You are on page 1of 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

Disusun oleh : Nama Kelas No : Arif Nugroho : XI IPA 5 : 05

SMA NEGERI 1 KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011


A. JUDUL Kasih Ibu B. TEMA Kasih sayang seorang Ibu terhadap Anaknya C. TOKOH Siti Amanah - Algojo - As Subkhi - Pembawa Cerita - Salam

- Siti Badariyah
Hakim Raja Abunawas

D. SETTING Kerajaan/Istana E. ALUR Alur Maju (Progresif)

KASIH IBU

Alkisah di negeri Damaskus. Dua orang wanita memperebutkan seorang bayi lakilaki sebagai anaknya. Disini cinta kasih Ibu diuji. Siti Amanah dan Siti Badariyah Siti Amanah Siti Badariyah Pembawa Cerita : (Masuk, memperebutkan seorang bayi) : Ini anakku, anak yang kulahirkan dari rahimku wahai Siti Badariyah ! : (Membantah) Pembohong!, sungguh perempuan tak tahu malu engkau Siti Amanah!, ini anakku! : Berhari-hari kedua perempuan itu bersikeras mengatakan bahwa bayi itu anaknya. Bahkan di depan hakimpun mereka berebut dan tetap tegas mengatakan kalau bayi itu anaknya hingga sang hakim yang kebingungan mengadukan hal itu pada baginda Raja Harun Al Rasyid

Hakim : (Masuk, bingung) Tidak bisakah kalian berdamai dan mengikhlaskan bayi ini ? Siti Amanah dan Siti Badariyah : Tidak tuan hakim!

Hakim : Hm! Kalian benar-benar membuatku kebingungan. Marilah ikut aku menghadap Paduka Yang Mulia Baginda Raja (keluar) Siti Amanah dan Siti Badariyah : (keluar) Pembawa Cerita Raja : Siang itu Baginda Harun Al Rasyid memimpin persidangan di singgasananya

: (Masuk) Hakim, sampaikan laporanmu!

Hakim : (Masuk menghormat) Ampun tuanku yang mulia, dua orang perempuan saling mengakui seorang bayi lelaki sebagai anaknya Raja : Tak dapatkah engkau membujuk dan mendamaikan keduanya?

Hakim : Ampuni hamba, tuanku. Hamba tak kuasa atas keteguhan kedua perempuan itu Raja : Panggil kedua perempuan itu!

Hakim : (Menyembah) baik yang mulia (keluar, kemudian masuk kembali sambil menggendong bayi yang diikuti Siti Amanah dan Siti Badariyah)

Siti Amanah dan Siti Badariyah Raja

: (Masuk, duduk didepan sang baginda dan memberi salam dengan membungkuk)

: Siapa namamu? : Siti Amanah, Tuanku Yang Mulia : Hamba Siti Badariyah Tuanku Raja

Siti Amanah Siti Badariyah Raja

: Benarkah itu anakmu, Siti Amanah? : Benar tuanku, hamba telah mengandungnya selama 9 bulan : Bohong Tuanku Raja, perempuan ini pembohong, sayalah ibu kandung bayi itu! : Hamba tidak berbohong. Bayi itu anak hamba : Anakku!, lihat kulit bayi itu, persis seperti kulitku! : Dia anak hamba, yang mulia, dia anak hamba (sambil menangis)

Siti Amanah Siti Badariyah Siti Amanah Siti Badariyah Siti Amanah Raja

: (Berjalan mondar mandir) Hmm! Bagaimana ini? (melihat bayi dan kedua perempuan itu bergantian)

Hakim : Ampun tuanku yang mulia, sekiranya berkenan, sudikah tuanku mengijinkan Abu Nawas menghadap? Raja : Idemu tepat sekali Hakim Ali, panggil Abu Nawas untukku? : (Masuk menghormat) Hamba menghadap tuanku, apakah yang harus hamba kerjakan untuk tuanku?

Abu Nawas Raja

: Kedua perempuan itu saling mengakui bayi itu sebagai anaknya. Selesaikanlah kasus ini Abu Nawas! : Baik yang mulia, tapi hamba membutuhkan bantuan seorang Algojo

Abu Nawas Raja

: Panggil Algojo kemari!

Algojo : (Masuk) Hamba menghadap Yang Mulia Raja : Kerjakan apapun perintah Abu Nawas padamu!

Algojo : Hamba siap melaksanakan (menepi) Abu Nawas : Sebelum saya mengambil tindakan yang saya pandang perlu untuk saya lakukan, apakah salah satu dari kalian bersedia mengalah dan menyerahkan bayi itu kepada yang berhak memilikinya?

Siti Badariyah Siti Amanah Siti Badariyah Abu Nawas

: Tidak, Tuan Abu Nawas. Bayi itu anakku : Maaf tuan, ibu mana yang akan tega memberikan anaknya kepada orang lain! : Dasar pembohong engkau Siti Amanah!, Tuan Abu Nawas pasti tahu kalau bayi itu anakku! : Baik! Baiklah kalau kalian tetap bersikeras! (Memanggil algojo) Tuan algojo kemarilah. Karena kedua perempuan ini sungguh-sungguh menginginkan bayi itu, maka aku memerintahkanmu membelah bayi itu menjadi dua bagian yang sama rata! : (menghampiri Abunawas)

Algojo Siti Amanah

: (Terkejut, berteriak histeris) Tidak! (berlari ke Abu Nawas sambil menangis) Tidak Tuan! Jangan tolong jangan belah bayi itu! Aku rela.....sungguh aku rela bayi itu seutuhnya diserahkan kepadanya : (Tertawa senang) Hahahabenarkan Tuan Abu Nawas, dia penipu! Aku pasti memenangkan persidangan ini yawalau Cuma dapat separoh sih, nantinya hahahatapi sekarang aku malah dapat bayi itu, hahaha kemarikan anakku tuan hakim! : Tunggu!, Ampun yang mulia, sekarang paduka telah dapat memutuskan kepada siapa bayi itu harus diserahkan, bukan?

Siti Badariyah

Abu Nawas Raja

:Terima kasih Abu Nawas. Hakim, penjarakan perempuan yang bernama Siti Badariyah itu dan serahkan bayi itu kepada ibunya Siti Amanah

Hakim :Baik yang mulia, Algojo, tangkap Siti Badariyah. Algojo : (Menangkap Siti Badariyah) Siti Badariyah : (Terkejut dan marah) Tidak bisa begini tuanku, bukankah dia telah rela menyerahkan bayi itu, mengapa hamba mesti dipenjarakan, tuanku tidak adil!

Raja

: Wahai Siti Badariyah, tidak sadarkah engkau!? Ibu mana yang akan senang melihat anaknya dibelah dengan pedang didepan matanya? Hakim, penjarakan perempuan jahat ini dipenjara bawah tanah! : (Menyeret Siti Badariyah yang meronta)

Algojo Raja

: Wahai ibu sejati, terimalah anakmu kembali, rawat dan jagalah dia baik-baik. Bekali dia dengan ilmu dunia dan akhirat agar selamat sentausa hidupnya selama-lamanya. Karena ilmu itu sesungguhnya harta yang abadi bagi manusia baik didunia maupun akhirat kelak, tetapi bila kau bekali anak-anakmu dengan hartalihatlah di luar sana Salam : (Masuk, menyesal) Habis sudahhabis sudah hartaku dimeja judioh ampun!

As Subkhi

: (Masuk, berteriak histeris) Ya Allah, mengapa bencana ini datang,habis sudah seluruh hartaku ya Allahbagaimana aku harus hidup nanti!? : (Menyerahkan bayi kepada Siti Amanah) : (Menerima bayinya)

Hakim Siti Amanah

SELESAI

You might also like