Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 26 Maulana Ichsan Gituri Mohammad Bagus Prasetyo Prilly Octavia Sandha Murti P Yelna Yulistriani Tanggal Praktikum Tanggal Disetujui : Nilai Paraf Asisten : : (1006773944) : (1006773894) (1006773912) (1006773925)
LABORATORIUM HIDROLIKA, HIDROLOGI, DAN SUNGAI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2012
Teori Bernoulli
4.1
Tujuan Menyelidiki keabsahan teori Bernoulli pada aliran dalam pipa bundar dengan perubahan diameter.
4.2
Teori Dasar Hukum Bernoulli : Jumlah tinggi tempat, tinggi tekanan dan tinggi kecepatan pada setiap titik dari suatu aliran zat cair ideal selalu mempunyai harga yang konstan. Sehubungan dengan aliran dalam pipa pada dua penampang, persamaan Bernoully tersebut dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana : v = kecepatan aliran (m/s) g = percepatan gravitasi (m/s 2) P = tekanan (Pa) = massa jenis (kg/m 3) = ketinggian (m) dan tempat. Pada alat percobaan I peraga ini :
merupakan tinggi
Z1 = Z2 (pipa benda uji terletak horizontal) P = .g.h atau h = , dimana h menunjukkan tinggi pada manometer
Jadi bila mengikuti teori Bernoully, maka: Total head (H) = + h , konstan pada semua penampang sepanjang pipa uji
4.3
Peralatan
1. Stop Watch 2. Meja Hidrolika 3. Alat Peraga Teori Bernoully 4. Tabung Pengukur Volume
Keterangan Gambar: 1. Pipa aliran masuk 2. Tabung manometer 3. Katup masuk untuk pemompaan 4. Bagian benda uji 5. Sumbat . 6. Hipodermis untuk mengetahui total head 7. Kaki penyangga 8. Penyangga 9. Pompa tangan 10. Outlet dari benda uji
4.4
Cara Kerja
1. Meletakkan alat pe ra ga praktikum horizontal pada saluran tepi atas meja hidrolika
yang keluar dari ujung outlet pipa benda uji melalui pipa lentur ke dalam tangki pengukur volume.
3. Mengisi
semua
tabung
manometer
dengan
air,
hingga
tidak
ada
lagi
pengatur aliran alat dan katup suplai dari meja hidrolika, sehingga diperoleh pembacaan yang jelas pada tabung manometer. Jika diperlukan, menambahkan tekanan pada manometer dengan menggunakan pompa tangan.
5. Mencatat semua pembacaan skala tekanan pada tabung manometer.
rendah) 4.5 Data Praktikum Berikut adalah data yang didapat dari praktikum yang telah dilakukan : Konvergen: D1 = 28 mm Divergen: D4 = 16,8 mm D2 = 21 mm D5 = 19,6 mm D3 = 14 mm D6 = 22,4 mm D8 = 28 mm
17 14,8 16
17 14,4 15,9
15,8 14 15,4
0.1795407 0.1627723
16,8 17,8
16,6 17,8
16,5 17,8
16,2 17,6
15,8 17,2
15,5 17,1
15,3 17,1
4.6
Pengolahan Data
a.
Menentukan persen error dh A = Total Head Tinggi Tekanan = Luas Permukaan Tabung Manometer 1 2 = D 4 v = Besarnya Kecepatan Aliran = 2 g dh Q = Besarnya Debit Air = Av Q Q perc 100% % Error = Q
b.
xy x
2
Tabel 3. Manometer 1
Qperc (m^3/s) 0,00019336 0,00018344 0,00017759 0,00017954 0,00016277
No 1 2 3 4 5
No. 1 2
Xy 22,8321564 6 31,2453644
x2 0,2940 0,3724
3 4 5
Tabel 4. Manometer 2
Qperc (m^3/s) 0,00019336 0,00018344 0,00017759 0,00017954 0,00016277
No 1 2 3 4 5
No. 1 2 3
4 5
0,7668116 0,5772348
32,43 18,62
Tabel 5. Manometer 3
No 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
Tabel 6. Manometer 4
No 1 2 3 4 5
A (m^2) 0,00022176 0,00022176 0,00022176 0,00022176 0,00022176 X (Kecepatan Aliran) 1,2364465 100 1,2831212 1,3058331 1,2443472
No. 1 2 3 4 5
Tabel 7. Manometer 5
No 1 2 3 4 5
No. 1 2 3 4 5
Tabel 8. Manometer 6
No 1 2 3 4 5
A (m^2) 0,00039424 0,00039424 0,00039424 0,00039424 0,00039424 X (Kecepatan Aliran) 0,8964374 0,9391486 0,9073037 0,9391486 0,8854377
No. 1 2 3 4 5
Tabel 9. Manometer 8
No 1 2 3 4 5
A (m^2) 0,000616 0,000616 0,000616 0,000616 0,000616 X (Kecepatan Aliran) 0,7668116 0,7919596 0,7668116 0,8163333 0,779487
No. 1 2 3 4 5
4.7
Analisa a. Analisa Percobaan Percobaan teori Bernouli dilakukan pada tanggal 13 maret 2012 di laboratorium hidrolika,hidrologi dan sungai Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia. Percobaan bernauli bertujuan untuk menguji kesesuaian data yang didapat pada praktikum dengan teori bernouli pada aliranan pipa yang mempunyai bentuk brbeda serta luas penanmpang yang berbeda. Pada percobaan ini, digunakan 8 buah manometer dengan diameter yang berbedabeda. Salah satu manometer tersebut dijadikan acuan pembacaan manometer lain, yaitu untuk mengukur ketinggian total head. Manometer yang dijadikan acuan tersebut adalah manometer 7. Langkah pertama yang dilakukan ialah meletakkan rangkaian manometer pada meja hidrolik, lalu hubungkan manometer dengan pipa meja hidrolik sehingga air pada meja hidrolika dapat disuplai ke manometer. Setelah saklar pompa pada meja hidrolika dihidupkan, langkah berikutnya yaitu mengamati air pada manometer, praktikan mengamati manometer hingga manometer sudah tidak terdapat gelembung udara . Hal ini menjadi penting diakarenakan, gelembung udara yang terdapat pada manometer dapat mempengaruhi debit aliran. Langkah selajutnya dapat dilakukan apabila di dalam manometer sudah tidak terdapat gelembung udara dan manometer sudah dalam keadaan stabil yaitu praktikan mengatur posisi hypodermis agar berada tepat dibawah manometer yang akan diuji. Untuk
mengukur tekanan pada manometer 1, hypodermis diletakkan tepat dibawah manometer 1, kalibrasi dilakukan dengan mendorong atau menarik hipodermis dan melihatnya dengan posisi sejajar dengan manometer 1 serta tegak lurus dengan tabung pengamatan. Kemudian praktikan mengatur suplai air dan kecepatan aliran melalui katup suplai dari meja hidrolika dan katup pengatur aliran dari alat. Hal ini dilakukan agar pembacaan pada manometer dapat dilakukan dengan mudah. Setelah semuanya diatur, selanjutnya yaitu melakukan pembacaan pada manometer 1 dan manometer 7 untuk mengetahui total head , dengan catatan pembacaan baru bisa dilakukan jika ketinggian air pada manometer 7 merupakan ketinggian air maksimum dibanding manometer lainnya. Setelah melakukan pembacaan tinggi manometer, praktikan mengukur debit aliran dengan bantuan stopwatch dan tabung pengukur volume. Caranya yaitu dengan mengisi tabung dengan air dalam jangka waktu tertentu. Pengaturan debit air keluar dilakukan pada takaran waktu tertentu, sesuai dengan voluma air yang terisi pada tabung ukur untuk menghindari air pada tabung ukur melimpah. Langkah yang sama dilakukan untuk mengukur tekanan pada manometer 2, 3, 4, 5, 6, dan 8 dengan debit aliran yang sama. Untuk memperoleh variasi data, langkah-langkah tersebut dilakukan dengan 5 variasi debit aliran.
b.
Pada pengambian data, lembaran yang disediakan oleh pihak laboratorium terdapat 2 tabel pengamatan, tabel tersebut digunakan untuk mengetahui perubahan tinggi (head lost)diantara manometer 7 (total head) dengan manometer 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 8. Menurut perumusan . Setelah diperoleh nilai dh, besar kecepatan aliran pada tiap titik (manometer) dapat diperoleh untuk kemudian digunakan dalam menentukan besar debit air. Debit air ini dijadikan sebagai debit teoritis (Q teoritis). Sedangkan besar debit percobaan diperoleh dari besar volume air yang tertampung pada tabung pengukur volume dengan jangka waktu tertentu. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, diperoleh data ketinggian total head sebagai berikut :
Manometer reading @ tube 7(cm) Debit (L/s) Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 tabung 5 Tabung 6 Tabung 8
0.1933594
17
17
16,5
15,8
15,5
15,5
15,3
Jika diperhatikan, data total head pada setiap variasi debit memiliki nilai yang hampir konstan, hal ini sesuai dengan persamaan : Total head = ketinggian kecepatan + tinggi tekanan = konstan
Pada persamaan ini telah diketahui alasan kenapa pada saaat praktikum ketinggian manometer 7 harus lebih yinggi dari manometer lainnya, dikarenakan gar mendapat dh yang positiv. Namun ada kecendrungan ketinggian air pada manometer 7 menurun walu dengan jumlah relatif kecil. Hal ini menandakan adanya head loss yaitu kehilangan energi akibat adanya gesekan fluida dengan pipa.
Jika kita meninjau data kecepatan aliran pada setiap tabung Tabung 1
0,54221767 0,61024585 0,62609903 0,56000000 0,28000000
Tabung 2
0,67141641 0,68585713 0,75392307 0,76681158 0,57723479
Tabung 3
1,63266653 1,60847754 1,64462762 1,62061717 1,63865799
Tabung 4
1,23644652 1,26775392 1,28312119 1,30583307 1,24434722
Tabung 5
1,00955436 1,02878569 1,01921538 1,04766407 1,00955436
Tabung 6
0,89643739 0,93914855 0,90730370 0,93914855 0,88543774
Tabung 8
0,76681158 0,79195959 0,76681158 0,81633327 0,77948701
Data pada tabel diatas menunjukkan dari manometer 1 hingga manometer 3 didapat adanya kenaikan grafik kecepatan dan selanjutnya dimulai pada tabung 4
kecepatan aliran cenderung menurun . Trend yang demikian sesuai dengan hubungan besar kecepatan aliran dengan luas penampang. Q = A .v Kecepatan dengan luas penampang berbanding terbalik. Semakin kecil luas penampang, maka kecepatan alirannya akan semakin besar. Berkaitan dengan luas penampang, terdapat dua tipe aliran, yaitu aliran konvergen dan aliran divergen. Aliran konvergen yaitu aliran yang melalui penampang dengan luas yang semakin mengecil yaitu yang ditunjukkan konvergen pula. olehtabung 1, 2, dan 3 karena mempunyai diameter yang Pada aliran konvergen ini, besar kecepatan alirannya semakin
meningkat. Sedangkan aliran divergen yaitu aliran yang melalui penampang dengan luas yang semakin membesar (tabung 4, 5, 6, dan 8). Pada aliran divergen, kecepatan alirannya semakin turun. Setelah kecepatan aliran didapat pada masing-masing tabung , prakikan menghitung debit yang didapat secera teoritis, lalu membandingkandengan debit pada praktikum untuk mencari persentase kesalahan relativ, formula yang digunakan ialah %
Q Q perc Q
Error =
100 %
Dengan metode least square, akan dibuat grafik hubungan antara kecepatan aliran dengan persentase kesalahan.
C.Analisis Kesalahan
Dalam modul H 04 kesalahan ditentukan dengan cara membandingkan debit yang didapat melalui perhitungan teoritis dengan nilai yang didapat pada praktikum. Adapun nilai kesalahan yang didapat ialah Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5 Tabung 6 Tabung 8
Selain itu dengan metode least square, persebaran nilai persentase error dapat di tentukan dengan menghitung koefisien koleransinya pada setiap grafik yang ditunjukkan. Didapat besar koefisien koleransi di masig-masing manometer ialah
Tabung 1
0,8003
Tabung 2
0,4957
Tabung 3
0,0141
Tabung 4
-68,81
Tabung 5
0,0211
Tabung 6
-0,1
Tabung 8
0,1891
Jika nilai R2 = 1 atau nilai R memenuhi -0.6 < R < 0,6 artinya persebaran data pada grafik tersebut dapat diterima atau dengan kata lain terdapat keterkaitan antara kesalahan relatif dengan kecepatan aliran. Pada tabung manometer 1,2,3,5,6, dan 8 nilai R memenuhi persyaratan, namun nilai persebaran yang ditunjukkan oleh tabng 4 sudah jauh dari ketentuan. Kesalahan-kesalahan yang dapat muncul pada modul ini ialah, kesalahan peletakan hipoermis yang tidak sejajar dengan ujung penampang manometer, sehingga dapat mempengaruhi kecepatan aliran serta debit. Kesalahan berikutnya yaitu , kesalahan praktikan dalam membaca ketinggian air pada manometer, air pada manometer pada waktu praktikum mengalami kondisi meniskus cekung, namun sebagian praktikan mmbaca skala ukur ketinggian air bukan pada pusat kecekungannya. 4.8 Kesimpulan Berdasarkan perhitungan dan analisa yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa teori bernoulli terbukti pada aliran dalam pipa bundar dengan perubahan diameter.
Persamaan terbukti, terlihat dari nilai total head (jumlah tinggi kecepatan, tinggi tekanan, dan tinggi tempat) yang selalu menurun akibat adanya kehillangan energi.
4.9
Referensi Pedoman Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika. Laboratorium Hidrolika, Hidrologi dan Sungai Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Depok. 2006. Potter, Merle. C and Wiggert, David. C. Mechanics of Fluids. Prentice Hall Englewood Cliffs : NJ 07632.
4.10 Lampiran
Pengaturan hipodermis