You are on page 1of 9

PERCOBAAN IV ALKOHOL DAN FENOL A. TUJUAN Tujuan dari percobaan ini yaitu : 1.

Mempelajari beberapa sifat kimia dan sifat isika dari alkohol dan fenol, 2. Membedakan antara alkohol primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier.

B. Landasan Teori Derivat hidrokarbon yang molekulnya mengandung satu gugus hidroksil (-OH) atau lebih sebagai ganti atom hidrogen dikenal sebagai alkohol. Alkohol tersederhana diturunkan dari alkana dan mengandung hanya satu gugus hidroksil per molekul. Senyawa ini mempunyai rumus molekul umum ROH, dengan R ialah gugus alkil dengan susunan CnH2n+1. (Keenan, 1986). Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan seharihari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal ini dapat mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air cukup tinggi. Selain dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, kelarutan alkohol juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus alkil, banyaknya cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon. Seperti air, alkohol adalah asam atau basa

sangat lemah. Pada larutan encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama dengan pKa air. Namun dalam keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih lemah daripada air. Hal ini disebabkan karena alkohol mempunyai tetapan elektrik yang rendah (Suminar : 1990). Berdasarkan peredaan letak terikatna gugus OH pada atom C. Alkohol dibedakan menjadi tiga, yaitu alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol primer yaitu jika gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain secara langsung). Alkohol sekunder yaitu jika gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat secara langsung dua atom C yang lain). Alkohol tersier yaitu jika gugus OH terikat pada atom C tersier (atom C yang engikat secara langsung tia buah atom C yang lain. Secara fisik akan sulit membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier. Karena bau dan warna ketiganya dapat dikatakan sama. (Ghalib, 2010). Fenol merupakan asam yang lebih kuat dari pada alkohol atau air. Fenol dengan pKa=10 dengan kekuatan asam kira-kira ditengah antara etanol dan asam asetat. Ion fenoksida merupakan basa yang lebih lemah dibandingkan OH, oleh karena itu,fenoksida dapat diolah dengan seuatu fenol dan NaOH dalam air.reaktifitas ini sangat berbeda dengan reaktifitas alkohol. Fenol bersifat lebih asam dibandingkan alkohol karena anion yang dihasilkan oleh resonansi,dengan muatan negatifnya disebar (delokalisasi) oleh cincin aromatik (Fessenden R.J : 1986). Etanol memiliki rumus molekul C2H5OH. Etanol atau etil alcohol adalah cairan tak berwarna dengan karakteristik antara lain mudah terbakar,

larut dalam air, biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika terjadi pencemaran tidak memberikan dampak lingkungan yang signifikan. Penggunaan etanol sebagai bahan bakar bernilai oktan tinggi atau aditif peningkat bilangan oktan pada bahan bakar sebenarnya sudah dilakukan sejak abad 19 (Wiratmaja, 2010). Fenol (C6H5OH) merupakan monohidroksida turunan benzen dan bersifat anionik didalam larutan air. Keberadaan fenol dalam air dapat menyebabkan pencemaran, karena jika dikonsumsi fenol dapat terakumulasi didalam tubuh dan bersifat racun. Selain itu fenol juga dapat terdegrasi menjadi senyawa lain yang bahkan lebih reaktif (Rahmi, 2007).

C. Uraian Bahan 1. Aquadest (DIRJEN POM, 1979 : 96) Nama resmi Nama lain BM / RM Pemerian : AQUA DESTILLATA : air suling : 18,02 / H2O : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Penyimpanan Kegunaan : dalam wadah tertutup baik : sebagai pelarut

2. FeCl3 (DIRJEN POM, 1979 : 659) Nama resmi Nama lain BM / RM Pemerian : FERII CHORIDUM : Besi (III) klorida : 162,2 / FeCl3 : hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat yang telah terpengaruhi oleh kelembaban. Kelarutan : larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna jingga.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat Kegunaan : sebagai pereaksi

3. Fenol (DIRJEN POM, 1979 : 484) Nama resmi Nama lain BM / RM Pemerian : Phenolum : Fenol : 94,11 / C6H5OH : hablur bentuk jarum atau massa hablur, tidak berwarna atau merah jambu, bau khas, kaustik. Kelarutan : larut dalam 12 bagian air, mudah larut dalam etanol (95%) P, dalam kloroform P, dalam eter P, dalam gliserol P dalam minyak. Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindungi Dari cahaya, ditempat yang sejuk. Kegunaan : sebagai pereaksi

4. Metanol (DIERJEN POM, 1979 : 706) Nama BM / RM Pemerian Kelarutan : Metanol : 32 / CH3OH : cairan tidak berwarna, jernih, bau khas. : dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih, tidak berwarna. Penyimpanan Kegunaan : dalam wadah tertutup rapat : sebagai pereaksi

5. n-heksana (Ditjen POM edisi III 1979 : 283) Nama resmi Nama lain RM/BM Pemerian : HEXAMINUM : Heksamina : C6H12N4 / 140,19 : hablur mengkilap, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa membakar an manis kemudian agak pahit. Jika di panaskan dalam suhu 260 menyublim. Kelarutan : larut dalam 1,5 bagian air, dalam 12,5 ml etanol (95 %) P dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform P Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik Kegunaan : antiseptikum

D. METODE KERJA 1. Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu : Tabung reaksi Pipet tetes

Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu : Akuades FeCl3 Butanol Etanol Methanol n-Heksana

2. prosedur kerja kelarutan alkohol dalam air dan n-Heksan Akuades n-Heksana

- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi - Ditambahakan beberapa tetes methanol - Dikocok - Diamati perubahannya - Diulangi untuk etanol dan butanol Hasil

reaksi dengan FeCl3

FeCl3 Dimasukkan dalam tabung reaksi Ditambahkan beberapa tetes methanol Dikocok Diamati perubahan yang terjadi Diulangi perlakuan tersebut untuk

etanol dan butanol Hasil

E. HASIL PENGAMATAN

F. PEMBAHASAN Alkohol R-OH dapat dianggap hidrolisis dari alkana R-H, maupun sebagai turunan alkali dari air H-OH. Sebagai turunanalkana maupun air, sifat alkohol dapat menyeruapai sifat air karena kesamaan gugus fungsi keduanya. Alkohol rantai rendah (C1-C5) mempunyai sifat yang menyerupai sifat air karena gugus hidroksil (OH) mengambil bagian yang lebih besar dalam molekulnya, sedangkan alkohol yang lebih tinggi (C6 ke atas) terutama mempunyai sifat alkana hanya sedikit yang larut dala air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik. Sifat lain dari alkohol dapat ditentukan oleh letak gugus hidroksil pada atom C, yang dikenal sebagai alkoho, primer (R-OH), alkohol sekunder (R2CH-OH), dan alkohol tersier (R3-OH). Perbedaan masing-masing alkohol tersebut dapat ditunjukan dengan beberapa pereaksi seperti pereaksi Lucas dan anhidrat. Pada percobaan ini, cara yang digunakan untuk menentukan perbedaan antara alkohol primer, sekunder dan tersier yaitu dngan menggunakan pereaksi Lucas,

You might also like