Professional Documents
Culture Documents
MENGEMBANGKAN PROGAM LAYANAN Hasil asamen dan segala usaha untuk menafsirkan kebutuhan layanan ALB yang ada di kelas kita tidak akan ada artinya, jika kita tidak tindak lanjuti dengan dengan pengembangan progam. Idealnya pengembangan progam ini dilakukan juga oleh sebuah tim yang menangani anak ini sejak tahap identifikasi. Progam yang disusun berupa Progam Pengajaran Individual (PPI) karena memang progam tersebut diperuntukkan bagi anak secara individual. Keputusan untuk mengembangkan PPI harus sesuai dengan kebutuhan anak. Namun, sepanjang kebutuhan ini tidak jauh berbeda dan dapat dilayani bersamasama, PPI mungkin belum perlu dikembangkan. Jika dikaji dengan cermat, format PPI hampir sama dengan format rencana pembelajaran (RPP), namun jika format PPI hanya diperuntukkan bagi seorang siswa yang identitasnya dicantumkan secara eksplisit, sedangkan rencana pembelajaran yang biasanya diperuntukkan kepada seluruh siswa dalam satu kelas. PPI dibuat untuk setiap anak yang memerlukan layanan khusus karena kemampuan dan kebutuhan setiap anak memang berbeda. Dengan demikian, kebutuhan anak tidak akan tertangani secara baik, jika kita mengembangkan satu progam untuk semua anak yang memerlukan bantuan khusus. Agar mendapat gambaran yang lebih jelas lagi, berikut merupakan contoh pengembangan suatu PPI.
Kemampuan yang semestinya dikuasai : 1. Dapat membaca dengan ucapan yang benar secara lancer 2. Dapat memahami isi bacaan 3. Dapat menebak kata dari konteks/bacaan
1. Membaca kata yang terdiri dari 3 suku kata atau lebih dengan penggalan yang salah 2. Membaca vocal ganda dengan ucapan yang salah
3. Hanya dapat memahami kurang lebih 15% dari kata-kata yang semestinya dapat dipahami dalam konteks bacaan
1. Masih sering membaca dengan menunjuk kata yang dibaca 2. Sering menghindari giliran membaca
Tujuan Umum
1. Tedi dapat membaca dengan ucapan yang benar secara lancer 2. Tedi dapat memahami isi bacaan
Tujuan Khusus
1. Tedi dapat membaca kata yang terdiri dari 3 suku kata atau lebih dengan penggalan yang benar 2. Tedi dapat mengucapkan vocal ganda dengan benar a. Tedi dapat menjawab pertanyaan tentang isi wacana yang diberikan b. Tedi dapat menemukan kata yang tepat untuk melengkapi kata-kata yang dihilangkan dalam satu wacana singkat
Materi Pelajaran
1. Kata-kata yang terdiri dari 3 suku kata atau lebih. 2. Kata-kata yang mengandung vocal rangkap 3. Wacan singkat yang banyak memuat kat-kata yang terdiri dari 3 suku kata atu lebih dan yang mengandung vocal rangkap. Wacana ini dilengkapi dengan gambar-gambar yang menarik.
1. Kartu kata yang memuat kata-kata yang terdiri dari 3 atau lebih suku kata dan kata-kata yang mengandung vocal rangkap/ganda 2. Rekaman bacaan yang benar dan lancer 3. Buku bahasa Indonesia untuk kelas 3, Menangani Kesulitan Belajar Membaca
Kegiatan Belajar
1. Kegiatan belajar akan dilakukan secara terintegrasi, namun perlu akan dilakukan di luar jam pelajaran, tiga kali dalam seminggu, selama satu bulan untuk mencapai tujuan 1.1 dan 1.2; serta selam dua bulan untuk mencapai tujuan 2.1 dan 2.2. dalam kegiatan terintegrasi, guru akan memberikan bantuan khusus kepada Tedi, sementara anak-anak lain sedang mengerjakan tugas. Guru akan berusaha mengatur agar Tedi dapat dibantu dan anak-anak lain dapat belajar seperti biasa. 2. Kegiatan belajar untuk mencapai tujuan 1.1 dan 1.2 akan dimulai dengan latihan membaca kata secara terpisah dengan bantuan kartu kata, contoh dari guru dan contoh dari rekaman. Langkah berikutnya, kata yang dilatih dipakai dalam kalimat dan siswa disuruh membaca kalimat secara utuh. Selanjutnya kalimat yang mengandung kata yang dilatih dipakai dalam satu paragraph singkat. Pada setiap latihan , putaran ini diulang kembali. Jika siswa sudah menunjukkan kemajuan dalam pengucapan dan pemenggalan, latihan kata-kata secar terpisah dikurangi, dan latihan membaca kata kata dalam kalimat dan dalam paragraph ditambah. 3. Untuk mencapai tujuan 2.a dan 2.b, Tedi dilatih memahami arti kalimat yang dipakai pada latihan pada 2. Setelah membaca kalimat, Tedi diberi pertanyaan yang berkaitan dengan makna yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika pertanyaan sudah dapat dijawab, kalimat yang sama dengan satu kata yang dihilangkan ditunjukkan kepada Tedi. Tedi diminta menebak kata yang dihilangkan tersebut. Latihan dengan kalimat dilanjutkan dengan latihan memahami isi paragraph. Kalimat yang sudah dilatih tadi dikembangkan menjadi paragraph singkat. Tedi diminta membacanya secar nyaring (sekaligus untuk melatih ucapan dan pemenggalan kata) dan kemudian membaca dalam hati. Selanjutnya Tedi diminta menjawab bebrapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi paragraph. Latihan berikutnya adalah paragraf yang sama dengan beberapa kata yang dihilangkan secara teratur diberikan kepada Tedi, dan Tedi diminta menebak kata yang dihilangkan tersebut. latihan ini diberikan secara berulang-ulang dan bertahap.
Penilaian : 1. Prosedur Penilaian : penilaian kemajuan Tedi dilakukan selama proses latihan berlangsung dan pada akhir masa latihan. 2. Jenis dan Alat penilaian : penilaian akan dilakukan dengan tes perbuatan, tes lisan, dan tes tertulis. Tes perbuatan berupa tugas untuk membaca/mengucapkan kata, kalimat dan membaca paragraph tes lisan berupa pertanyaan isi bacaan, dan tes tertulis berupa
mengisi kata-kata yang dihilangkan, semacam prosedur cloze (mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang agak sukar). Selam melaksanakan latihan, digunakan lembar observasi berikut untuk merekam kemajuan Tedi.
Lembar Observasi Nama : Tedi Jumlah jawaban No. Aspek yang dinilai benar pada latihan ke 1 1. Pengucapan kata terpisah : a. Pemenggalan b. Vokal ganda 2. Pengucapan kata dalam kalimat : a. Pemenggalan b. Vokal rangkap 3. Pengucapan kata dalam wacana : a. Pemenggalan b. Vocal rangkap 4. Pemahaman : a. Makna kalimat b. Makna paragraph 5. Menebak kata : a. Dalam kalimat b. Dalam paragraf 2 3 4 5 6 Keterangan
Contoh pengembangan PPI di atas merupakan contoh yang dapat dipersiapkan guru untuk memberikan layanan tindak lanjut pada Tedi. Hal ini sangat penting guna perkembangan potensi siswa. Namun adakalanya juga kita perlu mengembangkan dua jenis progam. Misalnya kasus pada Irman yang mengalami gangguan pendengeran. Progam yang pertama berkaitan dengan pendengaran yang dialami Irman, untuk keperluan ini, kita perlu mendeskripsikan hasil asesmen yang kita lakukan, kemudian
menghubungi seorang dokter THT dan jika mungkin seorang audiolog. Deskripsi yang sudah kita buat, kita serahkan dan kita diskusikan bersama-sama dengan kedua ahli tersebut disertai dengan orang tua Irman sebagai satu tim. Diharapkan dari diskusi tersebut dokter THT akan dapat melakukan diagnosis dan memberikan pelayanan kesehatan telinga pada Irman, serta audiolog akan dapat melakukan asesmen untuk menentukan tingkat kehilangan pendengaran Irman, kemudian barangkali Irman dapat dibantu dengan alat bantu dengar. Semua ini perlu diketahui dan dipahami oleh anggota tim, agar pelayanan berikutnya dapat berlangsung dengan aman. Orang tua dapat memahami kondisi anaknya, dan kita sebagai guru dapat menyesuaikan beberapa aspek pembelajaran dengan kebutuhan Irman. Lalu progam yang kedua, yaitu progam yang dapat dilakukan seorang guru, tidak secara tim. Berupa pengaturan tempat duduk (misalnya Irwan ditempatkan pada deretan depan), atau pun dalam pembelajaran lebih menekankan pada penggunaan alat peraga visual, serta lebih banyak memberikan latihan secara tertulis. Dengan progam ini, Irman akan dapat mengikuti pelajaran dengan lebih baik. Dari contoh-contoh di atas, progam pengembangan haruslah menyesuaikan pada siswa. Mengembangkan progam harus berpedoman pada karakteristik dan kebutuhan siswa.