You are on page 1of 5

FENOMENOLOGI

APA ITU ? Adalah : Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani dengan asal suku kata pahainomenon (gejala/fenomena). Adapun studi fenomenologi bertujuan untuk menggali kesadaran terdalam para subjek mengenai pengalaman beserta maknanya. Sedangkan pengertian fenomena dalam Studi Fenomenologi sendiri adalah pengalaman/peristiwa yang masuk ke dalam kesadaran subjek. Fenomenologi merupakan ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang tampak ( phainomenon). Jadi, fenomenologi mempelajari suatu yang tampak atau apa yang menampakkan diri.

BAGAIMANA ? Adalah : merupakan realitas sendiri yang tampak, tidak ada selubung yang memisahkan realitas dari kita., realitas itu sendiri tampak bagi kita. Kesadaran menurut kodratnya mengarah pada realitas. Kesadaran selalu berarti kesadaran akan sesuatu. Kesadaran menurut kodratnya bersifat intensionalitas. (intensionalitas merupakan unsur hakiki kesadaran). Dan justru karena kesadaran ditandai oleh intensionalitas, fenomen harus dimengerti sebagai sesuatu hal yang menampakkan diri.Konstitusi merupakan proses tampaknya fenomen-fenomen kepada kesadaran. Fenomen mengkonstitusidiri dalam kesadaran. Karena terdapat korelasi antara kesadaran dan realitas, maka dapat dikatakan konstitusi adalah aktivitas kesadaran yang memungkinkan tampaknya realitas. Tidak ada kebenaran pada dirinya lepas dari kesadaran. Kebenaran hanya mungkin ada dalam korelasi dengan kesadaran. Dan karena yang disebut realitas itu tidak lain dari pada dunia sejauh dianggap benar, maka realitas harus dikonstitusi oleh kesadaran. Konstitusi ini berlangsung dalam proses penampakkan yang dialami oleh dunia ketika menjadi fenomen bagi kesadaran intensional.

ADA JENIS APA ? Metodologi Penelitian Fenomenologi Schutz

1. Konsisten logis, digunakan sebagai jalan untuk pembuatan validitas objektif dan konstruk yang dibuat oleh peneliti. Validitas ini perlu untuk keabsahan data dan pemisahan konstruk penelitian dari konstruk sehari-hari.

2. Interpretasi subjektif, digunkan penelitian untuk merujuk semua bentuk tindakan manusia dan makna dari tindakan tersebut. 3. Kecukupan, maksudnya konstruk yang telah dibuat oeleh peneliti sebaiknya dapat dimengerti oleh orang lain atau oleh penerus penelitiannya. Metodologi Penelitian Fenomenologi Transendental Husserl

1. Kesengajaan (Intentionality) Kesengajaan (intentionality) adalah orientasi pikiran terhadap suatu objek (sesuatu) yang menurut Husserl, objek atau sesuatu tersebut bisa nyata atau tidak nyata. Objek nyata seperti sebongkah kayu yang dibentuk dengan tujuan tertentu dan kita namakan dengan kursi. Objek yang tidak nyata misalnya konsep tentang tanggung jawab, kesabaran, dan konsep lain yang abstrak atau tidak real. Husserl menyatakan bahwa kesengajaan sangat terkait dengan kesadaran atau pengalaman seseorang dimana kesengajaan atau pengalaman tersebut dipengaruhi oleh faktor kesenangan (minat), penilaian awal, dan harapan terhadap objek. Misalnya minat terhadap bola akam menentukan kesengajaan untuk menonton pertandingan sepak bola. 2. Noema dan Noesis Noema atau noesis merupakan turunan dari kesengajaan atau intentionality. Intentionality adalah maksud memahami sesuatu, dimana setiap pengalaman individu memiliki sisi obyektif dan subyektif. Jika akan memahami, maka kedua sisi itu harus dikemukakan. Sisi obyektif fenomena (noema) artinya sesuatu yang bisa dilihat, didengar, dirasakan, dipikirkan, atau sekalipun sesuatu yang masih akan dipikirkan (ide). Sedangkan sisi subyektif (noesis) adalah tindakan yang dimaksud (intended act) seperti merasa, mendengar, memikirkan, dan menilai ide. Terdapat kaitan yang erat antara noema dan noesis meskipun keduanya sangat berbeda makna. Noema akan membawa pemikiran kita kepada noesis. Tidak akan ada noesis jika kita tidak mengawalinya dengan noema. Begini mudahnya. Kita tidak akan tahu tentang bagaimana rasanya menikmati buah durian (noesis karena ada aspek merasakan, sebagai sesuatu atau objek yang abstrak) jika kita sendiri belum mengetahui seperti apa wujud durian (noema karena berkaitan dengan wujud, sebagai sesuatu atau objek yang nyata). 3. Intuisi Intuisi yang masuk dalam unit analisis Husserl ini dipengaruhi oleh intuisi menurut Descrates yakni kemampuan membedaka yang murni dan yang diperhatikan dari the light of reason alone (semata-mata alasannya). Intuiasilah yang membimbing

manusia mendapatkan pengetahuan. Bagi Husserl, intuisilah yang menghubungkan noema dan noesis. Inilah sebabnya fenomenologi Husserl dinamakan fenomenologi transendental, karena terjadi dalam diri individu secara mental (transenden). 4. Intersubjektivitas Makna intersubjektif ini dijabarkan oleh Schutz. Bahwa makna intersubjektif ini berawal dari konsep sosial dan konsep tindakan. Konsep sosial didefinisikan sebagai hubungan antara dua atau lebih orang dan konsep tindakan didefinisikan sebagai perilaku yang membentuk makna subjektif. Akan tetapi, makna subjektif tersebut bukan berada di dunia privat individu melainkan dimaknai secara sama dan bersama dengan individu lain. Oleh karenanya, sebuah makna subjektif dikatakan intersubjektif karena memiliki aspek kesamaan dan kebersamaan (common and shared).

BAGAIMANA PENGUMPULAN DATANYA ? 1. Membuat daftar pertanyaan, Petanyaan penelitian sangat penting kedudukannya dalam penelitian fenomenologi, karena data penelitian yang tepat akan diperoleh melalui pertanyaan yang tepat pula. 2. Menjelaskan latar belakang penelititian, Menurut Moustakas, seorang peneliti fenomenologi perlu untuk menjelaskan latar belakang ketertarikannya pada topik penelitian/permasalahan yang dibahas. Hal ini akan membuat fokus pada inti penelitian dan diharapkan mengurangi bias dari penelitian. 3. Memeilih informan, Tidak ada kriteria yang pasti untuk menentukan informan penelitian 4. Telaah dokumen, menurut Cooper (1989) ada empat jenis yaitu : Tinjauan integratif, Tinjauan teori, Tinjauan metodologi penelitian dan tinjauan tematik.

ANALISIS ?

Adalah : modifikasi teknik analisis fenomenologi dari Van Kaam (Moustakas, 1994:121) 1. Listing and Preliminary Grouping Mendaftar semua ekspresi yang relevan dengan pengalaman yaitu daftar jawaban partisipan atau responden penelitian (horizonalization).

2. Reduction and Elimination Menguji setiap ekspresi yang ada dengan dua persyaratan berikut : Apakah ekspresi tersebut mengandung momen pengalaman yang penting dan mengandung unsur pokok yang cukup baik untuk memahami fenomena ? Apakah ekspresi tersebut memungkinkan untuk dikelompokkan dalam suatu kelompok besar dan diberi label ? 3. Clustering and Thematizing the Invariant Constituents (Thematic potrayal) pengalaman responden penelitian yang berkaitan kedalam label-label tematik. Constituent (unsur pokok) yang dikelompokkan dan diberi label ini adalah tema inti dari pengalaman. Jadi tema-tema yang ada pada thematic potrayal adalah benang merah dari jawaban-jawaban semua responden. 4. Final Identification of the Invariant Constituents and Themes by Application : Validation Merupakan proses memvalidkan Invariant Constituent. Yang dilakukan dalam tahap ini adalah mencek invariant constituent dan tema yang menyertainya terhadap rekaman utuh pernyataan responden penelitian. Apakah diekspresikan secara eksplisit dalam trasnkripsi utuh ? Apakah sesuai atau cocok dengan konteks dalam transkrip ? ( jika tidak diekspresikan secara eksplisit ) Apabila tidak dinyatakan secara eksplisit dan tidak cocok, maka hal itu tidak relevan terhadap pengalaman responden penelitian dan harus dihapuskan. 5. Individual Textural Description Dengan menggunakan invariant constituent dan tema yang valid dan relevan dari tahap sebelumnya, dapat disusun Individual Textural Description dari pengalaman setiap responden penelitian. Termasuk didalamnya adalah ekspresi harfiah (kata per kata) dari catatan interview yang ada. 6. Individual Structural Description Hasil dari penyusunan Individual Textural Description dan Imaginative Variation akan membangun Individual Structural Description dari pengalaman setiap responden penelitian. 7. Textural-Structural Description Tahap ini merupakan proses penggabungan antara Textural Description dan Structural Description dari pengalaman masing-masing setiap responden penelitian.

Setelah Individual Textural Structural Description tersusun maka dibuat suatu Composite Description dari makna dan esensi pengalaman sehingga menampilkan gambaran pengalaman kelompok secara satu kesatuan.

SINTESIS ? a. Membuat ringkasan dan ikhtisar dari keseluruhan penelitian b. Menegaskan hasil penelitian dengan mengemukakan perbedaan-perbedaan dari penelitian yang perna dilakukan sebelumnya. c. Menjelaskan hasil penelitian dengan kemungkinan penelitian lanjutannya d. Menghubungkan hasil penelitian dengan kegunaan penelitian. e. Menghubungkan hasil penelitian dengan profesi penelitian f. Menghubungkan hasil penelitian dengan makna-makna dan relevansi sosial g. Menutup penjelasan dengan menawarkan tujuan dan arah penelitian selanjutnya.

You might also like