You are on page 1of 24

DIKTAT FISIKA KELAS X

SEMESTER GENAP

Disusun oleh :

Mukti Wahyana

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SMA NEGERI 1 TANJUNG


Jln. Raya Tanjung No.17 Tanjung Lobar fax.& Telp. (0370) 635351 2007

BAB 1 OPTIKA
Pada Bab ini akan kita pelajari tentang Hakikat Cahaya,Optika Geometris, dan Alat-alat Optik. Pembahasan tentang hakikat cahaya ditekankan pada tiga teori utama, yaitu teori Newton, Huygens, dan Maxwell dengan dukungan teori dan eksperimen lainnya. 1. Hakikat Cahaya Cahaya adalah fakta alam yang paling lama diketahui orang, namun misterinya selalu menjadi perdebatan sengit dalam sejarah ilmu pengetahuan. Akhirnya para ilmuwan berhenti pada suatu jawaban bahwa cahaya terkadang berprilaku sebagai gelombang dan terkadang berprilaku sebagai partikel. Newton memberikan penjelasan sederhana tentang beberapa fakta eksperimen yang sudah diketahui yang terkait dengan sifat cahaya, yaitu hukum pemantulan dan hukum pembiasan. Sedangkan Huygens menyatakan bahwa : Setiap titik pada muka gelombang dapat dianggap sebagai sumber gelombang kecil yang menyebar maju dengan laju yang sama dengan laju gelombang itu sendiri. Muka gelombang baru merupakan sampel dari semua gelombang kecil, yaitu garis singgung dari semua gelombang tersebut. Kemajuan yang paling penting berkaitan dengan teori cahaya adalah hasil kerja Maxwell, yaitu memprediksikan bahwa cahaya adalah suatu bentuk gelombang elektromagnetik frekuensi tinggi. Teorinya memprediksi bahawa gelombang mempunyai kelajuan sama dengan kelajuan cahaya di ruang hampa, yaitu 3 x 108 m/s. 2. Optika Geometris Optika adalah ilmu yang mempelajaritentang cahaya terutama mengkaji sifat-sifat cahaya, hakikat, dan pemanfaatannya untuk mempermudah kegiatan manusia. Dalam ilmu Fisika, Optika dibedakan menjadi dua, yaitu Optika Fisis dan Optika Geometris. Optika Fisis mengkaji sifat interferensi, difraksi dan polarisasi cahaya. Sedangkan Optika Geometris lebih mengkaji sifat pemantulan dan pembiasan cahaya. A. Pemantulan Cahaya 1. Jenis-Jenis Pemantulan Cahaya Pada umumnya cahaya yang jatuh pada permukaan benda akan dipantulkan baik sebagian ataupun seluruhnya. Ada dua jenis pemantulan cahaya, yaitu pemantulan baur dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi ketika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan yang kasar atau tidak rata, sehingga dipantulkan ke berbagai arah yang tidak tertentu. Sedangkan pemantulan teratur terjadi ketika suatu berkas cahaya sejajar datang pada permukaan halus atau rata, seperti permukaan cermin datar atau permukaan air yang tenang, sehingga dipantulkan ke arah tertentu.

a. Pemantulan baur b. Pemantulan teratur 2. Hukum Pemantulan Berdasarkan hasil percobaan sesuai dengan gambar di bawah ini, diperoleh hukum pemantulan sebagai berikut : (i) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletek pada satu bidang datar. (ii) Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r). Secara matematis dinyatakan sebagai berikut : i = r Garis normal Sinar Sinar pantul datang i r Cermin

B. Pemantulan Pada Cermin Datar Cermin datar adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk bidang datar. Bayangan yang dibentuk oleh cermin datar sama persis dengan ukuran bendanya. 3. Sifat- sifat bayangan pada cermin datar - Bayangan sama besar dengan bendanya - Bayangan tegak - Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak bend a ke cermin - Bayangan tertukar sisinya, artinya bagian kanan benda menjadi bagian kiri bayangan - Bayangan semu/maya, artinya tidak dapat ditangkap dengan layar 4. Melukis bayangan pada cermin datar Untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin datar dapat dilakukan langkahlangkah sbb: - lukis sinar-sinar yang datang sesuai dengan hukum pemantulan - Perpanjang sinar-sinar pantul sehingga berpotongan di belakang cermin. Titik perpotongan inilah yang merupakan letak bayangan. B Cermin B

Pembentukan bayangan pada cermin datar 3. Jumlah bayangan yang dibentuk oleh dua buah cermin datar Apabila sudut apit dua buah cermin datar besarnya diubah-ubah, maka secara empiris jumlah bayangan yang dihasilkan memenuhi persamaan :

3600

Contoh soal : Dua buah cermin datar membentuk sudut . Tentukan jumlah bayangan yang dibentuk oleh cermin tersebut dari sebuah benda di depan cermin, jika: a. = 300 b. = 450 Penyelesaian : a) n = 3600 _ 1 = 12 1 = 11 bayangan b) n
=

C. Pemantulan Pada Cermin Lengkung Cermin lengkung adalah cermin yang mempunyai permukaan pantul berbentuk lengkung. Cermin lengkung dibedakan menjadi dua, yaitu cermin cekung dan cermin cembung. 1. Cermin Cekung Cermin cekung bersifat mengumpulkan sinar (divergen). Berkas sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan mengumpul pada suatu titik yang disebut titik fokus (F). Jarak titik fokus sama dengan setengah panjang jari-jari kelengkungan cermin. Pada cermin cekung terdapat tiga sinar istimewa, yaitu : (i) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan melalui titik fokus

3600

1 = 8 1 = 7 bayangan

(ii) sumbu utama (iii)

Sinar datang yang melalui titik fokus dipantulakn sejajar dengan

Sinar datang yang melalui titik pusat kelengkungan cermin (P) dipantulkan melalui titik itu juga

(i)

(ii) Sinar sinar istimewa pada cermin cekung

(iii)

Untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung, diperlukan minimal dua sinar istimewa. Bayangan Benda P Bayangan F P F Benda

Pembentukan bayangan pada cermin cekung Rumus umum cermin cekung :

1 f

1 _ 1 s s
f = Jarak focus ke cermin s = jarak benda ke cermin s = jarak bayangan ke cermin

Perbesaran linier didefinisikan sebagai perbandingan antara tinggi bayangan (jarak bayangan) dengan tinggi benda (jarak benda). Secara matematis dituliskan :

h h

s s

Persamaan di atas berlaku untuk cermin cekung maupun cermin cembung, namun harus memperhatikan perjanjian tanda sbb: S bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata) S bertanda - jika benda terletak di belakang cermin (bendamaya) S bertanda + jika bayangan terletak di depan cermin (bayangan nyata) S bertanda - jika bayangan terletak di belakang cermin (bayangan maya) f bertanda + untuk cermin cekung f bertanda untuk cermin cembung Contoh soal Sebuah benda yang tingginya 4 cm diletakkan 15 cm di depan sebuah cermin cekung dengan jari-jari kelengkungan 20 cm. Tentukan jarak, tinggi, dan sifat bayangan, dengan cara perhitungan dan lukisan. Penyelesaian :

diketahui : h = 4 cm ; s = 15 cm ; R = 20 f = 10 cm Jarak bayangan :

1 f 1

1 _ 1 s s 1 _ 1 s f s 1 1 _ 1 s 10 15 s = 30 cm
Tinggi bayangan :

h h h

s s s . h s

30 . 4 15

8 cm

Sifat bayangan : Nyata, terbalik, dan diperbesar Lukisan bayangan : Benda P Bayangan F o

2. Cermin Cembung Cermin cembung bersifat menyebarkan sinar (konvergen). Berkas sinar sejajar sumbu utama dipantulkan menyebar seolah-olah berasal dari titik fokus. Tiga sinar istimewa pada cermin cembung adalah sbb: (i) Sinar datang yang sejajar dengan sumbu utama dipantulkan seolah-olah berasal dari titik fokus (ii) Sinar datang yang menuju titik fokus dipantulkan sejajar sumbu utama (iii) Sinar datang yang menuju pusat kelengkungan dipantulkan melalui titik yang sama.

Cermin cembung selalu menghasilkan bayangan yang bersifat maya, tegak dan diperkecil. Oleh karena itu sering digunakan pada mobil sebagai kaca spion. Contoh Soal.

D. Pembiasan Cahaya Apabila cahaya merambat mengenai bidang batas dua medium, maka rambatan cahaya tersebut akan mengalami pembelokan. Peristiwa ini disebut pembiasan cahaya. 1. Hukum Pembiasan Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan oleh willebrord Snellius, diperoleh hukum pembiasan sbb: a. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang datar b. Sinar datang dari medium yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat dibiaskan mendekati garis normal c. Sinar datang dari medium yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat dibiaskan menjauhi garis normal d. Sinar datang tegak lurus terhadap bidang batas dua medium tidak dibiaskan melainkan diteruskan. Garis normal Sinar datang i bidang batas r sinar bias Hukum pembiasan dapat dinyatakan secara matematis sbb: n1 sin i = n2 sin r Sedangkan untuk indeks bias relatif suatu medium didefinisikan sebagai perbandingan indeks bias mutlak medium tersebut terhadap indeks bias mutlak medium lain. Secara matematis dirumuskan sbb:

n12 n12 = n1 = n2 = v1 = v2 =

n1 n2

v2 v1

indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2 indeks bias mutlak mediun 1 indeks bias mutlak medium 2 laju cahaya dalam medium 1 laju cahaya dalam medium 2

contoh soal . Sinar merah yang berasal dari laser-neon ( = 633 nm) memasuki lempeng kaca (n = 1,5) dengan sudut datang 300. Hitunglah : a. kelajuan sinar merah dalam kaca b. panjang gelombang dalam kaca c. Sudut biasnya Penyelesaian : Diketahui : 1 = 633 nm n1 = 1 (indeks bias udara) n2 = 1,5

i = 300
v1 = c = 3 x 108 m/s (kelajuan cahaya di udara) a. Kelajuan cahaya dalam kaca

n1 n2 v2

v2 v1 n1 . v1

(1 ). (3 x 10 8 )

2 x 10 8 m/s

n2

1,5

b.

Panjang gelombamg dalam kaca dengan hubungan v = f. , maka : n1 v2 f 2 n2 v1 f 1 n1 2 2 n1 1 (1) (633) 4,22 nm n2 1 n2 1,5

c. Sudut bias : n1 sin i = n2 sin r sin r = n1 sin i = (1) (sin 300) = 0,333 r = arc sin 0,333 = 19,45 0 n2 (1,5) 2. Pembiasan Pada kaca planparalel. Pembiasan pada kaca planparalel dengan ketebalan i d, maka sinar akan mengalamipergeseran sebesar t n1 dengan persamaan sbb: n2 r t Contoh Soal. Seberkas cahaya datang dengan sudut 400 pada sebuah kaca planparalel yang indeks biasnya 1,5 dengan ketebalan8 cm. Hitung pergeseran cahaya. Penyelesaian : Diketahui : i = 400 ; n1 = 1 ; n2 = 1,5 ; d = 8 cm n1 sin i = n2 sin r sin r = n1 sin i = (1) (sin 400) = (1) (0,643) = 0,429 n2 (1,5) (1,5) 0 r = arc sin 0,429 = 25,4 E. Pembiasan pada Lensa Tipis 1. Jenis-jenis Lensa Tipis Jenis-jenis lensa tipis dapat di lihat seperti gambar di bawah ini: d t = d sin (i r) cos r

Fokus Lensa Pada lensa terdapat dua titik fokus, yaitu titik fokus aktif (F1) dan titk fokus pasif (F2). Perhatikan gambar berikut : Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung a. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif (F1) b. Sinar datang melalui titik fokus pasif (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama c. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa dibiaskan.

2.

(a)

(b)

(c)

Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung a. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan seakan-akan berasala dari titik fokus aktif (F1) b. Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif (F2) dibiaskan sejajar sumbu utama c. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa dibiaskan

0 F1 F2

(a) Rumus Umum Lensa Tipis : 1. 1 f n1 - 1 n2 1 + 1 R1 R2

(b)

(c)

2.

1 f

1 _ 1 s s

Persamaan di atas berlaku umum ( lensa cembung dan cekung ) Tetapi dalam penggunaannya harus mengikuti perjanjian tanda sbb: S bertanda + jika benda terletak di depan lensa S bertanda - jika benda terletak di belakang lensa S bertanda + jika bayangan terletak di belakang lensa S bertanda - jika bayangan terletak di depan lensa f bertanda + jika lensa cembung f bertanda jika lensa cekung Untuk menentukan kuat lensa dicari dengan rumus : P=1 ; P = Kuat lensa (dioptri atau D) f f = jarak fokus lensa (m)

3. Alat - alat Optik A. Mata dan Kamera Mata manusia merupakan alat optik yang sangat berguna. Tanpa mata alat optik yang lain tak akan pernah ada. Mata kita bisa diumpamakan sebagai sebuah kamera sederhana. Sebuah kamera sederhana terdiri dari sebuah lensa cembung yang berfungsi memfokuskan bayangan ke lembaran film dibelakang kamera yang sensitif terhadap cahaya. Kamera juga terdiri dari sebuah diafragma (atau bukaan) yang lebarnya dapat di atur-atur, serta sebuah shutter untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke kamera. Seperti halnya kamera, mata kita juga memiliki sebuah lensa cembung yang berfungsi memfokuskan bayangan benda pada lapisan yang peka cahaya dibelakang bola mata. Iris merupakan bagian mata berupa diafragma bulat yang dapat membuka dan menutup untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. Kelopak mata merupakan bagian mata yang berfungsi sebagai shutter pada kamera. Cacat Mata. Cacat mata yang dimaksud adalah ketidakmampuan seseorang utnuk berakomodasi pada jarak normal dari 25 cm sampai tak hingga. Ada dua jenis cacat mata yang sering kita temui, yaitu rabun jauh (miopi) dan Rabun dekat (hipermetropi), disamping itu ada mata tua (presbiopi) dan silindris (astigmatisma). 1. Rabun Jauh Rabun jauh terjadi karena bola mata yang terlalu lonjong atau kelengkungan lensa mata terlalu besar, untuk mengatasi rabun jauh ini penderita harus menggunakan kacamata lensa cekung. Jika titik jauh mata penderita rabun jauh adalah PR (Pungtum Remotum), maka kuat lensa cekung yang diperlukan untuk mengatasinya adalah : P = -100 PR 2. Rabun Dekat Rabun dekat adalah keadaan dimana mata dapat melihat benda jauh dengan jelas, tetapi tidak bisa melihat benda dekat dengan baik. Rabun dekat terjadi akibat bola mata yang terlalu pipih atau kelengkungan lensa mata yang tidak cukup besar. Rabun dekat bisa diatasi dengan menggunakan kacamata berlensa cembung. Jika titik dekat penderita rabun dekat adalah PP (Pungtum Proksimum), maka kuat lensa cembung yang diperlukan untuk mengatasinya adalah P = 4 - 100 PP 3. Presbiopi (Mata Tua) Presbiopi adalah keadaan dimana terjadi pengurangan kemampuan berakomodasi mata karena faktor usia lanjut. Pada penderita presbiopi titik dekat mata PP > 25 cm dan titik jauh mata PR (tak hingga). Untuk mengatsi masalah ini biasa menggunakan kacamata bifokal (cembung diatasnya dan di bawahnya lensa cekung ) 4. Astigmatisma (mata silindris) Astigmatisma terjadi akibat bentuk kornea mata yang tidak sferis (berbentuk bola). Untuk mengatasi cacat mata ini menggunakan lensa silindris. Contoh Soal 1. Seorang wanita mampu melihat benda-benda di depannya dengan jelas jika jaraknya tak lebih dari 75 cm. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang diperlukan agar ia bisa melihat benda jauh dengan jelas. Penyelesaian : Diketahui : PR = 75 cm P = -100 = -100 = -1,3 D PR 75 2. Seorang penderita rabun dekat memiliki titik dekat 75 cm. Berapakah kekuatan lensa kacamata yang harus digunakan agar ia dapat melihat benda jelas pada jarak 25 cm.

Penyelesaian : Diketahui : PP = 75 cm P = 4 100 = 4 - 100 = 2,75 D PP 75 B. Lup dan Mikroskop 1. Lup Lup merupakan sebuah lensa cembung yang berfungsi memperbesar bayangan benda-benda kecil yang diamati. Untuk menentukan perbesaran bayangan yang dihasilkan Lup, terdapat dua besaran yang bisa dipakai, yaitu perbesaran linear dan perbesaran sudut. Perbesaran linear (M) didefinisikan sebagai jarak bayangan yang dibagi dengan jarak benda. M = S = h S h Sedangkan untuk perbesaran sudutnya ( Ma) adalah Ma = 25 f 2. Mikroskop Sebuah mikroskop memiliki dua buah lensa, yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Lensa objektif memiliki jarak fokus yang pendek (f0 < 1 cm), sedangkan lensa okuler memiliki jarak fokus yang panjang (beberapa cm).

gambar

Jarak antara lensa objektif dengan lensa okuler disebut panjang mikroskop dituliskan dengan persamaan : d = Sob + S ok Sedangkan untuk menentukan perbesaran total bayangan mikroskop adalah a. Untuk mata berakomodasi maksimum M tot = Sob x 25 + 1 S ob f ok b. Untuk mata tak berakomodasi. M tot = Sob x S ob Contoh Soal. 25

f ok

3.

Teropong atau Teleskop Teropong adalah alat optik yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat jauh. Ada dua jenis teropong yang kita kenal, yaitu : Teropong bias dan teropong pantul. Untuk panjang teropong bisa dicari dengan persamaan : d = f ob + f ok Sedangkan perbesaran teropong untuk mata tak berakomodasi maksimum adalah : M = f ob = f ob 25 + f ok

S ok

f ok

25

Dengan anggapan bahwa titik dekat mata sama dengan 25 cm Latihan Soal.

BAB 2 SUHU DAN KALOR Suhu dan Kalor adalah dua besaran yang berbeda. Namun karena memiliki hubungan yang kuat diantara keduanya, dalam percakapan sehari-hari keduanya sering diterjemahkan dalam pengertian yang sama. 1. Suhu dan Termometer Suhu didefinisikan sebagai derajat panas dinginnya suatu benda atau system. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuah benda disebut thermometer. Ada 4 macam skala yang biasa digunakan dalam pengukuran suhu, yaitu : skala Celcius, sakla Fahrenheit, Skala Reamur, dan skala Kelvin. Perbandingan keempat skala suhu seperti pada gambar di bawah ini : C R F K 0 0 0 0 100 80 212 373 Titik didih

0 0C

0 0R

32 0F

273 0K Titik Beku

Kita dapat mencari hubungan diantara keempat skala suhu yang disebutkan di atas tersebut dengan cara sbb: X Y Xt - Xb Yt - Yb Xa - Xb Ya - Yb Xa Ya Xt Xb Suhu terukur termometer X Titik tetap bawah termometer X Titik tetap atas termometer X Suhu terukur termometer Y Titik tetap bawah termometer Y Titik tetap atas termometer X Yt Yb

Dengan : Xt Xb Xa Yt Xb Xa

= = = = = =

2. Pemuaian Zat a. Muai Panjang L = . Lo . T Lt = Lo ( 1 + . T ) Dengan : L = Perubahan panjang Lo = Panjang mula-mula Lt = Panjang benda setelah waktu tertentu = koefisien muai panjang T = Perubahan suh b. Muai Luas A = .Ao . T At = Ao ( 1 + . T ) Dengan : A = Perubahan Luas Ao = luas mula-mula At = luas benda saat t = koefisien muai luas c. Muai Volume V = . Vo . T Vt = Vo ( 1 + . T ) Dengan : V = Perubahan Volume Vt = Volume benda saat t Vo = Volume mula-mula = koefisien muai volume d. Pemuaian Gas 1. Hukum Gay Lussac V = C ( konstan ) V1 = V2 T T1 T2 P = C ( konstan ) P1 = P2 T T1 T2 P = tekanan gas 2. Hukum Boyle P.V = C P1. V1 = P2 . V2 3. Hukum Boyle-Gay Lussac P . V = C P1 . V1 = P 2. V2 T T1 T2 e. Pemuaian Zat Cair Vt = Vo ( 1 + . T ) f. Anomali Air Semakin tinggi suhu, makin besar volume benda dan makin kecil massa jenis untuk air, jika suhu air naik dari 0 0C - 4 0C, volume air mengecil dan massa jenis membesar. Kemudian dari 4 0C ke atas volume air membesar dan massa jenisnya mengecil, hal ini disebut anomali air. Contoh soal.

3. Kalor Kalor atau panas merupakan suatu energi yang dapat merambat dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Satuan kalor adalah kalori. 1 kalori = 4,18 Joule atau 4,2 joule. a. Kalor jenis dan Kapasitar Kalor Kalor jenis adalah kemampuan zat dalam menyerap kalor atau jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan shu 1 kg zat sebesar 1 K. Kalor jenis dapat dinyatakan secara matematis sbb: c = Q m.t Sedangkan Kapasitas Kalor didefinisikan sebagai jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1 K. Secara matenatis dituliskan dengan persamaan sbb: C = m.c = Q t Dari kedua persamaan di atas dapat diperoleh rumus umum kalor, yaitu : Q = m.c. t = C. t Deangan : Q = energi kalor ( J ) C = kapasitas Kalor ( J / s) c = kalor jenis (J/kg.K) t = perubahan suhu ( K ) m = massa benda ( kg ) b. Hukum Kekekalan Energi Kalor Energi adalah kekal, sehingga benda yang suhunya tinggi akan melepas energi QL dan benda yang suhunya rendah akan menerima energi QT dengan besar yang sama. Bila kita nyatakan dalam bentuk persamaan, maka : QL = QT Persamaan diatas menyatakan hukum kekekalan energi pada pertukaran kalor dan disebut dengan Asas Black. Alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut kalorimeter. 4. Kalor Laten Kalor Laten adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk mengubah wujudnya persatuan massa. Secara matematis dituliskan : L = Q atau Q = m . L L = kalor laten (J/kg) m Perubahan Wujud Zat Melebur Padat Membeku Cair

Gas Catatan : - Suhu tetap = Suhu lebur - Suhu embun = Suhu didih a. Wujud Tetap. Q = m.c.t C = m.c

b. Wujud Berubah. Q=m.L

Contoh Soal

5. Perpindahan Kalor Ada 3 cara dalam perpindahan kalor dari satu benda ke benda lain, Yaitu : Konduksi,Konveksi dan Radiasi. a. Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan zat penghantar. Misalnya pada logam yang dipanaskan pada salah satu ujungnya. Banyaknya kalor yang dapat berpindah selama waktu tertentu ditulis dengan persamaan : H = Q = k A T atau Q = k A t T t L L Dengan : L = Panjang penghantar (m) H = Besar kalor yang merambat (J/s) A = luas penampang t = waktu (s) b. Konveksi Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. Misalnya : Blower (kipas angina), pengering rambut, angin darat/laut, ventilasi rumah, dll. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung dengan persamaan : H = Q = h A T atau Q = h A t T ; h Koefisien konveksi t c. Radiasi Radiasi adalah perpindahan energi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Misalnya, Energi matahari yang sampai ke bumi. Laju pemancaran kalor oleh permukaan hitam, menurut Stefan Boltzman dinyatakan sbb: Energi total yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam sempurna dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu, tiap satuan luas permukaan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak permukaan itu. Secara matematis laju kalor radiasi ditulis dengan persamaan sbb: H = Q = A T4 = e A T4 t = Konstanta Stefan Boltzman dengan nilai : 5,67 x 10-8 W/m2 K4 e = emisivitas benda = Q benda biasa pada suhu T Q benda hitam pada suhu T Contoh Soal

BAB 3 LISTRIK DINAMIS 1. Pengertian Arus Listrik Arus listrik didefinisikan sebagai gerakan muatan-muatan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Gerakan muatan-muatan listrik disebabkan oleh perbedaan potensial listrik atau yang sering disebut tegangan listrik. Besarnya kuat arus listrik I merupakan laju perubahan muatan listrik Q persatuan waktu t. I = Q : I = kuat arus listrik (A) t Q = muatan listrik (C) t = waktu (s) Jumlah elektron (n) yang mengalir adalah besar muatan dibagi dengan muatan 1 elektron. e = muatan elektron : 1,6 x 10-19 C . 2. Hambatan Listrik dan Hukum Ohm Dalam arus listrik terdapat hambatan listrik R yang menentukan besar kecilnya kuat arus listrik. Semakin besar hambatan listriknya, semakin kecil kuat arus listriknya. Secara matematis dirumuskan : R = V ; R = hambatan listrik (Ohm) I V = tegangan listrik (V) Persamaan dia atas dikenal dengan hukum Ohm. Faktorfaktor yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan listrik pada sebuah kawat penghantar adalah jenis bahan (), panjang penghantar ( l ), luas penampang (A), dan suhu (T), dinyatakan dengan persamaan : R = l A Dengan : R = hambatan (ohm) = hambat jenis kawat (ohm meter) A = luas penampang (m2) l = panjang kawat (m) Contoh soal

3. Susunan Seri dan Paralel Komponen Listrik Susunan Seri Hambatan (Resistor) Gambar

Pada tiga resistor yang disusun seri seperti gambar berlaku : V = V1 + V2 + V3 I = I1 = I2 = I3 Jika kita ingin mengganti ketiga resistor tersebut dengan sebuah resistor tunggal (Rs) adalah : Rs = R1 + R2 + R3

4. Hukum Kirchoff Kirchoff merumuskan dua hukum penting tentang rangkaian listrik, yaitu Hukum I dan Hukum II Kirchoff. Hukum I adalah tentang percabangan rangkaian listrik, yang menyatakan : Jumlah aljabar dari arus listrik pada titik cabang rangkaian listrik sama dengan nol . Menurut Hukum I Kirchoff : I1 + I2 + I3 = I4 + I5 I1 I2 I3 Contoh soal. I5 I4

Hukum II Kirchoff berkaitan dengan rangkaian listrik tertutup, Yang menyatakan bahwa : Jumlah aljabar dari beda potensial pada elemen-elemen listrik dalam rangkaian tertutup sama dengan nol. I V R1 Berdasarkan Hukum II Kirchoff : - V + I. R1 = 0

Aturan tanda dalam Hukum Kirchoff sbb: 1. Jika arah Loop sama dengan arah arus, maka tegangan pada semua elemen listrik bertanda positif, sedangkan jika arah Loop berlawanan arah arus, maka tegangan bertanda negatif.

2. Ketika bertemu baterai atau sumber tegangan lain, tanda untuk baterai positif bila yang dilewati adalah kutub positif, dan bertanda negatif bila yang pertama dilewati adalah kutub negatif.

Contoh Soal .

5. Energi dan Daya Listrik Besar energi ( W ) sama dengan usaha yang dilakukan sumber tegangan untuk memindahkan muatan (Q) selama waktu (t) akibat beda potensial V. Sehingga besarnya energi listrik dapat dinyatakan sbb: W = Q.V = V i t = I2 R t = V2 t R Daya Listrik ( P ) didefinisikan sebagai aenergi Listrik W persatuan waktu. Secara matematis dinyatakan sbb: P = W = V I = I2 R = V 2 t R Satuan daya listrik adalah Joule / sekon atau Watt Spesifikasi Peralatan Listrik Peralatan listrik, misalnya lampu pijar telah di desain dengan spesifikasi tertentu yang dituliskan pada peralatan tersebut, sehingga terlihat langsung oleh pemakai. Apabila tertulis 100 W / 220 V, berarti daya yang dipakai 100 W menggunakan tegangan tepat 220 Volt. Pada umumnya, hambatan peralatan listrik dianggap konstan sehingga dayanya sebanding dengan kuadrat tegangan sesuai dengan hubungan sbb: 2 Ps = V . Pt Vt Dengan : Ps Pt Vs Vt Contoh soal. = daya sesungguhnya yang diserap peralatan = daya tertulis pada alat = tegangan sesungguhnya yang diberikan kapada alat = tegangan tertulis pada alat

6. Tegangan DC ( Arus Searah) dan Tegangan AC (Arus Bolak Balik) Tegangan listrik dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu tegangan DC dan tegangan AC. Tegangan DC dihasilkan oleh sumber tegangan DC, misalnya generator DC, Baterai dan Accumulator. Sedangkan tegangan AC, misalnya listrik PLN. Pada tegangan DC arus mengalir dalam satu arah, sedangkan pada tegangan AC arus listrik mengalir senantiasa berbalik arah secara teratur.atau periodik. BAB 4 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk merambat, yang berarti bahwa gelombang elektromagnetik dapat nerambat dalam ruang hampa. 1. Teori Maxwell James Clark Maxwell mengemukankan hipotesis bahwa : Apabila perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka sebaliknya perubahan medan listrikpun akan dapat menimbulkan medan magnet. Gelombang elektromagnet terdiri dari medan magnet dan medan listrik yang berubah secara periodik dan serempak dengan arah getar tegak lurus satu sama lain dan keduanya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Dengan demikian gelombang elektromagnetik ditentukan oleh permiabilitas vakum 0 dan permitivitas vakum 0 yang memenuhi hubungan sbb: 1 C = = 3 x 10 8 m/s

Dengan memasukkan 0 = 4 x 10 -7 Wb/ A.m dan 0 = 8,85 x 10 -7 C/Nm2 Nilai cepat rambat gelombang elektromagnetik ini tepat sama dengan cepat rambat cahaya dalam vaku, sehingga dapat disimpulkan bahwa cahaya termasuk gelombang elektromagnetik. 2. Percobaan Hertz Heinrich Hertz adalah orang yang pertamakali menguji hipotesis Maxwell, mengenai gelombang elektromagnetik. Hertz berhasil mengukur bahwa cepat rambat gelombang frekuensi radio sesuai dengan nilai yang diramalkan Maxwell dan juga berhasil menunjukkan sifat-sifat gelombang dari cahaya, yaitu pemantulan, pembiasan interferensi, difraksi dan polarisasi. Dengan demikian Hertz telah mebuktikan kebenaran hipotesis Maxwell tentang gelombang elektromagnetik. Beberapa sifat gelombang elektromagnetik dapat dituliskan sbb: Dapat merambat dalam ruang hampa Merupakan gelombang transversal Merambat dalam arah lurus (tak dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik) Dapat megalami pemantulan (refleksi) Dapat mengalami pembiasan (refraksi) Dapat mengalami perpaduan (interferensi) Dapat mengalami lenturan (difraksi) Dapat mengalami pengutuban (polarisasi) 3. Spektrum Gelombang Elektromagnetik Gelombang elektromagnetik terdiri dari berbagai gelombang yang berbeda frekuaensi dan panjang gelombangnya, tetapi memiliki kecepatan rambat yang sama, yaitu c = 3 x 10 8 m/s. Spektrum gelombang elektromagnetik berdasarkan urutan kenaikan frekuensi atau penurunan panjang gelombang adalah : 1. gelombang radio 2. gelombang mikro 3. sinar infra merah 4. sinar tampak (cahaya) 5. sinar ultraviolet 6. sinar-X 7. sinar gamma

0 0

Hubungan antara frekuensi f, panjang gelombang dan cepat rambat gelombang elektromagnetik c adalah memenuhi persamaan : c =f Rentang spektrum gelombang elektromagnetik secara langkap seperti pada gambar di bawah ini

KATA PENGANTAR Assaalamualaikum Wr.Wb. Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt. Alhamdulillah atas Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Diktat Fisika ini. Dengan beragamnya buku Fisika yang beredar saat ini, dengan harga yang tentunya bervariatif dan mungkin saja merupakan beban berat bagi para orangtua khususnya yang mempunyai anak yang sekolah di tingkat SMA dalam hal biaya sekolah anaknya, dikarenakan situasi dan kondisi perekonomian saat ini. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, yang salah satunya adalah harus ditunjang dengan adanya buku sunber belajar bagi siswa, sehingga bisa memperoleh wawasan dan ilmu pengetahuan yang sesuai dengan yang diharapkan. Karena hal ini berkaitan erat dengan perolehan nilai raport bagi siswa. Oleh sebab itu maka penulis memcoba memberikan solusi bagi permasalahan tersebut di atas, yaitu dengan menyusun Diktat Fisika ini yang dikhususkan bagi siswa kelas X pada Semester Genap, dengan harapan bisa lebih meringankan beban orangtua dalam membiayai sekolah anaknya. Penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs. Joni Y. Moa, selaku kepala SMA Negeri 1 Tanjung yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan penyusunan Diktat Fisika ini. Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Guru SMA Negeri 1 Tanjung yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyusunan Diktat Fisika ini. Diktat Fisika yang penulis susun ini untuk kalangan sendiri dan tentunya penulis menyadari masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dalam penyempurnaannya. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Penulis

You might also like