You are on page 1of 30

MATERI ISTIRAHAT DAN TIDUR

Tidur adalah perubahan kondisi kesadaran yang terjadi selama periode terus-menerus, memulihkan energi dan kesehatan. Istirahat adalah kondisi penurunan aktivitas mental dan fisikal yang memberikan seseorang perasaan segar dan siap mulai beraktivitas seharihari.

Fisiologi Tidur Tidur adalah proses fisiologikal yang melibatkan serangkaian kondisi dalam sistem saraf pusat. Tidur adalah cyclical phenomenon.

Tahapan tidur Tahap 1: NONREM Tahapan tidur yang paling ringan Berakhir beberapa menit Mulai terjadi penurunan aktivitas fisiologikal dan diikuti penurunan secara bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme Mudah dibangunkan dengan stimuli sensori seperti suara Jika terbangun, perasaan seperti melamun Tahap 2: NONREM Periode sound sleep Relaks Masih mudah dibangunkan Berakhir 10 sampai 20 menit Fungsi tubuh melambat

Tahap 3: NONREM Tahap awal tidur dalam Sulit dibangunkan dan jarang bergerak Otot-otot sangat relaks Tanda-tanda vital turun tetapi masih teratur Berakhir 15 sampai 30 menit

Tahap 4: NONREM Tahap tidur yang paling dalam Sangat sulit dibangunkan Jika terbangun, akan sulit tidur lagi Pemulihan dan mengistirahatkan tubuh Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah daripada selama jam-jam bangun Berakhir kira-kira 15 sampai 30 menit Kemungkinan terjadi berjalan sambil tidur dan enuresis

Tahap 5: REM Tahap bermimpi Biasanya mulai setiap 50 sampai 90 menit setelah tidur dimulai Ditandai respon autonom berupa pergerakan mata cepat, fluktuasi pernapasan dan denyut jantung, dan tekanan darah Tonus otot skeletal hilang Bertanggung jawab terhadap pemulihan mental Sangat sulit dibangunkan Durasi meningkat pada setiap siklus dan rata-rata 20 menit

Kebutuhan tidur Neonatus 10 23 jam/hari (rata-rata 16 jam) Periode REM dan nonREM Bayi Rata-rata 14 17 jam/hari, diselingi periode tiduran sebentar 3 4 jam. Berkembang pola tidur malam pada usia 3 bulan Terutama tidur REM Toddler Rata-rata 12 jam/hari Diselingi periode nap, tetapi biasanya berhenti setelah usia 3 tahun Mulai mengalami mimpi buruk (nightmare) Tidur REM berkurang ok maturasi otak dan peningkatan stimulasi Eksternal Preschool Rata-rata 10 11 jam/hari Gangguan tidur ok stimulasi Anak usia sekolah Bersifat individu dan tergantung pada usia, aktivitas dan status kesehatan Usia 6 9 tahun 11 12 jam/hari Usia 10 12 tahun 10 jam/hari Remaja Kebutuhan tidur dan istirahat bervariasi Rata-rata 8 9 jam/hari Pertumbuhan fisikal yang cepat dan pola hidup aktif dapat Menyebabkan kelelahan

Terlambat tidur dan larut malam Dewasa (20 50 tahun) < 6 jam/hari atau > 9 jam/hari Rata-rata 6 8 jam/hari Dewasa tua Sering terbangun pada malam hari Tahap tidur ke IV berkurang Napping adalah umum

Istirahat & Tidur Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada reticular activating system (RAS) yang terletak dalam batang otak bagian atas dan bulbar Synchronizing region (BSR) dalam pons dan otak depan bagian tengah. RAS distimulasi oleh input sensori Mempertahankan kewaspadaan dan kondisi bangun BSR distimulasi oleh impuls dari pusat tertinggi (pikiran), reseptor sensori perifer (stimuli suara), dan sistem limbik (emosi) Menyebabkan seseorang tertidur

Fungsi tidur Protektif dan restoratif

Memelihara fungsi jantung Memperbaiki dan memperbaharui epithelial dan sel-sel khusus (jaringan otak) Pada anak-anak Merangsang produksi hormon pertumbuhan dan sintesis protein Menghemat energi Menurunkan basal metabolic rate

Belajar, memori dan adaptasi perilaku Tidur dan bermimpi memungkinkan seseorang memecahkan masalah, mendapat wawasan baru, menjernihkan emosi dan mempersiapkan pikiran untuk peristiwa dikemudian hari

Faktor yang mempengaruhi tidur Pola tidur Waktu mulai tidur dan durasi tidur Pola yang mempengaruhi keberhasilan usaha untuk tertidur Contoh: tidur 1 jam lebih lambat menghasilkan tertidur 1 jam lebih lambat pada malam berikutnya Sakit Sakit dapat mengurangi kemampuan tidur atau tertidur Nyeri, cemas, depresi, penyakit paru kronis, hipertensi, peptic ulcer dan penyakit thyroid mengganggu pola tidur Nocturia terbangun pada malam hari Obat-obatan Mempengaruhi pola dan kualitas tidur Stres emosional Menyebabkan sulit tertidur, sering terbangun atau tidur berlebihan Lingkungan Tingkat kebisingan, cahaya, ventilasi, suhu ruang, tipe tempat tidur dan adanya teman tidurMempengaruhi kemampuan tertidur Latihan dan keletihan Memfasilitasi mudah tertidur Intake kalori Mempengaruhi pola tidur

Gangguan tidur Insomnia Sulit tertidur (initial insomnia) Sulit mempertahankan tidur (intermittent insomnia) Tidak mampu tidur kembali setelah terbangun (terminal insomnia) Sleep apnea Henti bernapas sesaat selama tidur Tipe sentral ok kelainan pada pusat pernapasan Tipe obstruktif ok sumbatan saluran napas atas (berakhir 30 60 detik) Narcolepsy. Kondisi yang memiliki ciri khas berupa serangan tidur yang tidak dapat dicegah REM dapat terjadi dalam 15 menit setelah tidur Mungkin terjadi halusinasi Mungkin tidak tahu perbedaan antara mimpi dan kenyataan Parainsomnia. Berkaitan dengan bangun sebagian yang ditandai khas adanya aktivitas motorik tibatiba dan otomatis selama tidur Gejala: Somnabulism (tidur berjalan) Mimpi buruk Nocturnal enuresis Gigi gemertak (tooth grinding)

Penatalaksanaan gangguan tidur Kontrol lingkungan. Kenyamanan suhu kamar (18 21C) dan ventilasi, tempat tidur. Tidak gaduh. Cukup cahaya. Kebiasaan sebelumTidur. Latihan fisikal (sedikitnya 2 jam sebelum tidur). Membaca Mendengarkan musik. Mencegah gangguan fisiologikal. Mengontrol gejala yang dapat mengganggu tidur. Meningkatkan kenyamanan. Menggunakan pakaian longgar dan kering. Sprei tidak kusut. Personal hygene sebelum tidur. Mandi air hangat. Menyusun periode tidur dan istirahat. Memberikan obat tidur. Flurazepam (Dalmane). Chlordiazepoxide (Librium). Chloral hydrate. Methaqualone (Quaalude). Diazepam (Valium) Penyuluhan tentang teknik meningkatkan kebiasaan tidur yang baik.

Menyiapkan tempat tidur Menyiapkan tempat tidur dengan segala perlengkapannya, agar siap pakai untuk pasien. Tujuan:

Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan siap pakai. Dilakukan pada waktu: Akan menerima pasien baru. Setelah pasien pulang atau meninggal dunia Setelah pembersihan besar

Persiapkan alat dan bahan Alat: Tempat tidur, kasur dan bantal Sprei besar. Sprei kecil. Sarung bantal. Perlak. Selimut. Pasien: Jika tempat tidur sedang digunakan oleh pasien, maka pasien diberi penjelasan tentang halhal yang akan dilakukan.

Penatalaksanaan Kasur diratakan. Sprei besar dipasang dengan urutan sebagai berikut: Garis tengah lipatannya harus tepat di tengah kasur.

Bagian atas sprei dimasukkan rata di bawah kasur sekurangkurangnya 30 cm, demikian juga sprei pada bagian kaki, setelah ditarik setegang mungkin. Pada ujung tiap sisi kasur dibuat sudur setinggi 90 lalu seluruh tepi sprei besar dimasukkan ke bawah kasur dengan rapih dan tegang. Perlak dipasang sekurang-kurangnya 30 cm dari sisi tempat tidur bagian kepala. Sprei kecil dipasang rata di atas perlak dengan tiap sisinya dimasukkan bersama perlak ke bawah kasur setegang mungkin. Selimut dilipat empat secara terbalik dan dipasang pada kasur bagian kaki, sedangkan bagian atas yang terbalik dimasukkan ke bawah kasur sekurang-kurangnya 10 cm. Ujung sisi-sisi selimut dimasukkan ke bawah kasur. Bantal dipasang sarungnya dengan sudut bantal dimasukkan benarbenar ke dalam sudutsudut sarungnya. Bagian sarung bantal yang terbuka tidak menghadap ke arah pintu.

Merapikan tempat tidur Merapihkan tempat tidur pada waktu tertentu dan sewaktu-waktu diperlukan, khususnya selama pasien masih dirawat. Tujuan: Mempertahankan kebersihan dan kerapihan tempat tidur sehingga memberikan rasa nyaman.

Persiapan alat dan bahan Alat tenun bersih yang terdiri dari: Sprei besar. Sprei kecil. Sarung bantal. Selimut.

Pasien: Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.

Pelaksanaan Alat tenun bersih yang terdiri dari:

Sprei besar. Sprei kecil. Sarung bantal. Selimut. Pasien: Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan. Perlak, sprei kecil dan selimut dipasang dengan cara seperti pada perasat menyiapkan tempat tidur. Setelah selesai, pasien dikembalikan ke tempat tidur. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat semula.

MATERI AMBULASI Ambulasi dini mengurangi waktu hospitalisasi dan mencegah komplikasi: Paralytic ileus Thrombophlebitis Tubuh berfungsi dengan baik biladalam posisi vertikal Ambulasi meningkatkan: Kesehatan fisikal dan mental

Kekuatan otot dan mobilitas persendian Pertukaran pernapasan Tonus otot Gastrointestinal Sirkulasi

Tanpa stres pada tulang akan terjadi pengendapan kalsium dan menyebabkan peningkatan masalah ginjal kibat terbentuk batu ginjal. Otot utama untuk berjalan adalah otot paha dan kaki. Jika otot tersebut tidak digunakan atau dilatih karena pasien harus bed rest dalam waktu lama - ambulasi harus dilakukan secara bertahap. Ambulasi dengan satu pasien Bantu pasien duduk pada tepi tempat tidur setelah menurunkan posisi tempat tidur. Bantu pasien yang mengalami pusing dengan mempertahankan posisi hingga ia dapat berdiri tanpa menjadi pusing. Bantu pasien berdiri. Pegang lengan atas pasien dengan tangan yang terdekat dengan pasien. Pegang tangan pasien dengan tangan yang lain. Jika pasien memiliki kelemahan pada satu sisi, berdirilah pada sisi yang lemah dari pasien Untuk pasien CVA, berdirilah pada sisi yang sehat Rasional: otot yang lemah pada sisi yang sakit tidak memberikan cukup kekuatan untuk anda memegang dan menopang pasien Anjurkan pasien mempertahankan postur yang baik dan tegak lurus. Minta pasien untuk mengangkat kaki ketika melangkah. Ambulasi dengan dua asisten Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur setelah menurunkan posisi tempat tidur. Kaji apakah pasien pusing. Bantu pada posisi tersebut hingga ia dapat berdiri tanpa menjadi pusing. Rasional: orthostatic hypotension dapat terjadi pada pasien yang bed rest dalam waktu lama Posisikan penolong pada setiap sisi dari pasien. Setiap penolong memegang lengan atas pasien dengan tangan yang terdekat denganpasien dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain. Anjurkan pasien mempertahankan postur yang baik dan tegak lurus. Minta pasien mengangkat kaki ketika melangkah. Ambulasi dengan crutch Peralatan:

Pita ukur (mitelin) Crutch walker Sol sepatu keras Prosedur ambulasi dengan crutch Jelaskan alasan prosedur kepada pasien. Minta pasien menggunakan sepatu yang akan dipakai ketika menggunakan crutch. Minta pasien tidur terlentang di tempat tidur dengan lengan disamping. Atur pegangan tangan pada crutch sehingga siku pasien sedikit fleksi. Minta pasien untuk berdiri dengan crutch dibawah lengan. Ukur jarak dari aksila ke ujung pada 20 cm dari bagian luar tumit. Ukur jarak antara aksila dan bagian lengan crutch. 2 jari antara aksila dan crutch bar

Four- point gait Demonstrasikan urutan-urutannya kepada pasien: Gerakkan crutch kanan Gerakkan kaki kiri Gerakkan crutch kiri Gerakkan kaki kanan Bantu pasien mempraktekkannya. Kaji kemajuan pasien dan betulkan setiap kesalahan yang terjadi. Three-point gait Demonstrasikan urutan-urutannya kepada pasien: Dua crutch menopang ekstremitas yang paling lemah Seimbangkan berat badan pada crutch Majukan kedepan pada kaki yang dapat menahan berat badan Bantu pasien mempraktekkannya. Kaji kemajuan pasien dan betulkan setiap kesalahan yang terjadi. Tetap bersama pasien hingga crutch dipastikan aman. Two point gait Demonstrasikan urutan-urutannya kepada pasien: Majukan kaki kanan dan crutch kiri secara simultan Majukan kaki kiri dan crutch kanan secara simultan Bantu pasien mempraktekkannya. Kaji kemajuan pasien dan betulkan setiap kesalahan yangterjadi. MATERI

KEAMANAN LINGKUNGAN Pemberian keamanan lingkungan, melibatkan: Pasien Pengunjung Petugas kesehatan Desain dan dekorasi ruangan pasien harus memberikan kepuasan terhadap dua kebutuhan: Kenyamanan pasien Keamanan pasien Tindakan keamanan Usia pasien mempengaruhi tindakan keamanan khusus yang diperlukan untuk memberikan keamanan lingkungan. Contoh: bayi memerlukan supervisi terus-menerus karena mereka mungkin mencoba meraih sesuatu kedalam mulut atau hidung mereka. Pengekang (restrain) Pengekang digunakan untuk mencegah pasien mengalami cedera atau meningkatkan keamanan ketika pasien di tempat tidur atau kursi. Jika pengekang diperlukan, gunakan pedoman sebagai berikut: Gunakan pengekang untuk melindungi pasien, bukan untuk kepentingan petugas kesehatan. Pertimbangkan kebijakan rumah sakit atau perintah dokter untuk Menggunakan pengekang. Mungkinkan pasien dapat bergerak dengan bebas. Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan pengekang pada pasien. Ingat, bahwa pengekang dapat Menyebabkan Peningkatan kecemasan dan penurunan self-image. Ingat, bahwa sirkulasi dan integritas kulit dapat terganggu oleh pengekang. Sering observasi. Lindungi bagian tulang yang menonjol, Prosedur keamanan lingkungan Pengkajian: Identifikasi usia pasien, gangguan sensori kronis, tingkat mobilitas, penggunaan alat bantu ambulasi, riwayat kesehatan umum. Observasi dan catat tingkat kesadaran pasien, orientasi, mobilitas dan keterbatasan. Identifikasi setiap gangguan sensori atau kemampuan motorik akibat penyakit atau cedera.

Evaluasi kemampuan pasien memahami instruksi. Kaji kebutuhan peralatan khusus untuk meningkatkan keamanan lingkungan. Evaluasi kemampuan pasien untuk mengambil keputusan. Rencana (Tujuan): Membantu pasien memahami stimuli lingkungan yang terkait dengan keamanannya. Memberikan perlindungan ketika kemampuan pasien menerima dan memahami stimuli Lingkungan menurun. Meningkatkan tingkat mobilitas dalam lingkungan yang aman. Menentukan Peralatan keamanan yang diperlukan untuk Meningkatkan Keamanan lingkungan. Implementasi (Prosedur): Mencegah cedera Mekanikal Mencegah cedera thermal Memberikan keamanan pasien Evaluasi (Hasil yang diharapkan): Pasien menerima informasi tentang tindakan keamanan yang tepat untuk kebutuhannya. Pasien mengerti lingkungan yang aman dari bahaya mekanikal, kimiawi dan thermal. Semua peralatan dan bel panggil mudah Persiapan alat Tempat tidur dengan pagar pengaman. Peralatan dapat bergerak yang dilengkapi kunci pengaman. Pengekang (restraint). Kassa kerlix. Kain pengekang dengan alas flannel. Pembalut dengan ukuran yang sesuai untuk area yang di immobilisasi. Bel untuk komunikasi. Pelaksanaan Atur tempat tidur dalam posisi rendah ketika anda tidak didalam ruangan pasien. Beritahu pasien yang lemah, nyeri atau habis operasi untuk minta bantuan sebelum meninggalkan tempat tidur. Letakkan peralatan dan bel panggil, dalam jangkauan pasien. Ingatkan pasien dan petugas kesehatan lainnya untuk mengunci kursi dorong dan melepaskan kunci hanya setelah pasien aman. Pertahankan pagar tempat tidur tetap terpasang untuk pasien yang gelisah, tua, kejang dan pasien bedah. Pasang pengekang lembut untuk pasien yang beresiko terjatuh dari tempat tidur atau kursi dorong. Periksa sirkulasi dan kondisi kulit tangan atau kaki setiap dua jam. Rubah posisi pasien setiap dua jam.

Lepaskan pengekang setiap dua jam dan berikan perawatan kulit. Lakukan range of motion pada ekstremitas setiap dua jam. Evaluasi dan dokumentasi Dokumentasikan penggunaan pengekang pergelangan tangan pada buku catatan. MATERI PERSONAL HYGIENE Bed bath : Suatu tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara mandiri secara sendiri dengan cara memandikannya di tempat tidur. Tujuannya: Menjaga kebersihan tubuh Menghilangkan bau badan Mengurangi infeksi akibat kulit kotor Memperlancar sistem peredaran darah, syaraf dan merelaksasikan otot Menambah kenyamanan pasien Prosedur memandikan: Sebelum melakukan prosedur memandikan, lakukan pengkajian terhadap :

Kondisi kulit Faktor fisikal dan emosional Adanya nyeri dan kebutuhan tindakan sebelum memandikan pasien Aspek lain yang mungkin mempengaruhi proses memandikan Tentukan: Tujuan dan tipe kebutuhan mandi bagi pasien Kemampuan self-care Pergerakan dan positioning Tingkat kenyamanan pasien bila dimandikan orang lain Kebutuhan peralatan mandi dan linen Persiapan alat: Siapkan alat-alat pada baki/troli berisi :

Satu stel pakaian bersih

Baskom mandi 2 buah masing-masing berisi air dingin dan air hangat Dua buah handuk (1 handuk sedang, 1 handuk besar) Selimut mandi Sabun mandi Sabun mandi dalam tempatnya Waslap (bath mitt) 2 buah bedak Sisir Kapas cebok dalam tempatnya Botol berisi air untuk cebok Bengkok Perlak dan alasnya Bakinstrumen berisi pinset, sarung tangan Pispot tertutup Tempat pakaian kotor Sketsel / sampiran

Persiapan pasien dan lingkungan Berikan salam dan perkenalkan diri kepada keluarga / pasien Jelaskan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan Pasang sampiran / tutup pintu dan jendela

Pelaksanaan Cuci tangan Dekatkan alat-alat kedekat pasien Ganti selimut dengan selimut mandi Pindahkan bantal pasien yang tidak digunakan Pasang perlak dan alasnya dibawah bokong

Tanyakan kepada pasien apakah ingin BAB / BAK (bila ya, pasang pispot, kemudian bersihkan setelah BAB / BAK) bila tidak lakukan tindakan selanjutnya. Minta ijin kepada pasien / keluarga untuk membuka pakaian bagian atas dan masukkan ke dalam tempat pakaian kotor. Bentangkan handuk yang satu (ukuran sedang / kecil) di bagian bawah kepala Gunakan sarung tangan Masukkan waslap kedalam kom berisi air hangat dan bersihkan muka, telinga, leher. Tanyakan pada pasien apakah menggunakan sabun atau tidak. Bersihkan muka pasien dengan waslap hingga bersih lalu dikeringkan. Angkat handuk yang dibentangkan di bawah kepala Bentangkan handuk secara melebar kesamping kiri dan kanan diatas dada pasien, kedua tangan diletakkan diatas handuk Bersihkan lengan pasien dari lengan yang jauh dari petugas, dimulai dari ujung jari-jari hingga ketiak menggunakan waslap kemudian beri sabun dan bersihkan hingga bersih lalu keringkan dengan handuk Bersihkan lengan pasien pada sisi yang lain Letakkan kedua lengan yang sudah bersih diatas kepala Bentangkan handuk diatas dada hingga perut pasien Turunkan semilut mandi sampai perut bagian bawah Bersihkan bagian dada, perut dengan waslapyang dibasahi dengan air hangat, kemudian beri sabun, bilas dengan menggunakan waslap bersih yang dibasahi dengan air hangat hingga bersih lalu keringkan dengan handuk Pasang pakaian bagian atas yang bersih lalu pasien ditidurkan terlentang kembali Buka selimut mandi pada bagian kaki yang terjauh dari petugas dan bentangkan handuk dibawah kaki pasien secara memangjang, lutut pasien ditekuk (jika perlu). Ambil waslap yang sudah dimasukkan ke dalam air hangat bersihkan kaki yang jauh dari petugas di mulai dari lipatan paha ke ujung jari-jari kaki, di sabun kemudian bersihkan hingga bersih dan keringkan dengan handuk Masukkan kaki yang saudah bersih ke bawah selimut mandi. Buka selimut mandi pada bagian kaki sisi yang lain dan bentangkan handuk di bawah kaki secara memanjang, lutut pasien ditekuk (jika perlu). Ambil waslap yang sudah dimasukan ke dalam air hangat, bersihkan kaki mulai dari lipatan paha ke ujung jari-jari kai, di sabun kemudian bersihkan hingga bersih dan keringkan tubuh dengan handuk Turunkan kedua lengan pasien dan menarik selimut mandi ke atas sampai menutup dada pasien. Miringkan pasien ke arah kiri dan bentangkan handuk (memanjang) dibagian punggung sampai bokong. Bersihkan bagian tengkuk, punggung dan bokong dengan waslap yang diberi air hangat, kemudian disabun dan bersihkan hingga bersih, keringkan dengan handuk.

Miringkan pasien kekanan dan pasang handuk secara memanjang mulai dari punggung hingga bokong. Bersihkan punggung kiri dengan waslap yang diberi air hangat, kemudian sabun dan bersihkan hingga bersih, keringkan dengan handuk. Bentangkan handuk dibawah bokong, bersihkan lipatan paha dan genitalia menggunakan waslap dan sabun, bersihkan sampai bersih, keringkan dengan handuk. Kenakan pakaian bagian bawah pasien. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien, masukkan selimut mandi dalam tempat pakaian kotor. Rapihkan pasien dan tempat tidur. Angkat perlak dan alas bokong, masukkan dalam tempat pakaian kotor. Cuci sarung tangan dalam larutan klorin, melepas sarung tangan. Beritahu pasien / keluarga bahwa tindakan telah selesai. Ucapkan salam dan terima kasih. Rapihkan kembali alat-alat yang telah digunakan dan kembalikan ketempat semula. Cuci tangan. Eveluasi & dokumentasi Catat: Perasat yang sudah dilakukan Reaksi atau kelainan-kelainan yang ditemukan selama bekerja Nama terang dan tanda tangan

Vulva hygiene Tindakan perawatan Membersihkan perineum dan genitalia untuk Mencegah Pertumbuhan bakteri. Tujuannya : Mengurangi pertumbuhan bakteri. Mencegah terjadinya infeksi. Mencegah penyebaran mikroorganisme (pada pasien yang terpasang kateter) Menjaga kebersihan pasien. Menghilangkan sekresi yang berlebihan. Meningkatkan kesembuhan setelah pembedahan atau melahirkan. Meningkatkan rasa nyaman pada pasien. Prosedur vulva hygiene Kaji keadaan umum pasien. Observasi tanda gatal pada perineal, panas saat kencing, atau iritasi kulit. Kaji kemampuan pasien untuk mandi sendiri dan Melakukan perawatan perineal.

Kaji area perineal / genitalia terhadap sekresi abnormal, ulserasi, ekskoriasi dan sensitivitas kulit, drainage, bengkak, pembesaran kelenjar limfe, kondisi kateter, dan kenyamanan. Kaji kebutuhan belajar pasien tentang perawatan perineal. Persiapan alat Baki dan alasnya / troly berisi : Kom berisi kapas savlon steril Bak instrumen berisi sarung tangan, pinset anatomis Perlak dan alasnya Bengkok Celana dalam pasien Pembalut Air DTT Selimut mandi tissue Pispot Sketsel / sampiran Ember berisi larutan klorin

Persiapan pasien dan lingkungan Beri salam dan perkenalkan diri pada pasien. Jelaskan tujuan yang akan dilakukan. Atur lingkungan disekitar pasien dengan menutup pintu dan jendela / pasang sketsel. Pelaksanaan Cuci tangan. Letakkan alat-alat didekat pasien. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi. Pasang perlak dan alasnya. Lepaskan celana dalam pasien. Atur posisi tidur pasien dengan posisi dorsal recumbant. Pasang pispot Buka selimut mandi dari bawah ke bagian atas / bagian samping. Siapkan alat-alat diantara kedua kaki pasien sedemikian rupa agar mudah dijangkau. Pasang sarung tangan sebelah kiri. Tangan kiri membuka alat kelamin kemudian tangan kanan mengguyur genitalia dengan air DTT. Pasang sarung tangan sebelah kanan.

Bersihkan alat kelamin dimulai dengan genitalia mayora, minora kiri dan kanan kemudian bagian tengah dengan kapas savlon satu usapan dari atas kebawah, kapas dibuang kedalam bengkok, lakukan sampai bersih menggunakan pinset. Angkat alat-alat yang ada diantara kedua kaki pasien. Angkat pispot, keringkan bagian pantat pasien dengan tissue. Cuci sarung tangan dalam larutan klorin dan lepaskan secara terbalik dalam larutan klorin. Pasang celana dalam pasien yang sudah diberi pembalut. Angkat perlak dan alasnya. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien. Beritahu pasien bahwa tindakan yang dilakukan sudah selesai dan tanyakan bagaimana keadaan pasien. Bersihkan dan rapikan alat-alat dan kembalikan ketempat semula. Buka kembali pintu / jendela / sampiran. Cuci tangan. Evaluasi dan dokumentasi Lakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan meliputi: Nama petugas Keadaan genitalia (lihat keadaan luka apabila ada luka jahitan perineum) Reaksi pasien Tanda tangan petugas.

Defekasi dan urinasi Memasang bad pan dan urinal Adalah tindakan untuk membantu pasien defekasi atau urinasi di atas tempat tidur menggunakan bedpan atau urinal. Tujuan

Meningkatkan defekasi dan urinasi rutin Meningkatkan defekasi dan urinasi normal Membantu pasien BAB atau BAK ketika harus bed rest. Prosedur Kaji pola buang air besar (BAB) dan buang air kecil (BAK). Kaji kemampuan pasien untuk Berpartisipasi dalam prosedur. Persiapan alat

Baki dan alasnya / troly berisi : Pispot dan tutupnya / Urinal Bel (jika ada) Perlak dan alasnya Botol berisi air cebok Kertas kloset / tissue gulung Selimut mandi Kapas cebok Pinset dalam tempatnya Bengkok Sarung tangan Ember berisi larutan klorin 5% Persiapan pasien dan lingkungan Beri salam dan kenalkan diri pada pasien. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan Atur lingkungan disekitar pasien (tutup pintu dan jendela) / pasang sampiran

Pelaksanaan Cuci tangan. Letakkan alat-alat didekat pasien agar mudah dijangkau. Pasang perlak dan alasnya dibawah bokong pasien. Ganti selimut pasien dengan selimut mandi. Lepaskan pakaian bagian bawah dan bagian yang terbuka ditutup dengan selimut mandi. Anjurkan pasien untuk menekuk lutut dan mengangkat bokong Letakkan pispot dibawah bokong pasien. Pada pasien laki-laki pasang urinal bila BAK

Tinggalkan pasien dan beritahu apabila sudah selesai untuk membunyikan bel atau memberitahu petugas. Gunakan sarung tangan dan bersihkan anus dan genitalia dengan cara mengguyur genitalia dan anus dengan air DTT dan bersihkan anus dengan kapas cebok menggunakan pinset hingga bersih. Buang kapas kedalam bengkok Angkat pispot dan mengamati feces / urin yang keluar, bila ada kelainan segera laporkan. Keringkan bokong pasien dengan tissue / kertas kloset. Angkat alas bokong (perlak dan alasnya). Bersihkan sarung tangan dalam larutan klorin dan lepaskan sarung tangan. Kenakan pakaian bagian bawah pasien Ganti selimut mandi dengan selimut pasien. Atur posisi tidur pasien dan pihkan pasien kembali. Beritahu pasien bahwa tindakan yang dilakukan sudah selesai dan menanyakan bagaimana keadaan pasien. Buka kembali pintu / jendela / sampiran. Bersihkan dan rapikan alat-alat dan kembalikan ketempat semula. Cuci tangan. Evaluasi dan dokumentasi

Lakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan meliputi : Nama petugas,cReaksi pasien, Konsistensi, Jumlah, Warna, Bau Tanda tangan petugas

MATERI BODY MEKANIK

Istilah body mechanic umumnya digunakan untuk Menggambarkan efisiensi pergerakan tubuh yang Digunakan seseorang untuk memindahkan orang lain atau benda. Prinsip body mekanik: Mulai setiap pergerakan tubuh dengan alignment dan keseimbangan yang baik. Ambil jarak dengan tepat sebelum memindahkan atau membalik pasien. Dorong dan tarik objek ketika Memindahkan benda untuk menghemat energi. Gunakan kelompok otot besar untuk mengangkat dan memindahkan benda atau pasien, jangan otot punggung. Distribusikan beban dengan merata sebelum memindahkan atau membalik pasien. Tentukan tinggi yang sama ketika memindahkan pasien. Minta bantuan bila mengangkat pasien yang berat. Teknik transfer: Transfer mandiri: Bila pasien mampu mobilisasi tanpa resiko cedera dan nyaman dengan alat bantu mobilitas. Transfer dengan pengawasan: Bila pasien mampu mobilisasi, tetapi memerlukan sedikit bimbingan isyarat atau fisikal. One-person Transfer Belt / Pivot Transfer: Bila pasien dapat berdiri tanpa bantuan atau menopang berat badan dengan bantuan satu orang. Two-person Standing Pivot Transfer: Bila pasien dapat menopang berat badan dengan kaki. Teknik ini memerlukan dua orang yang lebih pendek daripada pasien. Walker Transfer: Bila pasien dapat menopang berat badan pada satu kaki dan ekstremitas atas kuat dan mobilitas baik. Sit-Stand Mechanical Lift (SARA Lift):

Bila pasien dapat duduk dengan sedikit bantuan pada tepi tempat tidur dan dapat menopang berat badan. Total Mechanical Lift: Bila pasien tidak mampu menopang berat badan. Pasien memiliki Ketidakseimbangan kontrol kepala atau duduk. Transfer Belt: Bila pasien memerlukan bantuan transfer atau mobiliasi. Slide board / Transfer board: Bila tinggi antara permukaan transfer adalah sama. Slide Sheets: Digunakan untuk merubah posisi pasien yang tidak dapat bergerak sendiri. Digunakan untuk memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar. Memindahkan pasien ke brangkar Adalah memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan, tidak boleh melakukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat. Tujuan: Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.) Prosedur 1 Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat terhadap tempat tidur. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur / pasien. Silangkan tangan pasien ke depan dada. Tekuk lutut anda, kemudian masukkan tangan anda ke bawah tubuh pasien. Perawat 1 meletakkan tangan dibawah leher / bahu dan bawah pinggang; perawat 2 meletakkan tangan di bawah pinggang dan panggul pasien; perawat 3 meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.

Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersamasama dan pindahkan ke brankar. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman. Prosedur 2 Tinggikan tingkat tempat tidur, sehingga sedikit lebih tinggi dari brankar. Pastikan rem terkunci pada kedua tempat tidur dan brankar. Lepaskan bantal dari tempat tidur dan letakkan di brankar. Bantu pasien miring menjauhi brankar, lalu pasang sliding board dibawah tubuh pasien. Bantu pasien kembali ke posisi telentang diatas sliding board dan silangkan lengan di dada. Perawat mengatur satu kaki di depan dengan lutut dan pinggul sedikit fleksi, pertahankan body align dengan punggung tetap lurus. Pada hitungan ketiga, dua perawat pada sisi brankar secara lembut menarik sliding board Miringkan pasien dan angkat sliding board. Atur pasien ke tengah brankar. Pastikan pasien merasa nyaman dan pasang rel Pengaman brankar.

Positioning Cara berbaring pasien dengan berbagai posisi tertentu ditempat tidur, meja pemeriksaan atau meja operasi untuk maksud tertentu. Tujuan: Memberikan rasa Nyaman Membantu pasien untuk memudahkan tindakan perawatan, tindakan pemeriksaan dan pengobatan Macam-macam posisi berbaring: Semi Fowlers Sims Trendelenburg

Dorsam recumbent Lithotomy Genu pectoral

Posisi tredelenburg Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah daripada kaki. Tujuan: Melancarkan peredaran darah ke otak Dilakukan pada: Pasien shock Pasien yang dipasang skin traksi pada kakinya Prosedur Persiapan alat: Balok penopang kaki tempat tidur Bantal Tempat tidur khusus Persiapan pasien: Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan Pelaksanaan: Tempat tidur dibagian kaki ditinggikan dengan balok Pasien dibaringkan telentang tanpa bantal dan dibawah lipatan lutut diberi bantal Diantara kepala pasien dan ujung tempat tidur diberi bantal sebagai penahan Pada tempat tidur khusus, bagian kakinya ditinggikan sesuai kebutuhan

Posisi semi-fowler

Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk. Tujuan: Mengurangi sesak napas Memberikan rasa nyaman Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya pada WSD Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan Dilakukan pada: Pasien sesak napas Pasien pasca bedah, bila keadaan umum pasien baik atau bila pasien sudah sadar Prosedur Persiapan alat: Sandaran punggung Bantal atau balok penahan kaki tempat tidur (bila perlu) Tempat tidur khusus Persiapan pasien: Beri penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan Pelaksanaan: Pasien didudukkan, sandaran punggung diatur sampai setengah duduk dan dirapihkan Pada tempat tidur khusus, tempat tidurnya langsung diatur setengah duduk Pasien dirapihkan

Posisi simsMembaringkan pasien dalam posisi miring dan setengah telungkup untuk maksud tertentu. Tujuan: Membantu pasien Untuk Mempermudah Tindakan pemeriksaan rektum atau pemberian huknah atau obat melalui anus

Prosedur Persiapan alat: Sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan, misalnya pemberian huknah Persiapan pasien: Jelaskan tentang halhal yang akan dilakukan Pelaksanaan: Pasien berbaring, kemudian dimiringkan ke kiri dengan posisi badan setengah telungkup Kaki kiri lurus, lutut dan paha kanan ditekuk serta ditarik kearah dada Tangan kiri diatas kepala atau dibelakang punggung dan tangan kanan diatas tempat tidur

Posisi knee chest Membaringkan pasien dengan posisi menungging, kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada kasur. Tujuan: Memudahkan tindakan pemeriksaan rektum dan sigmoid Membantu merubah letak kepala janin pada kehamilan sungsang Prosedur Persiapan: Pasien diberi penjelasan tentang halhal yang akan dilakukan Pelaksanaan: Bantal disingkirkan dari tempat tidur Pasien diminta menungging Pakaian bagian bawah dibuka (bila perlu)

Posisi dorsol recumbent

Membaringkan pasien dengan posisi telentang dengan lutut ditekuk dan telapak kaki menapak diatas tempat tidur, sedangkan kedua belah kaki direnggangkan. Tujuan: Mempermudah tindakan pemeriksaan dan perawatan genitalia Mempermudah proses persalinan Prosedur Persiapan alat: Tempat tidur atau meja operasi atau meja pemeriksaan Selimut Persiapan pasien: Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan Pelaksanaan: Pasien berbaring telentang dan pakaian bagian bawah dibuka Lutut ditekuk, paha direnggangkan dan telapak kaki menapak pada tempat tidur

Posisi lithotomi Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha diangkat dan ditarik ke arah perut. Tungkai bawah membuat sudut 90 terhadap paha Tujuan: Memudahkan pemeriksaan genitalia Memudahkan proses persalinan Memudahkan pemasangan IUD Prosedur

Persiapan alat: Tempat tidur Khusus (gynaecology bed) Selimut atau kain Penutup Persiapan pasien: Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan Pelaksanaan: Pasien berbaring terlentang dan pakaian bagian bawah dibuka Kedua kaki ditekuk dan lutut disandarkan pada penahan lutut

You might also like