You are on page 1of 40

TUGAS KIMIA AMAMI CLORIDA

Di Susun Oleh : KELOMPOK 4 A-11 PROGRAM D-3 ANALIS KESEHATAN

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR 2012/2013
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai mana yang telah direncanakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah yaitu mata kuliah Kimia Amami. Makalah ini disusun dari beberapa sumber yang menjelaskan tentang Klorida, dan disetiap lembaran jilid dari makalah ini terdapat beberapa penjelasan mengenai Klorida. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca makalah ini. Dengan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pihak yang telah rela waktunya tersita dalam membantu penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari pada sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan makalah ini. Atas kritik dan saran dari pembaca kami ucapkan terima kasih.

Makassar, 01 September 2012

Tim Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang .......................................................................... 2. Rumusan Masalah .................................................................... 3. Dasar Teori ............................................................................... 4. Tujuan ...................................................................................... BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Clorida .................................................................... 2. Klasifikasi Clorida ...................................................................... 3. Jenis-Jenis Clorida .................................................................... 4. Reaksi-Reaksi Clorida............................................................... 5. Alat dan Bahan ......................................................................... 6. Cara Kerja ................................................................................. 7. Interprestasi hasil ...................................................................... BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan .............................................................................. 2. Saran ....................................................................................... DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG


Asam klorida pertama kali ditemukan sekitar tahun 800 sesudah masehi oleh ahli kimia Jabir bin Hayyan (Geber) dengan mencampurkan natrium klorida dengan asam sulfat ("vitriol"). Jabir menemukan banyak senyawa-senyawa kimia penting lainnya, dan mencatat penemuannya ke dalam lebih dari dua puluh buku. Penemuan Jabir atas air raja yang dapat melarutkan emas mengandung asam klorida dan asam nitrat Pada Abad Pertengahan, asam klorida dikenal oleh ahli kimia Eropa sebagai spirits of salt atau acidum salis (asam garam). Istilah asam garam ini pun masih digunakan di beberapa bahasa dunia, misalnya dalam bahasa Jerman Salzsure, bahasa Belanda Zoutzuur, bahasa Mandarin (yansuan), dan bahasa Jepang (ensan). Gas HCl disebut sebagai udara asam laut. Produksi asam klorida secara signifikan dicatat oleh Basilius Valentinus pada abad ke-15. Pada abad ke-17, Johann Rudolf Glauber dari Karlstadt am Main, Jerman menggunakan natrium klorida dan asam sulfat untuk membuat natrium sulfat melalui proses Mannheim. Proses ini akan melepaskan gas hidrogen klorida sebagai produk sampingannya. Joseph Priestley dari Leeds berhasil menghasilkan hidrogen klorida murni pada tahun 1772, dan pada tahun 1818, Humphry Davy dari Penzance, Inggris, membuktikan bahwa komposisi kimia zat tersebut terdiri dari hidrogen dan klorin]Jabir bin Hayyan dalam gambar abad pertengahan Semasa Revolusi Industri di Eropa, permintaan atas senyawa-senyawa alkalin meningkat. Proses industri baru yang mengijinkan produksi natrium

karbonat (soda abu) dalam skala besar berhasil dikembangkan oleh Nicolas Leblanc. Dalam proses Leblanc, natrium klorida diubah menjadi natrium karbonat menggunakan asam sulfat, batu kapur, dan batubara. Proses ini melepaskan hidrogen klorida sebagai produk samping. Sebelum

diberlakukannya Undang-Undang Alkali tahun 1863 oleh Britania, HCl yang berlebih dilepaskan ke udara bebas. Setelah berlakunya undang-undang ini, produsen soda abu diwajibkan untuk melarutkan gas ini ke dalam air dan menghasilkan asam klorida dalam skala industri. Pada abad ke-20, proses Leblanc digantikan oleh proses Solvay yang tidak menghasilkan asam klorida sebagai produk sampingan. Setelah tahun 2000, asam klorida kebanyakan dihasilkan dari pelarutan produk samping hidrogen klorida dari produksi industri senyawa organik. Sejak tahun 1988, asam klorida telah dimasukkan ke dalam Tabel II Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika karena ia dapat digunakan dalam produksi heroin, kokaina, dan metamfetamina. Konvensi ini disahkan di Indonesia oleh Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1997. Asam monoprotik memiliki satu tetapan disosiasi asam, Ka, yang mengindikasikan tingkat disosiasi zat tersebut dalam air. Untuk asam kuat seperti HCl, nilai Ka cukup besar. Beberapa usaha perhitungan teoritis telah dilakukan untuk menghitung nilai Ka HCl. Ketika garam klorida seperti NaCl ditambahkan ke larutan HCl, ia tidak akan mengubah pH larutan secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Cl adalah konjugat basa yang sangat lemah dan HCl secara penuh berdisosiasi dalam larutan tersebut. Untuk larutan asam klorida yang kuat,

asumsi bahwa molaritas H+ sama dengan molaritas HCl cukuplah baik, dengan ketepatan mencapai empat digit angka bermakna. Dari tujuh asam mineral kuat dalam kimia, asam klorida merupakan asam monoprotik yang paling sulit menjalani reaksi redoks. Ia juga merupakan asam kuat yang paling tidak berbahaya untuk ditangani dibandingkan dengan asam kuat lainnya. Walaupun asam, ia mengandung ion klorida yang tidak reaktif dan tidak beracun. Asam klorida dalam konsentrasi menengah cukup stabil untuk disimpan dan terus

mempertahankan konsentrasinya. Oleh karena alasan inilah, asam klorida merupakan reagen pengasam yang sangat baik. Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan jumlah basa. Asam yang lebih kuat akan memberikan hasil yang lebih baik oleh karena titik akhir yang jelas. Asam klorida azeotropik (kira-kira 20,2%) dapat digunakan sebagai standar primer dalam analisis kuantitatif, walaupun konsentrasinya bergantung pada tekanan atmosfernya ketika dibuat. Asam klorida sering digunakan dalam analisis kimia untuk "mencerna" sampel-sampel analisis. Asam klorida pekat melarutkan banyak jenis logam dan menghasilkan logam klorida dan gas hidrogen. Ia juga bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat dianalisa. Asam klorida adalah zat atau larutan yang sangat korosif, yang merupakan sejenis asam kuat dari gas hidrogen klorida (HCI). Cairan zat asam klorida hampir mirip dengan zat asam yang terdapat dalam lambung, karena asam klorida sangat mudah merusak zat lain, maka dalam penyimpanannya memerlukan penanganan yang teliti.

Kalau didalam tubuh kita, asam klorida terdapat dalam organ lambung, disini fungsi asam klorida adalah melarutkan atau mencerna makanan sehingga dapat diserap oleh tubuh kita. Tapi mengapa dinding lambung sendiri tidak mengalami kerusakan akibat asam klorida? Hal ini karena dalam dinding lambung terdapat lapisan yang bernama mukosa, yang melindungi dinding lambung dari korosi asam. Apabila lapisan mukosa gagal bekerja, maka akan dapat menyebabkan sakit nyeri lambung yang sering kita sebut dengan sakit maag. Asam lambung merupakan salah satu sekresi utama lambung. Ia utamanya terdiri dari asam klorida dan mengasamkan kandungan perut hingga mencapai pH sekitar 1 sampai dengan 2. Ion klorida (Cl ) dan hidrogen (H+) disekresikan secara terpisah di bagian fundus perut yang berada di bagian teratas lambung oleh sel parietal mukosa lambung ke dalam jaringan sekretori kanalikulus sebelum memasuki lumen perut. Asam lambung berfungsi untuk membantu pencernaan makanan dan mencegah mikroorganisme masuk lebih jauh ke dalam usus. pH asam lambung yang rendah akan mendenaturasi protein, sehingga akan lebih mudah dicerna oleh enzim pepsin. pH yang rendah ini juga akan mengaktivasi prekursor enzim pepsinogen. Setelah meninggalkan lambung, asam klorida dalam kim akan dinetralisasi oleh natrium bikarbonat dalam usus dua belas jari. Lambung itu sendiri terlindung dari asam kuat oleh sekresi lapisan mukosa yang tebal dan penyanggaan oleh natrium bikarbonat yang diinduksi oleh sekretin.

Nyeri ulu hati dan sakit maag dapat berkembang apabila mekanisme perlindungan ini gagal bekerja. Obat-obat antihistamin dan inhibitor pompa proton dapat menghambat produksi asam dalam perut, dan antasid digunakan untuk menetralisasi asam yang ada. Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya

2. DASAR TEORI
. Hidrogen klorida (HCl) adalah asam monoprotik, yang berarti bahwa ia dapat berdisosiasi melepaskan satu H+ hanya sekali. Dalam larutan asam klorida, H+ ini bergabung dengan molekul air membentuk ion hidronium, H3O+

HCl + H2O H3O+ + Cl Ion lain yang terbentuk adalah ion klorida, Cl. Asam klorida oleh karenanya dapat digunakan untuk membuat garam klorida, seperti natrium klorida. Asam klorida adalah asam kuat karena ia berdisosiasi penuh dalam air.

3. TUJUAN
Bagi Penulis: 1. Memenuhi tugas Kimia Amami 2. Memberikan pelatihan dalam menyusun makalah. 3. Meningkatkan kerja sama dan kekompakan antar mahasiswa. 4. Menambah wawasan penulis tentang Clorida 5. Menumbuhkan sikap gemar membaca bagi mahasiswa. Bagi Pembaca: 1. Menambah wawasan pembaca tentang Clorida

4. RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas tentang DEFENISI CLORIDA JENIS CLORIDA KLASIFIKASI CLORIDA REAKSI CLORIDA ALAT DAN BAHAN PEMERIKSAAN INTERPRETASI HASIL

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian klorida


Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl. (Sumber : Wikipedia : http://www.anakunhas.com/2011/10/pengertian-klorida.html ) Kata klorida dapat pula merujuk pada senyawa kimia yang satu atau lebih atom klornya memiliki ikatan kovalen dalam molekul. Ini berarti klorida dapat berupa senyawa anorganik maupun organik. Contoh paling sederhana dari suatu klorida anorganik adalah hidrogen klorida (HCl), sedangkan contoh sederhana senyawa organik (suatu organoklorida) adalah klorometana (CH3Cl), atau sering disebut metil klorida. ( Sumber : Wikipedia : http://www.anakunhas.com/2011/10/pengertian-klorida.html ) Asam klorida adalah zat atau larutan yang sangat korosif, yang merupakan sejenis asam kuat dari gas hidrogen klorida (HCI). Cairan zat asam klorida hampir mirip dengan zat asam yang terdapat dalam lambung, karena asam klorida sangat mudah merusak zat lain, maka dalam penyimpanannya memerlukan penanganan yang teliti. ( Sumber : Wikipedia http://www.anakunhas.com/2011/10/pengertian-klorida.html ) Kalau didalam tubuh kita, asam klorida terdapat dalam organ lambung, disini fungsi asam klorida adalah melarutkan atau mencerna makanan sehingga dapat diserap oleh tubuh kita. Tapi mengapa dinding lambung sendiri tidak mengalami kerusakan akibat asam klorida? Hal ini karena dalam

dinding lambung terdapat lapisan yang bernama mukosa, yang melindungi dinding lambung dari korosi asam. Apabila lapisan mukosa gagal bekerja, maka akan dapat menyebabkan sakit nyeri lambung yang sering kita sebut dengan sakit maag. Sumber (http://www.sisilain.net/2011/12/pengertian-asam-klorida.html) Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung. Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus ditangani dengan wewanti keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang sangat korosif. Asam klorida pernah menjadi zat yang sangat penting dan sering digunakan dalam awal sejarahnya. Ia ditemukan oleh alkimiawan Persia Abu Musa Jabir bin Hayyan sekitar tahun 800. Senyawa ini digunakan sepanjang abad pertengahan oleh alkimiawan dalam pencariannya mencari batu filsuf, dan kemudian digunakan juga oleh ilmuwan Eropa termasuk Glauber, Priestley, and Davy dalam rangka membangun pengetahuan kimia modern. Sejak Revolusi Industri, senyawa ini menjadi sangat penting dan digunakan untuk berbagai tujuan, meliputi produksi massal senyawa kimia organik seperti vinil klorida untuk plastik PVC dan MDI/TDI untuk poliuretana. Kegunaan kecil lainnya meliputi penggunaan dalam pembersih rumah, produksi gelatin, dan aditif makanan. Sekitar 20 juta ton gas HCl diproduksi setiap tahunnya.

2. Jenis-jenis klorida
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral

(tanpa bermuatan). Garam terbentuk dari hasil reaksi asam dan basa. Komponen kation dan anion ini dapat berupa senyawa anorganik seperti klorida (Cl), dan bisa juga berupa senyawa organik seperti asetat (CH3COO) dan ion monoatomik seperti fluorida (F), serta ion poliatomik seperti sulfat (SO42). Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah suatu garam. Kalsium Klorida Dihydrate CaCl 2 2H 2 O

Kalsium Klorida Flake Dihydrate: Kemurnian: min 70% - 72% min - min 74% - min 77%

Kalsium Klorida Granule / Pellet Dihydrate: Kemurnian: min 74% - min 77%

Kalsium Klorida Powder Dihydrate: Kemurnian: min 74% - min 77%

Kalsium Klorida anhidrat CaCl 2

Kalsium Klorida Flake anhidrat: Kemurnian: min 90% - 92% min - min 94%

Kalsium Klorida Granule / Pellet anhidrat: Kemurnian: min 90% - 92% min - min 94%

Kalsium Klorida anhidrat Powder: Kemurnian: min 90% - 92% min - min 94%

Tersedia Kelas

Kalsium Klorida Industri Kelas Kalsium Klorida Food Grade

Kalsium Klorida berbasis Ice-leleh Agen

Produk di atas terdiri dari kalsium klorida dan natrium klorida sebagai bahan utama bersama-sama dengan agen erosi-penghambat tertentu. Hal ini juga dapat dicampur sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Produk ini banyak digunakan untuk melelehkan salju dan es dan mencegah kerusakan es di jalan, trotoar, dan permukaan yang sama.

3. Klasifikasi klorida
untuk tujuan analisis kualitatif sistematik, kation-kation didefinisikan ke dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifatnya terhadap pereaksi. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi tertentu secara sistematik, dapat ditetapkan ada atau tidaknya kation-kation berdasarkan golongannya. Selain dari pada itu, metode ini dapat juga digunakan untuk memisahkan berdasarkan golongan untuk kemudian dilakukan analisis lebih lanjut. Pereaksi-pereaksi yang sering digunakan untuk klasifikasi kation berdasarkan golongan adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, serta amonium karbonat. Klasifikasi diatas didasarkan pada kelarutan kation-kation masing-masing golongan pada pereaksi-pereaksi yang digunakan. klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan pada kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut : Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, raksa(I), dan perak.

Golongan II. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer. Ion-ion golongan ini adalah raksa(II), tembaga, bismut, kadmium, arsen(III), arsen(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III). Keempat ion pertama adalah sub-golongan IIa dan sisanya adalah sub-golongan IIb. Sulfida dari kation dalam golongan IIa tidak dapat larut dalam amonium polisulfida, sedangkan pada sub-golongan dapat larut. Golongan III. Kation dari golongan ini tidak dapat bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam encer. Kation ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau disebut amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, seng, dan mangan(II). Golongan IV. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan pereaksi golongan I, II, dan III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, stronsium, dan barium. Golongan V. Kation-kation yang lebih umum, tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen. Amonium klorida NH4Cl (uga Sal ammoniac, salmiac, nushadir salt, sal armagnac, sal armoniac, salt armoniack) iku, jroning wangun sing murni, sawijining kristal uyah amonia awerna putih sing bisa larut. Larutan amonium

klorida klebu larutan asam. Sal ammoniac iku jeneng amonium klorida jroning wangun mineral alamiah.

A. Klasifikasi Analisis Kation

Untuk analisis kualitatif sistematik kation-kation dikalsifikasi dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida dan amonium karbonat. Klalisfikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagen-reagen ini dengan membentuk endapan atau tidak.

Menurut G. Svehla (1985), Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:

1. Golongan I, kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium(I) (raksa), dan perak. 2. Golongan II, kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III), arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II), dan timah(III) (IV). Keempat ion yang pertama merupakan sub-golongan IIa dan keenam yang terakhir sub-golongan IIb. Sementara sulfida dari kation dalam golongan IIa tak dapat larut dalam ammonium polisulfida, sulfida dari kation dalam golongan IIb justru dapat larut.

3. Golongan III, kation golongan ini tak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrongen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dengan suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink, dan mangan(II). 4. Golongan IV, kation golongan ini tak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III. Kation-kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium, dan barium. 5. Golongan V, kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagen-reagen golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi ion-ion magnesium, natrium, kalium, amonium, litium, dan hidrogen. B. Klasifikasi Analisis Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron. Misalnya : atom klorin (Cl) dapat memperoleh tambahan satu elektron untuk mendapat ion klorida (Cl-). Natrium klorida (NaCl), yang dikenal sebagai garam dapur, disebut senyawa ionik (ionik compound) karena dibentuk dari kation dan anion. Atom dapat kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron. Contoh ion-ion yang terbentuk dengan kehilangan atau memperoleh lebih dari satu elektron adalah Mg 2+, Fe3+, S2-, dan N3-, Na+ dan Cl- Ion-ion ini disebut ion monoatomik karena ionion ini mengandung hanya satu atom.

Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Pada umumnya anion-anion dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Golongan sulfat: SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO33- -, Cr2O42-, AsO43,AsO33-. Anion-anion ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa. 2. Golongan halida : Cl-, Br-, I, S2Anion golongan ini mengendap dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3). 3. Golongan nitrat : NO3-, NO2-,C2H3O2-. Semua garam dari golongan ini larut. NO3-, NO2-, CH3OO- . Menurut G. Svehla (1985), Proses reaksi anion dapat dibagi kedalan dua bagian yaitu:

1. Kelas A a. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer: Karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfide, nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat. b. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. 2. Kelas B a. Reaksi pengendapan: sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat, benzoate, dan suksinat. b. Oksidasi dan reduksi dalam larutan

C. Golongan Kation Pertama: Timbal(II), Merkurium(I), Dan Perak(I)

Kation golongan pertama, membentuk klorida-klorida yang tak larut. Namun, timbal klorida sedikit larut dalam air dank arena itu timbel tak pernah mengendap dengan sempurna bila ditambhkan asam klorida encer kepada suatu cuplikan, ion timbal yang tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama kation golngan kedua.

Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Diantara sulfat-sulfat, timbal sulfat praktis tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak. Kelarutan merkurium(I) sulfat terletak diantara kedua zat di atas. Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangka pengendapan timbal halida tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali melarut dalam air panas. Asetat-asetat labih mudah larut, meskipun perak asetat bias mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan diendapksan dengan reagen yang jumlahnya ekuivalen, tetapi kalau reagen berlebihan, ia tidak bertindak dengan bermacam-macam cara. Juga ada perbedaan dalam sifat zat-zat ini terhadap amonia. (http://jv.wikipedia.org/wiki/Amonium_klorida)

4. Reaksi klorida
Reaksi untuk membentuk klorida perak Klorida perak merupakan padatan ionik. Hal ini dapat dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dan larutan natrium klorida. Diagram mewakili jenis partikel hadir dalam beberapa zat yang terlibat dalam reaksi.

Perak nitrat (padat) Diagram di atas menunjukkan partikel dalam perak nitrat padat. Partikel dalam perak nitrat adalah perak ion (Ag + ) Dan nitrat ion (NO3- ). Natrium klorida (padat) Diagram di atas menunjukkan partikel dalam natrium klorida padat. Partikel dalam natrium klorida adalah ion natrium (Na + ) Dan ion klorida (Cl - ). Air (cairan) Diagram di atas menunjukkan partikel dalam air. Air adalah cairan. Partikel molekul air. Perak klorida (padat) Diagram di atas menunjukkan partikel dalam klorida perak solid. Partikel dalam klorida perak adalah perak ion (Ag + ) dan ion klorida (Cl - ). Reaksi antara klorida etanoil dengan etilamin Fakta Etanoil klorida bereaksi hebat dengan larutan pekat dingin etilamin. Sebuah produk yang solid putih terbentuk yang merupakan campuran Nethylethanamide (amida tersubstitusi-N) dan klorida etilamonium.

http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/addelim/amines.html Perhatikan bahwa, tidak seperti reaksi antara klorida etanoil dengan air atau etanol, hidrogen klorida tidak diproduksi - setidaknya, tidak dalam jumlah

apapun. Setiap hidrogen klorida terbentuk akan segera bereaksi dengan etilamin kelebihan untuk memberikan klorida etilamonium.

http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/addelim/amines.html Mekanisme Tahap pertama (tahap penambahan reaksi) melibatkan serangan nukleofilik pada atom karbon yang cukup positif oleh pasangan elektron bebas pada atom nitrogen dalam etilamin.

http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/addelim/amines.html Tahap kedua (tahap eliminasi) terjadi dalam dua langkah. Pada yang pertama, karbon-oksigen reformasi ikatan ganda dan ion klorida didorong off.

http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/addelim/amines.html Yang diikuti dengan penghapusan ion hidrogen dari nitrogen. Hal ini mungkin terjadi di salah satu dari dua cara: Mungkin dihapus oleh ion klorida, menghasilkan HCl (yang segera akan bereaksi dengan etilamin kelebihan untuk memberikan klorida etilamonium seperti di atas)

dan

atau mungkin dihapus langsung oleh molekul etilamin.

Ion etilamonium, bersama-sama dengan ion klorida sudah ada, membentuk klorida etilamonium terbentuk dalam reaksi.

http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/addelim/amines.html

5. Alat dan bahan


LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN KLORIDA Alat: Gelas ukur Labu erlenmeyer. Pipet tetes Buret dan statip Corong kaca. Bahan: Sampel air Larutan AgNO3 Larutan HNO3 pekat Larutan K2 CrO4 Bubuk MgOC.

(http://www.scribd.com/doc/58228130/50/Interretasi-Hasil)

PENETAPAN KADAR KLORIDA Cl

Peralatan

Pereaksi

http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/17062141-penetapan-kadarklorida-cl-

PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ASAM KLORIDA 0.1 N Alat :


Botol bersih berpenyumbat kaca Gelas ukur atau pipet tetes

Bahan :

Air suling 1 liter Larutan HCl pekat 8,5 mL

6. Cara pemeriksaan
Sebuah tes klorida mengukur tingkat klorida dalam darah atau urin. Klorida adalah salah satu yang paling penting elektrolit dalam darah . Ini membantu menjaga jumlah cairan di dalam dan di luar sel-sel Anda dalam keseimbangan. Hal ini juga membantu mempertahankan volume darah yang tepat, tekanan darah , dan pH cairan tubuh Anda. Pengujian natrium, kalium, dan bikarbonat biasanya dilakukan pada waktu yang sama sebagai tes darah untuk klorida .

Sebagian besar klorida dalam tubuh Anda berasal dari garam (natrium klorida) Anda makan. Klorida diserap oleh Anda usus ketika Anda

mencerna makanan. Klorida ekstra meninggalkan tubuh Anda dalam urin Anda.

Kadang-kadang tes untuk klorida dapat dilakukan pada sampel dari semua urin yang dikumpulkan selama periode 24-jam (disebut sampel urin 24 jam) untuk mengetahui berapa banyak klorida yang meninggalkan tubuh Anda dalam urin Anda.

Klorida juga dapat diukur dalam kulit keringat untuk menguji cystic fibrosis .

Sebuah tes untuk klorida dapat dilakukan untuk:

Periksa tingkat klorida Anda jika Anda mengalami gejala-gejala seperti otot berkedut atau kejang, masalah pernapasan, kelemahan, atau kebingungan.

Cari tahu apakah Anda memiliki ginjal atau kelenjar adrenal masalah. Membantu menemukan penyebab pH darah tinggi. Sebuah kondisi yang disebut alkalosis metabolik dapat disebabkan oleh hilangnya asam dari tubuh Anda (misalnya, dari hilangnya elektrolit melalui berkepanjangan muntah atau diare ). Anda juga mungkin memiliki alkalosis metabolik jika tubuh Anda kehilangan natrium terlalu banyak atau Anda makan baking soda terlalu banyak (natrium bikarbonat).

Cara Mempersiapkan

Anda tidak perlu melakukan apapun sebelum Anda melakukan tes ini.

Katakan kepada dokter Anda jika Anda:


Apakah mengkonsumsi obat. Apakah alergi terhadap obat-obatan. Memiliki telah pendarahan masalah atau mengambil pengencer darah, seperti aspirin atau warfarin ( Coumadin ).

Apakah atau mungkin hamil .

Bicaralah dengan dokter Anda tentang segala keprihatinan Anda miliki tentang perlunya tes, risikonya, bagaimana hal itu akan dilakukan, atau apa hasilnya akan berarti. Untuk membantu Anda memahami pentingnya tes ini, mengisi bentuk tes informasi medis.

Tes darah

Para profesional kesehatan mengambil sampel darah Anda akan:

Bungkus karet gelang lengan atas Anda untuk menghentikan aliran darah. Hal ini membuat pembuluh darah di bawah band yang lebih besar sehingga lebih mudah untuk menempatkan jarum ke pembuluh darah.

Bersihkan situs jarum dengan alkohol. Masukan jarum ke pembuluh darah. Lebih dari satu jarum suntik mungkin diperlukan.

Pasang tabung untuk jarum untuk mengisi dengan darah. Hapus band dari lengan Anda ketika cukup darah yang dikumpulkan. Letakkan bola kasa atau kapas pad atas situs jarum sebagai jarum dicabut.

Menekan situs dan kemudian mengenakan perban.

Tes urine

Anda mulai mengumpulkan urin Anda di pagi hari. Ketika Anda pertama kali bangun, mengosongkan kandung kemih Anda, tetapi tidak

menyimpan urin ini. Tuliskan waktu yang Anda buang air kecil untuk menandai awal 24-jam koleksi Anda.

Selama 24 jam berikutnya, mengumpulkan semua urin Anda. Dokter atau lab biasanya akan menyediakan Anda dengan wadah besar yang menampung sekitar 1 gal (4 L). Wadah memiliki sejumlah kecil bahan pengawet di dalamnya. Buang air kecil ke dalam wadah kecil, bersih dan

kemudian tuangkan urin ke dalam wadah besar. Jangan menyentuh bagian dalam wadah dengan jari-jari Anda.

Jauhkan wadah besar di lemari es selama 24 jam. Kosongkan kandung kemih Anda untuk terakhir kalinya pada atau sebelum akhir periode 24-jam. Tambahkan urin ini ke wadah besar dan mencatat waktu.

Jangan mendapatkan kertas toilet, rambut kemaluan, kotoran (tinja), darah menstruasi, atau benda asing lainnya dalam sampel urin.

Keringat uji kulit untuk klorida terutama digunakan untuk menguji cystic fibrosis. Untuk informasi lebih lanjut, lihat tes medis Uji Sweat .

LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN KLORIDA Cara Kerja: 1. Ambil sampel air sebanyak 100 ml 2. Tirasikan dengan Larutan AgNO3sampai berubah warna menjadi

warnamerah bata (misal a ml). 3. Tambahkan Larutan HNO3 pekat sebanyak 3 tetes. 4. Tambahkan Larutan K2CrO4 sebanyak 2 tetes. 5. Tambahkan Bubuk MgO sebanyak 1 pucuk sendok. 6. Kemudian homogenkan. Lalu hitung dengan rumus:

Klorida=1000 x (a ml-0,3ml) x f x N AgNO3 x ME CL 100


(http://www.scribd.com/doc/58228130/50/Interretasi-Hasil)

REAGENSIA UNTUK PENETAPAN KADAR CLORIDA

1. PEMBUATAN REAGEN AgNO3 0 , 01 N sebanyak 2000ml

= 3,3974 PROSEDUR PEMBUATAN Ditimbang AgNO3 sebanyak 3 , 3974 gram masukan ke dalam beacker glass Tambahkan aguadest bebas CO2 add 2000 ml Aduk homogenkan Simpan dalam botol coklat beri etiket nama reagen konsentrasi , volume dan tanggal pembiuatan 2. PEMBUATAN INDIKATOR K2Cro4 5% 100 ml Perhitungan 5/ 100 x 100 = 5 gram Prosedur Timbang serbuk reagen K2Cro4 sebanyak 5 gram Masukan beacker glass Tambahkan aquadest sebanyak add 100 ml Aduk homogeny Simpan dalam botol beri etiket nama reagen, konsentrasi volume dan tanggal pembuatan (http://nitaallucida.blogspot.com/2011/04/reagensia-untuk-penetapan-kadarclorida.html)

Gangguan 1) Bromida ,Sianida ,Iodida, Sulfit,dan Tio sulfat yang setara dengan ion klorida. 2) Sulfida ,SO3 = dan S2O3 = dapat dihilangkan denga H2O2. 3) Orthophospat jika >25 mg/l atau besi jika > 10 mg/l akan mengganggu titik akhir titrasi. Prosedur 1. Sampel dengan pH 7-10 dapat langsung dititrasi ,jika sampel bersifat asam diatur pH nya dengan menggunakan NaOH. Jika sampel bersifat alkalis diatur pHnya dengan H2SO4 atau dapat dipakai MgO atau ZnO (Water Codex ) . Jika sampel berwarna tambahkan 3 ml suspensi alumunium hidroksida, aduk dan biarkan mengendap kemudian disaring dan dicuci . Jika mengandung sulfida SO3 = dan S2O3= tambahkan 1 ml H2O2 dan diaduk selama 1 menit . 2. Pipet 100,0 ml sampel masukkan kedalam labu Erlenmeyer dan tambahkan 1 ml larutan indikator K2CrO4 5%. 3. Titrasi dengan larutan AgNO3 0,01 N hingga terjadi endapan merah bata . Perhitungan Kadar Klorida ( Cl ) 1000 : ml sampel X ml X N X BaCl =............ Keterangan : N : Normalitas

35,45 : Berat Atom Cl http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/17062141-penetapan-kadarklorida-clPenentuan Klorida Gravimetri adalah metode analisis kuntitatif unsur atau senyawa berdasarkan bobotnya yang diawali dengan pengendapan dan diikuti dengan pemisahan dan pemanasan endapan dan diakhiri dengan penimbangan. Untuk memperoleh keberhasilanpada analisis secara gravimetri, maka harus memperhatikan tiga hal berikut ;

1. Unsur atau senyawa yang ditentukan harus terendapkan secara sempurna. 2. Bentuk endapan yang ditimbang harus diketahui dengan pasti rumus molekulnya. 3. Endapan yang diperoleh harus murni dan mudah ditimbang.

Dalam analisis gravimetri meliputi beberapa tahap sebagai berikut:


Pelarutan sampel (untuk sampel padat). Pembentukan endapan dengan menambahkan pereaksi pengendap secara berlebih agar semua unsur/senyawa diendapkan oleh pereaksi. Pengendapan dilakukan pada suhu tertentu dan pH tertentu yang merupakan kondisi optimum reaksi pengendapan. Tahap ini merupakan tahap paling penting.

Penyaringan endapan. Pencucian endapan, dengan cara menyiram endapan di dalam penyaring dengan larutan tertentu.

Pengeringan endapan sampai mencapai berat konstan.

Penimbangan endapan. Perhitungan.

Tabel 10.1. Beberap contoh faktor gravimetri

PENENTUAN KLORIDA Prinsip :

Ion klorida dalam larutan diendapkan dari larutan asam sebagai perak klorida (AgCl). Cl + Ag+ ?AgCl (endapan) Endapan yang terbentuk mula mula berbentuk koloid tetapi kemudian akan menggumpal membentuk agregat. Endapan yang terbentuk mudah tersebut dicuci dan disaring. Sebagai pencuci digunakan larutan asam nitrat (HNO3) encer. Air tidak dapat digunakan sebagai pencuci.

http://sersan-mulyono.blogspot.com/2011/10/penentuan-klorida.html Perak klorida yang terbentuk disaring melalui sintered-glass crucible, bukan dengan kertas saring karena AgCl mudah direduksi menjadi Ag bebas oleh karbon dalam kertas saring selama pembakaran kertas saring. http://sersan-mulyono.blogspot.com/2011/10/penentuan-klorida.html Tujuan : Menetapkan kadar klorida dalam suatu sampel dengan cara

mengendapkan ion khlorida yang ada dalam sampel menggunakan perak nitrat (AgNO3). http://sersan-mulyono.blogspot.com/2011/10/penentuan-klorida.html Cara kerja :

Dapatkan sampel yang mengandung ion klorida yang larut dan keringkan dalam oven sekitar 1 jam dengan suhu 1100C.

Dinginkan dalam desikator Timbang sekitar 0,4 0,7 gram sampel tersebut di dalam gelas kimia 400 mL. Tambahkan 150 mL aquades bebas khlorida dan 0,5 mL (10 tetes) asam nitrat (HNO3) pekat.

Aduk sampai merata dengan batang pengaduk dan tinggalkan batang pengaduk pada beaker glass.

Anggap sampel tersebut adalah NaCl murni dan hitung milimol AgNO 3 yang dibutuhkan untuk mengendapkan.

Contoh 410 mg sampel = 410/58,5 = 7 mmol NaCl

7 mmol NaCl = 7 mmol AgNO3 Jika tersedia larutan AgNO3 0,5 M, maka larutan AgNO3 0,5 M yang diperlukan 7/0,5 = 14 ml

Tambahkan larutan AgNO3 tersebut secara perlahan- lahan sambil diaduk dan lebihkan 10% penambahan larutan AgNO3.

Panaskan gelas kimia yang berisi larutan, sampai hampir mendidih sambil diaduk terus menerus. Hindarkan beaker dari sinar matahari langsung.

Tambahkan satu dua tetes larutan AgNO3 untuk mengetahui apakah semua khlorida dalam sampel telah diendapkan atau belum. Bila dengan penambahan larutan menjadi keruh, tambahkan lagi AgNO 3 dan panaskan kembali. Dan perlu diperiksa kembali dengan penambahan satu-dua tetes larutan AgNO3. Dinginkan larutan dan tutup dengan kaca arloji sekitar satu jam.

http://sersan-mulyono.blogspot.com/2011/10/penentuan-klorida.html Penyaringan dan Penimbangan

Tempatkan

sintered

glass

crucible

(yang

telah

ditimbang)

pada

perlengkapan penghisap.

Tuangkan larutan sampel yang telah diendapkan ion kloridanya ke crucible. Cuci endapan dengan larutan HNO3 encer (0,6 mL HNO3 pekat dalam 200 mL), juga sisa yang ada dalam beaker glass beberapa kali.

Keringkan endapan didalam oven selama 2 jam dengan suhu 110 0C. Dinginkan dalam desikator Timbang endapan yang telah dingin

Hitung kadar khlorida dalam sampel menggunakan BA Cl = 35,45 dan Mr AgCl = 143,32.

http://sersan-mulyono.blogspot.com/2011/10/penentuan-klorida.html

Pemeriksaan Klorida Dalam Serum

Klorida merupakan anion yang banyak terdapat di dalam tubuh dan mempunyai peranan penting dalam tubuh, antara lain: 1. Proses osmolalitas cairan tubuh Ion klorida merupakan elektrolit yang banyak terdapat dalam tubuh manusia dan hewan. Dalam tubuh klorida terdapat dalam bentuk terdisosiasi penuh. Ion ini bertanggung jawab terhadap tekanan osmotik cairan tubuh. dapat mempengaruhi kelarutan protein dan komponen lainnya. 2. Proses keseimbangan asam basa Pada semua organisme yang hidup, keseimbangan asam basa sangat penting untuk dipertahankan, karena hampir semua reaksi biokimia dalam tubuh tergantung pada fisiologi tubuh dalam mempertahankan konsentrasi ion H+ dan pH. Keseimbangan ini sangat dipelukan untuk optimalisasi fungsi enzim, distribusi elektrolit, fungsi sel termasuk fungsi eritrosit dalam mengangkut oksigen dll. Secara tidak langsung, klorida juga mempertahanan pH cairan tubuh, berkesesuaian dengan bikarbonat.

Peningkatan kadar klorida dalam serum disebut hiperkloremia. Keadaan ini dapat terjadi pada keadaan asidosis metabolik, penderita gagal ginjal, akromegali, dehidrasi, hipertensi, glomerulonefritis, dll. Sedangkan hipokloremia yaitu penurunan kadar klorida dalam darah dapat terjadi pada keadaan asidosis respiratorik, penyakit Addison's, diuretik, luka bakar, sirosis, dll. Pemeriksaan kadar klorida ini menggunakan metode titrimetri dengan menggunakan alat kloridometri atau ISE (Ion Selective Electrode). Selain alatalat tersebut pemeriksaan kadar klorida dapat menggunakan metode spektrofotometri dengan menggunakan sampel serum, urin, dll. ( Diposkan oleh Lestari Amaliani di 3:53:00 AM, Label: Analis Kesehatan ) PEMBUATAN LARUTAN STANDAR ASAM KLORIDA 0.1 N Langkah Kerja :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Memasukkan air suling sebanyak 1 Liter ke dalam botol bersih. 3. Menambahkan 8,5 mL larutan HCl pekat ke dalam botol dengan menggunakan gelas ukur. 4. Menyumbat larutan dalam botol denga menggunakan penyumbat kaca. 5. Mencampur larutan dalam botol dengan car menggucang dan membolakbalikkan botol. 6. setelah pencampuran selesai, membubuhkan etiket pada botol.

Mencari massa larutan HCl yang dibutuhkan utuk membuat larutan standart : Diketahui : 0,1 N HCl = 0,1 M HCl

V total : 1liter Mr HCl : 36,5 Ditanya : massa HCl ? Jawab : massa : M x Vtot x Mr = 0,1 M x 1 liter x 36,5 gr/mol = 4 gram.

7. Interpretasi hasil
LEMBAR KERJA PRAKTEK PEMERIKSAAN KLORIDA Hasil pemeriksaan

( (

) )

=369,768 Mg/L sebagai CL.


Klorida adalah anion ekstraselular utama, ditemukan bersama-sama dengan Na +. Klorida sangat penting bagi osmolalitas dan keseimbangan asam-basa. Perubahan klorida harus selalu ditafsirkan dengan perubahan dalam air gratis, yang mengubah konsentrasi Na + dan Klorida proporsional. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbaiki konsentrasi klorida untuk perubahan Na + dengan menggunakan rumus berikut:

Cl Dikoreksi = (normal Na / diukur Na) x diukur Cl mana, normal Na adalah titik tengah dari interval referensi Na.

Perubahan klorida tidak berhubungan dengan perubahan air bebas berhubungan Biasa dikoreksi klorida Klorida dikoreksi berada dalam kisaran referensi klorida. Hal ini menunjukkan perubahan Cl adalah karena perubahan dalam air gratis dan penyebab utama hipo-atau hiper-natremia harus dikejar (lihat natrium halaman untuk penyebab). Abnormal dikoreksi klorida Hypochloremia: Hypochloremia selalu dikaitkan dengan alkalosis metabolik dan sering hasil dalam aciduria paradoxic. Hasil Cl rendah aviditas natrium di ginjal. Sodium diserap dalam pertukaran untuk H + dan K + sebagai Cl tidak dapat diserap dengan + Na untuk mempertahankan electroneutrality. Penyebab hypochloremia

dengan

kelainan

asam-basa.

Kehilangan klorida> natrium: Muntah isi lambung, refluks lambung dan ptyalism pada kuda, berkeringat (kuda), diare pada kuda (terutama karena masalah usus besar sebagai klorida diserap di ileum dan kolon kuda), penyakit ginjal (terutama pada sapi), administrasi tinggi + cairan Na.

Penyerapan klorida kaya cairan: abomasum Pengungsi, gangguan pencernaan vagus, pecah lambung, lambung pelebaran-volvulus, borok pencernaan (kuda).

Hyperchloremia: Hal ini terkait dengan kecenderungan asidosis (HCO3 loss). Penyebab hyperchloremia

Pseudohyperchloremia: administrasi Bromida - diukur sebagai klorida dengan ion-spesifik elektroda.

Obat Administrasi: diuretik, administrasi Cl-mengandung cairan. Chloride retensi: Gagal ginjal, asidosis tubulus ginjal, penyakit Addison, ketoasidosis diabetes, alkalosis pernapasan kronis.

(http://www.scribd.com/doc/58228130/50/Interretasi-Hasil)

BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN


Konsentrasi klorida pada dataran tinggi dan pegunungan biasanya relatif rendah, sedangkan pada sungai dan air tanah biasanya sangat banyak jumlahnya. Konsentrasi klorida yang juga sangat tinggi pada air laut yang menguap, kemudian mengalir ke sungai. Karena itu, sungai dan air tanah memiliki tingkat klorida yang tinggi.

Klorida adalah ion yang terbentuk sewaktu unsur klor mendapatkan satu elektron untuk membentuk suatu anion (ion bermuatan negatif) Cl. Garam dari asam klorida HCl mengandung ion klorida; contohnya adalah garam meja, yang adalah natrium klorida dengan formula kimia NaCl. Dalam air, senyawa ini terpecah menjadi ion Na+ dan Cl.

2. SARAN
Setelah melakukan pratikum ada beberapa saran yang perlu diperhatikan, yaitu: a. Memahami objek pratikumnya pada waktu itu; b. Teliti dalam melakukan pratikum; c. Mempersiapkan segala sesuatunya yang behubungan dengan pratikum sebelum pratikum dimulai; d. Berhati hatilah dalam menggunakan alat alat pratikum;

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sisilain.net/2011/12/pengertian-asam-klorida.html (Sumber : Wikipedia : http://www.anakunhas.com/2011/10/pengertianklorida.html ) http://www.chemguide.co.uk/mechanisms/addelim/amines.html http://mico0355.webs.com/apps/blog/show/17062141-penetapan-kadarklorida-clhttp://sersan-mulyono.blogspot.com/2011/10/penentuan-klorida.html ( Diposkan oleh Lestari Amaliani di 3:53:00 AM, Label: Analis Kesehatan ) http://anekailmu.blogspot.com/2009/06/mengenal-kegunaan-larutan-asamklorida.html http://jv.wikipedia.org/wiki/Amonium_klorida http://nitaallucida.blogspot.com/2011/04/reagensia-untuk-penetapan-kadarclorida.html http://www.scribd.com/doc/58228130/50/Interretasi-Hasil Achmadi, suminar. 1983. KIMIA ORGANIK Edisi Ke Enam. Erlangga : Jakarta. http://www.atsdr.cdc.gov/es/toxfaqs/es_tfacts3.html http://www.atsdr.cdc.gov/t fscts3.pdf Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi Keenam).Jakarta : ErlanggaSyarifudin, Ismail. 1996. Alat Industri Kimia. Penerbit UNSRI : Palembang.Emawaty. Anna. 2002. http://www.patentstorm.us Hardman J,G. et al, Goodman & Gilmans. 1996. The Pharmacological Basis of Therapeutic, 9th. McGraw-Hill. hal. 3.2005. http//www.who.int/watersanitationhealthBurgess, William A. 1981. Recognition of Health Hazard in industry. John Wiley &Sons: NewYork.Schorr WF, Keran, E. Plotka, E. 1974. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://ahdc.vet. cornell.edu/clinpath/modules/chem/chloride.htm

KELOMPOK 4 Nama-nama kelompok: 11.901.004 : Maria Anthonia Bhia 11.901.010 : I Putu Adi Suparsa 11.901.014 : Eka Suryaningsi S 11.901.023 : Metilde Nathalia K. Wolo 11.901.027 : Sri Juliati G. Lajagang 11.901.030 : Gabriella Daun 11.901.035 : Siti Aisyah Sulaiman 11.901.040 : Anna Maria Azi Gowa 11.901.045 : Zulkifli 11.901.370 : Muhammad Rafly I. D

You might also like