You are on page 1of 10

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Latar Belakang Pada saat ini masalah pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan yang terjadi pada kelompok Ibu dan Anak yang ditandai antara yang ditandai antara lain masih tingginya angka kematian Ibu dan Bayi. Kematian pada masa maternal mencerminkan kemampuan negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Masalah kesehatan Ibu dan Anak masih tetap menempatkan posisi penting karena menyangkut kualitas sumber daya manusia yang paling hulu yaitu periode kehamilan, persalinan dan tumbuh kembang anak. Paradigma merupakan suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar yang khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memiliki tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia. Dengan diterapkannya paradigma asuhan kebidanan memiliki fungsi dan kegiatan yangn menjadi tanggung jawab bidan dalam memberi pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan Ibu di masa hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta keluarga berencana.

I.2. Tujuan Pembahasan 1. Untuk mengetahui pengertian paradigma kebidanan dan filosofi bidan. 2. Untuk mengetahui komponen paradigm. 3. Untuk mengetahui tinjauan filosofi dalam ilmu kebidanan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA PARADIGMA KEBIDANAN DAN FILOSOFI BIDAN

II.1. Pengertian 1. Paradigma Kebidanan Paradigma berasal dari bahasa Latin / Yunani, paradigma yang berartimodel/pola. Paradigma juga berarti pandangan hidup,

pandangan suatu disiplinilmu / profesi paradigma. Menurut kamus besar bahasa Indonesia edisi ke-3, paradigma adalah kerangka berfikir. Paradigma kebidanan adalah suatu cara pandang bidan dalam memberi pelayanan. Keberhasilan pada bidan dalam

bekerja/memberikan berupa pandangan

pelayanan berpegang terhadap

paradigma, lingkungan,

manusia/perempuan,

perilaku, pelayanan kesehatan dan cara pandang bidan atau hubungan timbal balik antara manusia, lingkungan, perilaku, pelayanan kebidanan dan keturunan. 2. Filosofi Bidan Filosofi : filsafat, falsafah Secara harfiah filosofi adalah cinta pada kebijaksanaan (Neil Thompson,2001:64) Filosofi adalah ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai hakikat yang ada ( sebab, asal dan hukumnya ). ( kamus ilmiah populer, 2002 ). Pendapat Para Ahli Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pencarian dasar-dasar dan penjelasan yang nyata ( Chinn & Kramer, 1991:17 ) Filosofi adalah pendekatan berfikir tentang kenyataan meliputi tradisi, agama, marxime, existentialisme dan fenomena yang

berhubungan dengan kesehatan masyarakat ( Pearson dan Vaughan, 1988 ). Diinterpretasikan seperti kebijaksanaan atau pengetahuan tentang sekeliling kita dan apa penyebabnya. Filosofi merupakan kalimat eksplisit tentang kepercayaan tentang nilai apa yang

mempengaruhinya. Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut ideologi ( Moya Davis,1993 ). Filosofi adalah sesuatu yang bisa memberikan gambaran dan berperan sebagai tantangan untuk memahami dan menggunakan filosofi sebagai dasar untuk memberikan informasi dan

meningkatkan praktek profesional. II.2. Komponen Paradigma Kebidanan 1. Manusia/Wanita Wanita/manusia adalah makhluk biopsikososial kultural dan spiritual yang utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai dengan tingkat perkembangannya. Wanita/ibu adalah penerus generasi keluarga dan bangsa sehingga keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial yang sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pertama dan utama dalam keluarga. Kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan wanita yang sehat jasmani dan rohani serta sosial yang sangat diperlukan. Wanita/ibu adalah pendidik pertama dan utama dalam keluarga kualitas manusia sangat ditentukan oleh keberadaan / kondisi dari wanita/ibu dalam keluarga. Para wanita di masyarakat adalah penggerak dan pelopor dari peningakatan

kesejahteraan keluarga. 2. Lingkungan Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaks individu pada waktu melaksanakan aktivitasnya.

Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik, lingkungan psikososial, lingkungan biologis dan lingkungan budaya. Lingkungan psikososial meliputi keluarga, komuniti dan masyarakat. Ibu selalu terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, komuniti maupun masyarakat. Masyarakat merupakan kelompok yang paling penting dan kompleks yang telah dibentuk oleh manusia sebagai lingkungan sosial. Masyarakat adalah lingkungan pergaulan hidup manusia yang terdiri dari individu, keluarga, kelompok dan komuniti yang mempunyai tujuan atau sistem nilai, ibu/wanita merupakan bagian dari anggota keluarga dan unit komuniti.. 3. Perilaku Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusian dengan lingkungannya, yanag terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan. perilaku manusia bersifat holistik (menyeluruh). Adapun perilaku profesional dari bidan mencakup : a) Dalam melaksanakan tugasnya berbegang teguh pada filosofi etika profesidan aspek legal b) Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang dibuatnya. c) Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutahir secara berkala. d) Mengunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit dan strategi pengendalikan infeksi. e) Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan kebidanan. f) Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubung dengan praktek kesehatan, kehamilan, kelahiran, priode pasca persalinan, bayi baru lahir dan anak. g) Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama dengan kaum wanita /ibu agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua aspek asuhan, meminta persetujuan

secara tertulis supaya mereka bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri. h) Menggunakan keterampilan komunikasi i) Bekerja sama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan keluarga j) Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. perilaku ibu selama kehamilan akan mempengaruhi kehamilannya, perilaku ibu dalam mencari penolong persalinan akan mempengaruhui kesejahteraan ibu dan janin yang dilahirkannya, demikian pula perilaku ibu pada masanifas akan mempengaruhui kesehatan ibu dan bayinya. dengan demikian perilaku ibu dapat mempengaruhi kesejahteraan ibu dan janinya. 4. Pelayanan Kebidanan Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang berikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud

meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkwalitas, bahagia dan sejahtera. sasaran pelayanan kebidanan adalah : individu, keluarga danmasyarakat yang meliputi upaya : Promotif (peningkatan) Preventif (pencegahan) Kuratif (penyembuhan) Rehabilitatif (pemulihan) Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi : Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara

bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan kesistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horisontal maupunvertikal atau keprofesi kesehatan lainnya. layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya. 5. Keturunan Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu yang sehat. hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, sebelum kehamilan (prakonsepsi) masa kehamilan, masa kelahiran dan masa nifas. Walaupun kehamilan, kelahiran dan nifas adalah proses fisiologis namun bila ditangani secara akurat dan benar, keadaan fisiologis akan menjadi patologis. Hal ini akan berpengaruh pada bayi yang akan dilahirkannya. oleh karena itu layanan praperkawinan, prakehamilan, kehamilan, kelahiran dan nifas adalah sangat penting dan mempunyai keterkaitan satu sama lain yang tak dapat dipisahkan dan semuan ini adalah tugas utama bidan. II.3. Tinjauan Filosofi Dalam Ilmu Kebidanan 1. Tinjauan Keilmuan a. Pendekatan Ontologis Secara ontologis ilmu membatasi ilmu penelaahan keilmuannya hanya pada daerah-daerah dalam jangkauan manusia. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra pengalaman ( penciptaan manusia ) dan pasca pengalaman ( surga dan neraka ) di serahkan ilmunya kepada pengetahuan lain.

b. Pendekatan Epistemologis Landasan epistemologis ilmu tercermin secara operasional dalam metode ilmiah. Pada dasarnya metode ilmiah merupakan cara ilmu memperoleh dan menyusun tubuh pengetahuannya berdasarkan: Kerangka pemikiran yang bersifat logis, dengan argumentasi yang bersifat konsisten dengan pengetahuan sebelumnya yang telah berhasil disusun. Menjabarkan hipotesis yang merupakan deduksi dari kerangka pemikiran tersebut. Melakukan ferifikasi terhadap hipotesis termasuk untuk menguji kebenaran pendataan secara faktual c. Pendekatan Aksiologis Aksiologis keilmuan menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah baik secara internal, eksternal maupun sosial. Nilai internal berkaitan dengan wujud dan kegiatan ilmiahdalam memperoleh pengetahuan tanpa mengesampingkan fitrah manusia. Nilai eksternal menyangkut nilai-nilai yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan ilmiah. Nilai sosial menyangkut pandangan masyarakat yang menilai keberadaan suatu pengetahuan dan profesi tertentu. 2. Dimensi Kefilsafatan Ilmu Kebidanan Keberadaan disiplin keilmuan kebidanan sama seperti keilmuan lainnya ditopang oleh berbagai disiplin keilmuan yang telah jauh berkembang, sehingga dalam perjalanannya mulai di pertanyakan identitas dirinya sebagai suatu disiplin keilmuan yang mandiri. Lebih lanjut sering di pertanyakan adalah ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan pengetahuan kebidanan dengan ilmu yang lain. Dimensi kefilsafatan keilmuan secara lebih rinci dapat dibagi menjadi tingkatan karakteristik yaitu : Bersifat universal artinya berlaku untuk seluruh disiplin ilmu yang bersifat keilmuan

Bersifat generik artinya mencirikan segolongan tertentu dari pengetahuan ilmiah. Bersifat spesifik artinya memiliki ciri ciri yang khas dari sebuah disiplin ilmu yang membedakannya dari disiplin keilmuan yang lain. Secara khusus setiap disiplin keilmuan mempunyai objek formal

dan objek material mengenai wujud yang menjadi fokus penelaahannya, objek forma merupakan cara pandang terhadap sesuatu, sedangkan objek material merupakan substansi dari objek tertentu. Setiap disiplin keilmuan yang mandiri mempunyai objek forma dan objek material yang berbeda dengan disiplin ilmu lain. Dan ini menjadi kriteria untuk menilai keberadaan suatu disiplin ilmu yang mandiri. Pemikiran dasar dalam ilmu kebidanan adalah memberdayakan seluruh kemampuan wanita untuk menghimpun kekuatan dalam dirinya dalam upaya proses reproduksi yang meliputi kehamilan, kelahiran, nifas dan perawatan anak.

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan 1. Orang/individu/manusia adalah fokus paradigma. 2. Orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri. 3. Manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat. 4. Lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan. 5. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetaui bagaimana diri sendiri. 6. Dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita. 7. Sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan. 8. Interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan dengan wanita. 9. Bidan pasien saling membutuhkan. 10. Bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik, menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam interaksi bidan pasien dan dalam bekerja dengan teman-teman dan tim kesehatan lain. III.2. Saran Demikianlah makalah ini kami buat sebaik baiknya namun sebagai manusia penulis selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Purwandari, Atik. 2008. Konsep Kebidanan Sejarah & Profesionalisme. Jakarta: Anggota IKAPI.

Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta: Anggota IKAPI.

Susanti, dkk. 2009. Buku Ajar Konsep Kebidanan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Syofyan, Mustika,dkk. 2004. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan. Cetakan ke-XI. Jakarta: PP IBI.

10

You might also like