You are on page 1of 8

BAB I

I. Pendahuluan

Penggunaan umpan balik tersebar luas dalam desain elektronik amplifier, osilator, dan elemen logika sirkuit. Sistem umpan balik elektronik juga sangat umum digunakan untuk mengontrol proses fisik mekanik, termal dan lainnya. Jika sinyal terbalik pada putaran jalan loop kontrol, sistem ini dikatakan memiliki umpan balik negatif , jika tidak, umpan balik dikatakan positif. Umpan balik negatif sering sengaja diperkenalkan untuk meningkatkan stabilitas dan akurasi dari sistem dengan memperbaiki perubahan yang tidak diinginkan. Skema ini bisa gagal jika perubahan input lebih cepat daripada sistem dapat menanggapinya. Ketika ini terjadi, lag dalam kedatangan sinyal mengoreksi dapat mengakibatkan over-koreksi, menyebabkan output untuk berosilasi. Meskipun sering merupakan konsekuensi yang tidak diinginkan dari perilaku sistem, efek ini digunakan sengaja dalam osilator elektronik. Loop umpan balik elektronik yang digunakan untuk mengontrol output dari elektronik perangkat, seperti amplifier . Sebuah umpan balik dibuat ketika semua atau beberapa bagian dari output diumpankan kembali ke input. Sebuah perangkat dikatakan operasi loop terbuka jika tidak ada umpan balik output dipekerjakan dan loop tertutup umpan balik jika sedang digunakan. Umpan balik negatif loop Ketika sinyal keluaran makan-belakang adalah keluar dari fase dengan sinyal input. Hal ini terjadi ketika sinyal-makan kembali adalah di mana saja dari 90 sampai 270 sehubungan dengan sinyal masukan. Umpan balik negatif umumnya digunakan untuk kesalahan output yang benar atau ke perangkat mendapatkan output yang lebih rendah ke tingkat yang telah ditentukan sebelumnya

Positif umpan balik loop Ketika sinyal-makan kembali dalam fase dengan sinyal masukan. Dalam kondisi keuntungan tertentu, umpan balik positif memperkuat sinyal input ke titik di mana output dari perangkat berosilasi antara negara maksimum dan minimum yang mungkin. Umpan balik positif juga dapat memperkenalkan histeresis ke sirkuit. Hal ini dapat menyebabkan sirkuit untuk mengabaikan sinyal kecil dan merespon hanya untuk orang-orang besar. Hal ini kadangkadang digunakan untuk menghilangkan suara dari sinyal digital. Dalam kondisi tertentu, umpan balik positif dapat menyebabkan perangkat untuk latch, yaitu, untuk mencapai suatu kondisi di mana output terkunci secara maksimal.

BAB II Rangkaian Umpan Balik Positif (Osilator)


2.1. Pengertian Osilator Osilator merupakan rangkaian penguat dengan umpan balik positif, fenomena osilasi tercipta karena ada ketidak-stabilan pada sistem penguat dengan umpan balik Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang sinusoida, gelombang persegi, gelombang pulsa, gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji, atau Osilator sebenarnya merupakan rangkaian yang mengubah sinyal DC menjadi sinyal ac Oscilator bedasarkan metode pengoperasiannya dibedakan dalam 2 (dua) jenis, yaitu Oscilator Umpan balik dan Oscilator Relaksasi. Masing-masing jenis oscilator tersebut memiliki keistimewaan tersendiri. Pada osilator umpan balik, sebagian daya keluaran dikembalikan ke masukan menggunakan rangkaian umpan balik. Osilator umpan balik biasanya dioperasikan pada frekuensi tertentu dengan keluaran gelombang sinus dan frekuensi operasi dari beberapa Hz sampai jutaan Hz.

Pada dasarnya oscilator umpan balik memiliki bagian penguat, jaringan umpan balik (feedback), rangkaian penentu frekuensi (tank circuit) dan catu daya. Isyarat masukan diperkuat oleh penguat (amplifier) kemudian sebagian isyarat yang telah diperkuat dikirim kembali ke masukan melalui rangkaian umpan balik. Isyarat umpan balik ini harus memiliki fase dan nilai yang tepat agar terjadi osilasi didalam rangkaian oscillator.

Frekuensi osilator umpan balik biasanya ditentukan dengan menggunakan jaringan induktor dan kapasitor (LC). Jaringan LC sering disebut sebagai rangkaian tangki atau tank circuit, karena kemampuannya menampung tegangan AC pada frekuensi resonansi. Proses terjadinya sinyal AC dari sinyal DC dimulai dari rangkaian tanki LC pada saat kapasitor diisi muatan untuk pertama kali pada saat rangkaian mendapat sumber tegangan dari catu daya, kemudian terjadi proses pengosongan muatan melalui induktor dan terjadi lagi pengisian muatan lagi akibat induktansi dari induktor kemudian pengosongan lagi dan seterusnya.

2.2. Umpan Balik Positif (Osilator) Perbedaan umpan balik negatif dan positif, umpan balik negatif memperlemah sinyal masukan sedangkan umpan balik positif memperkuat sinyal masukan Karena memperkuat sinyal, maka cenderung tidak stabil, karena tidak stabil biasanya dipakai sebagai pembangkit sinyal atau linier osilator

2.3. Histeresis umpanbalik positif Rangkaian VI.1 berikut adalah rangkaian osilator dengan satu komparator. Mari kita analisa rangkaian ini bagian perbagian. Bagian pertama adalah rangkaian umpanbalik (feedback) positif yang terdiri dari resistor R1 dan R2. Kedua resistor ini tidak lain merupakan pembagi tegangan yang meng-umpanbalik-kan sebagian porsi dari tegangan output komparator. Tengangan umpanbalik ini diumpankan kembali pada masukan referensi positif komparator LM393. Kita sebut saja titik masukan ini titik referensi positif atau dengan notasi +vref. Karena tegangan output komparator op-amp bisa mecapai titik tertinggi (+Vsat) dan bisa juga ada pada titik terendah (-Vsat), maka tegangan titik referensi ini juga akan berubah-ubah. Jika tegangan keluaran op-amp ada pada titik tertinggi (+Vsat) maka tengangan referensi op-amp pada saat ini adalah +vref = +BVsat. B diketahui adalah porsi tegangan umpanbalik yaitu B = (R1/R2+R1). Kita sebut tegangan ini titik UTP (upper trip point). Sebaliknya jika tegangan keluaran komparator ada pada titik terendah (-Vsat), maka tegangan

referensi positif pada saat ini adalah +vref = -BVsat dan kita namakan tegangan tersebut titik LTP (lower trip point). Ini dikenal dengan histeresis.

Gambar VI.1 rangkaian osilator relaksasi dengan op-amp 2.4. Osilasi relaksasi Bagian lain dari rangkaian gambar-1 adalah rangkaian umpanbalik negatif yang terdiri dari resistor R dan kapasitor C. Sama halnya seperti rangkain umpanbalik positif, tegangan referensi negatif pada bagian ini juga akan berubah-ubah tergantung dari tegangan keluaran pada saat itu. Kita sebut saja titik referensi komparator ini -vref. Bedanya, pada rangkaian umpanbalik negatif ada komponen C yang sangat berperan dalam pembentukan osilasi. Tegangan -vref akan berbentuk eksponensial sesuai dengan sifat pengisian kapasitor. Dari keadaan kapasitor C yang kosong, tegangan akan menaik secara ekponensial. Namun pada rangkaian ini tegangan -vref tidak akan dapat mencapai tegangan tertinggi +Vsat. Karena ketika tegangan -vref sudah mencapai titik UTP maka keluaran komparator op-amp akan relaks menjadi -Vsat. Demikian juga sebaliknya ketika tegangan keluaran op-amp relaks pada titik saturasi terendah -Vsat, kapasitor C kembali kosong secara eksponensial. Tentu saja pengosongan kapasitor C tidak akan sampai menyebabkan tegangan -vref mencapai -Vsat. Ingat jika tegangan keluaran op-amp pada titik saturasi terendah (-Vsat), tegangan referensi positif berubah menjadi titik LTP, sehingga ketika -vref < LTP tegangan keluaran op-amp kembali

relaks ke titik saturasi tertinggi (+Vsat). Demikian seterusnya sehingga terbentuk osilasi pada keluaran komparator. 2.5. Frekuensi osilator Demikian prinsip kerja osilator ini dan dinamakan osilator relaksasi sebab tegangan keluarannya relaks pada titik saturasi tertinggi dan terendah. Berapa frekuensi osilator yang dapat dibuat, bisa dihitung dari kecepatan pengisian dan pengosongan kapasitor C melalui resistasi R. Pada gambar diagram waktu gambar-2, hendak ditentukan berapa perioda T dari osilator. Karena T = 2t maka dihitung saja berapa nilai t. Pada contoh ini t = t2-t1.

Gambar diagram waktu frekuensi osilator

Masing-masing pada saat t2 dan t1 tengangan kapasitor adalah Vt2 = Vsat (1-e-t2/RC) dan Vt1 = Vsat (1 - e-t1/RC) Perhatikan bahwa Vt2 = +BVsat dan Vt1 = -BVsat.

Dengan mengaplikasikan persamaan matematika eksponensial dari persamaan di atas akan diperoleh :

t = t2-t1 = RC ln [( 1+B)/(1-B)] dan T = 2t = 2RC ln [( 1+B)/(1-B)]

Tentu frekuensi osilator dapat dihitung dengan f = 1/T. Sebagai contoh pada rangkaian gambar 1, jika dihitung maka akan didapat T = 589 us atau f = 1.7 kHz.

UMPAN BALIK NEGATIF


Dengan pemberian umpan balik negatif kualitas penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari 1. pengutannya lebih stabil, karena tidak lagi dipengaruhi oleh komponen-komponen internal dari penguat, melainkan hanya dari komponen-komponen umpan baliknya. 2. hambatan dalam output dan input tidak lagi bergantung pada parameter-parameter internal transistor, Namun bergantung pada komponen luarnya saja. 3. tanggapan frekensi menjadi lebih lebar baik pada LF maupun pada HF. 4. pada kondisi tertentu nonlinearitas (distorsi harmonik) dan rasio S/N dari penguat dapat diperbaiki. Disamping keuntungan-keuntungan tentunya ada yang harus dikorbankan, yaitu: 1. penguatan sinyal menjadi lebih kecil. Kekurangan ini tidak begitu berarti karena dengan menggunakan op-amp penguatan 104 sudah demikian murahnya. 2. jika menggunakan banyak besaran umpan balik akan cenderung tidak stabil yaitu kecenderungan berosilasi dan menghasilkan sinyal tegangan output yang tidak diinginkan. Sehingga perancangan NFB perlu kehati-hatian. Pengaruh Umpan Negatif Balik pada Penguatan Blok umum dari umpan balik negatif digambarkan sbb:

Besaran Vs merupakan tegangan sinyal sumber dapat berupa tegangan maupun arus, Vo adalah tegangan output sebagian diumpan balikan dengan menggunakan rangkaian dengan output dari rangkaian sebesar Vf = Vo. Sinyal tsb digabung dengan sinyal sumber Vs dengan rangkaian M, sehingga output yang keluar dari rangkaian M adalah Vi = Vs - Vf . Jika A adalah penguatan tanpa umpan balik yaitu A=Vo/Vi, maka penguatan dengan umpan balik negatif adalah

Terlihat bahwa penguatan karena umpan balik masih dipengaruhi oleh A (yaitu pengutan dari penguat), agar penguatan tidak bergantung pada parameter penguat, maka gunakan A >> 1, sehingga:

Terlihat bahwa penguatan hanya bergantung pada faktor umpan baliknya saja ().

BAB III
Kesimpulan : Perbedaan umpan balik negatif dan positif, umpan balik negatif memperlemah sinyal masukan sedangkan umpan balik positif memperkuat sinyal masukan Karena memperkuat sinyal, maka cenderung tidak stabil, karena tidak stabil biasanya dipakai sebagai pembangkit sinyal atau linier osilator

Dengan pemberian umpan balik negatif kualitas penguat akan lebih baik hal ini ditunjukkan dari 1. pengutannya lebih stabil, karena tidak lagi dipengaruhi oleh komponen-komponen internal dari penguat, melainkan hanya dari komponen-komponen umpan baliknya. 2. hambatan dalam output dan input tidak lagi bergantung pada parameter-parameter internal transistor, Namun bergantung pada komponen luarnya saja. 3. tanggapan frekensi menjadi lebih lebar baik pada LF maupun pada HF. 4. pada kondisi tertentu nonlinearitas (distorsi harmonik) dan rasio S/N dari penguat dapat diperbaiki.

You might also like