You are on page 1of 19

Standar Kompetensi

BAB II STANDAR KOMPETENSI

II.1. Pengertian Konsep dasar kompetensi ditinjau dari segi estimologi terbentuk atas dua kosa kata yaitu Standar dan Kompetensi. Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati sedangkan Kompetensi diartikan sebagai kemampuan

melaksanakan tugas-tugas di tempat kerja yang mencakup penerapan keterampilan (skills) yang didukung dengan pengetahuan (cognitive) dan sikap (attitude) sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan. Dari pengertian tersebut dapatlah diasumsikan bahwa standar kompetensi adalah pernyataan ukuran atau patokan tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan atau tugas dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

II.2. Struktur Standar Kompetensi Setiap standar kompetensi minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut : Kode Unit Judul/Unit Kompetensi Uraian Kompetensi Elemen/Sub-kompetensi Kriteria Unjuk Kerja Kondisi Unjuk Kerja/Persyaratan Pelaksanaan Acuan Penilaian Level Kompetensi

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 1

Standar Kompetensi

1. Kode Unit Kode Unit bertujuan untuk mempermudah dalam pengelolaannya . Kode Unit terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh para pengembang standar kompetensi dan industri/usaha terkait.

2. Judul/Unit Kompetensi Judul memberikan penjelasan umum tentang pekerjaan yang harus dilakukan, atau menjelaskan suatu pekerjaan yang akan dilakukan. Judul ditulis dengan mengarah pada hasil yang ingin dicapai dan harus singkat, jelas dan menggunakan kata kerja aktif.

3. Uraian Unit Kompetensi Uraian memberikan penjelasan singkat kegunaan kompetensi tersebut dan kemungkinan berhubungan dengan kompetensi lain (bila ada).

4. Elemen/Sub-kompetensi Elemen/sub-kompetensi merupakan dasar pembentukan bangunan standar kmpetansi, atau merupakan elemen aspek utama yang dibutuhkan untuk tercapainya unit kompetensi tersebut.

5. Kriteria Unjuk Kerja Pernyataan yang mengidentifikasikan hasil akhir yang perlu dinilai bila kompetensi tersebut telah dicapai. Kriteria menunjukan pengetahuan,

keterampilan, dan pengertian serta dituangkan dalam kalimat pasif yang mengarah pada pembendaan (pembentukan kata benda). Kriteria unjuk kerja ini merupakan standar unjuk kerja untuk setiap elemen/sub-kompetensi.

6. Kondisi Unjuk Kerja Menunjukan sejumlah fungsi yang berbeda, antara lain menunjukan hubungan antara pekerjaan yang dilakukan, mengkaitkan unit kompetensi dengan
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 2

Standar Kompetensi

pengetahuan dan kebutuhan perusahaan, peraturan, prosedur yang berlaku digunakan sebagai referensi.

7. Acuan Penilaian Acuan penilain sebagai indikator kompetensi berhubungan dengan unit kompetensi secara terpadu dan memberikan panduan tentang interpretasi standar kompetensi dan penilaian terhadap standat kompetensi. Acuan sebagai inikator kompetensi dapat memberikan : Aspek dari kompetensi yang perlu diberikan tekanan pada saat penilaian. Penilaian apa yang perlu dilakukan bersamaan. Pengetahuan yang diperlukan, terkait dan mendukung tercapainya kompetensi tersebut. Penjelasan tentang metoda penilaian.

8. Level Kompetensi Level kompetensi dimaksudkan sebagai pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan berdasarkan pada derajat kesulitan atau kompleksitas tugas/pekerjaan Di samping pengertian masing-masing unsur pada strukstur standar kompetensi di atas, standar kompetensi harus merupakan : Cerminan yang harus realistik yang berlangsung di tempat kerja. Menunjukan hasil akhir yang akan dicapai. Dapat dimengerti oleh semua pihak terkait. Membentuk dasar kemampuan.

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 3

Standar Kompetensi

II.3. Format Unit Kompetensi Bentuk format standar kompetensi


Kode Unit : . . . . . . . (Terdiri dari beberapa huruf dan angka yang disepakati oleh oleh para pengembang dan industri yang terkait) Judul Unit : .......... ..... ....... .. .... ........... ..... ....... .. .... . (Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan mengarah pada hasil yang ingi dicapai)

Uraian Unit : ........... ..................................................... (Penjelasan singkat yang menjelasakan lingkup pekerjaan dan keguanaan kompetensi tersebut)

Sub Kompetensi 1. . . . . . . . . . 2. . . . . . . . .
(Bagiandan suatu pekerjaan yang harus dilakukan yang merupakan bagian dasr dari pekerjaan, termasuk pencegahan timbulnya resiko dari kegiatan/pekerjaan tersebut. Sub kompetensi ini umumnya terdiri dari 4-6 sub yang merupakan pembentuk kompetensi) Persyaratan Unjuk Kerja : 1) . . . . . . . . . . . . . . . . 2) ................

Kriteria unjuk Kerja 1.1. . . . . . . . . . . . . . 1.2. . . . . . . . . . . . . . 2.1. . . . . . . . . . . . . . 2.2. . . . . . . . . . . . . .


(Kriteria unjuk kerja untuk setiap sub kompetensi, yaitu pernyataan/identifikasi hasil akhir yang perlu dinilai bila tugas tersebut telah dicapai sehingga kriteria ini merupakan alat penilai)

(menunjukan sejumlah fungsi yang berbeda dan merupakan kondisi unjuk kerja, termasuk aspek keamanan dan keselamatan kerja).

Acuan Penilaian : 1) . . . . . . . . 2) ........

(Unjuk kompetensi, yang dibutuhkan/persyaratan kelayakan dan kepastian dari industri. Pembuktian harus dapat menunjukkan pengertian dari pekerjaan yang berhubungan dengan keberhasilan pekerjaan yang harus dilakukan di tempat kerja. Merupakan butir-butir untuk mengukur hasil kerja. Menjelaskan prosedur dan metoda penilaian yang harus dilakukan. Informasi tentang pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, terkait, dan mendukung tercapainya kompetensi tersebut. Aspek-aspek kritis yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut.

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 4

Standar Kompetensi

II.4. Pengelompokan Unit Unit Kompetensi Unit-unit kompetensi dalam Standar Kompetensi dikelompokan menjadi 3(tiga) katagori, yaitu : kompetensi umum, kompetensi utama dan kompetensi pilihan.

Kelompok Umum. Kelompok umum mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan pada hampir semua sub-sub bidang keahlian, misal yang berkait dengan keselmatan kerja, berkomunikasi di tempat kerja, menggunakan komputer, membaca dan membuat gambar teknik

Kelompok Utama / Inti Kelompok inti mencakup unit-unit kompetensi yang berlaku dan dibutuhkan untuk spesifik sub bidang keahlian dan merupakan unit yang wajib (compulsary) sub budang keahlian dimaksud. Contoh untuk bidang konstruksi baja pada sub bidang perencanaan antara lain: unit kompetensi dengan judul Pekerjaan Persiapan Perencanaan

Kelompok pilihan Kelompok pilihan mencakup unit-unit kompetensi yang dapat ditambahkan ke dalam bidang keahlian tertentu sebagai pelengkap dan bersifat pilihan Contoh bidang konstruksi baja pada sub bidang antara lain dengan judul: Pekerjaan Pemasangan Partisi Sederhana

II.5 Hubungan Antara Unit Kompetensi, Kompetensi Kunci, Level Unjuk Kerja, Kompetensi Kunci dan Level Taksonomi Bloom Kompetensi Kunci Kompetensi kunci adalah kemampuan kunci atau generik yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan. Kompetensi kunci tersebut terkandung pada setiap unit-unit kompetensi Adapun 7(tujuh) kunci kompetensi adalah: 1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan ide dan informasi
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 5

Standar Kompetensi

3. Merencanakan dan mengatur kegiatan 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 5. Menggunakan ide dan teknik matematika 6. Memecahkan persoalan/masalah 7. Menggunakan teknologi (Sumber: Key Competencies, William Hall & Mark C.Werner)

Level Kompetensi Pengelompokan tingkat kemampuan dalam menyelesaikan suatu tugas

berdasarkan kesulitan atau kompleksitas tugas dapat dibagi tiga tingkatan. Level-1 : Mengerjakan tugas rutin menurut cara yang telah ditentukan, bersifat sederhana, merupakan pengulangan, serta sewaktu-waktu sering diperiksa perkembangannya. Kemampuan yangharus dimiliki pada level ini : Melaksanakan tugas/pekerjaan yang bersifat rutin dan dapat diprediksi berdasar pada Standing Operation Procedure (SOP). Melakukan proses sederhana dan telah ditentukan. Menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

Level-2 : Mengerjakan tugas yang lebih luas dan lebih rumit/kompleks yang ditandai dengan peningkatan otonomi pribadi terhadap pekerjaannya sendiri dari pekerjaan tersebut kemudian diperiksa oleh penyelia/atasan yang bersangkutan setelah pekerjaan selesai. Kemampuan yang harus dimiliki pada level ini : Mengelola atau mengorganisasikan suatu proses. Menentukan kriteria penilaian terhadap suatu proses/kriteria evaluasi terhadap suatu proses. Level-3 : Mengerjakan kegiatan yang lebih rumit/kompleks dan tidak rutin, yang dikerjakan sendiri dan bertanggungjawab terhadap pekerjaan orang lain. Kemampuan yang harus dimiliki pada level ini :
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 6

Standar Kompetensi

Mampu melakukan tugas atau pekerjaan yang menuntut kemampuan analisa dan evaluasi dengan berbagai konteks. Mampu memberikan bimbingan dan supervisi pada bawahannya. Menentukan prinsip dasar dan proses. Mengevaluasi dan mengubah bentuk/membentuk ulang proses. Menentukan untuk mengevaluasi/penilaian proses.

Taksonomi Bloom Mengingat dalam awal pengembangan konsep standar kompetensi didasarkan pada teori psikologi belajar yang diajarkan oleh Benyamin S. Bloom dan timnya ( dikenal sebagai Taksonomi Bloom), maka dalam merumuskan standar kompetensi prinsip-prinsip teori tersebut akan selalu dipergunakan. Dalam teori tersebut terbagi atas 3(tiga) ranah belajar yaitu : kognitif, psikomotoris dan afektif (pengetahuan, ketrampilan, dan sikap) yang dapat diajarkan terintegrasi untuk mencapai tujuan suatu proses pendidikan dan pelatihan. Setiap tipe belajar tersebut memiliki karakteristik dan tingkat pencapaian yang didasarkan atas tingkat kesulitan yang dihadapinya.

Aspek Kognitif (Pengetahuan), mencakup pengembangan kemampuan intelektual dan pengetahuan yang terdiri atas enam katagori, tersusun dari yang sederhana hingga yang kompleks berdasarkan pada tingkat kesulitan yang ditangani. Dalam hal ini aspek yang sederhana harus dikuasai terlebh dahulu sebelum meningkat ke tingkat kesulitan yang berikutnya. Dalam aspek kognitif ini terdapat enam taksonomi, yaitu: pengetahuan, komperhensif, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi

Aspek

Psikomotor

(ketrampilan),

mencakup

kemampuan

dalam

mengkoordinasikan gerakan phisik dan menggunakan motoris. Untuk memperoleh kemampuan tersebut memerlukan pelatihan dan pembiasaan, serta pengukuran yang mencakup tentang kecepatan, jarak, prosedur dan teknik pelaksanaan. Dalam aspek psikomotor ini terdapat tujuh taksonomi sebagai berikut : imitasi, manipulasi, persisis, artikulasi, dan naturalisasi

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 7

Standar Kompetensi

Aspek Afektif, mencakup hal yang berkaitandengan emosi seperti perasaan, apresiasi, entusiasme, motivasi dan sikap. Aspek afektif terbagi atas lima katagori utama, yaitu: menerima, merespon, menilai, mengorganisasi, characterization.

II.6. Kompetensi dan Kualifikasi Seperti telah disebutkan, kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi pengetahuan, keterampilan dan sikap, sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan. Sedangkan Kualifikasi Jabatan adalah kemampuan seseorang untuk melaksanakan tugas/ kelompok pekerjaan sesuai dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, tanggungjawab dan

wewenangnya sesuai unjuk kerja yang dipersyaratkan dan berdasarkan pada kebutuhan organisasi/jabatan. Dengan demikian kualifikasi merupakan kelompok stanfdar kompetensi yang dipaketkan jadi satu kesatuan dalam suatu tugas berdasarkan pada kebutuhan organisasi/jabatan. Level Kualifikasi Jabatan adalah tingkatan jabatan pada suatu organisasi sesuai dengan tingkat kedalaman dan keluasan pengetahuan, keterampilan,

tanggungjawab dan wewenangnya. Level Kualifikasi (pada bidang Pendidikan dan Pelatihan) dimaksudkan sebagai tingkatan pada bidang Pendidikan dan Pelatihan yang ditetapkan. Level Kualifikasi berbeda dengan Level Kualifikasi Jabatan, dimana Level Kualifikasi lebih spesifik , sebagai tingkatan pendidikan dan pelatihan yang telah ditetapkan. Standar kompetensi yang ada, harus difokuskan pada pemaketan kompetensi tersebut yang menghasilkan program pelatihan pada level kualifikasi tertentu. Contoh pemaketan unit kompetensi menjadi suatu level kualifikasi tertentu : PEMAKETAN UNIT KOMPETENSI
UNIT 9 UNIT 5 UNIT 1 UNIT 10 UNIT 6 UNIT 2 UNIT 11 UNIT 7 UNIT 3 UNIT 12 UNIT 8 UNIT 4 UNIT 1, 2, 3 DAN 8 MENGARAH PADA KUALIFIKASI LEVEL 1

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 8

Standar Kompetensi

UNIT 9 UNIT 5 UNIT 1

UNIT 10 UNIT 6 UNIT 2

UNIT 11 UNIT 7 UNIT 3

UNIT 12 UNIT 8 UNIT 4 UNIT 1 SAMPAI 9 MENGARAH PADA KUALIFIKASI LEVEL 2

II.7.

Kedudukan Standar Kompetensi Nasional Dalam Sistem Pendidikan dan Pelatihan.


BADAN PELAKSANA PENEGMBANG STANDAR, PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI

LEMBAGA / BADAN TERTINGGI YANG BERWENANG DALAM PENENTUAN KEBIJAKAN DIKLAT PROFESI

STANDAR KOMPETENSI

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PROGRAM DIKLAT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN MATERI PENGUJIAN

PENGEMBANGAN SISTEM PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI

II.8. Diperlukannya Standar Kompetensi Sebagai Instrumen untuk Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Ada beberapa alasan mengapa standar kompetensi dipilih sebagai acuan untuk pengembangan sumber daya manusia. Pertama : Kecepatan perubahan dan kemajuan teknologi yang diaplikasikan di industri menuntut adanya SDM yang memiliki kemampuan beradaptasi dan daya suai yang fleksibel untuk menghadapinya. II - 9

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

Standar Kompetensi

Kedua

: Tinggi dan ketatnya persaingan global, menuntut perusahaan atau industri melakukan perencanaan strategik yang berdampak pada tuntutan dan penyesuaian organisasi yang fleksibel. Penyesuaian organisasi tersebut akan berpengaruh pada jabatan-jabatan yang mengisinya.

Ketiga

: Dengan adanya tuntutan bentuk organisasi yang cenderung berubah, pengembangan SDM yang mengacu kepada standar jabatan yangtetap / baku, akan cepat tertinggal. Oleh karenanya perlu dicari model pendekatan lain yang lebih effisien.

Keempat : Telah diperkenalkan dan dipakainya model standar kompetensi oleh International Labour Organization (ILO) di beberapa negara Asia Pasifik yang dinyatakan compatible secara internasional. Kelima : Adanya keinginan stakeholder atau yang berkepentingan dari berbagai pihak, baik dari unsur pemerintah maupun swasta, untuk memiliki wadah atau badan yang merumuskan arah kebijakan nasional dalam pengembangan SDM, dimana pada saat ini sedang berlangsung proses pembentukannya. Salah satu pemikiran yang telah dirumuskan adalah dipergunakannya model standar kompetensi untuk acuan pengembangan SDM

II.9.

Deskripsi Umum Bidang Konstruksi Baja Cakupan Kompetensi matriks berikut . Matriks Bidang/Sub Bidang Kompetensi Konstruksi Baja
Bidang / Sub bidang 1. Bangunan Gedung 2. Jembatan 3. Tower/Menara Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Pemeliharaan

Bidang Keahlian Konstruksi Baja dapat dilihat pada

Keterangan : yang akan dikembangkan dalam pekerjaan ini.


Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 10

Standar Kompetensi

Matrik tersebut dibangun berdasarkan dua dimensi : 1. Komponen di bidang Konstruksi Baja, yang menyatakan objek yang digeluti dalam pekerjaan. 2. Lifecycle, yang menyatakan kelompok aktifitas pekerjaan di bidang konstruksi baja, yang akan berlaku untuk setiap komponen. Kompetensi di bidang keahlian konstruksi baja harus didefinisikan berdasarkan kedua hal tersebut, karena setiap aktifitas yang harus dilakukan (yang kemudian harus didefinisikan pula kompetensinya) ditentukan oleh komponen. Bidang Keahlian Konstruksi Baja sangat luas dan dalam. Dalam dokumen ini, pendefinisian kompetensi dibatasi pada : 1. Kompetensi vocational 2. Tingkat kesulitan dan kompleksitas dibatasi sampai level 3 Penjelasan dari batasan nomor 2 di atas berhubungan dengan pengelompokan unitunit kompetensi berdasarkan pada tingkat kesukaran atau kompleksitas serta tingkat persyaratan yang harus dipenuhinya, seperti yang dijelaskan bab 2.5 mengenai Level Kompetensi. pada sub

Berikut ini akan diuraikan penjelasan masing-masing elemen dari matriks tersebut di atas.

II.9.1.

Bangunan Gedung

Lingkup bidang Bangunan Gedung yang tercakup di sini : 1. Konstruksi Kuda-kuda Rangka Batang. Kuda-kuda rangka batang baja terdiri dari elemen batang rangka dari profil siku atau profil channal (CNP). dengan sambungan pada titik simpul yang bersifat sambungan sendi dengan menggunakan Baut biasa atau Las sudut.dan pelat buhul 2. Konstruksi Rangka Portal. Rangka portal baja terdiri dari batang rangka terdiri dari elemen Balok kapstan dan Kolom dari Profil I.WF dengan sambungan yang bersifat kaku

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 11

Standar Kompetensi

(rigi), dengan menggunakan Baut Mutu Tinggi dan Las sudut serta pelat buhul. 3. Konstruksi Portal Bertingkat Rangka portal bertingkat terdiri dari elemen Balok induk, Balok anak dan Kolom serta batang penyokong (bracing) dan Pelat Kaki kolom (Base plate), keseluruhan batang dari profil I.WF dan seluruh sambungan bersifat kaku (rigid), dengan menggunakan Baut mutu tinggi dan las sudut. 4. Konstruksi Khusus Adalah bangunan Gedung yang dibangun baik bentuk konstruksi rangka batang maupun rangka portal, khusus untuk menahan beban yang bersifat tidak umum seperti ; Mesin-mesin besar dalam Pabrik dengan getarannya, Ruang turbin pembangkit listrik dsb. II.9.2. Bangunan Jembatan

Lingkup bidang Bangunan Jembatan yang tercakup di sini : 1. Konstruksi Jembatan Rangka Batang. Jembatan rangka batang baja terdiri dari elemen batang rangka dari profil Siku, profil chanal (C.NP) atau I.WF yang merupakan Gelagar Induk Jembatan dengan sambungan pada titik simpul yang bersifat sambungan sendi dengan menggunakan Baut biasa atau baut mutu tinggi .dan pelat buhul. Serta Gelagar melintang dan Gelagar memanjang dari profil I.WF atau I.NP yang dihubungkan dengan Gelagar induk rangka. dengan sambungan yang bersifat sambungan sendi atau semi kaku dengan menggunakan Baut biasa/baut mutu tinggi dan Las sudut.dan pelat buhul Pada Jembatan rangka batang yang dimaksud adalah jembatan rangka sederhana dengan bentang jembatan maksimum 40 m 2. Konstruksi Jembatan Balok Biasa. Jembatan Balok biasa terdiri dari Gelagar induk disusun memenjang jembatan dari profil I.WF atau I.NP dengan jarak antara balok tertentu yang dirangkai dengan balok diafragma dari profil I.NP , yang keseluruhan
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 12

Standar Kompetensi

sambungannya dengan menggunakan Baut biasa atau Baut Mutu Tinggi dan Las sudut serta pelat buhul. Jembatan Balok biasa yang dimaksud adalah jembatan dengan bentang maksimum 20 m 3. Konstruksi Jembatan Komposit Baja Beton Jembatan komposit yang dimaksud adalah komposit baja-beton yang menggunakan balok profil I.WF dengan dipasang Shear connector (penghubung geser) dan sambungan menggunakan baut dan las serta pelat buhul. Jembatan komposit yang dimaksud adalah jembatan komposit sederhana tanpa prategang untuk bentang jembatan maksimum 30 m. II.9.3. Bangunan Menara/Tower Rangka Batang Lingkup bidang Bangunan Menara/Tower rangka batang yang tercakup di sini adalah konstruksi rangka batang bidang dengan beban satu arah, dan semua batang rangka hanya menahan beban aksial tarik atau tekan. Adapun jenis sambungan yang digunakan pada titik buhul adalah sambungan yang bersifat sendi, dengan alat sambung baut atau las. Adapun ketiga komponen konstruksi bangunan baja tersebut mempunyai life cycle seperti yang ada dalam matrik diatas, dengan penjelasan sebagai berikut : 1. Perencanaan : Adalah pekerjaan merencana kebutuhan struktur agar didapatkan stuktur yang kuat praktis dan ekonomis, meliputi pekerjaan mulai dari mempelajari desain arsitekturnya sampai pada perhitungan kebutuhan struktur dan estimasi biaya pembangunan, denga urutan pekerjaan yang dituangkan dalam unit kompetensi sebagai berikut : 1). Pekerjaan Persiapan Perencanaan terdiri dari Unit ; Melakukan Komunikasi Kerja, mengidentifikasi Gambar Arsitek & ME , membuat Perencanaan Organisasi Kerja II - 13

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

Standar Kompetensi

2). Membuat Model Struktur dan Pekerjaan Analisa Struktur terdiri dari sub unit Membuat sistem struktur Menentukan material Menentukan typetype elemen struktur Menentukan model pembebanan 3). Pekerjaan Perencanaan Detail Struktur yang terdiri dari sub unit : Merencanakan kolom , Balok dan batang rangka , Merencanakan bracing Merencanakan sambungan dan Menyusun rekapitulasi hasil perencanaan 4). Pembuat Gambar Rencana Dan Menyusun Spesifikasi Tenik yang terdiri dari sub unit ; Membuat sketsa gambar rencana Merencanakan dan

mengorganisasikan gambar , Membuat gambar rencana serta Menyusun spesifikasi kebutuhan fabrikasi ereksi 5). Menyusun Estimasi Biaya yang terdiri dari sub unit ; Mempersiapkan data/informasi , Menghitung volume pekerjaan dan Membuat estimasi biaya dan Menyusun spesifikasi kebutuhan

2. Pelaksanaan Adalah pekerjaan membangun secara profesional bangunan yang sudah direncanakan di lokasi bangunnan yang ditentukan, meliputi pekerjaan mulai dari mempelajari gambar rencana kerja, membuat shcedule pelaksanan, shopdrawing, proses pabrikasi sampai dengan pekerjaan finishing dan

pemberihan lapangan, dengan urutan kerja yang dituangkan dalam unit kompetansi sebagai berikut : 1). Pekerjaan Persiapan Perencanaan terdiri dari Unit ; Melakukan Komunikasi Kerja, mengidentifikasi Gambar rencana dan spesifikasi

teknik , membuat Perencanaan Organisasai Kerja 2). Melakukan Pekerjaan Persiapan Lapangan yang terdiri dari sub unit ; Melakukan Peninjauan Lapangan , Membersihakn Lokasi Pekerjaan, Menyiapkan tempat Bahan dan Peralatan , Menyiapkan Kantor sementara di Lapangan 3). Melakukan Pengukuran dan Leveling Lapangan yang terdiri dari sub unit : Melakukan Pekerjaan Pesiapan dan Menyiapkan pemakaian
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

peralatan II - 14

Standar Kompetensi

Melakukan Pengukuran Lapangan dan leveling serta Membuat Laporan hasil pekerjaan 4). Membuat Shop Drawing Konstruksi Baja yang terdidiri dari sub unit ; Mendata ukuran lapangan dan faktor terkait, Membuat Draft Gambar

Komponen & detail Membuat gambar sambungan Memeriksa gambar shopdrawing 5). Melakukan Pengadaan Material dan Penyimpanan dan Distribusi Material Alat yang terdiri dari sub unit : Menyusun Daftar Volume Kebutuhan Material, Melakukan Survey Pasar, Melakukan Pembelian, Menerima dan menyimpan Material/Peralatan Mendistribusikan Material dan Peralatan Komponen yang telah siap untuk proses selanjutnya Mengupdate laporan bahan, perlengkapan, komponen ataupun produk 6). Melakukan Pekerjaan Fabrikasi yang terdiri dari Menyiapkan kebutuhan material dan alat Fabrikasi Melukiskan pola pada bahan Menggunakan Peralatan Mesin untuk memotong dan membentuk komponen Membuat

lubang baut & Mengelas Membuat lubang baut & Mengelas Melakukan Pembersihan dan pengecatan dasar Menyiapkan untuk perakitan. 7). Melakukan pekerjan Pengangkutan Komponen Struktur yang terdiri dari sub unit : Perencanaan dan persiapan pengangkutan , Bongkar muat peralatan dan/atau perlengkapan , Mengoperasikan alat angkut dan Melengkapi dokumentasi 8). Pekerjaan Perakitan Konstruksi yang terdiri dari sub unit ; Merencanakan proses pelaksanaan konstruksi, Menyiapkan material yang diperlukan dalam proses pelaksanaan, Menyiapkan lokasi kerja yang sesuai untuk proses perakitan, Menyiapkan alat/perkakas dan perlengkapan kerja yang sesuai dengan kebutuhan kerja, Memilih dan memotong material , Mendistribusikan.komponen, Pengukuran dan levelling, Pengangkatan Material dan Komponen struktur ,Perakitan Rangka Struktur, Penyetelan Sambungan, Pekerjaan Pembersian. 9). Melakukan Pekerjaan Pengelasan di Lapangan dan Melakukan

Pengencangan Baut Sambungan yang terdiri dari sub unit ; Memberi tanda
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 15

Standar Kompetensi

pada bagian yang akan dilas, Melakukan Pengelasan, Pemasangan Baut / Mur, Pengontrolan posisi komponen struktur ,Pengencangan Baut, Pengontrolan akhir sambungan, Pekerjaan Pembersihan. 10).Melakukan Load Test yang terdiri dari sub unit ; Pekerjaan Persiapan ,Pemberian beban, Pengukuran perilaku dan perubahan struktur, Pekerjaan Pembersihan, Membuat Laporan Hasil Loading Test 11) Melakukan pekerjaan finishing konstruksi yang terdiri dari pekerjaan ; pemasangan elemen-elemen finishing sampai dengan pengecatan akhir pada seluruh permukaan konstruksi baja sesuai dengan spesifikasi arsetektur bangunan yang ditentukan. 12).Membuat As Built Drawing yang terdiri dari ; Pekerjan Persiapan,

Melakukan survey dan pengukuran fisik Bangunan, Menyusun Data Teknik Bangunan, Membuat gambar Denah,Tampak dan potongan melintang/memanjang Bangunan ,Mebuat Gambar Denah pondasi,Denah Atap, Denah Balok Kolom dan Denah Kuzen, Membuat Gambar Detail struktur, Membuat Gambar Instalasi Utilitas dan M E Bangunan yang berhubiungan dengan konstruksi baja

3. Pengawasan Adalah pekerjaan yang ditugaskan oleh pemilik proyek (owner) dan dari pihak perancang bangunnan untuk mengawasi setiap tahap proses pekerjaan mulai dari tahap perencanaan struktur sampai pekerjaan pelaksanaan, agar didapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan sehingga didapatkan hasil pekerjaan yang berkualitas, meliputi pekerjaan mulai dari pengawasan perencanaan sampai dengan pengawasan pelaksanaan, dengan urutan pekerjaan yang dituangkan dalam unit kompetensi sebagai berikut : 1). Pengawasan Pekerjaan Persiapan yang terdiri dari sub unit ; Pengawasan Dokumen, Pekerjaan Persiapan Teknis dan Manajemen, Pengawasan

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 16

Standar Kompetensi

Persiapan Lapangan Workshop, Pengawasan Koordinasi Lapangan, Menyusun Laporan Pengawasan 2). Pengawasan Pekerjaan Pengukuran :Pengawasan Kelengkapan Dokumen yang terdiri dari sub unit Perencanaan, Pengawasan

Perencanaan Pengukuran Pengawasan Organisasi dan SDM, Pengawasan Peralatan, Pengawasan Pelaksanaan Pengukuran, Melakukan Koordinasi Lapangan, Menyusun Laporan Pengawasan 3). Pengawasan Pekerjaan Pembuatan Dokumen Pelaksanaan yang terdiri dari sub unit ; Merencanakan dan Menyiapkan Pekerjaan Pengawasan, Mengawasi Pembuatan Organisasi Kerja, Mengawasi Pembuatan Shop drawing. Mengawasi Pembuatan Metode Pelaksanaan, Mengawasi

Pembuatan Dokumen Proses Pengendalian, Mengawasi Pembuatan Assbuiltdrawing, Membuat Berita acara pengawasan 4). Pengawasan Pengadaan Material dan Peralatan Transportasi Material dan Peralatan Yang terdiri dari sub unit ; Pengawasan Perencanaan Pengadaan Material dan Peralatan, Pengawasan Pengadaan Material, Pengawasan Pengadaan Peralatan Pengawasan Kelengkapan Dokumen Pengawasan Pelaksanaan Transportasi Pengawasan Pelaksanaan Transportasi Pengawasan Penyimpanan Material dan Peralatan Penyusunan Laporan Pengawasan 5). Pengawasan Pekerjaan Pabrikasi yang terdiri dari ; Pengawasan Persiapan Pabrikasi Pengawasan Peralatan dan Perlengkapan Pengawasan Bahan, Pengawasan Tenaga Kerja, Pengawasan Proses Pabrikasi, Pengawasan Pengujian dan Perbaikan Hasil Pabrikasi, Membuat Berita Acara Hasil Pengawasan 6). Pengawasan Pekerjaan Perakitan Struktur yang terdiri dari sub unit ; Merencanakan dan menyiapkan peralatan Pengawasan Pengawasan Peralatan dan Perakitan Mengawasi Lapangan dan Komponen yang akan dirakit. Mengawasi Proses Perakitan Struktur, Melakukan Inspeksi Hasil Pekerjaan Perakitan, Membuat Berita Acara Hasil Pengawasan

Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 17

Standar Kompetensi

8). Pengawasan Pekerjaan Loading Test yang terdiri dari sub unit ; Pengawasan Kelengkapan Dokumen Perencanaan Pengawasan

Perencanaan Loading Test Pengawasan Pembersihan Ruang/Peralatan Menyusun Laporan Hasil Pengawasan 9). Pengawasan Pekerjaan Finishing yang terdiri dari sub unit kompetensi ; Pengawasan Pemasangan Elemen Non Struktur, Pengawasan Pekerjaan Pengecatan, Menyusun Laporan Hasil Pengawasan.

4. Perawatan Pekerjaan perawatan bangunan yang dimaksud adalah pekerjaan pemeliharaan dan perbaikan yang dilaksanakan setelah bangunan selesai dibangun selama masa pemakaian bangunan tersebut, yang meliputi pekerjaan perawatan elemenelemen bangunan yang dianggap penting, serta penggantian elemen-elemen banguanan yang mengalami kerusakan. dengan urutan kerja yang dituangkan dalam unit kompetansi sebagai berikut : 1). Melakukan Pengecatan Ulang yang terdiri dari Sub Unit kompetensi ; Melakukan Pekerjaan Persiapan, Meakukan Pekerjaan Pengamplasan, Melakukan Pekerjaan Sinkromat, Melakukan Pekerjaan Cat Dasar, Melakukan Pekerjaan Cat Besi/Warna, Melaporkan Hasil Pekerjaan 2). Melakukan Proteksi Elemen Struktur yang terdiri dari sub unit kompetensi ; Melakukan Pekerjaan Persiapan, Meakukan Pekerjaan Pembersihan Pada Elemen yang akan diproteksi, Melakukan Pekerjaan Proteksi, Melaporkan Hasil Pekerjaan 3). Melakukan Proteksi Terhadap Kebakaran yang terdiri dari sub unit kompetensi ; Melakukan Pekerjaan Persiapan, Meakukan Pekerjaan .Pembersihan Pada Elemen yang akan diproteksi, Melakukan Pekerjaan Proteksi pada elemen yang akan dilindungi, Melaporkan Hasil Pekerjaan 4). Melakukan Perbaikan Struktur yang terdiri dari sub unit kompetensi ; Melakukan Pekerjaan Persiapan, Membuat Spesifikasi dan RAB, Menguji dan Mengidentifikasi kerusakan, Melakukan Perbaikan, Memeriksa Hasil Perbaikan, Melaporkan Hasil Pekerjaan
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

II - 18

Standar Kompetensi

5). Melakukan Pekerjaan Penggantian Elemen Struktur yang terdiri dari sub unit kompetensi ; Melakukan Pekerjaan Persiapan, Membuat Spesifikasi dan RAB, Penggantian Kerusakan, Menguji Hasil Pekerjaan Penggantian, Memeriksa Hasil Pekerjaan Penggantian, Melaporkan Hasil Pekerjaan

II.10. Aturan Penomoran Aturan penomoran unit Kompetensi Bidang Konstruksi Baja adalah sebagai berikut : . Bidang BBB . . . Sub Bidang SSS . Nomor Urut XXX Versi

Keterangan : BBB = Kode bidang, yaitu Konstruksi Baja dengan kode KBJ SSS = Sub bidang, yaitu Perencanaan dengan kode PRC Pelaksanaan dengan kode PLK Pengawasan dengan kode PNW

Pemeliharaan dengan kode PRP

XXX = Nomor unit yang terdiri dari : Peta kodifikasi dari bidang dan sub bidang adalah sebagai berikut :
Konstruksi Baja Perencanaan Pelaksanaan Pengawasan Perawatan

KBJ.PRC......A

KBJ.PLK.....A

KBJ.PNW.....A

KBJ.PRP....A

Contoh : KBJ.PRC. 001.A = Mengidentifikasi Gambar Elektrikal KBJ.PLK. 001.A = Mengidentifikasi Gambar Rencana & Spesifikasi Teknik KBJ.PNW. 001.A = Pengawasan Pekerjaan Persiapan KBJ.PRP. 001.A = Melakukan Pengecatan Ulang
Standar Kompetensi Nasional Bidang Keahlian Konstruksi Baja

Arsitektur & Mekanikal /

II - 19

You might also like