You are on page 1of 4

F.

Pembahasan Reaksi pembuatan aspirin atau sering disebut dengan asetilasi merupakan suatu proses yang sama dengan reaksi esterifikasi. Esterifikasi merupakan reaksi antara asam karboksilat dengan suatu alkohol membentuk suatu ester yang dapat disintesis dengan menggunakan asam asetat karena memiliki gugus COOH dan asam salisilat karena memiliki gugus OH. Tetapi, dipakai atau digunakan anhidrida asam asetat dalam pembuatan aspirin karena gugus anhidrida asam asetat lebih reaktif dibandingkan asam asetat, kelebihreaktifan angidrida asam ini disebabkan karena struktur anhidrida asam asetat yang telah kelihangan 1 atom hidrogen sehingga atom karbon tempat dari hidrogen melekat menjadi lebih efektropositif. Pengujian juga ditambahkan dengan H2SO4 pekat, hal ini bermaksud agar reaksi esterifikasi baerjalan dengan baik dan cepat karena H2SO4 pekat ini bertindak sebagai katalis dan pemberi suasana asam. Percobaan ini bertujuan untuk untuk mengetahui dan memahami teknik dari pembuatan aspirin dengan menggunakan asam salisilat dan asam asetat anhidrat. Dilakukan tiga macam pengujian yaitu pengujian untuk membuat kristal aspirin, pengujian kemurnian aspirin dengan pembentukan kompleks dengan FeCl3 serta pengujian kemurnian aspirin dengan menggunakan NaHCO3. Pengujian pertama yaitu pembentukan aspirin. Prngujian ini, di dalam tabung reaksi yang berisi campuran antara asam salisilat dan anhidrida asam asetat dengan penambahan H2SO4 sebagai katalis dan pemberi suasana asam, tujuannya agar reaksi berlangsung lebih cepat. Kemudian dipanaskan di penangas air tujuannya adalah untuk mempercepat proses pelarutan asam salisilat ke dalam anhidrida asam asetat sehingga pembentukan aspirin menjadi lebih cepat. Kemudian didiamkan hingga dingin sampai terbentuk kristal aspirin dalam wadah berisi air dingin. Namun, hasil pengujian sebagian besar tidak sesuai dengan teori karena tidak terlihat kristal aspirin yang digunakan yaitu asam salisilat sudah lama sehingga reaksinya juga lama selain itu air yang digunakan juga kurang dingin sehingga pembentukan

kristal juga semakin lama. Namun, ada satu kelompok yang mendapatkan hasil sesuai dengan teori yakni terbentuk kristal aspirin. Hal ini terbukti karena reaksinya ditunggu dalam waktu yang cukup lama sehingga kristal aspirin yang dinginkan terbentuk. Aspirin terbentuk dari reaksi antara asam salisilat dengan asam asetat anhidrat dimana asam salisilat yang memiliki atom O yang bersifat nukleofil dalam gugus alkoholnya(OH), akan melepas ion H+ untuk menyerang asam asetat anhidrat sehingga akan menghasilkan aspirin dan asam asetat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi subtitusi nukleofilik dimana ion H+ digantikan oleh gugus lain dari asam asetat anhidrat yang lebih reaktif. Pengujian kedua yaitu untuk menguji apakah kristal yang kita dapat murni atau tidak. Sebelum, ditambahkan FeCl3, ditambahkan terlebih dahulu aquades untuk melrutkan sampel. Namun, sampel tidak larut ke dalam aqua karena asam salisilat dan aspirin kurang larut dalam volume air yang kecil. Setelah itu ditambahkan FeCl3. Ternyata terbentuk kompleks yang berwarna ungu. Kompleks ini hanya bisa terjadi antara asam salisilat dengan FeCl3 karena dalam molekul asam salisilat atom O (nukleofil) dalam gugus OH akan menyerang atom Fe dengan melepaskan atom H untuk membentuk kompleks antara Fe3+ dengan asam salisilat. Sedangkan aspirin tidak dapat membentuk kompleks berwarna ungu karena struktur dari aspirin tidak memiliki gugus OH. Terbentuknya kompleks berwarna ungu artinya masih terkandung asam salisilat dalam kristal tersebut. Hal ini disebabkan karena reaksi yang terjadi antara asam salisilat dengan asam asetat anhidrat kurang sempurna. Pengujian ketiga yaitu menguji tentang ada tidaknya aspirin dalam larutan yang telah kita uji. Ketika diteteskan NaHCO3 beberapa tetes sampai menimbulkan gelembung gas. Terbentuknya gelembung gas ini menandakan bahwa adanya aspirin NaHCO3 dan membentuk garam natrium yang larut dalam air. Senyawa CO2 terbentuk saat direaksikan aspirin dengan NaHCO3. Awalnya dihasilkan garam natrium dan asam karbonat, kemudian asam karbonat yang terbentuk terurai menjadi CO2 dan H2O. Sifat dari aspirin

sendiri merupakan senyawa asam dan terbukti saat direaksikan dengan NaHCO3 menimbulkan gan CO2 dan garam. Reaksi yang terlibat dalam pembuatan aspirin adalah reaksi eksoterm yaitu reaksi yang menghasilkan atau mengeluarkan panas. Hasil dari percobaan kali ini tidak terbentuk kristal saat dilakukan uji pembuatan aspirin. Namun, hal ini disebabkan karena sifat bahan atau reaksi bahan sudah berlangsung lambat karena bahnnya sudah tersimpan terlalu lama. Selain itu seharusnya diberi air dingin saat didinginkan dalam wadah sehingga akan lebih cepat membentuk kristal dan waktu yang digunkan untuk mengamati perubahan terbentuknya kristal. Penggunaan aspirin dalam bidang farmasi adalah biasanya digunakan sebagai analgetika dan antipiretika. Namun, penggunaannya dapat

menimbulkan masalah-masalah atau efek pada saluran gastrointestinal seperti rasa mual atau rasa tidak nyaman di perut (dispepsia).

G. Kesimpulan Berdasarkan hasil percobaan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Aspirin dapat dibentuk melalui esterifikasi antara asam salisilat dengan asnhidrat asam asetat. 2. Uji kemurnian aspirin dapat dilakukan dengan penggunaan pereaksi FeCl3 3. Keberadaan aspirin dapat dianalisis dengan menggunakan NaHCO3

You might also like