You are on page 1of 8

BAB VI

ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS

6.1 BADAN HUKUM ORGANISASI Status Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) merupakan bentuk badan hukum yang sesuai dengan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Pirngadi Kota Medan. Lebih dipilihnya BLUD sebagai bentuk badan hukum organisasi bagi RSUD dibandingkan dengan bentuk yang lain ini dikarenakan karakter RSUD memang sangat cocok dengan status BLUD, misalnya (1) memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat; (2) menarik bayaran atas jasa yang diberikannya; (3) memiliki lingkungan persaingan yang berbeda dengan SKPD biasa; (4) pendapatan yang diperoleh dari jasa yang diberikannya cukup signifikan; dan (5)adanya spesialisasi dalam hal keahlian karyawannya. Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD menggunakan standar pelayanan minimum yang ditetapkan sesuai dengan oleh menteri/pimpinan harus

lembaga/gubernur/bupati/walikota

kewenangannya,

mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan, biaya serta kemudahan untuk mendapatkan layanan. Dalam hal rumah sakit pemerintah di daerah

VI-1

(RSUD) maka standar pelayanan minimal ditetapkan oleh kepala daerah dengan peraturan kepala daerah. Standar pelayanan minimal tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
1. Fokus pada jenis pelayanan, dalam arti mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi BLU/BLUD; 2. Terukur, merupakan kegiatan yang pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan; 3. Dapat dicapai, merupakan kegiatan nyata yang dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional sesuai kemampuan dan tingkat pemanfaatannya; 4. Relevan dan dapat diandalkan, merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan fungsi BLU/BLUD; 5. Tepat waktu, merupakan kesesuaian jadwal dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan. Rumah Sakit Pemerintah Daerah yang telah menjadi BLU/BLUD dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan. Imbalan atas barang/jasa layanan yang diberikan tersebut ditetapkan dalam bentuk tarif yang disusun atas dasar perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi dana. Tarif layanan diusulkan oleh rumah sakit kepada menteri keuangan/menteri kesehatan/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya, dan kemudian ditetapkan oleh menteri keuangan/kepala daerah dengan peraturan menteri keuangan/peraturan kepala daerah. Tarif layanan yang diusulkan dan ditetapkan tersebut harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: 1. kontinuitas dan pengembangan layanan; 2. daya beli masyarakat; 3. asas keadilan dan kepatutan; dan 4. kompetisi yang sehat. Badan Layanan Umum adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Pasal 1 angka 23 UU No. 1 Tahun 2004 tentang

VI-2

Perbendaharaan Negara, dan Pasal 1 angka 1 PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum).

Peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur BLU/BLUD, antara lain yaitu: a. Pasal 1 angka 23, Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; b. PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum; c. PP No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; d. Peraturan Menteri Keuangan No. 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan Umum;dan e. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

6.2 TATA KELOLA BLUD RSUD Dr PIRNGADI Untuk mengatur kehidupan organisasi pada masa yang akan datang maka perlu disusun suatu acuan pengelolan, Acuan Pengelolaan RSUD yang dimaksud antara lain: Nama lembaga Tempat & Kedudukan : Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan : Jl. Prof HM Yamin no. 47, Kecamatan Medan Timur Medan Landasan Hukum Kedudukan : Pancasila / UUD 45 : Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Daerah yang merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah Daerah di bidang pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Tujuan : Memberikan jasa pelayanan dalam jasa pelayanan kesehatan Fungsi : a. penyelenggaraan pelayanan medis

VI-3

b. penyelenggaraan pelayanan penunjang c. penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan pelatihan


d. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan

e. penyelenggaraan pelayanan dan asuhan keperawatan f. penyelenggaraan pelayanan rujukan g. penyelenggaraan manajemen Sumber Daya Manusia h. penyelenggaraan ketatausahaan dan

kerumahtanggaan RSUD Dr. Pirngadi Medan; dan i. Pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Usaha : Pelayanan Kesehatan

Perlengkapan Organisasi : Kepala Daerah dan Dewan Pengawas Kepengurusan Tahun Buku Modal Usaha : Jajaran Direksi dan Manajemen : Berlangsung dari 1 Jan 31 Des : a. Jasa layanan b. hibah c. hasil kerjasama dengan pihak lain d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) f. lain-lain pendapatan BLUD RSUD Dr. Pirngadi Medan yang sah. Jangka Waktu Berdiri : Tidak Terbatas

6.3 JENIS JENIS PERIJINAN YANG DIPERLUKAN Untuk mendapatkan legalitas usaha, maka organisasi harus mendapatkan perijinan dalam melakukan operasinya. Prosedur pendirian BLUD adalah sbb: 1. Peraturan Walikota Medan tentang Pembentukan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan.

VI-4

2. Peraturan Walikota Medan tentang Tata Kelola Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. 3. Peraturan Walikota Medan tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan. 4. Melakukan pendaftaran ke Dinas Perdagangan/Perindustrian dengan membawa Akta Notaris yang dilegalisasi oleh pengadilan. 5. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera utara tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum dengan nama Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi.

Sedangkan bentuk perijinan yang dibutuhkan antara lain: 1. Akta Notaris 2. Surat Keterangan Domisili dari Kantor Kelurahan/Kecamatan setempat 3. Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) 4. Ijin lokasi berupa Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) oleh kepala daerah setempat 5. Ijin Gangguan (HO) dari kepala daerah 6. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin penggunaan Gedung

6.4 PERATURAN-PERATURAN TERKAIT DENGAN PENDIRIAN RUMAH SAKIT 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Departemen Kesehatan 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.159b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.920/Menkes/Per/XII/1986 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik.

VI-5

4. Keputusan Direktur jenderal Pelayanan Medik Depkes RI No. 00.06.1.5.787 Tahun 1999 tentang Perubahan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Depkes RI No.HK.00.06.3.5.5797. 5. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI), yang memuat rangkuman nilai nilai dan norma-norma perumahsakitan guna dijadikan pedoman bagi semua pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam penyelenggaraan dan pengelolaan perumahsakitan di Indonesia. 6. Surat Keputusan BKPM No. 2/1979 7. Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 8. Keputusan Ditjen Pelayanan Medik No. 0219/Y.M/SET/PPIR/ III/1992 9. PP RI No. 72/1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan 10. Keputusan Dirjen Pelayanan Medik Depkes RI 11. Perlindungan Konsumen No. 8/1998 12. Fatwa Makersi Pusat No. 01/MAKERSI-PST/2001 tentang Industri Rumah Sakit

Pemerintah telah menerbitkan banyak regulasi terkait dengan pengelolaan keuangan BLU dan BLUD. Berikut disajikan beberapa Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Menteri Keuangan (PMK), dan Keputusan Menteri Kesehatan terkait dengan BLU dan BLUD. 1. Peraturan Pemerintah No.23/2005 tentang Pengelolan Keuangan Badan Layanan Umum. 2. Permendagri No.61/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. 3. Peraturan Menteri Keuangan No. 07/PMK.02/2006 tentang Persyaratan Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

VI-6

4. Peraturan Menteri Keuangan No.08/PMK.02/2006 tentang Kewenangan Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum. 5. Peraturan Menteri Keuangan No. 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum. 6. Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.02/2006 tentang Pedoman Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum. 7. Peraturan Menteri Keuangan No. 73/PMK.05/2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman Penetapan Remunerasi Bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum. 8. Peraturan Menteri Keuangan No.109/PMK.05/2007 tentang Dewan Pengawas Badan Layanan Umum. 9. Peraturan Menteri Keuangan No. 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi Pemerintah Untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 10. Peraturan Menteri Keuangan No.44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum. 11. Peraturan Menteri Keuangan No.119/PMK.02/2009 tentang Petunjuk

Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Penyusunan, Penelaahan, Pengesahan dan Pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2010. 12. Peraturan Menteri Keuangan No.217/PMK.05/2009 tentang Pedoman

Pemberian Bonus atas Prestasi Bagi Rumah Sakit Eks-Perjan yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum 13. Keputusan Menteri Kesehatan No. 703/MENKES/SK/IX/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa pada Instansi Pemerintah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di Lingkungan Departemen Kesehatan.

VI-7

14. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No. PER-08/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Dewan Pengawas Badan Layanan Umum di Lingkungan Pemerintah Pusat.

6.5 PERIJINAN YANG DIPERLUKAN DALAM PENDIRIAN RUMAH SAKIT Perijinan yang diperlukan dalam pendirian Rumah Sakit berbeda-beda tergantung keputusan Pemerintah daerah setempat. Pada dasarnya ada 2 ijin yang harus dimiliki oleh Rumah Sakit yang beroperasi, yaitu : Ijin Mendirikan Rumah Sakit Ijin Menyelenggarakan Rumah Sakit atau Ijin Sementara (Ijin Operasional Rumah Sakit) Secara umum, persyaratan yang diperlukan dalam pembuatan perijinan tersebut adalah : 1. Surat Permohonan 2. Studi Kelayakan dan Master Plan 3. FC Akte Pendirian Badan Hukum Pemohon 4. FC sertifikat tanah/ surat penunjukan penggunaan 5. Ijin Lokasi dari Pemda setempat 6. FC Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) 7. Daftar Isian Pendirian Rumah Sakit 8. Dokumen UKL-UPL 9. Surat Pernyataan tunduk pada peraturan yang berlaku 10. Rekomendasi PERSI

VI-8

You might also like