You are on page 1of 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah Di era globalisasi pada jaman sekarang, perusahaan harus mampu mengendalikan sumber daya manusia dengan efektif dan efisien, karena majunya suatu perusahaan dilihat dari kinerja para karyawannya, apabila

karyawan termotivasi oleh pekerjaannya maka produktivitas karyawan akan semakin tinggi dan timbulah kepuasan dalam bekerja atau bisa saja sebaliknya.Menurut Dewan Produktivitas Nasional Indonesia 1983, dikatakan bahwa produktivitas mengandung pengertian sikap mental (attitude of mind ) yang selalu mempunyai pandangan mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. produktivitas berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu, karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya , maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material, baik yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang (Sedermayanti,2009: 197).Dapat dikatakan bahwa kinerja sebagai suatu hasil atau output dari suatu proses pelaksanaan tugas akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin baik kinerja seorang pegawai, berarti pegawai tersebut juga semakin produktif atau produktivitas kerjanya semakin meningkat. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas diantaranya adalah pendidikan dan latihan ketrampilan, gizi/nutrisi, kesehatan, bakat atau bawaan,
1

motivasi atau kemauan, kesempatan kerja, kesempatan manajemen dan kebijakan pemerintah (Soeprihanto, 1996:153). Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kesehatan dalam bekerja . Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan hal yang penting bagi buruh karena tidak ada buruh yang bekerja untuk mempertaruhkan nyawanya. International Labour Organization (ILO) pada tahun 2008

mengeluarkan hasil survey mengenai jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di 53 negara di dunia. Hasil survey menunjukkan Indonesia menempati peringkat kedua sebagai Negara dengan angka kecelakaan tertinggi di dunia, di bawah Rusia. Sepanjang tahun 2007 tercatat 65.474 kerja di Indonesia. Dari angka tersebut, 1.451 orang tenaga kerja meninggal dunia,5.326 cacat tetap, dan 58.697 sembuh tanpa cacat1. Perusahaan perlu memelihara kesehatan para karyawan, kesehatan ini menyangkut kesehatan fisik ataupun mental. Kesehatan para karyawan yang buruk akan mengakibatkan kecenderungan tingkat absensi yang tinggi dan produksi yang rendah. Adanya program kesehatan yang baik akan

menguntungkan para karyawan secara material, karena mereka akan lebih jarang absen bekerja dengan lingkungan yang menyenangkan, sehingga secara keseluruhan akan mampu bekerja lebih lama berarti lebih produktif. Program kesehatan kerja dapat dilakukan dengan penciptaan lingkungan kerja yang sehat. Hal ini menjaga kesehatan dari gangguan-gangguan penglihatan, pendengaran, kelelahan dll. Penciptaan lingkungan kerja yang sehat secara tidak
1

Kecelakaan Kerja RI Terbesar Kedua http://www.indopos.co.id, Kecelakaan Kerja RI Terbesar Kedua, 3 April 2008.

langsung akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan produktivitas (Tulus, 1992:159). Program kesehatan kerja tidak terlepas dari program keselamatan kerja,karena dua program tersebut tercakup dalam pemeliharaan terhadap

karyawan.Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin ,pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerjadan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja , baik didarat, didalam tanah, dipermukaan air,didalam air, maupun diudara. Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja ada empat faktor diantaranya: faktor nasib dari para karyawan, Faktor lingkungan fisik pada karyawan,seperti mesin, gedung, ruangan, peralatan. Faktor kelalaian manusia dan faktor ketidakserasian kombinasi faktor-faktor produksi yang dikelola dalam

perusahaan (Soeprihanto, 1996:47). Keselematan kerja sangat erat bersangkutan dengan peningkatan produksi dan produktivitas, keselamatan kerja dapat membantu meningkatkan produksi pada perusahaan dan produktivitas kerja para karyawan atasa dasar. Dengan tingkat keselamatan kerja yang tinggi, mengantisipasi terjadinya kecelakaan-kecelakaan yang diakibatkat ketidak hati-hatian dalam bekerja, yang mengakibatkan cacat fisik, sakit dan kematian. Tingkat keselamatan yang tinggi sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin yang produktif dan efisien dan bertalian dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening (PDAM) kota Bandung adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang bergerak dalam memproduksi air limbah mejadi air bersih, yang disalurkan kepada masyarakat di wilayah kota bandung. Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kotamadya Bandung Nomor 7/PD/1974. Dikukuhkan dan disyahkan oleh Gubernur Jawa Barat tanggal 31 Oktober 1974 No. 340/AU/Perund/SK/1974. Pada tanggal 07 November 2009 PDAM Kota Bandung berganti nama menjadi Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung yang telah disahkan oleh Walikota Bandung melalui Peraturan Daerah Kota Bandung No. 15 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Air Minum. PDAM Tirtawening menganggap sangat penting variabel program keselamatan dan kesehatan kerja, karena dalam bekerja dilapangan maupun didalam perusahaan para karyawan dituntut untuk memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja yaitu menggunakan alat keselamatan dalam bekerja seperti menggunakan sarung tangan, helm, dan masker untuk mencegah terjadinya kecelakaan dalam bekerja dan menghindari penyakit yang bisa mengganggu kesehatan para pegawai. Aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan PDAM yaitu mengolah air limbah menjadi air bersih, mencari sumber air bersih dengan cara pengeboran, dengan menggunakan alat-alat berat yang cukup membahayakan nyawa para pekerja, dan melayani masyarakat seperti menyalurkan air bersih dengan menggunakan sistem pipa ke wilayah tertentu. Maka dari itu

keselamatan dan kesehatan dalam bekerja harus diperhatikan dengan baik dan benar sesuai dengan peraturan keselamatan dalam bekrja. PDAM Tirtawening dalam proses produksinya menggunakan alat dan mesin dengan teknologi yang canggih, Proses produksi yang menggunakan teknologi tinggi akan berlangsung dengan cepat serta efisien sehingga menghasilkan produk yang bermutu dengan harga bersaing, tetapi disisi lain penggunaan teknologi tinggi dapat menimbulkan kemungkinan bahaya yang lebih besar adanya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dll.Oleh karenanya PDAM Tirtawening menganggap perlindungan terhadaptenaga kerja sangat diperlukan agar perusahaan tidak kehilangan tenaga kerja yang berakibat menghambat proses produksi yang akan merugikan perusahaan akibat kecelakaan ditempat kerja tersebut. Perusahaan yang menganggap perlindungan kerja itu penting tentunya akan memperhatikan hal-hal tersebut diatas untuk menghindari menurunnya produksi dari perusahaan, sebab dengan adanya kecelakaan kerja tersebut dapat pula mengakibatkan menurunnya produktivitas karyawan. Dari uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untukmengambil judul Pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan di PDAM Tirtawening Kota Bandung.

1.2.Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti perlu mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya adalah : 1. Perusahaan harus memperhatikan alat keselamatan bekerja yang benarbenar melindungi keselamatan dan kesehatan karyawan. 2. Adanya proses penyulingan air limbah di perusahaan harus benar-benar diperhatikan karena limbah bisa menimbulkan penyakit. 3. Mesin yang terlalu bising dapat menimbulkan penyakit seperti gangguangan pendengaran pada telinga yang menyebabkan tuli pada karyawan. 4. Penggunaan teknologi tinggi di PDAM Tirtawening menimbulkan

kemungkinan bahaya yaitu adanya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.

1.3.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan di PDAM Tirtawening? 2. Bagaimana produktivitas kerja karyawan di PDAM Tirtawening? 3. Bagaimana pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan di PDAM Tirtawening?

1.4.Tujuan Penelitian Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PDAM Tirtawening. 2. Untuk menganalisis produktivitas kerja pada karyawan di PDAM Tirtawening. 3. Untuk menganalisis pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan di PDAM Tirtawening.

1.5.Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis a) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja b) Sebagai salah satu sumber referensi bagi kepentingan keilmuan dalam mengatasi masalah yang sama terkait di masa yang akan datang 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbanganbagi pihak manajemen sumber daya manusia pada PDAM Tirtawening Bandung dalam membantu mengidentifikasi bagaimana keselamatan dan kesehatan kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

1.6.Kerangka Berfikir Manajemen sumber daya manusia sangat penting bagi perusahaan dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan perusahaan. Maka dari itu perusahaan harus memperhatikan kebutuhan karyawannya, terutama dalam pemeliharaan tenaga kerja yaitu memberikan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Perusahaan harus mampu memberikan perlindungan kepada

karyawannya, Perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggu

dirinya serta pelaksanaan pekerjaannya. Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. (Mangkunegara, 2000:161). Program kesehatan kerja merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program

kesehatan yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja lebih lama. Pengertian program kesehatan kerja: Program kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan lingkungan fisik, mental, emosi atau kerja. Resiko kesehatan rasa sakit yang disebabkan faktor-faktor oleh dalam
8

merupakan

lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, Lingkungan yang dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik (Mangkunegara, 2000:161) Apabila perusahaan mampu memberikan jaminan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada karyawan dengan baik, maka sangat berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan untuk mencapai hasil produksi yang maksimal, merupakan suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan output dengan input yang dibutuhkan seorang tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Berdasarkan pemikiran di atas, maka dapat digambarkan sebuah kerangka pemikiran seperti pada gambar 1.1.

Keselamatan kerja (X1) Produktivitas kerja (Y) Kesehatan kerja (X2)

Gambar 1.1 Kerangka berfikir

1.7.Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk pertanyaan (Sugiyono,2005:51). Berdasarkan pada pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : 1. H1 : Diduga ada pengaruh yang signifikan terhadap Program keselamatan

dan kesehatan kerja (K3). karyawan di PDAM Tirtawening. 2. H2 : Diduga ada pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan di PDAM Tirtawening. 3. H3 : Diduga ada pengaruh yang signifikan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas kerja karyawan di PDAM Tirtawening.

10

1.8.Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan survei yang dilakukan pada karyawan yang bekerja di PDAM Tirtawening Bandung. Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik (Singarimbun dan Effendy, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yaitu untuk mengetahui pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja terhadap produktivitas kerja karyawan pada PDAM Tirtawening Bandung. Penelitian deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesisnya atau menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Kuncoro, 2003).

1.9.Variabel penelitian dan Operasional variable Variabel penelitian yang digunakan dan definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Variable bebas (independent), yang terdiri dari : 1. Keselamatan (X1) Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau

selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. (Mangkunegara, 2000:161) Selanjutnya variable keselamatan di ukur dengan indicator sebagai berikut (Soeprihanto, 1996:48) a. Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya) b. Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)

11

c. Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya. d. Pemakaian alat pelindung perorangan (eye protection, safety hat and cap, gas respirator, dust respirator, dan lain-lain). e. Petunjuk dan peringatan ditempat kerja. f. Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja. 2. Kesehatan (X2) kesehatan kerja menunjukkan pada kondisi yang bebas dari

gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.(Mangkunegara, 2000:161) Selanjutnya variable kesehatan diukur denga indikator sebagai berikut (Ranupandojo dan Husnan,2002:263) a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima bekerja. b. Pemeriksaan keseluruhan para karyawan kunci (key personal ) secara periodik. c. Pemeriksaan kesehatan secara sukarela untuk semua karyawan secara periodik. d. Tersedianya peralatan dan staff media yang cukup. e. Pemberian perhatian yang sistematis yang preventif masalah ketegangan. f. Pemeriksaan sistematis dan periodic terhadap persyaratan-persyaratan sanitasi yang baik.

12

2. Variabel terikat (dependent), yaitu : Produktivitas kerja (Y) produktivitas berarti kekuatan atau kemampuan menghasilkan sesuatu, karena di dalam organisasi kerja yang akan dihasilkan adalah perwujudan tujuannya , maka produktivitas berhubungan dengan sesuatu yang bersifat material dan non material, baik yang dapat dinilai dengan uang maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang. (Sedermayanti,2009: 197). Variable produktivitas kerja diukur menggunakan indicator sebagai berikut : (Mangkunegara : 20000) a. Kualitas kerja, yaitu : ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. b. Kuantitas kerja, yaitu : output, dan penyelesaian kerja dengan ekstra. c. Keandalan, yaitu : mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hat ian, dan

kerajinan. d. Sikap, yaitu : sikap terhadap perusahaan dan pimpinan, sikap

terhadap karyawan lain, sikap terhadap peke rjaan, sikap kerja sama.

13

Variabel

Definisi Variabel

Indikator

kategori

skala Likert

Keselamatan menunjukkan (X1) pada kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja.

1.Subsitusi(menggantialat/sarana Ss,S,ks,Ts yang kurang/tidak berbahaya) 2. Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya). 3. Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya. Ss,S,ks,Ts

Ss,S,ks,Ts

4. Pemakaian alat pelindung Ss,S,ks,Ts perorangan (eye protection, safety hat andcap, gas respirator, dust respirator, dan lain-lain). 5. Petunjuk dan peringatan ditempat kerja. 6. Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja.
(Soeprihanto, 1996 : 48)

Ss,S,ks,Ts

Ss,S,ks,Ts

Kesehatan (X2)

menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.

1. Pemeriksaan kesehatan pada Ss,S,ks,Ts waktu karyawan pertama kali diterima bekerja. 2.Pemeriksaan keseluruhan para Ss,S,ks,Ts karyawan kunci (key personal ) secara periodik. 3.Pemeriksaan kesehatan secara Ss,S,ks,Ts sukarela untuk semua karyawan secara periodik. 4.Tersedianya peralatan staff media yang cukup. dan Ss,S,ks,Ts

likert

5.Pemberian perhatian yang Ss,S,ks,Ts sistematis yang preventif masalah ketegangan. 6. Pemeriksaan sistematis dan Ss,S,ks,Ts periodic terhadap persyaratanpersyaratan sanitasi yang baik.
(Ranupandojo dan Husnan,2002:263)

14

Variabel Produktivitas kerja (Y)

Definisi variabel Kekuatan dan kemampuan masing-masing karyawan dalam menghasilkan sesuatu dengan memanfaatkan waktu seefektif mungkin.

Indikator 1. Kuantitas output 2. Kualitas input 3. Keandalan 4. Sikap

Kategori

Skala

Ss,S,ks,Ts likert

Ss,S,ks,Ts Ss,S,ks,Ts Ss,S,ks,Ts

15

1.10.Sampel dan populasi Populasi penelitian ini adalah karyawan pabrik PDAM Tirtawening Bandung .Menurut Arikunto (2006), apabila subjeknya kurang dari 100, sampel lebih baik diambil semuanya. Selanjutnya jika subjeknya lebih besar dari 100, maka sampel dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena subjek dari penelitian ini lebih besar dari 100 maka sampel dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 25% dari jumlah populasi. selanjutnya jumlah sampel dalam penelitian ini akan ditentukan dengan metode purposive sampling. Menurut Sugiono

(2005),metode

purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Pada penelitian ini yang dijadikan sampel adalah karyawan pada PDAM Tirtawening Bandung yang dikhususkan pada karyawan perusahaan yang berhubungan langsung dengan masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Untuk menentukan karyawan yang dijadikan responden penelitian dilakukan dengan cara sampel random sederhana yang di proporsionalkan, yakni dimana seluruh elemen memperoleh kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel (Kuncoro, 2003).

Untuk memproporsionalkan sampel digunakan rumus sebagai berikut : ni = NiXn (umar,2005) N

Dimana : ni = Jumlah sampel ke-i Ni = Jumlah populasi ke-i

16

N = Jumlah total populasi n = Jumlah sampel total yang diinginkan

1.11.Metode Pegumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah angket atau

kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan secara tertulis yang akan dijawab oleh responden penelitian, agar peneliti memperoleh data lapangan/ empiris untuk memecahkan masalah penelitian dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Supardi,2005:127). Dalam penelitian ini, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu model pertanyaan dimana pertanyaan tersebut telah disediakan

jawabannya, sehingga responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang sesuai dengan pendapat atau pilihannya (Supardi,2005:133). Cara pengumpulan data tersebut dilakukan dengan prosedur : 1) responden diberi kuesioner, 2) sambil mengisi kuesioner, ditunggu dan diberikan penjelasan jika belum jelas terhadap apa yang dibaca, 3) setelah responden mengisi kemudian jawaban tersebut ditabulasi, diolah, dianalisis dan disimpulkan.

1.12.Metode Analisis Setelah menentukan pertanyaan atau langkah selanjutnya adalah

pembentukan skala akan memilih satu format jawaban untuk daftar pertanyaan. Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan format tipe linkert karena menurut J. Supranto dalam Lissita dan Green tipe likert tercermin dalam keragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala berkisar antara 1 sampai dengan 5, dari segi pandangan statistik, Skala dengan lima tingkatan (dari 1 sampai 5) lebih tinggi keandalannya dari skala dua tingkatan yaitu ya atau tidak. Selain itu tipe pengukuran likert sangat popular dengan sejumlah keuntungan(Nasution, 2003:63) antara lain : 1.Mempunyai banyak kemudahan. Menyusun sejumlah pertanyaan mengenai sifat atau sikap tertentu relatif mudah. Menentukan skor juga mudah karena tiap jawaban
17

diberi nilai berupa angka yang mudah dijumlahkan. 2.Skala tipe likert mempunyai reliabilitas tinggi dalam mengurutkan manusia berdasarkan intensitas sikap tertentu. 3.Selain itu skala likert ini sangat luwes atau fleksibel, lebih fleksibel daripada teknik pengukuran lainnya. Kategori dari penilaian skala likert ; 1. SS : 4 2. S :3

3. KS : 2 4. TS : 1

1.13.Jenis dan Sumber data 1. Data Primer dan Sumber data Data Primer adalah Data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk laboratorium (Nasution, 2003:143). Penelitian ini data primer diperoleh dengan menyebar kuesioner kepada para karyawan PDAM Tirtawening. 2.Data Sekunder dan Sumber Data Data Sekunder adalah Data atau Sumber yang didapat dari bahan bacaan(Nasution, 2003:143). Penelitian ini data sekunder diperoleh dari perusahaan yang dapat dilihat dokumentasi perusahaan, buku-buku referensi, dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian. 3. Metode Pengumpulan Data a) Kuesioner Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi dandikembalikan atau dapat juga dijawab dibawah pengawasan peneliti(Nasution, 2003:128) b) Library Research

18

Penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari literatur ataureferensi lain yang berhubungan dengan pokok bahasan sehinggadigunakan sebagai acuan analisa untuk memecahkan masalah yangdihadapi oleh perusahaan.

1.14.Teknis Analisis Data Analisis Regresi Berganda Persamaan regresi berganda mengandung makna bahwa dalam suatupersamaan regresi terdapat satu variabel dependent dan lebih dari satuvariabel independent (Algifari, 2000:62). Secara umum model regresi berganda dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 Keterangan : Y : Produktivitas Kerja Karyawan a : konstanta X1 : program Keselamatan Kerja X2 : program Kesehatan Kerja b1 : Koefisien regresi Faktor Keselamatan Kerja b2 : Koefisien regresi Faktor Kesehatan Kerja

19

1.15.Tempat Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening (PDAM) Kota Bandung, JL. Badak singa No. 10 Bandung Jawa Barat 40132 Indonesia. Telp 2506581, 2509030, 2509031, 2509032, 2508063. http://www.pambdg.co.id

20

21

You might also like