Professional Documents
Culture Documents
Sungguh aku masuk ke dalam sholat dan ingin memanjangkannya, lalu aku
mendengar tangisan bayi maka akupun menyingkatnya karena aku tahu kegundahan
ibunya karenanya.
Nabi shollallohu alaihi wasallam terkadang memanjangkannya karena suatu sebab,
sebagaimana membaca pada sholat Maghrib dengan surat yang terpanjang
Di antara fuqoha ada juga yang tidak menganggap mustahab pemanjangan Itidal
dari ruku dan sujud. Dari mereka ada yang menganggapnya sebagai rukun yang
singkat dibangun dari anggapan bahwasanya Itidal tadi itu disyariatkan sebagai
penyerta saja dalam rangka sebagai pemisah dan bukan sebagai tujuan. Di antara
mereka ada yang menyamakan antara dua rekaat yang pertama, ada juga yang
menganggap mustahab bahwasanya imam tidak membaca tasbih dalam ruku dan
sujud lebih dari tiga tasbih. Ada juga pendapat-pendapat yang lain. (Majmuul
Fatawa/22/hal. 405 dst).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rohimahulloh juga berkata : Alhamdulillahi robbil
alamin. Adapun hadits Anas tentang peniadaan jahr (baca basmalah dengan keras),
maka hadits tadi jelas sekali dan tidak bisa ditawilkan seperti itu, karena
diriwayatkan oleh Muslim dalam Shohih beliau, Anas berkata :
Aku sholat di belakang Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, Abu Bakr, Umar, dan
Utsman, mereka selalu membuka sholatnya dengan Alhamdulillahirobbil
alamin.Mereka tidak menyebutkan bismillahirrohmanirrohim di awal bacaan atau
di akhirnya. (sudah lewat di awal kitab ini, HR. Muslim (399)).
Peniadaan seperti ini tidak boleh dilakukan kecuali berdasarkan ilmu tentang hal
itu.Tidak boleh ditiadakan hanya semata mata karena beliau tidak mendengarnya,
10
bersamaan dengan kemungkinan Nabi membacanya dengan keras tapi beliau tidak
mendengarnya.
Dan lafazh lain yang ada di Shohih Muslim:
.
Aku sholat di belakang Nabi -shollallohu alaihi wasallam-, Abu Bakr, Umar, dan
Utsman, tapi aku tidak mendengar seorangpun dari mereka membaca keras atau
berkata: sholat dengan bismillahirrohmanirrohim.
Di sini beliau meniadakan pendengaran basmalah. Andaikata hadits Anas tadi tidak
diriwayatkan kecuali dengan lafazh ini, tidak boleh ditawilkan bahwasanya Nabi
shollallohu alaihi wasallam membacanya dengan keras tapi tidak didengar oleh
Anas, dari beberapa sisi:
1) Bahwasanya Anas hanyalah meriwayatkan ini untuk menjelaskan pada mereka
apa yang sering dikerjakan oleh Nabi shollallohu alaihi wasallam, karena orang-
orang tidaklah butuh untuk tahu apakah Anas mendengar ataukah tidak selain
untuk menjadikan tidak mendengarnya beliau bacaan basmalah tadi sebagai
dalil tentang tidak dikeraskannya basmalah.
2) Lafazh seperti ini di dalam adat kebiasaan menjadi penunjuk tentang tidak
adanya perkara yang tidak diketahui. Jika seseorang berkata: Kami tidak
mendengar atau kami tidak melihat terhadap sesuatu yang biasanya bisa
didengar atau dilihat, maka maksudnya dengan gaya ucapan tadi adalah:
peniadaan wujud dari sesuatu tadi. Ungkapan ketidaktahuan seperti tadi
merupakan dalil peniadaan wujud dari sesuatu tadi.
3) Anas itu selalu melayani Nabi shollallohu alaihi wasallam sejak kedatangan
beliau ke Madinah sampai beliau wafat (Kemudian beliau juga menyertai Abu
Bakr, Umar dan Utsman, mengurusi berbagai urusan untuk Abu Bakr dan Umar,
dan tidak mungkin bersamaan dengan panjangnya masa pemerintahan mereka,
maka dengan ini jelaslah bahwasanya barangsiapa mengartikan hadits tadi
bahwasanya : mereka membacanya dengan keras tapi Anaslah yang barangkali
tidak mendengar, maka yang demikian itu adalah penyelewengan makna hadits,
bukan lagi tawil, meskipun tidak diriwayatkan kecuali lafazh tadi. Maka lafazh
yang ini lebih utama daripada riwayat tadi. Dan kedua riwayat ini meniadakan
tawil orang yang menawilkan ucapannya : ( )
11
Maksud Anas adalah: Karena ucapan beliau:
Mereka selalu membuka sholat mereka dengan Alhamdulillahirobbil
alamin.Mereka tidak menyebutkan bismillahirrohmanirrohim di awal bacaan atau
di akhirnya.
Ini adalah kalimat yang terang dan jelas maksud beliau adalah bahwasanya mereka
itu selalu membuka sholat mereka dengan ayat Bismillahirrohmanirrohim, bukan
dengan surat Al fatihah yang awalnya adalah Bismillahirrohmanirrohim, karena jika
maksud Anas adalah surat Al Fatihah, pastilah kedua hadits beliau tadi akan bertolak
belakang.
Dan ini memang bukanlah perkara yang perlu ditanyakan
Bahwasanya Nabi selalu memulai sholat dengan takbir dan bacaan
Alhamdulillahirobbil alamin dan seterusnya.
Diriwayatkan juga: Beliau memulai bacaan dengan Alhamdulillahirobbil alamin,
Arrohmanirrohim, Malikiyaumiddin.(Riwayat ini terang sekali bahwasanya yang
diinginkan dari kalimat : Alhadulillahirobbil alamin adalah ayat, (bersamaan
penjelasan ini semua, tidak ada di dalam hadits Anas peniadaan bacaan Basmalah
secara pelan pelan, karena beliau juga meriwayatkan:
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendapat Madzhab Maliki
Tidak memakai Bismillah karena Bismillah bukan ayat dari Surat Al-Fatihah,
alasanya adalah sabda Nabi :
Dari Aisyah r.a : Sesungguhnya Rosulullah memulai sholat dengan takbir dan
membaca alhamdulillahi robbilalamin (Riwayat Muslim)
2. Pendapat Madzhab Hanafi
Membaca Basmalah dalam Fatihah sholat itu hukumnya wajib namun dengan
suara pelan, alasanya adalah :
Dalam riwayat lain bagi Ibnu Huzaimah : Mereka membaca Bismillahir-
rahmaanir-raahiimmembacanya dengan pelan. (Subulus Salam I/333).
3. Pendapat Madzhab Hambali\
Membaca Basmallah dengan pelan dan tidak sunat untuk dikeraskan.
4. Pendapat Madzhab Syafii
Wajib membaca Basmallah, dengan alasan :
a. Abu Hurairoh r.a, Nabi Muhammad SAW: Sesungguhnya rosulluloh telah
bersabda Jika kalian membaca alhamdulillahi robbilalamin, maka bacalah
bismillaahir rohmaanir rohiim. Sesungguhnya itu ummul Quran, ummul
kitab, dan sabul matsani (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang), dan
bismillaahir rohmaanir rohiim termasuk salah satu ayat surat Al-Fatihah.
(Riwayat Daruqutni dari Hadits Abdul Hamid bin Zafar dari Nuh bin Abi
Bilal dari Said bin Said Al-Maqburi dari Abu Hurairoh r.a)
b. Hadits Anas r.a, sesungguhnya ia ditanya tentang bacaan rosululloh SAW
dalam sholat, jawab Anas Sesungguhnya rosululloh memanjangkan
bacaannya seterusnya beliau membaca bismillaahir rohmaanir rohiim
alhamdulillahir robbilalamiin maaliki yaumid diin (riwayat Bukhori)
B. Saran
Bacaan basmallah dalam surat alfatihah itu memang banyak pendapat dari para
Imam, ada yang membolehkan tapi ada juga yang melarangnya. Dan karena kita
sudah mengetahui pendapat empat madzhab tentang bacaan basmallah dalam surat
fatihah yang mana kesemuanya Imam Madzhab berpendapat bahwa membaca
13
bismillahir rahmanir rahim dalam surat fatihah adalah wajib walaupun ada yang
dibaca keras ataupun pelan, yang jelas adalah wajib, kecuali Imam Maliki yang tidak
mewajibkan membaca basmallah. Maka kita harus tegas dalam mengambil
keputusan kita akan membaca basmallah dalam surat fatihah ketika kita
melaksanakan sholat, atau kita tidak. Ingat sholat adalah Pokok Ibadah, jadi jangan
sampai kita keliru dalam mengambil keputusan, dan akhirnya kritik dan saran yang
membangun selalu saya harapkan untuk kesempurnaan makalah selanjutnya,
akhirnya saya ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah sudi
membantu untuk penyelesaian makalah ini.
14
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran Al-Karim
Ahmad. Muhammad. M. Mudzakir, Ulumul Hadits, Bandung, CV. Pustaka Setia. 2006.
Fatawa Muashirah (edisi terjemahan oleh al-Hamid al-Husaini dengan judul Fatwa-
Fatwa Mutakhir; Pustaka Hidayah, Bandung 1996).
Thahir bin shalih al-Jazari, Jawahirul Kalamiyah fi Idhohil aqidatul Islamiyah, al-
Hidayah, Surabaya.
http//www.google.com