yang disiapkan adalah ayam yang bulunya berwarna merah dan berbintik bintik putih dan hitam atau dalam bahasa toraja dikenal dengan nama seppaga atau rame.) Takhayul mengenai binatang dan peternakan 1. tedong bulan (tedong bulan atau kerbau albino menurut orang toraja tidak boleh dimakan bahkan tidak boleh di pelihara karena akan membawa malapetaka bagi tuannya dan bagi ternak lainnya,jadi ketika kerbau ini lahir kerbau ini langsung di bunuh). 2. manuk masissik lalo (ayam ini tidak boleh di aduh karena dia tidak akan menang). Takhayul mengenai tanaman dan pertanian 1. makombongan (makombongan adalah sebuah acara yang dilakukan ketika hamah menyerang padi,dalam acara makombongan masyarakat akan mencari tau siapa yang melakukan kesalahan sehingga dewa marah dan berakibat tanaman/padi terserang hamah,ketika orang yang melakukan kesalahan telah di ketahui maka orang ini akan di kenakan sanksi/denta tertentu,misalnya disuruh potong babi atau ayam ).

2. mapesung /mapakande deata (hal ini dilakukan ketika para petani akan menanam padi.ritual ini dilakukan untuk memberi makan kepada dewata dengan harapan dewata akan melindungi tanaman yang akan ditanam agar kelak menghasilkan hasil panen yang melimpah.

You might also like