You are on page 1of 19

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Mika Evelin Pertanian/Agroekoteknologi 05121007103 Tahun Ajaran 2012/2013

Lahan
Lahan memiliki penegrtian secara umum yang berarti : Suatu daerah di permukaan bumi yang memiliki sifat - sifat tertentu, dengan adanya persamaan dalam hal geologi, geomorfologi, atmosfir, tanah, hidrologi dan sebagainya.

Jenis jenis penggunaan lahan


Secara umum penggunaan lahan memiliki 3 garis besar yaitu : Lahan Semusim

Lahan Tahunan
Lahan Permanen

Pembagian lahan menurut bentuknya

Lahan Basah : Lahan dimana wilayah tanahnya dominan dengan air, baik bersifat permanen atau musiman Lahan Potensial : Lahan yang belum dimanfaatkan dan jika dimanfaatkan memiliki nilai ekonomis dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan memiliki daya dukung terhadap kebutuhan manusia Lahan Tidur : Lahan yang belum dimanfaatkan untuk kegiatan di bidang pertanian secara produktif Lahan Gambut : Lahan yang menempati posisi peralihan antara daratan dengan perairan, dan tergenang air sepanjang tahun Lahan Kering : Lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air selama jangka waktu yang panjang dalam setahun

Pembagian kelompok yang meliputi lahan kering


Lahan tadah hujan Lahan tegalan Ladang Kebun campuran Perkebunan Hutan Semak Padang Rumput Padang Alang Alang

Penggunaan lahan Kering


Hutan Rakyat Perkebunan Tanah yang sedang tidak diusahakan Ladang Padang rumput

Masalah dan kendala lahan kering

Kekurangan air saat musim kemarau Unsur hara serta tanah yang peka terhadap erosi Mudah tererosi Ketersediaan air terbatas Topografi umumnya tidak datar

Solusi Untuk Lahan Kering

a.
b. c.

d. e.

f.

Adapun solusi untuk lahan kering : Perlunya pengolahan tanah yang baik Pemberian pupuk organik pada lahan kering. Pembuatan teras, agar permukaan tanah yang miring menjadi bertingkat-tingkat untuk mengurangi kecepatan air yang meresap kedalam tanah. Melakukan konservasi secara kultur teknis. Penggunaan varietas unggul yang tahan terhadap kekeringan. Melakukan pola tanam yang efektif

Penggunaan lahan pertanian


Menurut jenisnya penggunaan lahan di Indonesia dapat dibedakan menjadi : pertanian non pertanian.

Penggunaan lahan untuk pertanian


a. Pertanian rakyat b. Perkebunan Peternakan dibagi lagi menjadi tiga: 1) Peternakan hewan besar, misalnya sapi, kerbau, dan kuda 2) Peternakan hewan kecil, misalnya kambing, domba, biri-biri, kelinci, dan lain-lain. 3) Peternakan unggas, misalnya itik, burung puyuh, angsa dan ayam. d. Perikanan e. Kehutanan

Penggunaan lahan untuk non pertanian


Penggunaan lahan non pertanian merupakan penggunaan lahan selain untuk kegiatan pertanian. Penggunaan lahan tersebut dapat berupa : Permukiman Perdagangan Industri Pertambangan

TANAH
Tanah adalah lapisan atas bumi yang merupakan campuran dari pelapukan batuan dan jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk. Oleh pengaruh cuaca, jasad makhluk hidup tadi menjadi lapuk, mineral-mineralnya terurai (terlepas), dan kemudian membentuk tanah yang subur. Tanah juga disebut lithosfer (lith = batuan) karena dibentuk dari hasil pelapukan batuan dan merupakan unsur kehidupan yang paling penting. Tanpa tanah, tentu kita tak ada tempat berpijak

Pembagian jenis jenis tanah


a. Tanah Vulkanik adalah tanah hasil pelapukan abu vulkanik dari gunung berapi. Tanah vulkanik dibagi menjadi dua. Regosol. Tanah regosol berciri-ciri: berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan berbahan organik sedikit. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija (seperti jagung), tembakau, dan buah-buahan. Jenis tanah ini banyak terdapat di P. Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara. Latosol. Tanah latosol berciri-ciri: berwarna merah hingga kuning, kandungan bahan organik sedang, dan bersifat asam. Tanah ini cocok untuk tanaman palawija, padi, kelapa, karet, kopi, dll. Jenis tanah ini banyak terdapat di Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bali, Jawa, Minahasa, dan Papua

b. Tanah Organosol Tanah organosol merupakan tanah hasil pelapukan bahan-bahan organik. Biasanya bersifat subur. Tanah jenis ini dibagi dua juga, yaitu:

Tanah Humus, merupakan tanah hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan padi. Tanah jenis ini banyak terdapat di P. Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat, Kalimantan, dan Papua. Tanah Gambut, merupakan tanah hasil pembusukan yang kurang sempurna di daerah yang selalu tergenang air seperti rawa. Tanah ini kurang baik untuk pertanian karena kurang subur dan selalu tergenang air. Tanah gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat, pantai timur Sumatra, dan pantai selatan-barat Papua.

c. Tanah Aluvium (Alluvial) Tanah aluvium adalah tanah hasil erosi yang diendapkan di dataran rendah. Ciri-ciri tanah aluvium adalah berwarna kelabu dan subur. Tanah ini cocok untuk tanaman padi, palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan. Tanah jenis ini banyak terdapat di Sumatra bagian Timur, Jawa bagian utara, Kalimantan bagian barat dan selatan, serta Papua utara dan selatan

d. Tanah Podzol Tanah ini terbentuk akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzol bercirikan miskin unsur hara, tidak subur, dan berwarna merah sampai kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete. Tanah podzol banyak dijumpai di daerah pegunungan tinggi Sumatra, Jabar, Sulawesi, Maluku, Kalimantan, dan Papua.

e. Tanah Laterit Tanah laterit adala tanah hasil pencucian sehingga kurang subur, kehilangan unsur hara, dan tandus. Tanah ini awalnya subur namun karena zat haranya dilarutkan oleh air maka menjadi tidak subur. Warna tanah ini kekuningan sampai merah. Tanah ini baik untuk kelapa dan jambu mete. Tanah jenis ini banyak terdapat di Jawa Tengah, Lampung, Jabar, Kal-Bar, dan Sulawesi Tenggara.

f. Tanah Litosol Tanah litosol adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan batuan sedimen yang baru terbentuk sehingga butirannya besar. Ciri-ciri tanah ini yaitu miskin unsur hara dan mineralnya masih terikat pada butiran yang besar. Tanah litosol kurang subur sehingga hanya cocok bagi tanaman-tanaman besar di hutan. Tanah litosol banya terdapat di P. Sumatra, Jawa Tengah dan Timur, Nusa Tenggara, Maluku

g. Tanah Kapur Tanah kapur merupakan hasil pelapukan batuan kapur (gamping). Tanah ini terbagi jadi dua jenis. Renzina. Tanah ini merupakan hasil pelapukan batuan kapur di daerah dengan curah hujan tinggi. Ciri tanah ini yaitu berwarna hitam dan miskin zat hara. Tanah renzina banyak terdapat di daerah berkapur seperti Gunung Kidul (Yogyakarta). Mediteran, meruapakn hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan sedimen. Warna tanah ini kemerahan sampai coklat. Tanah jenis ini meski kurang subur namun cocok untuk tanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete.

You might also like