You are on page 1of 31

Pengertian Negoisasi dan Peran Pentingnya Negoisasi Bagi Advokat Dengan Klien

Posted by smjsyariah October 5, 2012 Leave a Comment Filed Under kebutuhan advocat, lawyer salary, negisasi, pengertian negoisasi

Rate This

Negosiasi secara umum adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Pengertian Negoisasi seorang advokat dengan seorang klien yaitu suatu proses tawar menawar antara seorang advokat dengan seorang klien dengan sebuah kesepakatn bahwa seorang advokat akan menjadi seorang kuasa huku atau orang yang mewakili kliennya dalam penanganan hokum yang nantinya hal ini tertuang dalam sebuah klausaklausa yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak, baik si advokat ataupun seorang klien. Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Contoh kasus mengenai negosiasi, seperti Christopher Columbus meyakinkan Ratu Elizabeth untuk membiayai ekspedisinya saat Inggris dalam perang besar yang memakan banyak biaya atau sengketa Pulau SipadanLigitan pulau yang berada di perbatasan Indonesia dengan Malaysia antara Indonesia dengan Malaysia. Dalam advokasi terdapat dua bentuk, yaitu formal dan informal. Bentuk formalnya,negosiasi sedangkan bentuk informalnya disebut lobi. Proses lobi tidak terikat oleh waktu dan tempat, serta dapat dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang sedangkan negosiasi tidak, negosiasi terikat oleh waktu dan tempat. Negoisasi ini sangat penting sekali bagi seorang advokat untuk menyakinkan seorang klien. Untuk itu Negoisasi dapat juga diartikan sebagai berikut:

proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak lain. penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa. langkah untuk membangun kesepahaman terhadap suatu permasalahan.

pembicaraan antara dua pihak atau lebih baik individual maupun kelompok untuk membahas usulan-usulan spesifik guna mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama.

Sedangkan tujuan negoisasi adalah sebagai berikut:


Mempelajari tawaran klien / seseorang Menawarkan suatu solusi permasalahan untuk menyelesaikan konflik kepentingan dan permasalahan

Agar seorang negoisator sanggup menjadi seorang negoisasi yang baik dibutuhkan pula. Ketrampilan dan wawasan yang luas berikut kami sajikan beberapa sikap agar menjadi seorang negoisasi yang baik: Pantang menyerah. Sering sekali dalam proses negosiasi memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Disini sering terjadi pihak yang lelah akhirnya menyerah. Sehingga seorang negosiator haruslah kuat dan pantang menyerah. Sering taktik negosiasi dilakukan dengan membuat prosesnya sangat melelahkan hingga lawan menyerah. Komunikatif. Sikap komunikatif sangat perlu dimiliki oleh seorang negosiator karena tugas negosiator sangat terkait dengan komunikasi. Dalam kesehariannya, negosiator didominasi oleh kegiatan perbincangan. Tanpa memiliki kemampuan melakukan komunikasi yang baik, seorang negosiator tidak pernah mendapat keberhasilan dan kesuksesan. Teknik komunikasi yang perlu diperhatikan dalam melakukan negosiasi adalah memulai pembiacaan dengan tepat, menyesuaikan antara pembahasan dengan lawan bicara, jika terjadi perbedaan pendapat tidak langsung ditentang namun dilakukan dengan suatu persetujuan yang diikuti dengan kata tapi, dan bijaksana. Fungsi komunikasi dalam negosiasi adalah:

Komunikasi sebagai penyambung gagasan dan mencegah terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi sebagai pengarah klien/partner sesuai gagasan yang disampaikan. Agar dapat diarahkan, komunikasi yang dilakukan haruslah optimal dengan menggunakan kemampuan komunikasi verbal dan visual (nonverbal). Komunikasi sebagai perangsang agar klien / partner memberikan reaksi yang diharapkan yaitu kesepakatan kedua belah pihak. Komunikasi sebagai alat untuk memberikan penghargaan pada klien / partner dengan pengaturan waktu yang tepat untuk memberikan kesempatan bicara dan apresiasiapresiasi yang pantas dan elegan.

Cerdas dan Berwawasan. Kecerdasan dan wawasan akan membantu negosiator untuk mendapatkan solusi atas masalah dan keputusan terbaik yang harus diambil. Skill ini sangat terkait dengan teknik problem solving yang sudah dibahas pada posting sebelumnya (problem solving). Dalam hal negosiasi, bentuk kecerdasan juga dapat berupa sikap cerdik (bukan culas). Selera Humor. Selera humor berfungsi mempererat ikatan komunikasi dengan klien. Tawaran yang disampaikan dengan selingan humor akan membuat partner / klien tidak merasa dipojokkan. Sifat humor juga akan mengurangi ketegangan saat negosiasi, menjadikan suasana akrab dan santai, mempermudah mencapai sasaran atau tujuan.

Sikap Positif. Negosiator adalah pekerjaan yang sangat terkait dengan interaksi. Sehingga harus ditanamkan bahwa segala yang terjadi memiliki nilai positif. Bentuk sikap positif dalam negosiasi adalah mendengar dan berbagi kesempatan dalam berbicara. Sikap positif akan mengarahkan hasil negosiasi yang positif pula. Perhatian. Sikap ini adalah dengan selalu memperhatikan hal-hal yang terjadi pada klien. Seorang negosiator haruslah memiliki sikap empati kepada klien. Empati akan membuat klien menjadi merasa didengar, diperhatikan, dan dirasakan secara mendalam permasalahan yang membelitnya. Saat itu, klien akan secara refleks akan ikut berempati terhadap tujuan yang diinginkan oleh negosiator. Sabar. Sikap temperamental adalah sikap yang kurang baik. Sehingga jagalah tingkat emosional ketika berhubungan dengan orang lain. Berfikirlah positif jika sesuatu hal yang tidak menyenangkan karena itu terjadi dengan suatu sebab. Anggap saja hal itu sebagai hambatan yang harus dilewati. Sering terjadi bahwa suatu yang negatif merupakan titik peluang atau titik memulai strategi negosiasi yang baru dan lebih bagus karena dilandasi dengan keluhan atau kepribadian atau motivasi klien / partner. Sikap sabar akan mampu membaca peluang disaat terjadi hal yang tidak menyenangkan. Jujur. Kejujuran adalah hal yang mutlak ada pada seorang negosiator. Hal ini dikarenakan kebenaran memiliki sifat yang hakiki dimana kebenaran akan selalu terbukti. Pembuktian kebenaran fakta yang disampaikan oleh negosiator akan meningkatkan level kepercayaan negosiator. Dengan dipercaya, tentu akan membawa negosiator lebih mudah melakukan negosiasi berikutnya dengan klien yang sama. Sehingga kejujuran akan membawa penerimaan. Inisiatif dan Kreatifitas. Seorang negosiator dituntut untuk selalu dinamis dalam menghadapi setiap persoalan. Oleh karena itu seorang negosiator harus memiliki sikap inisiatif dan kreatifitas yang tinggi. Sikap ini akan membawa negosiator untuk mampu secara cepat mengambil keputusan. Sikap ini terkait dengan syarat kecerdasan yang harus ada karena untuk inisiatif dan kreatif haruslah cerdas. Sensitif atau Peka. Seorang negosiator haruslah peka terhadap situasi dan perubahannya terkait perkembangan proses negosiasi. Terutama ketika memperhatikan bahasa tubuh lawan. Hal ini karena umumnya sering terjadi kebohongan dalam negosiasi, sehingga kepekaan dalam membaca bahasa tubuh menjadi sangat penting untuk menilai kondisi negosiasi yang sebenarnya. Berdasarkan pembahasan negoisasi di atas kiranya kita sudah tahu betapa pentingnya negoisasi dan lobi, karena dengan bernegoisasi semua masalah akan dapat di selesaikan dengan sistem kekeluargaan, seorang advokat dapat memberikan penjelasan hukum terkait masalah-masalah yang sedang dihadapi patnernya.

Sumber Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Negosiasi, diakses pada kamis 4 Oktober 2012.

Budi, Suanda, Negoisasi dan Negoisator, http://menejemenproyek.com. Diakses pada kamis, 4 Oktober 2012.

Pengertian Negoisasi dan Peran Pentingnya Negoisasi Bagi Advokat Dengan Klien
Posted by smjsyariah October 5, 2012 Leave a Comment Filed Under kebutuhan advocat, lawyer salary, negisasi, pengertian negoisasi

Rate This

Negosiasi secara umum adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan.Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah suatu cara untuk mencapai suatu kesepakatan melalui diskusi formal. Pengertian Negoisasi seorang advokat dengan seorang klien yaitu suatu proses tawar menawar antara seorang advokat dengan seorang klien dengan sebuah kesepakatn bahwa seorang advokat akan menjadi seorang kuasa huku atau orang yang mewakili kliennya dalam penanganan hokum yang nantinya hal ini tertuang dalam sebuah klausaklausa yang akan ditandatangani oleh kedua belah pihak, baik si advokat ataupun seorang klien. Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau memengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Contoh kasus mengenai negosiasi, seperti Christopher Columbus meyakinkan Ratu Elizabeth untuk membiayai ekspedisinya saat Inggris dalam perang besar yang memakan banyak biaya atau sengketa Pulau SipadanLigitan pulau yang berada di perbatasan Indonesia dengan Malaysia antara Indonesia dengan Malaysia. Dalam advokasi terdapat dua bentuk, yaitu formal dan informal. Bentuk formalnya,negosiasi sedangkan bentuk informalnya disebut lobi. Proses lobi tidak terikat oleh waktu dan tempat, serta dapat dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu panjang sedangkan negosiasi tidak, negosiasi terikat oleh waktu dan tempat. Negoisasi ini sangat penting sekali bagi seorang advokat untuk menyakinkan seorang klien. Untuk itu Negoisasi dapat juga diartikan sebagai berikut:

proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak lain. penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak yang bersengketa. langkah untuk membangun kesepahaman terhadap suatu permasalahan. pembicaraan antara dua pihak atau lebih baik individual maupun kelompok untuk membahas usulan-usulan spesifik guna mencapai kesepakatan yang dapat diterima bersama.

Sedangkan tujuan negoisasi adalah sebagai berikut:


Mempelajari tawaran klien / seseorang Menawarkan suatu solusi permasalahan untuk menyelesaikan konflik kepentingan dan permasalahan

Agar seorang negoisator sanggup menjadi seorang negoisasi yang baik dibutuhkan pula. Ketrampilan dan wawasan yang luas berikut kami sajikan beberapa sikap agar menjadi seorang negoisasi yang baik: Pantang menyerah. Sering sekali dalam proses negosiasi memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Disini sering terjadi pihak yang lelah akhirnya menyerah. Sehingga seorang negosiator haruslah kuat dan pantang menyerah. Sering taktik negosiasi dilakukan dengan membuat prosesnya sangat melelahkan hingga lawan menyerah. Komunikatif. Sikap komunikatif sangat perlu dimiliki oleh seorang negosiator karena tugas negosiator sangat terkait dengan komunikasi. Dalam kesehariannya, negosiator didominasi oleh kegiatan perbincangan. Tanpa memiliki kemampuan melakukan komunikasi yang baik, seorang negosiator tidak pernah mendapat keberhasilan dan kesuksesan. Teknik komunikasi yang perlu diperhatikan dalam melakukan negosiasi adalah memulai pembiacaan dengan tepat, menyesuaikan antara pembahasan dengan lawan bicara, jika terjadi perbedaan pendapat tidak langsung ditentang namun dilakukan dengan suatu persetujuan yang diikuti dengan kata tapi, dan bijaksana. Fungsi komunikasi dalam negosiasi adalah:

Komunikasi sebagai penyambung gagasan dan mencegah terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi sebagai pengarah klien/partner sesuai gagasan yang disampaikan. Agar dapat diarahkan, komunikasi yang dilakukan haruslah optimal dengan menggunakan kemampuan komunikasi verbal dan visual (nonverbal). Komunikasi sebagai perangsang agar klien / partner memberikan reaksi yang diharapkan yaitu kesepakatan kedua belah pihak. Komunikasi sebagai alat untuk memberikan penghargaan pada klien / partner dengan pengaturan waktu yang tepat untuk memberikan kesempatan bicara dan apresiasiapresiasi yang pantas dan elegan.

Cerdas dan Berwawasan. Kecerdasan dan wawasan akan membantu negosiator untuk mendapatkan solusi atas masalah dan keputusan terbaik yang harus diambil. Skill ini sangat terkait dengan teknik problem solving yang sudah dibahas pada posting sebelumnya (problem solving). Dalam hal negosiasi, bentuk kecerdasan juga dapat berupa sikap cerdik (bukan culas).

Selera Humor. Selera humor berfungsi mempererat ikatan komunikasi dengan klien. Tawaran yang disampaikan dengan selingan humor akan membuat partner / klien tidak merasa dipojokkan. Sifat humor juga akan mengurangi ketegangan saat negosiasi, menjadikan suasana akrab dan santai, mempermudah mencapai sasaran atau tujuan. Sikap Positif. Negosiator adalah pekerjaan yang sangat terkait dengan interaksi. Sehingga harus ditanamkan bahwa segala yang terjadi memiliki nilai positif. Bentuk sikap positif dalam negosiasi adalah mendengar dan berbagi kesempatan dalam berbicara. Sikap positif akan mengarahkan hasil negosiasi yang positif pula. Perhatian. Sikap ini adalah dengan selalu memperhatikan hal-hal yang terjadi pada klien. Seorang negosiator haruslah memiliki sikap empati kepada klien. Empati akan membuat klien menjadi merasa didengar, diperhatikan, dan dirasakan secara mendalam permasalahan yang membelitnya. Saat itu, klien akan secara refleks akan ikut berempati terhadap tujuan yang diinginkan oleh negosiator. Sabar. Sikap temperamental adalah sikap yang kurang baik. Sehingga jagalah tingkat emosional ketika berhubungan dengan orang lain. Berfikirlah positif jika sesuatu hal yang tidak menyenangkan karena itu terjadi dengan suatu sebab. Anggap saja hal itu sebagai hambatan yang harus dilewati. Sering terjadi bahwa suatu yang negatif merupakan titik peluang atau titik memulai strategi negosiasi yang baru dan lebih bagus karena dilandasi dengan keluhan atau kepribadian atau motivasi klien / partner. Sikap sabar akan mampu membaca peluang disaat terjadi hal yang tidak menyenangkan. Jujur. Kejujuran adalah hal yang mutlak ada pada seorang negosiator. Hal ini dikarenakan kebenaran memiliki sifat yang hakiki dimana kebenaran akan selalu terbukti. Pembuktian kebenaran fakta yang disampaikan oleh negosiator akan meningkatkan level kepercayaan negosiator. Dengan dipercaya, tentu akan membawa negosiator lebih mudah melakukan negosiasi berikutnya dengan klien yang sama. Sehingga kejujuran akan membawa penerimaan. Inisiatif dan Kreatifitas. Seorang negosiator dituntut untuk selalu dinamis dalam menghadapi setiap persoalan. Oleh karena itu seorang negosiator harus memiliki sikap inisiatif dan kreatifitas yang tinggi. Sikap ini akan membawa negosiator untuk mampu secara cepat mengambil keputusan. Sikap ini terkait dengan syarat kecerdasan yang harus ada karena untuk inisiatif dan kreatif haruslah cerdas. Sensitif atau Peka. Seorang negosiator haruslah peka terhadap situasi dan perubahannya terkait perkembangan proses negosiasi. Terutama ketika memperhatikan bahasa tubuh lawan. Hal ini karena umumnya sering terjadi kebohongan dalam negosiasi, sehingga kepekaan dalam membaca bahasa tubuh menjadi sangat penting untuk menilai kondisi negosiasi yang sebenarnya. Berdasarkan pembahasan negoisasi di atas kiranya kita sudah tahu betapa pentingnya negoisasi dan lobi, karena dengan bernegoisasi semua masalah akan dapat di selesaikan dengan sistem kekeluargaan, seorang advokat dapat memberikan penjelasan hukum terkait masalah-masalah yang sedang dihadapi patnernya.

Sumber Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Negosiasi, diakses pada kamis 4 Oktober 2012. Budi, Suanda, Negoisasi dan Negoisator, http://menejemenproyek.com. Diakses pada kamis, 4 Oktober 2012.

Negosiasi dalam proses advokasi memiliki dua bentuk: formal dan informal. Bentuk formal biasa disebut negosiasi, sedangkan bentuk informal sebagai lobby. Yang perlu dicatat adalah, proses lobby tidak mengikat waktu dan tempat, dan bisa dilakukan terus menerus dalam waktu panjang. Proses lobby, memerlukan kemampuan komunikasi interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan dengan negosiasi. Kemampuan interpersonal ini dipakai untuk mengolah proses pertukaran kepentingan dalam situasi yang nyaman dan bersahabat. materi referensi: Ilmu Komunikasi, Onong Uchyana Effendi, MA Negosiasi dalam proses advokasi memiliki dua bentuk: formal dan informal. Bentuk formal biasa disebut negosiasi, sedangkan bentuk informal sebagai lobby. Yang perlu dicatat adalah, proses lobby tidak mengikat waktu dan tempat, dan bisa dilakukan terus menerus dalam waktu panjang. Negosiasi dapat diartikan sebagai proses tawar-menawar untuk meloloskan keinginan kita untuk mencapai kesepakatan. Dari pengertian itu bisa dilihat ada beberapa komponen yaitu : * ada 2 pihak yang melakukan negosiasi, apakah itu perorangan, tim, atau mewakili lembaganya. * terjadi proses tawar menawar * tujuan Beberapa contoh sederhana negosiasi antara lain : * di tawar menawar harga di pasar biasanya yang wanita sering melakukannya * melobi dosen ketika telat masuk kuliah. * lobby dalam sebuah forum, dll Beberapa pertimbangan dalam melakukan negosiasi. 1. Persiapan, hal ini wajib dilakukan, misalnya memahami apa tujuan yang kita ingin capai, apa alternatif jika terjadi A, B dan C.2. Mengetahui lawan negosiasi, sehingga kita mengetahui cara menberikan strategi dalam negosiasi. Ketika mengajukan proposal ke perusahaan tanpa membaca proposal dulu, tentunya kita akan semakin dijatuhkan oleh perusahaan itu. Termasuk persiapan penampilan. 2. sering2 bertanya untuk mengeksplor keinginan dari lawan kita, dengan demikian kita memiliki siasat yang jitu untuk memenuhi keinginan kita. semisal : Bapak sendiri melihat mahasiswa keinginannya seperti apa?, dengan jawaban yang diberikan kita bisa memberikan timpalan, yah,

mahasiswa seperti itu juga yang kita inginkan mengapa kami mengadakan kegiatan ini 3. Memberikan tawaran yang maksimal atau minimal mungkin, misalnya sebagai pembeli, harus menawar harga serendah-rendahnya, dan jika sebagai penjual, menjual dengan harga yang setinggitingginya. 4. Menggunakan kekuatan yang ada, misalnya dalam hal melobi pihak rektorat untuk tetap mengadakan pengkaderan di kampus di belakang kami ada 15.ooo mahasiswa yang mendukung kami tetap melaksanakan pengkaderan ini. 5. Menyakinkan sebaiknya menggunakan angka seperti yang saya sebutkan di contoh di point sebelumnya agar lebih menyakinkan. 6. Menggunakan identitas yang bisa membuat lawan bicara kita menjadi takluk, semisal Kami adalah mahasiswa UNAIR salah satu kampus terbaik di Indonesia 7. Selalu mempunyai ide2 tawaran semisal ke perusahaan minta sponsor, jangan selalu mintanya uang, tapi kan bisa berupa barang, mechandise, media publikasi, atau pun komunikasi. 8. Selalu bersahabat, jadi akan menuju suatu pencapaian keputusan yang mudah. Jika sama-sama ngotot yang masing-masing akan tidak mendapatkan hasil dari negosiasi. Ada lagi tempat negosiasi, kalau perusahaan-perusahaan besar biasanya tempat-tempat eksklusif menjadi tempat yang baik untuk negosiasi seperti di lapangan golf atau di hotel. Tergantung lagi seberapa tingkat kepentingan dari negosiasi yang kita ajukan. Tahapan-tahapan dalam bernegosiasi 1. Perkenalan dan basa-basi lainnya, semisal apa kabar? gimana hari ini? perusahaannya makin mantap saja. 2. Menyampaikan keinginan 3. tawar-menawar 4. mencapai keputusan 5. Deal Dan hasil dari negosiasi bisa berupa kemenangan di kedua belah pihak, ada yang untung dan ada yang rugi, atau rugi kedua pihak malah, atau negosiasi itu tidak memberikan hasil apapun. ...................................... Lobby atau ada juga yang mendefinisikan diplomasi (dalam istilah politik) adalah salah satu cara dalam menyelesaikan sebuah konflik. Konflik yang di maksud di sini adalah konflik dalam batasan yang luas, yakni adanya dua hal atau lebih, baik personal maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling berlawanan. Apa yang harus diperhitungkan saat melobby? Yang harus diperhitungkan oleh seorang pelobby yang baik adalah : 1. Pelobby harus menetapkan tujuan berdasarkan kekuatan yang sungguhnya. 2. Pelobby harus dapat menilai tujuan dan kekuatan lawan dengan cermat 3. Pelobby harus menetapkan seberapa jauh tujuan yang berbeda itu bisa di cari titik komprominya 4. Pelobby harus menggunakan sarana yang tepat untuk mencapai tujuan Hal-hal mendasar yang harus dipersiapkan sebelum melakukan lobby 1. Pihak pelobby menyiapkan orang yang punya visi part of solution bukan orang yang jadi part of problem. 2. Pihak pelobby harus punya tujuan yang jelas, akurat dan ditopang dengan kekuatan yang

memadai 3. Pihak pelobby harus memperhitungkan kondisi obyektif dan sudut pandang lawan 4. Pihak pelobby harus bersedia berkompromi dengan berbagai tingkatan target yang akan di raih Bagaimana Lobby bisa dilakukan ?Lobby bisa dilakukan kalau lawan kita kira-kira seimbang atau lebih kuat. Kalau seimbang bisa jadi sama-sama akan rugi (hancur) dan ini jelas tidak dikehendaki oleh kedua belah pihak. Sedangkan jika lawan lebih kuat maka di cari agar kita bisa mengurangi kekalahan atau mencari titik temu sehingga tidak jadi konflik. Apa yang dimaksud dengan teknik lobby? Cara atau teknik lobby ada berbagai macam tergantung pada target yang ingin dicapai. Ada lobby dengan target menang (sehingga bisa jadi bohong atau bahkan licik), lobby dengan target win-win solution. Atau bisa juga dengan target agar tidak terlalu memalukan ketika akhirnya kalah. Mengapa harus dilakukan lobby? Lobby penting artinya untuk mengukur tingkat kekuatan internal, citra yang ditangkap publik serta kredibilitas dan akuntabilitas di hadapan pihak lain. Lobby juga diperlukan untuk memuluskan berbagai proses yang sedang dilakukan. Bagaimana cara melakukan lobby? Lobby dilakukan bisa dengan berbagai cara, tergantung pada siapa dan dalam waktu seperti apa. Lobby bisa di mulai dengan teknik mengambil hati sampai dengan teknik menutup urat nadi. Apa keuntungan lobby? Keuntungan lobby adalah mempercepat proses birokrasi, memperpendek waktu penyelesaian masalah serta mengurangi resiko kerugian yang akan di terima. Mengapa kita butuh melakukan lobby? Hal ini penting untuk memperluas pencapaian target dan tujuan yang hendak dicapai, semakin bagus lobby yang kita lakukan, maka semakin cepat dan luas target dan tujuan bisa di raih.

DASAR- DASAR HIGIENE INDUSTRI


Posted on June 1, 2012 by DASAR- DASAR HIGIENE INDUSTRI I. Filosofi dan Konsep Sebelum abad kedelapan belas (yaitu sebelum tahun 1911), konsepkonsep tentang keselamatan dan kersehatan kerja belum terjamak , dan diterima secara luas dalam tahun tahun perang dunia. Organisasi keselamatan kerja pertama didunia diketemukan di Perancis pada tahun 1867, yang diiukti oleh Jerman pada tahun 1884, Belgia pada tahun 1890, dan Inggeris pada tahun 19141918 selama perang, di Amerika Serikat didirikan pada tahun 1900. Pada 1939 organisasi profesi higiene industri didirikan American Industrial Hygiene Association (AIHA), tahun 1946 didirikan organisasi yang menangani tentang kesehatan kerja dan dampak di linkungkan kerja American Conference of Governmental Industrial Hygienists ACGIH), dan tahun 1959 AIHA dan ACGIH, mendirikan Dewan Industri American Board of Industrial Hygiene (ABIH) organisasi professional yang keanggotan bersifat sukarela. kualifikasi hygienists industri, praktiksi higiene industri, dan yang telah memenuhi standar profesional yang ditetapkan oleh Dewan Direksi. Apapun dari setiap afiliasi profesional lainnya, ABIH Kode Etik (Kode) berlaku untuk: masing-masing individu bersertifikat oleh ABIH sebagai Certified Industrial Higiene (CIH) atau Certified Associate Higiene Industri (CAIH) (certificants), dan, masing-masing individu mencari ABIH sertifikasi (calon). Dengan didirikan Organisasi Perburuhan Internasioanal (ILO), adalah suatu badan yang bukan saja untuk pertukaran informasi untuk kepentingan keselamatan kerja, tetapi juga berupa kegiatan-kegiatan untuk memberikan sumbangan terhadap penurunan jumlah kecelakaan . Konsep, model dasar Menurut Freead Lutha. : ada tiga komponen pokok dalam kerangka konseptual untuk pendekatan contingency ; (a) lingkungan, (b) konsep-konsep, (c) pengendalian teknik. Pendekatan contingency menggunakan hubunganhubungan fungsional bila maka (if then) dimana bila menunjukkan variabel- variabel lingkungan kerja dan maka teori dan konsepkonsep teknik untuk mengarahkan pengendalian bahaya lingkungan kerja.Untuk mengindentifikasi resiko bahaya di industri sangat erat hubungannya dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), yang diterapkan, yang menggambarkan tentang perkembangan : (a)sain (ilmu pengetahuan ), (b) teknologi, (c) society (dampak social). Dalam meneliti kasus kasus resiko bahaya di tempat kerja, pertama-tama kita memberikan suatu interpertasi teori yang mendasari fakta, apakah berbentuk teori implisit atau teori explisit , dari teoriteori yang dikemukakan dibuat suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu pengertian dalam suatu kerangka konsep yang merupakan kerangka dasar dari teori . Konsep tersebut dijabarkan dalam bentuk variabel variabel yang dapat diukur dalam suatu skalah (nominal, ordinal. Interval) untuk membuktikan kebenaran ilmu dan teknologi yang diaplikasikan . II. Prnisip Dasar Higiene Industri

Higiene industry, adalah perpanduan ilmu (science) dan seni (art), dalam usaha mengantisipasi, pengenalan/rekoknisi, evaluasi dan mengontrol faktor-faktor lingkungan yang timbul di/dari tempat kerja, yang mungkin mengakibatkan sakit, gangguan kesehatan atau rasa kenyamanan dan menyebabkan menurunnya efisiensi kerja diantara para pekerja.. Kesehatan kerja ,menurut defenisi bersama antara ILO & WHO berisikan hal-hal sebagi berikut : (a) meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setingginya baik jasmani, rohani, maupun sosial tenaga kerja dalam semua jabatan atau lapangan kerja. (b) mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi kerja (c) melindungi tenaga kerja dalam pekerjaan terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh pekerjaan., (d) menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan faal badan dan rohaninya . Keselamatan kerja , menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja, dan (sesuai UU No.1 tahun 1970 ), adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin/alat, bahan baku, lingkungan tempat kerja, serta cara melakuakan pekerjaan, yang bebas dari interaksi Lingkungan Kerja : Aarea / ruang yang dipergunakan untuk aktivitas industri antara lain : tempat/ ruang kerja, ruang/ tempat penyimpanan bahan baku hasil produksi, ruang/ tempat proses berikut, dan semua benda-benda di sekitarnya, mesin dan bahan baku. Faktor-Faktor Lingkungan Kerja : adalah unsur-unsur dari linkungan kerja yang dapat mengakibatkan sakit, gangguan kesehatan, ketidak nyamanan dan keselamatan dalam bekerja, sehinga mengakibatkan efisiensi kerja menurun. Faktor-faktor lingkungan kerja yaitu, unsur fisika, kimia, biologi, dan ergonomi . Nilai Ambang Batas (NAB), adalah kadar suatu substansi dalam udara/tempat kerja yang merupakan pedoman pengendalian, agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya dengan tidak mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan atau kenikmatan kerja dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak boleh lebih 8 jam sehari atau 40 jam seminggu . TLV (Threshold Limit Values), adalah kosentrasi air bone dari suatu subtansi diudara/tempat kerja yang mana memapar tenaga kerja selama jam kerja secara berulang-ulang setiap hari kerja, dianggap tidak menimbulkan dampak TLV- TWA (Time Weigthed Average), adalah kosentrasi rata-rata dari substansi diudara/tempat kerja yang mana memapar para pekerja selama jam kerja, 8 jam per hari 40 jam per minggu, dianggap tidak menimbulkan dampak. .. Ruang Lingkup Ruang linngkup higiene indutri meliputi : (a) antisipasi dan rekognisi (debu, gas, uap, logam berat, non logam, vapor, fume, asap, panas, getaran, ioniasing radiation, tekanan, suhu, listrik, bising, pencahayaan, dan gelombang elektromagnitik) (b) evaluasi (konsep identifikasi dan penilaian resiko, sampling partikel, samling gas dan uap), dan (c) kontrol (Hirarki Kontrol, ventilasi, dan alat pelindung diri) Ruang lingkup faktor- faktor lingkungan kerja di industri terdiri dari : (a) faktor fisik (panas, cahaya, noise, vibrasi, ioniasing radiation, debu, tekanan, suhu, listrik, gelombang elektromagnitik, dll ), (b) faktor kimia ( logam berat, non logam, gas, vapor, uap, fume, asap , dll), (c) factor biologie ( jamur, bakteri, dll), dan (d) factor ergonomi. III. Antisipasi dan rekognisi

pelaksanaan program higiene industri/program lingkungan kerja dan Keselamatan kerja di industri terdiri dari 5 (lima ) komponen dasar, meliputi : (1) Pengenalan bahaya beresiko (Hazard regenition ) (2) Idenfikasi bahaya (Hazard identification) (3) Evaluasi bahaya (Hazard evaluation ), (4) Pengendalian bahaya (Hazard control), dan (5) Pendidikan dan pelatihan karjawan Tekink Teknik Identifikasi Mengidentifikasi daerah daerah kritis atau bagian- bagian dalam rencana dianggap lemah atau menurut dugaan kemungkinan terjadinya penyimpangan adanya resiko bahaya yang lebih besar. Dengan chek list dan monitoring akan mendapatkan data atau sumber-sumber informasi tersebut, bahaya dapat diramalkan (foreseeable) yang timbul dari semua kegiatan yang berpotensi membahayakan kesehatan dan keselamatan. Sumber- sumber informasi untuk mendapatkan suatu identifikasi bahaya, yaitu melalui : (1) Material Safety Data Sheets (MSDS), (2) Data satistik kecelakaan yang bersifat nasioanal atau sektoral, (3) Industrial Chemical Notification and Assessment Scheme (ICNAS), (4) Cheklist, (5) Job Hazard Analysis (JHA) atau Job Safety Analysis/JSA ( metode observasi, diskusi, review), (6) Failure Mode Effect Analysis (FMEA), (7) Hazard Operability Study (HAZOP) Penilaian Resiko Bahaya. Penilaian resiko dimulai dari perkiraaan : (1 )Potensiko resiko bahaya, (2)Jenis bahaya dan besarnya resiko, (3) Jumlah dan karakteristik tingkat pemaparan, dan (4) Dampak terhadap lingkungan, Evaluasi Bahaya Ada dua macam evaluasi bahaya , yaitu (1) evaluasi pemaparan (exposed) udara lingkungan kerja dan, (2) evaluasi pemaparan biologi. Sedangkan tujuan evaluasi bahaya, yaitu pemaparan terhadap bahan- bahan berbahaya di tempat kerja atau dilingkungan kerja adalah ingin mengetahui apakah tingkat pemaparan yang sedang berjalan masih dibawah dari nilai batas pemaparan yang diperbolehkan oleh perundang- undangan. Di Indonesia perihal batas pemaparan dituangkan dalan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 31/Men/X/2011, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja. Istilah nilai ambang batas sama dengan Threshold Limit Values (TLV), dalam kepustakaan bahasa Inggris di negara- negara antara lain Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Eropa, Australia dan Jepang. Estimasi Resiko Secara Kualitatif Pendekatan quantitative dibuat dalam skalah frekwensi dan disesuaikan dengan standard yang ditetapkan oleh perusahaan. Pendekatan ini cenderung digunakan pada industri manufakturing, yang didalam proses produksinya tidak menggunakan proses parameter yang bisa berubah- ubah. Yang dimaksud proses dengan parameter adalah proses yang banyak mengutamakan tekanan, suhu, aliran proses, perubahan bahan baku dsb . Evaluasi Program Dalam mengevaluasi pelaksanaan program analisa resiko bahaya di industri dalam menghindari atau memanimalkan resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta segala bentuk kerugian perusahan yang diakibatkan oleh faktor -faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja : IV. Metode Sampling

Program Monitoring Monitoring didefenisikan sebagai aktivitas yang terkait dengan kesehatan pekerja, yang dilakukan secara sistematis atau berulang -ulang yang dirancang untuk kemudian dapat dilakukan tindakan perbaikan atau koreksi batasan ini dipakai (NIOSH = National Instiatute of Occupational Safety and Health) , (OSHA = Occupational Safety and Health Administration), dan juga di negara Eropa (EEC = European Economic Community ). Ada tiga macam program monitorig yang dapat dipakai untuk mengevaluasi resiko keselamatan dan kesehatan kerja karena pemaparan (exposed) di tempat kerja : (1) Ambient monitoring, yaitu pengukuran terhadap bahan yang ada diluar atau disekitar kita, misalnya di udara/atmospheric monitoring, (2) Biological monitoring of exposure, yaitu pengukuran dan pengkajian bahan kimia atau metabolitnya dalam jaringan tubuh, sekret, untuk menilai pemaparan dan resikonya terhadap kesehatan, apakah tingkat pemaparan yang sedang berjalan masih dibawah dari nilai batas pemaparan yang diperbolehkan oleh perundangundangan atau membandingkan dengan rujukan yang sesuai, (3) Health surveillance, yaitu program- program pemeriksaan kesehatan secara berkala pada tenaga kerja yang terpapar (exposed) Program-program monitoring ini bertujuan untuk mengidentifikasi kelompok pekerja yang beresiko tinggi, yaitu pekerja yang berkontak langsung dengan produk dalam suatu line produksi . Metode Sampling Secara umum pendekatan cara sampling dilakukan dengan dua cara, yaitu ; (a) Direct reading (real time sampling), (b) Sampling inegerated (sampling medium). Media sampling merupakan bahan yang digunakan untuk mengukur kontaminan melalui proses penganalisaan di laboratorium untuk menentukan kosentarsi kontaminan yang ada dalam udara . Teknik Pengumpulan Sampel Teknik pengukuran udara di lngkungan tempat kerja bertujuan untuk mengetahui konsentrasi zat pencemar yang ada di udara. Data hasil pengukuran tersebut sangat diperlukan untuk berbagai kepentingan, diantaranya untuk mengetahui tingkat pencemaran udara di lingkungan tempat kerja atau untuk menilai keberhasilan program pengendalian pencemaran udara yang sedang dijalankan. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang valid (yang representatif) , maka dari mulai pengambilan contoh udara ( sampling) sampai dengan analisis di laboratorium harus menggunakan peralatan, prosedur dan operator (teknisi, laboran ,analis dan chemist) yang dapat dipertanggung jawabkan . Teknik Sampling Kulaitas Udara Teknik sampling kualitas udara dilihat lokasi pemantauannya terbagi dalam dua kategori yaitu (a) teknik sampling udara emisi ,dan (b) teknik sampling udara ambien. Sampling udara emisi adalah teknik sampling udara pada sumbernya seperti cerobong pabrik dan saluran knalpot kendaraan bermotor. Teknik sampling kualitas udara ambien adalah sampling kualitas udara pada media penerima polutan udara/emisi udara. Untuk sampling kualitas udara ambien, teknik pengambilan sampel kualitas udara ambien saat ini terbagi dalam dua kelompok besar yaitu pemantauan kualitas udara secara aktif (konvensional) dan secara pasif. Metode analisa Teknik pengumpulan gas yang umum digunakan untuk menangkap gas pencemar di udara adalah dengan teknik adsorpsi, desorbsi, pendinginan dan pengumpulan pada kantong udara (bag sampler atau tube sampler).

Teknik Adsorpsi Teknik adsorpsi adalah teknik pengumpulan gas berdasarkan kemampuan gas pencemar terabsorpsi /bereaksi dengan larutan pereaksi spesifik (larutan absorben). Pereaksi kimia yang digunakan harus spesifik artinya hanya dapat bereaksi dengan gas pencemar tertentu yang akan di analisis. Dalam melakukan pengumpulan gas pencemar dengan metode ini , perlu diperhatikan efisiensi pengumpulan gas pencemar . Untuk itu, dalam pelaksanaannya harus digunakan alat absorber , pereaksi kimia , waktu sampling dan laju aliran yang sesuai dengan prosedur standar yang ditetapkan. Susunan Peralatan Pengumpulan Gas /Debu Untuk pengumpulan contoh gas pencemar atau debu diperlukan peralatan pengambilan contoh udara yang pada umumnya terdiri dari collector, flowmeter dan pompa vacuum. Flowmeter (rotameter ) : berfungsi untuk mengetahui laju aliran udara ambien yang terkumpul, sehingga volume gas /udara yang dikumpulkan dapat diketahui. Pompa vacuum : berfungsi untuk menarik gas /udara dari luar masuk ke dalam colletor dan flowmeter. Konfigurasi susunan peralatan sampling gas yang umum adalah sebagai berikut: Teknik desorbsi Teknik desorbsi berdasarkan kemampuan gas pencemar terdesorbsi pada permukaan padat adsorbent . Jenis adsorben yang umum digunakan adalah karbon aktif, TENAX-GC atau Amberlite XAD). Teknik ini digunakan untuk pengumpulan gas-gas organik seperti senyawa hidrokarbon , benzene, toluene dan berbagai jenis senyawa organik yang mampu terserap pada permukaan adsorben yang digunakan Metode pengukuran (Sulfur dioksida -SO2) di udara Metode Metode yang digunakan untuk pengujian kadar SO2 di udara memakai metode pararosaniline-spectrofotometri. Acuan : metode pararosaniline-spectrofotometri (referensi : Methods of air sampling and analysis 3rd edition James P.Lodge,JR, Metode 704 A) Prinsip Dasar SO2 di udara diserap/diabsoprsi oleh larutan kalium tetra kloromercurate (absorbent) dengan laju flowrate 1 liter/menit. SO2 bereaksi dengan kalium tetra kloromercurate membentuk komplek diklorosulfitomercurate . Dengan penambahan pararosaniline dan formaldehide akan membentuk senyawa pararosaniline metil sulfonat yang berwarna ungu kemerahan. Intensitas warna diukur dengan spectrofotometer pada panjang gelombang 560 nm. Dasar pengukuran gas SO2 dengan UV-spectrofotometri. Prinsip dasar pengukuran gas SO2 dengan sinar ultra violet adalah berdasarkan kemampuan molekul SO2 berinteraksi dengan cahaya pada panjang gelombang 190 230 nm, menyebabkan elektron terluar dari molekul gas SO2 akan tereksitasi pada tingkat energi yang lebih tinggi (excited state). Elektron pada posisi tereksitasi akan kembali ke posisi ground state dengan melepaskan energi dalam bentuk panjang gelombang tertentu . Dengan mengukur intensitas cahaya tersebut maka dapat ditentukan konsentrasi gas SO2. Metode ini praktis mudah dioperasikan , stabil dan akurat, metode ini metode yang dipakai untuk alat pemantauan kualitas udara scara automatik dan kontinyu. Perlu diketahui bahwa ketelitian dan keakuratan metode ini , sangat dipengarhui oleh sistem kalibrasi alat tersebut . Pada gambar,- 4.4, diperlihatkan skema alat SO2 analyzer. V. Lingkungan Kerja Fisika

5.1. Noise /bising Noise /bising adalah suara yang tidak diingginkan yang berasal dari sumber suara, yang merupakan arus energi yang berbentuk gelombang suara dan mempunyai tekanan yang berubah-ubah tergantung pada sumbernya (kebisingan) hingga sampai pada telinga dan meramgsang pendengaran. Karakteristik Noise /bising Frequensi (Hz) Dinyatakan dalam waktu getaran per-detik atau disebut Hertz, dari kurva gelombang/panjang gelombang yang mempunyai intensitas sampai ketelinga setiap detik. Untuk menentukan tinggi rendahnya nada suara tergantung atas besarnya frequensi yang diberikan oleh sumber suara.Suara yang dapat diterima/ didengar oleh telinga manusia dalam rentang 20 Hz samapai dengan 20.000 Hz (20k Hz), sedangkan percakapan antar manusia antara 250 Hz sampai dengan 3.000 Hz (3k Hz).Telingah manusia umumnya memiliki sensitifitas pada frekwensi antara 1000 Hz hingga 4000 Hz Velocity/kecepatan, Kecepatan bunyi ( V ) tergantung pada jumlah panjang ) dan sebesar frequensi ( f ) :gelombang ( Intensitas : (dB) ; Arus energi persatuan luas, biasanya dinyatakan dalam satuan logaritma yang disebut desibel (dB) dengan perbandingan tekanan dasar sebesar 0,0002 dyne/cm2 dengan frequensi 1.000 Hertz, (atau 0,00002 Pascal dengan frequensi 1k Hz) yang tepat dapat didengar oleh telinga normal (WHO, 1993). Besarnya tekanan yang membuat fluktuasi tekanan atmosfir ini, merupakan ukuran dari kekuatan gelombang suara, dengan satuan mikropascal (Pa), Newton per meter kodrat (N/m2), bars), atau dyne per centimeter kodrat (dyne/cm2).mikrobars ( Kebisingan industri Lingkungan industri kebisingan berasal lebih dari satu sumber bunyi yang tidak bias diabaikan. Banyak pendekatan yang digunakan untuk perhitungan intesitas bunyi dengan decibel logaritme, bukan dihitung dengan rata-rata. Pemaparan bising di tempat kerja,diperkrakran 120 juta orang memiliki masalah kehilangan daya dengar, di Amerika Serikat, tahun 1981 kurang lebih 9 Juta orang terpapar bising ditemapat kerja lebih besar dari 85 dBA, tahu 1990 angka ini meningkat hingga 30 juta orang, pada industri manufaktur, diJerman dan Negara- Negara berkembang lainnya sebayak 4 -5 juta, 12 15 % dari keseluruhan pekerja terpapar bising lebih besar 85 dBA Jenis paparan bising Secara garis besar sumber kebisingan terdiri dari : (1)Kontinu Noise ; yaitu noise secara terus menerus dengan level spektrum yang konstan dengan lama waktu pemaparan selama 8 jam kerja per-hari atau 40 jam per-minggu. (2) Intermittent Noise ; yaitu noise secara terputusputus dalam selang waktu tertentu. (3) Impact-Type Noise ; yaitu Noise secara implusive yang sifatnya berupa kejutan. (Olishifsky, J.B 1988 : 176), (4) Bising Fluktuatif ; tingkat kebisingan naik turun secara cepat, (5) Bising Nada Tunggal ; merupakan bising yang dominan pada sebuah frekwensi, Contoh ; bising motor pada mesin, gear box, fan dan pompa, (6) Bising Frekwensi Rendah ; dominan pada rentang frekwensi 8 100 Hz, tipe ini terdapat pada mesin-mesin diesel besar,kereta apai, poeer plant Teknik pengendalian bising Setelah melakukan identifikasi bahaya bising,urutan langkah yang diambil dala melakukan teknik pegendalian kesisingan adalh sebagai berikut : (a) Melakukan studi kelayakan, (b) Memilih metode, bahan-bahan termasuk desain instalasi, (c) Melakukan evaluasi terhadap

metode pengendalian bising yang hendak diaplikasikan, dan (d) Mengimplementasikan perubahan dan modifikasi 5.2. Getran/Vibrasi Dalam proses industri, banyak dijumpai adanya bermacam bentuk serta ukuran mesin, yang selain kerjanya rumit . Kerusakan yang tedadi secara mendadak dari mesin-mesin yang sedang dioperasikan akan berakibat terhentinya proses produksi, terbuangnya jam kerja karyawan serta pengeluaran biaya perbaikan yang mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, diperlukan usaha perawatan serta mengetahui kondisi-kondisi dan batas dari mesin yang dioperasikan, sehingga tindakan penyelamatan dapat cepat diambil jika kondisi batas tersebut dicapai dan kerusakan lebih parah dapat dihindari. Sifat-sifat getaran yang ditimbulkan pada suatu mesin dapat menggambarkan kondisi gerakan-gerakan yang tidak diinginkan pada komponen komponen mesin, sehingga pengukuran, dan analisa getaran dapat dipergunakan untuk mendiagnosa kondisi suatu mesin, sebagai contoh adanya roda gigi yang telah aus akan menimbulkan getaran dengan amplitude yang tinggi pada frekuensi sesuai dengan frekuensi toothmesh (RPM kali jumlah gigi). Adanya unbalance (ketidakseimbangan) putaran akan menimbulkan getaran dengan level tinggi pada frekuensi yang sama dengan rpm poros itu sendiri. Teknologi pengukuran getaran telah berkembang dengan pesat dan bisa dipakai untuk menyelidiki dan memonitor kondisi mesin-mesin modern yang mempunyai putaran tinggi. Dengan teknik ini suatu mesin yang berputar dapat dimonitor pada posisi tertentu untuk mengetahui kondisinya. Tujuan utamanya adalah untuk mengamankan mesin dan memprediksi kerusakan yang akan mungkin terjadi Umumnya getaran/vibrasi terjadi karena adanya efek- efek dinamis dari toleransi- toleransi perapatan, perengganan, kontak- kontak berputar dan bergesek antara elemen- elemen mesin serta gaya- gaya yang menimbulkan suatu momen yang tidak seimbang pada elemen- elemen tersebut. Isolasi yang kecil saja dapat memacu timbulnya efek resonansi dari beberapa bagian/struktur, dan diperkuat sehingga menjadi sumber- sumber kebisingan dan getaran utama. Pengertian Getaran/vibrasi adalah gerak isolasi periodik yang bergerak bolak- balik melalui lintasan yang sama, dimana terjadi suatu cycle (putaran) dalam selang wakru satu detik (rad/sec), yaitu disebut frequensi dalam satuan hertz = Hz. Getaran Mesin Getaran mesin adalah gerakan suatu bagian mesin maju dan mundur (bolak-balik) dari keadaan diam/netral, (F=0). Contoh sederhana untuk menunjukkan suatu getaran adalah pegas. Karakteristik getaran Menurut (R.S. Rao & K.Gupta 1984 : 6 7), karakteristik yang menetapkan besarnya tingkat getaran ditentukan oleh amplitude getaran yang berhubungan antara titik puncak ke puncak, titik puncak, titik rata- rata, dan tingkat Root Mean. Kondisi suatu mesin dan masalahmasalah mekanik yang terjadi dapat diketahui dengan mengukur karakteristik getaran pada mesin tersebut. Karakteristik- karakteristik getaran yang penting antara lain adalah ;Frekuensi Getaran, Perpindahan Getaran. (Vibration Displacement), Kecepatan Getaran (Vibration Velocity), Percepatan Getaran (Vibration Acceleration), dan Phase Getaran Frekuensi Getaran Gerakan periodik atau getaran selalu berhubungan dengan frekuensi yang menyatakan

banyaknya gerakan bolak-balik (satu siklus penuh) tiap satuan waktu. Hubungan antara frekuensi dan periode suatu getaran dapat dinyatakan dengan rumus sederhana: frekuensi = 1/periode frekuensi dari getaran tersebut biasanya dinyatakan sebagai jumlah siklus getaran yang terjadi tiap menit (CPM = Cycles Per Minute). Sebagai contoh sebuah mesin bergetar 60 kali (siklus; dalam 1 menit maka frekwensi getaran mesin tersebut adalah 60 CPM. Frekuensi bisa juga dinyatakan dalam CPS (Cycles Per Second) atau Hertz dan putaran dinyatakandalam revolution per minute (RPM). Perpindahan Getaran ( Vibration Displacement ) Jarak yang ditempuh dari suatu puncak (A) ke puncak yang lain (C) disebut perpindahan dari puncak ke puncak (peak to peak displacement). Perpindahan tersebut pada umumnya dinyatakan dalam satuan mikron (m) atau mils. Pengukuran perpindahan (deplacement) lebih menitik beratkan pada komponen- komponen frequensi rendah, dan sebaliknya pengukuran percepatan (acceleration) akan menitik beratkan pada frequensi tinggi. Jika perengganan- perengganan kecil antara bagian- bagian mesin yang sedang diselidiki, maka perpindahan getaran/vibrasi menjadi pertimbangan, dan digunakan sebagai petunjuknya adanya ketidak seimbangan (unbalance) pada bagian- bagian mesin yang berputar, karena perpindahan yang cukup besar terjadi pada frequensi putaran poros engkol (terutama pada motor- motor putaran tinggi). Kecepatan Getaran ( Vibration Velocity ) Karena getaran merupakan suatu gerakan, maka getaran tersebut pasti mempunyai kecepatan. Pada gerak periodik (getaran) seperti pada gambar, 5.12; kecepatan maksimum terjadi pada titik B (posisi netral) sedangkan kecepatan minimum (=O) terjadi pada titik A dan titik C. Kecepatan getaran ini biasanya dalam satuan mm/det (peak). Karena kecepatan ini selalu berubah secara sinusoida, maka seringkali digunakan pula satuan mm/sec (RMS). nilai peak = 1,414 x nilai RMS Percepatan Getaran ( Acceleration ) Karakteristik getaran lain dan juga penting adalah percepatan. Pada gambar 1.2, dititik A atau C kecepatan getaran adalah nol tetapi pada bagian-bagian tersebut akan mengalami percepatan yang maksimum. Sedang pada titik B (netral) percepatan getaran adalah nol. Secara teknis percepatan adalah laju perubahan dari kecepatan. Percepatan getaran pada umumnya dinyatakan dalam, satuan gs peak, dimana satu g adalah percepatan yang disebabkan oleh gaya gravitasi pada permukaan bumi. Sesuai dengan perjanjian intemasional satuan gravitasi pada permukaan bumi adalah 980,665cm/det2(386,087inc/det2 atau 32,1739 feet/40). Phase Getaran Pengukuran phase getaran memberikan informasi untuk menentukan bagaimana suatu bagian bergetar relatif terhadap bagian yang lain, atau untuk menentukan posisi suatu bagian yang bergetar pada suatu saat, terhadap suatu referensi atau terhadap bagian lain yang bergetar dengan frekuensi yang sama. Beberapa contoh pengukuran phase : Pola Pemaparan Rekomendasi Internasional yang menyangkut hubungan getaran/vibrasi dengan tubuh manusia berdasarkan Internasional Standard Organisation ISO 2631 1978 menetapkan kurva batas untuk lama berlangsungnya getaran/vibrasi dari 1 menit hingga 12 jam didaerah

frequensi dimana tubuh manusia paling peka, yaitu antara 1 Hz sampai dengan 80 Hz, dimana tubuh terkena getaran/vibrasi melalui : (1), kaki bagi orang yang berdiri, (2) pantat bagi orang yang duduk, dan (3) seluruh tubuh bagi orang yang berbaring.. Kerangka tubuh manusia, alatalat dan otot memiliki sifat elastis dan kelembaban secara bersama-sama menerima frequensi dan intensitas getaran dari sumbernya. Untuk susunan demikian merupakan massa penghantar getaran mekanis yang sesuai dengan frequensi getaran tubuh manusia, maka sistem pada tubuh akan beresonasi terhadap getaran seperti pada gambar, 5.19, misalnya pada (kepala ca. 25 hz, struktur mata 30 80 hz, sistem lengan bahu 4 5 hz, sistem dada dan perut 10 12 hz, dan tungkai 2 20 hz). Menurut (ACGIH,1995-1996: 80) Internasional Standard ISO 5349 (1986)/ANSI.S3,34, tubuh manusia yang paling peka menerima getaran antara 5 1.500 Hz Pengukuran Getaran di Tempat Kerja Salah satu pengukuran lingkungan yang dilakukan di tempat kerja adalah pengukuran getaran yang dlakukan pada titik-titik yang terdapat kontak atau terdapat aktifitas dari pekerja. Pengukuran getaran dilakukan dengan menggunakan alat khusus, yaitu Vibration Meter. Seluruh hasil pengukuran di catat dan di dokumentasikan,dan dibandigkan dengan. NAB (Nilai Ambang Batas) faktor fisika dari getaran yang diizinkan di tempat kerja, berdasarkan Kepmenaker Nomor : Kep-51.Men/1999.Metode uji : Seperti yang didefinisikan oleh (ISO 5349:1986, ANSI S3.34-1986). 5.3. Lighting/Pencahayaan Permasalahan pencahayaan adalah berhubungan dengan sifat-sifat indera penglihatan manusia serta usaha-usaha yang dilakukan untuk melihat benda-benda yang ada disekitarnya dengan mudah. Suatu hal yang perlu diperhatikan ialah kenapa seseorang disuatu tempat dapat melihat benda-benda dengan mudah dan cepat, sementara ditempat yang lain dia harus berusaha lebih keras. Pencahayaan dilingkungan kerja akan memberikan jarak penglihatan kepada benda-benda serta kesadaran ruang dan jarak (space), sehingga memungkinkan tenaga kerja untuk melihat benda-benda secara jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya yang tidak perlu. Lebih dari pada itu pencahayaan yang baik akan mengurangi kekeliruan-kekeliruan dalam pekerjaan yang bersifat visual, mengurangi kecelakaan dan mendatangkan suasana yang lebih kondusif dilingkungan kerja. Keadaan ini akan menimbulkan rasa aman bagi tenaga kerja selama dia berkerja sehingga memungkinkan mereka untuk bekerja dengan produktif. Pencahayaan perlu didesign sebagaimana mestinya agar sesuai dengan kebutuhan cahaya disuatu tempat dengan jenis pekerjaan tertentu, dan juga agar diserasikan dengan ruangan/tempat (spatial), sekaligus termasuk rencana prosedur perbaikannya nanti. Suatu cara untuk menilai apakah pencahayaan sudah didesign dan diatur dengan semestinya, adalah dengan melakukan survey dan evaluasi secara priodik .Didalam survey dan evaluasi pencahayaan pada suatu lingkungan kerja adalah penting untuk menjalankan suatu survey yang efektif dan ini dapat dilakukan dengan pengetahuan tentang terminologi pencahayaan, mengadakan rekomendasi tentang kualitas dan jumlah pencahayaan dan prosedur design. Sedangkan efek- efek kesehatan dari pencahayaan adalah , kelalahan mata, kelelahan mental, keluhan- keluhan didaerah mata,sakit kepala sekitar mata, dan kerusakan alat penglihatan. Termologi Pencahayaan Lighting, yaitu intensitas cahaya yang dibutuhkan guna membantu mata untuk melihat dan memeriksa dalam suatu pekerjaan dalam suatu proses produksi guna mengurangi kecelakaan kerja . Istilah-istilah yang paling sering digunakan didalam design dan evaluasi pada tempattempat atau ruangan -ruangan yang diberi pencahayaan meliputi : intensitas illuminasi,

lumen, level illuminasi, luminance dan reflectance. Satuan-satuan yang paling sering adalah : candela, lumen, footcandle atau lux dan footlambert. Intensitas ( kadar ) illuminasi, Menunjukkan berapa banyak cahaya (kepadatan cahaya) yang dikeluarkan oleh suatu sumber cahaya dengan arah tertentu. Satuan dari intensitas illuminasi adalah candela ( Cd ) yang berasal dari kata candle ( = lilin ). 1 lux (lx) = 1 lumen (lm) per meter kodrat, 1 candle = 4 lumen Lumen, Lumen ( lm ) adalah satuan ukuran dari aliran sinar yang keluar dari sumber sinar. Sebuah lampu pijar 100 watt mengeluarkan sinar mula-mula 1700 lm keseluruh arah dan fluorescent lamp (neon) mengeluarkan mula-mula 3200 lm. Level illuminasi, Adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada permukaan sebuah bidang, diukur dalam satuan footcandle atau lux. Sebuah sumber cahaya 100 lm jatuh pada permukaan meja seluas 1 ft2 , maka level illuminasi pada permukaan meja adalah 100 footcandles. Begitu pula suatu permukaan berjarak 1 ft dari suatu sumber cahaya dengan intensitas 100 Candela, akan mempunyai level illuminasi 100 footcandles. Jika area permukaan yang dikenai sinar tersebut diukur dalam satuan meter persegi (m2), maka level illuminasi diukur dalam satuan lux. Luminance ( kecerahan ), Luminance atau photometric brightness adalah ukuran dari banyaknya cahaya yang dipancarkan dari permukaan sebuah sumber sinar atau cahaya yang terpantul dari suatu permukaan yang dikenai cahaya. Satuan yang dipakai adalah footlambert apabila area permukaan itu dihitung dalam squarefoot (ft2). Suatu permukaan yang mancarkan I lm/ft2 mempunyai luminance sebesar 1 footlambert. Jika permukaan diukur dalam satuan m2 maka luminance diukur dalam satuan Candelas / m2 . Sebuah lampu neon 40 watt mempunyai luminance 240 footlambert. Pencahayaan Untuk Penyelenggaraan Pekerjaan. Kegunaan pencahayaan dilingkungan industri adalah untuk melihat dengan mudah pekerjaanpekerjaan yang bersifat visual, memberikan lingkungan kerja yang aman, dan menjaga/mempertahankan efisiensi kerja. Keuntungan yang diperoleh dari pencahayaan yang baik antara lain : mengurangi kekeliruan/resiko kecelakaan, memperbesar produksi, dan memperbaiki housekeeping. Pencahayaan tempat kerja akan berpengaruh secara langsung terhadap kapasitas visual pekerja Kapasitas Visual Pekerja. Pekerjaan-pekerjaan yang bersifat visual di industri, derajat kesulitan bagi para pekerjanya akan bervariasi tergantung dari : (a) tajam visual, (b) peka kontras, dan (c) kecepatan persepsi. Tajam Visual , adalah kemampuan untuk membedakan secara cermat antara objek dengan pelatarannya. Huruf-huruf pada circuit board printer lebih sukar dilihat dibandingkan apabila huruf-huruf itu telah tercetak dihalaman kertas meskipun ukuran huruf itu sama kecilnya. Peka Kontras, adalah kemampuan untuk mengenali perbedaan meskipun sangat sedikit. Pekerjaan melihat dalam keadaan kurang kontras misalnya melihat noda abu-abu pada pakaian berwarna akan lebih sukar daripada melihat noda itu pada pakaian putih.

Kecepatan Persepsi, adalah waktu yang diperlukan antara pada saat melihat suatu objek dengan persepsi visualnya. Kecepatan persepsi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kecerahan dan kekontrasan antara objek dengan pelatarannya. Dalam praktek ternyata apabila ada peningkatan pada tajam visual maka secara serentak akan dibarengi pula oleh peningkatan peka kontras dan kecepatan persepsi. Ini dibuktikan dari percobaan oleh Lukiesh, bahwa meningkatnya level illuminasi dari 10 lux ke 1000 lux menimbulkan kenaikan tajam visual dari 100 -ke 170 %, dan peka kontras menjadi 450 %. Pada saat yang sama akan berkurangnya ketegangan otot serta angka kedipan mata. Keadaan ini boleh jadi disebabkan berkurangnya ketegangan syaraf karena meningkatnya level illuminasi tersebut. Pencahayaan Tempat Kerja Derajat kesulitan untuk melihat berdasarkan pada kapasitas visual pekerja dipakai sebagai dasar untuk menentukan level illuminasi pada area-area kerja dan jenis pekerjaannya. Misalanya pekerjaan tidak cermat, contohnya menumpuk barang level ilumunasiasi sesuai jenis pekerjaan antara 80 170 lux Standart, Prosedur dan rekomendasi Indonesia (Permen Perburuhan No.07/1964), American National Standard Practice for Industrial Lighting, data rekording US IES = American Illuminating Engineering Society Society Mengatur pencahayaan Kualitas pencahayaan selain ditentukan oleh level illuminasi dari sumber cahaya adalah juga dipengaruhi oleh daya pantul (reflectance) dari permukaan bidang-bidang yang dikenai oleh cahaya, serta efek silau yang disebabkan oleh pencahayaan itu sendiri. Daya pantul dari bidang permukaan didalam ruangan kerja menjadi penting untuk diperhatikan sama penting dengan kekuatan sumber cahaya itu sendiri, karena akan menentukan kecerahan (luminance) didalam ruang kerja, sedangkan kemampuan visual sangat tergantung pada kecerahan bidang visualnya. Oleh karena itu pemilihan atas warna dan bahan untuk dinding ruangan dan segala perabotan didalamnya perlu diperhitungkan. Dan dengan pertimbangan ini juga akan membantu dalam hal efisiensi pencahayaan itu sendiri. Didalam ruang kerja, jumlah cahaya yang dipantulkan dari berbagai permukaan sebaiknya : langit-langit, 80 90 % , dinding : 40 60 %, mebel : 25 45 %, mesin; alat-alat : 30 50 %, lantai : 20 40 %. Pada kebanyakan ruangan-ruangan tamu, kantor, ruang kelas, dan ruang kerja lainnya, penempatan sumber cahaya (lampu) dan efek pantulannya oleh permukaan yang dipolis (mengkilap) akan menimbulkan silau mutlak maupun silau relatif. Silau mutlak adalah silau akibat pencahayaan yang terlalu tinggi atau pencahayaan langsung menerpa mata, sedangkan silau relatif adalah akibat pencahayaan terlalu tinggi yang mengenai bidang visual sehingga menimbulkan kontras yang terlalu besar. Untuk menghindari silau ini sebaiknya diatur sebagai berikut ,Jangan ada sumber cahaya yang ditempatkan pada bidang visual pekerja, Sumber cahaya yang tidak disaring jangan dipakai diruang kerja, Sudut antara garis pandang harizontal dengan garis penghubung antara mata dan sumber cahaya sebaiknya lebih dari 300 , Untuk menghindari silau karena pantulan tempat kerja harus diletakkan sedemikian rupa sehingga garis pandang yang paling sering dipakai jangan berimpit dengan cahaya yang terpantul, Sebaiknya dihindarkan pemakaian perabot, mesin-mesin dan lain-lain perkakas kerja yang berkilauan atau yang dipolis. Produktifitas pencahayaan Banyak penelitian yang menunjukkan kenaikan produksi dengan jalan memperbaiki level

illuminasi. Kenaikan itu sebagian disebabkan oleh efek langsung (persepsi visual yang makin cepat) dan sebagian lagi oleh sebab berkurangnya kelelahan. Hasil penelitian oleh sekelompok studi dari Jerman tentang efek dari level illuminasi terhadap kelelahan dan prestasi. Dengan meningkatkan level illuminasi menjadi 1000 lux, tingkat kelelahan menjadi paling rendah (berdasarkan pengukuran ambang rungu) dan jumlah kesalahan pada level ini juga berkurang. Sedangkan hasil penelitian pada pabrik kapas di AS, dengan menaikkan level illuminasi dari 170 ke 340 lux, produksi meningkat sebesar 4,6 % dan angka cacat berkurang cukup banyak sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengobatan berkurang sebesar 24,5 %. Dalam penelitian ini, maksimal peningkatan produksi dan pengurangan biaya pengobatan terjadi setelah level illuminasi dinaikkan menjadi 750 lux. Hasil serupa terjadi juga di negaranegara Eropa Barat lainnya, meningkatnya produksi menurunnya kesalahan dan berkurangnya angka kecelakaan adalah sebagai manfaat langsung dari diperbaikinya pencahayaan. 5.4. Panas/Heat Panas dapat didefinisikan sebagai energi dalam perjalanan dari objek suhu yang tingi ke objek suhu yang lebih rendah. Salah satu potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja dan mendapat perhatian khusus adalah panas. Panas berlebih di tubuh baik akibat proses metabolisme tubuh maupun paparan panas dari lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat ringan seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang serius yaitu heat stroke. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh Kecepatan metabolisme basal Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme. Rangsangan saraf simpatis Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan metabolisme. Hormone pertumbuhan Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat. Hormone tiroid Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50100% diatas normal.

Hormone kelamin Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 0,6C di atas suhu basal. Gangguan organ Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu. Lingkungan Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit. Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh. Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit Radiasi (R), adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang gelombang 5 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit (60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas , adalah energi kinetic pada gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh. Konduksi (KOND), adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan bendabenda yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus. Evaporasi (E), atau penguapan air dari kulit , dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh. Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari.Hal ini menyebabkan kehilangan panas terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus melalui kulit dan system

pernafasan. Konveksi (KONV) : Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akan dipanaskan (dengan melalui konduksi dan radiasi) menjadi kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin. Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas. Sedangakan cuaca kerja dalah kombinasi dari : (1) suhu udara, (2) kelembaban udara , (3)kecepatan gerakan dan (4) suhu radiasi, dan kombinasi dari keempat faktor diatas dihubungkan dengan produksi panas , disebut tekanan panas. Suhu udara diukur dengan termometer dan disebut suhu kering. Sedangkan suhu dan kelembaban dapat diukur bersama- sama dengan sling psychrometer atau arsmann psychrometer Pengaruh heat stress pada manusia Tekanan panas yang mengenai tubuh manusia dapat mengakibatkan berbagai permasalahan kesehatan hingga kematian. Pada musim panas tahun 95 100 penduduk chicago meninggal karena gelombang panas di musim panas. Penelitian lain di Amerika menunjukkan terjadi 400 kematian setiap tahun yang diakibatkan oleh tekanan panas (Tom P. Moreau dan Michael Daater, 2005). Dari tahun 1995 hingga 2001 di Amerika juga tercatat ada 21 pemain sepakbola muda meninggal terkena akibat heatstroke (Michael F. Bergeron,, 2005). Di Jepang dari tahun 2001-2003 dilaporkan 483 ornag tidak masuk kerja selama lebih dari 4 hari karena penyakit akibat panas. Dari 483 tersebut 63 orang meninggal. (Yoshi-ichiro KAMIJO and Hiroshi NOSE, 2006). Kematian tersebut diakibatkan oleh berbagai penyakit yang diakibatkan oleh terpaan panas pada tubuh. Berbagai penyakit tersebut meliputi: Heat rash ; merupakan gejala awal dari yang berpotensi menimbulkan penyakit akibat tekanan panas. Penyakit ini berkaitan dengan panas, kondisi lembab dimana keringat tidak mampu menguap dari kulit dan pakaian. Penyakit ini mungkin terjadi pada sebagaian kecil area kulit atau bagian tubuh. Meskipun telah diobati pada area yang sakit produksi keringat tidak akan kembali normal untuk 4 sampai 6 minggu. Heat syncope ; adalah ganggunan induksi panas yang lebih serius. Ciri dari gangguan ini adalah pening dan pingsan akibat berada dalam lingkungan panas pada waktu yang cukup lama. Heat cramp ; gejala dari penyakit ini adalah rasa nyeri dan kejang pada kakai, tangan dan abdomen dan banyak mengeluarkan keringat. Hal ini disebabkan karena ketidakseimbangan cairan dan garam selama melakukan kerja fisik yang berat di lingkungan yang panas Heat exhaustion ; diakibatkan oleh berkurangnya cairan tubuh atau volume darah. Kondisi ini terjadi jika jumalah air yang dikeluarkan seperti keringat melebihi dari air yang diminum selama terkena panas. Gejalanya adalah keringat sangat banyak, kulit pucat, lemah, pening, mual, pernapasan pendek dan cepat, pusing dan pingsan. Suhu tubuh antara (37C 40C) Heat stroke ; adalah penyakit gangguan panas yang mengancam nyawa yang terkait dengan pekerjaan pada kondisi sangat panas dan lembab. Penyakit ini dapat menyebabkan koma dan kematian. Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh tinggi 40o C atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, Tidak ada keringat di tubuh korban, pening, menggigil, muak, pusing, kebingungan mental da pingsan. Multiorgan-dysfunction syndrome Continuum ; adalah rangkaian sindrom/gangguan yang terjadi pada lebih dari satu/ sebagian anggota tubuh akibat heat stroke, trauma dan lainnya. Penyakit lain yang bias timbul adalah penyakit jantung, tekanan darah tinggi, gangguan ginjal dan gangguan psikiatri. (Climate Change and Health Office Safe Environments Programme Health Canada, 2006) Monitoring lingkungan kerja panas Monitoring lingkungan kerja panas dilakukan dengan metode penilaian parameter ISBB

(Indeks Suhu Basa dan Bola), sesuai standard Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor. Kep51/MEN/1999, Indeks Suhu Basa dan Bola ISBB (0C) Tujuan pengujian iklim kerja dimaksud untukmengetahui tingkat tekanan panas yang diterima tenaga kerja yang terpapar, agar segera dapat dilakukn langkah-langkah pengendalian, dengan teknologi pengendalian . Cara Penilaian, ada beberapa parameter yang digunakan untuk menilai tingkat tekanan panas, setiap parameter mempunyai kelebihan dan kekurangan untuk memilih parameter yang sesuai, disamping harus mempelajari teori terutama faktor-faktor yang sudah diperhitungkan didalamnya, juga perlu pengalaman dalam penerapan dilapangan berdasarkan hal tersebut di pilih Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB). Perhitungan Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) menggunakan rumus atau dengan membaca monogram yang tersedia Rekomendasi ISBB 0C, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 31/Men/X/2011, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika tempat kerja Rumus dasar Indeks Suhu Basa dan Bola (ISBB) atau Wet Bulb Globe Temprature (WBGT), yaitu dengan memperhitungkan radiasi sinar matahari (outdoor), umumnya pengukuran dilakukan diluar gedung, rumus tersebut adalah sebagai berikut : ISBB = 0,7 SBA + 0,2 SG + 0,1 SK, rumus Yang di gunakan dalam gedung (indoor)adalah sebagai berikut , ISBB = 0,7 SBA + 0,3 SG ISBB = Indeks Suhu Basa dan Bola, dalam 0C (derajat celcius) SBA = Suhu Basa Alami, dalam 0C (derajat celcius) SG = Suhu Globe/Bola, dalam 0C (derajat celcius) SK = Suhu Kering, dalam 0C (derajat celcius) 5.5. Radiasi mengion dan tidak mengion Kasus Chernobyl,(Rusia, 27 April 1986 ) , Ledakan dan kebakaran terjadi pd reaktor uranium; kebocoran bhn radioaktif ratusan mil 2 pekerja meninggal seketika; ratusan cedera berat; 29 meninggal setlh dirawat Radiasi Memancar/menjalarnya energi melalui ruang/media dalam bentuk gelombang Radiasi 2 jenis : (a) Radiasi mengion (ioni radiation, dan (b) Radiasi tidak mengion (nonionizing radiation) Radiasi mengion Energi besar (diatas 12 Ev=elektro valensi), diakibatkan o/ disintegrasi atom membentuk ionRadiasi mengion dibagi 2 ; (1). Elektromagnetik : X-Ray, gamma ray ( 2). Partikel : elektron, netron, proton, alpha. Sumber Pemaparan Radiasi Mengion :Industri tabung sinar katoda,Pembangkit tenaga nuklir,Pertambangan, Rumah sakit (kedokteran gigi, umum, radiologi, lab.), Lembaga penelitian, Pertanian, dsb Pengendalian, Isolasi peralatan dan daerah radiasi dg penyekatan, Maksimalisasi jarak, menjauhkan tenaga kerja dari sumber radiasi, Membatasi waktu pemajanan, Pemasangan pagar, label dan tanda peringatan bhy radiasi, Penggunaan APD(pakaian, kaca mata, Pelatihan dan pengawasan, Emergency preparadness, kesiap-siagaan jika terjadi keadaan darurat Penyekatan (shielding), Partikel alpha : dapat dihambat dengan bahan tipis, misalnya, kertas atau lapisan luar kulit mati, Partikel beta :penyekatan denga bahan seperti aluminium dan plastik, dengan ketebalan sp 1 cm, Neutron :dihambat dengan penyekatan baahn yang mengandung kadar hidrogen tinggi, sehingga bahan cair seperti air, poliethilen, parafin dan sebagainya banyak digunakan, X-ray dan Gamma : Intensitas sinar x dan gamma berkurang secara exponensial dengan

ketebalan bahan. Semakin tebal dan tinggi berat jenis bahan maka semakin besar intensitas radiasi yang diserap Requirements of radiological protection (Int. Comm. On Radiological Protection) :No practice shall be adopted unless its introduction produces a positive net benefit, All exposure shall be kept as low as reasonably achievable (ALARA), economic and social factors being taken into account, The dose equivalent to individuals shall not exceed the limits recommended for the appropriate circumstances by the commission Radiasi tidak mengion (Non ionizing radiation) Radiasi pengion, trdiri dari ; (a) Energi rel. rendah ( akan memudahkan absrbsi gel mikro ke dalam tubuh, Radiasi menyebabkan gangguan sistem syaraf, gangguan reproduksi dan dugaan leukemia Standar pemaparan Standar pemaparan gel. Mikro, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per 31/Men/X/2011, tentang Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika tempat kerja untuk radiasi gel mikro dengan frek. 3-300 GHz adalah 10 mW/cm2 berlaku untuk pemajanan seluruh tubuh dari satu sumber pemajanan atau lebih untuk waktu maksimum 6 menit Infra Red Spektrum : (a) : 1 mm 1000 nmf : 3.1011 3.1014 Hz, (b) Sumber : dapur peleburan, pengelasan, lampu pemanas/pengering Efek kesehatan : Katarak pd mata, kulit terbakar (dugaan : gannguan reproduksi, sistem syaraf, jantung) Standar :10 mW/cm2 u/ radiasi infra red dg > 770 nm Radiasi Sinar Tampak (visible spectrum) Spektrum : (a) f : 3.1014 3,5.1014, (b) : 1000 nm 500 nm Sumber : lampu, sinar/pengelasan, dapur peleburan, Efek untuk lingkungan kerja : pencahayaan kurang dan kesilauan (glare) : kelelahan, ketidak nyamanan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja Standar : Intensitas radiasi sinar tampak 10 mW/cm2 u/ 10.000 dtk (3 jam) Ultra Violet Spektrum : (a) : 400 nm -180 nm, (b) f : 3,5. 1014 3.1015 Hz Sumber : sinar matahari, lampu merkuri/halogen, las listrik, pemotong logam Ultra violet dibagi 3, dari segi efek yang ditimbulkan : (1) UV-A : 400-300 nm, pigmentasi kulit, (2) UV-B : 320-280 nm, erythema pd kulit, (3) UV-C : 200-180 nm, katarak pd mata Gelombang Radio/TV Spektrum : (a) f : 3.105-3.108 Hz, (b) : 1000 m 1 m Sumber : TV, radio, sistem komunikasi, radar Efek : Umumnya non thermal (medan listrik dan magnet) : gangguan sistem syaraf, jantung, reproduksi, kanker pd anak2 Laser Bentuk Klasifikasi LASER (Standard internasional) Klas 1 : intensitas radiasi rendah, tanpa resiko Klas 2 : intensitas rendah, memancarkan radiasi tampak (400-700 nm)

Klas 3A : intensitas lebih tinggi, memancarkan radiasi tampak Klas 3B: intensitas tinggi, visible a/ invisible, immediate eye damage Klas 4: intensitas tinggi, berbahaya VI. Lingkungan Kerja Fakto Biologis di Tempat Kerja Dimana pun Anda bekerja dan apa pun bidang pekerjaan Anda, faktor biologi merupakan salah satu bahaya yang kemungkinan ditemukan ditempat kerja. Maksudnya faktor biologi eksternal yang mengancam kesehatan diri kita saat bekerja. Namun demikian seringkali luput dari perhatian, sehingga bahaya dari faktor ini tidak dikenal, dikontrol, diantisipasi dan cenderung diabaikan sampai suatu ketika menjadi keadaan yang sulit diperbaiki. Faktor biologi ditempat kerja umumnya dalam bentuk mikro organisma sebagai berikut : Bakteri : Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang (basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri : anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya .Virus : Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 300 nano meter. Virus tidak mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan sebagainya. Jamur : Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup dari organisme atau hewan lain. Mikroorganisme penyebab penyakit di tempat kerja Beberapa literatur telah menguraikan infeksi akibat organisme yang mungkin ditemukan di tempat kerja, diantaranya : Daerah pertanian : Llingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing, Asma bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur. Di lingkungan berdebu (Pertambangan atau pabrik) : Di tempat kerja seperti ini, mikroorganisme yang mungkin ditemukan adalah bakteri penyebab penyakit saluran napas, seperti : Tbc, Bronchitis dan Infeksi saluran pernapasan lainnya seperti Pneumonia. Daerah peternakan : terutama yang mengolah kulit hewan serta produk-produk dari hewan Penyakit-penyakit yang mungkin ditemukan di peternakan seperti ini misalnya : Anthrax yang penularannya melalui bakteri yang tertelan atau terhirup, Brucellosis, Infeksi Salmonella.

Di Laboratorium : Para pekerja di laboratorium mempunyai risiko yang besar terinfeksi, terutama untuk laboratorium yang menangani organisme atau bahan-bahan yang megandung organisme pathogen Di Perkantoran : terutama yang menggunakan pendingin tanpa ventilasi alami Para pekerja di perkantoran seperti itu dapat berisiko mengidap penyakit seperti : Humidifier fever yaitu suatu penyakit pada saluran pernapasan dan alergi yang disebabkan organisme yang hidup pada air yang terdapat pada system pendingin, Legionnaire disease penyakit yang juga berhubungan dengan sistem pendingin dan akan lebih berbahaya pada pekerja dengan usia lanjut. Cara penularan kedalam tubuh manusia Banyak dari mikroorganisme ini dapat menyebabkan penyakit hanya setelah masuk kedalam tubuh manusia dan cara masuknya kedalam tubuh, yaitu : (1)Melalui saluran pernapasan, (2) Melalui mulut (makanan dan minuman), (3) Melalui kulit apabila terluka Mengontrol bahaya dari faktor biologi Faktor biologi dan juga bahaya-bahaya lainnya di tempat kerja dapat dihindari dengan pencegahan antara lain dengan : (a) Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat debu yang mengandung organism pathogen ,(b)Mengkarantina hewan yang terinfeksi dan vaksinasi, (c)nImunisasi bagi pekerja yang berisiko tertular penyakit di tempat kerja, (d)Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak datu kali setiap bulan, (e) Membuat sistem pembersihan yang memungkinkan terbunuhnya mikroorganisme yang patogen pada system pendingin.,(f) Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan mencegah penularannya diharapkan efek yang merugikan dapat dihindari.
Higyene Industri
Higiene industri adalah Ilmu dan seni yang mencurahkan perhatian pada pengenalan, evaluasi dan kontrol faktor
lingkungan dan stress yang muncul di tempat kerja yang mungkin menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun lingkungan. Faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan bahaya di tempat kerja(occupational health hazards) adalah bahaya faktor fisika, bahaya faktor kimia, bahaya faktor biologi,faktor ergonomi dan psikologi. Bahaya faktor fisika meliputi : kebisingan, pencahayaan, iklim kerja/tekanan panas, getaran, radiasi dsb. Bahaya faktor bilogi meliputi virus, bakteri, jamur dsb. Bahaya faktor kimia meliputi debu, Pb, NOx, NH3, CO, dsb. Agar pekerja bisa nyaman dan produktif perlu upaya untuk meminimalkan bahaya di tempat kerja. Upaya untuk melakukan pengendalian bahaya tersebut meliputi: eliminasi, substitusi,isolasi dan rekayasa enginering, upaya administrasi dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Selama proses menganalisa seorang Industrial Hygienist melakukan: Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, permasalahanpermasalahan kerja serta resikonya. Menganalisa kondisi-kondisi yang dapat diukur untuk mencari permasalan yang timbul. Mengembangkan strategi sampling dan menggunakan peralatan-peralatan sampling yang dimiliki untuk mengukur seberapa besar sumber bahaya di tempat kerja. Melakukan pengamatan terhadap bagaimana dampak sumber-sumber bahaya kimia dan fisika dapat mempengaruhi kesehatan pekerja dengan melakukan pengukuran.

Membandingkan hasil sampling dengan standart atau petunjuk yang relevan untuk menentukkan apakah pengontrolan khusus diperlukan.

Latar Belakang Di era globalisasi saat ini banyak khasus-khasus yang terjadi di sebuah perusahaan tentang lalainya perusahaan tersebut akan kesehatan dan keselamatan para pekerja pekerjanya. Padahal, dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-harinya karyawan/pekerja di sektor industri maupun perkantoran, akan memiliki resiko bahaya di tempat kerjanya. Resiko ini bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, tergantung dengan jenis pekerjaannya. Padahal K3(Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan hal yang sangat penting bagi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Eksistensi K3 sebenarnya muncul bersamaan dengan revolusi industri di Eropa, terutama Inggris, Jerman dan Prancis serta revolusi industri di Amerika Serikat. Era ini ditandai dengan adanya pergeseran besar-besaran dalam penggunaan mesin-mesin produksi menggantikan tenaga kerja manusia.
Dengan adanya perubahan kearah industrialisasi tersebut maka konsekuensinya terjadi perubahan pola penyakit / kasus-kasus penyakit karena hubungan dengan pekerjaan. Seperti disebabkan karena faktor mekanik (proses kerja, peralatan), faktor fisik (panas, bising, radiasi) dan faktor kimia. Pada awal industrialisasi, banyak masyarakat industri (industriawan maupun pekerja) yang belum siap mental, sehingga seringkali menjadi korban dari industri tersebut.

Industrialisasi dapat mendatangkan kemakmuran, tetapi bila tidak dikelola secara profesional akan dapat mendatangkan bencana, misalnya: meningkatkan kecelakaan industri atau kecelakaan kerja, munculnya penyakit akibat pekerjaan (occupational disease), dan meningkatkan kerusakan lingkungan atau ekosistem. Sadar betapa pentingnya industrialisasi bagi bangsa Indonesia, dan betapa pentingnya pencegahan terhadap dampak buruk tersebut di atas, dan bahkan sekaligus menyadari bahwa perlunya dikembangkan industri yang produktif, efisien dan efektif maka diperlukan pengawasan kesehatan pekerja yang benar-benar nyata oleh pihak pengusaha dengan cara pemeriksaan kesehatan berkala maupun dengan jaminan kesehatan kerja sehingga dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

PEMBAHASAN A. Penyakit akibat kerja A.1. Pengertian Peraturan Menaker No Per 01/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja menyebutkan bahwa Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Beberapa ciri penyakit akibat kerja adalah : a. Populasi pekerja b. Penyebab spesifik c. Pemajanan di tempat kerja sangat menentukan d. Kompensasi ada e. Contohnya adalah keracunan Pb, Asbestosis, Silikosis (Budiono, Sugeng. 2003) 2. Jenis Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER- 01/MEN/1981 mencantumkan 30 jenis penyakit, sedangkan Keputusan Presiden RI No 22/1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena Hubungan Kerja memuat jenis penyakit yang sama, ditambah ; penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk bahan obat. Jenis penyakit akibat kerja tersebut adalah ; a. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian. b. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu logam keras.

c. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis) d. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan. e. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat penghirupan debu organik. f. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya yang beracun. g. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya yang beracun. h. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang beracun. i. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun. j. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun. k. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun. l. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun. m. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun. n. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang beracun. o. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida. p. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun. q. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun. r. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari benzena atau homolognya yang beracun. s. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat lainnya. t. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton. u. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida, hidrogensianida, hidrogen sulfida atau derivatnya yang beracun, amoniak, seng, braso dan nikel.

v. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan w. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi). x. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih. y. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion. z. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau biologik. . Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic, bitumen, minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk atau residu adri zat tersebut. . Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes . Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus. aa. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi. bb. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk bahan obat.

You might also like