You are on page 1of 11

1

MAKALAH KOMUNIKASI AGRIBISNIS PENYULUHAN PERTANIAN SEBAGAI KEGIATAN AGRIBISNIS

Di susun oleh : Susi Susanti : 115040100111024

PROGAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penyuluhan pertanian di Indonesia menunjukkan perjalananwaktu yang cukup panjang, awalnya timbulnya penyuluhan ditandai berdirinyaBotanical Garden atau sekarang disebut Kebun Raya Bogor pada tanggal 18 Mei1817. Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum merupakan hak asasi warga negara Republik Indonesia. Pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional, sehingga memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan dalam melaksanakan usahanya. Penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau dan mampu menolong,

mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya. Sebagai kegiatan pendidikan, penyuluhan pertanian adalah upaya untuk membantu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pelaku utama dan keluarganya, serta pelaku usaha. Kelemahan penyuluhan pertanian di Indonesia tersebut dipengaruhi olehbeberapa faktor, salah satu diantaranya adalah belum adanya persepsi yang samatentang definisi penyuluhan pertanian. Kondisi ini mengakibatkan penyelenggaraanpenyuluhan di era reformasi sempat mengalami stagnasi atau bahkan di beberapadaerah tidak ada lagi kelembagaan yang mengurusi penyelenggaraan penyuluhan.Hal tersebut sangat menjadi keprihatinan bagi insan yang peduli denganpembangunan pertanian.

1.2 Rumusan Masalah Apakah definisi penyuluhan menurut para ahli ? Bagaimana penyuluhan pertanian di katakana sebagai kegiatan agribisnis ? Bagaimana tantangan dalam proses penyuluhan pertanian ? Bagaimana strategi yang di terapkan dalam penyuluhan pertanian ?

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian Istilah penyuluhan pada dasarnya diturunkan dari kata Extension yang dipakai secara meluas dibanyak kalangan. Dalam Bahasa Indonesia istilah penyuluhan berasal dari kata dasar Suluh yang berarti pemberi terang di tengah kegelapan. Menurut Mardikanto (1993) penyuluhan dapat diartikansebagai proses penyebarluasan informasi yang berkaitan dengan upayaperbaikan cara-cara berusahatani demi tercapainya peningkatan pendapatandan perbaikan kesejahteraan keluarganya. Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yangmempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakatagar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yangdiharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatubentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. van den Bandkk. (1999) menulis bahwa penyuluhan merupakan keterlibatan seseoranguntuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantusesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yangbenar. Menurut Vanden Ban dan Hawkins (2003), Penyuluhan pertanian adalahsuatu bentuk pengaruh sosial yang dilakukan secara sadar.Mengkomunikasikan informasi dengan sadar untuk membantu masyarakatmembentuk pendapatan yang wajar dan mengambil keputusan yang tepatMenurut Salmon Padmanagara (1972), Penyuluhan pertanian adalah sistempendidikan luar sekolah (non formal) untuk para petani dan keluarganya. Menurut Zakaria (2006), Penyuluhan pertanian adalah upayapemberdayaan petani dan nelayan beserta keluarganya malalui peningkatanpengetahuan, keterampilan, sikap dan kemandirian agar mereka mau danmampu, sanggup dan berswadaya

memperbaiki/meningkatkan daya saingusahanya, kesejahtaraan sendiri serta masyarakatnya (Zakaria, 2006);Departemen Pertanian (2002) menyatakan bahwa Penyuluhan pertanianadalah pemberdayaan petani dan keluarganya beserta masyarakat pelakuagribisnis melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agarmereka mampu menolong dirinya sendiri, baik di bidang ekonomi, sosial

2.1 Penyuluhan Pertanian sebagai Kegiatan Agribisnis Memenuhi kebutuhan pangan merupakan tugas yang terus menerusdihadapi oleh suatu negara dan penduduknya. Apabila kebutuhan pangantersebut terpenuhi, maka baru dapat dihasilkan kehidupan. Dengan demikiankegiatan pertanian yang efisien memainkan peranan yang penting. Penyuluh pertanian harus mempersiapkan diri dengan progam-progam pembelajaran yang bertujuan untuk : a) Mengurangi biaya pemasaran produksi pertanian b) Memperluas jangkauan pemasaran produksi pertanian c) Membantu masyarakat memahami system pemasaran Dalam konsep pembangunan ekonomi, agribisnismeliputi empat sub-sektor, antara lain a) sub-sektor agribisnis hulu(up stream agribusiness ) yaitu kegiatan industri dan perdagangan yang menghasilkan sarana produksi pertanian primer seperti bibit, pupuk, pestisida dan alat-alatpertanian, b) sub-sektor usahatani (on-farm agribusiness ) yaitu kegiatanekonomi yang menggunakan sarana produksi pertanian primer untuk menghasilkan komoditas pertanian primer, c) sub-sektor agribisnis hilir ( down stream agribusiness ) yaitu kegiatan ekonomi mengolah komoditas pertanianprimer menjadi produk olahan beserta perdagangan dan distribusinya, d) sub-sektor jasa penunjang kegiatan pertanian (agro supporting

institutions ) yaitukegiatan yang menyediakan jasa bagi agribusiness seperti perbankan,penelitian dan pengembangan, transportasi, penyuluhan pertanian dansebagainya.

Penyediaan dan penyaluran sarana produksi mencakup semua kegiatanyang meliputi perencanaan, pengolahan, pengadaan dan penyaluran saranaproduksi untuk memperlancar penerapan teknologi dalam usahatani danmemanfaatkan sumberdaya pertanian secara optimal. Untuk mendorongterciptanya sistem agribisnis yang dinamis diperlukan jasa dari pemerintah dan kelembagaan seperti jasa transportasi,keuangan,jasa

penyaluran dan perdangan serta jasa penyuluhan pertanian.Sektor jasa akan menghubungkan aktivitas sub system yang terkait dalam agribisnis.

Untuk membuat pertanian modern diperlukan berbagai usaha antaralain melalui kegiatan pendidikan baik formal maupun non formal (penyuluhanpertanian). Karena tingkatan pendidikan formal yang dicapai petani Indonesiarelatif rendah, maka harus diimbangi dengan kegiatan pendidikan non-formal(penyuluhan pertanian). Agar mendidikan penyuluhan pertanian lebih efektif

programapenyuluhan pertanian haruslah memenuhi persyaratan antara lain : a) Penyuluhan pertanian diberikan ditempat petani berada b) Materi penyuluhan pertanian bersifat khusus sesuai denganperhatian dan kebutuhan petani c) Mempertimbangkan sehinggakegiatan kenyataan petani itu orang dewasa,

penyuluhan

pertanian

menggunakan

metode-metode

khususuntuk orang dewasa d) Kegiatan penyuluhan pertanian dilaksanakan pada waktu parapetani tidak terlalu sibuk. e) Kegiatan penyuluhan pertanian antara lain menyampaikanteknologi baru dibidang pertanian yang memberikan nilai tambah f) Memberi kesempatan kepada petani untuk segera mencobametode-metode baru yang dianjurkan g) Setiap teknologi baru yang dianjurkan secara teknismemungkinkan, secara ekonomi layak dan secara sosial dapatditerima h) Kegiatan penyuluhan pertanian kepada para petani hendaknya dapatmenyampaikan pesan-pesan yang dapat mengubah perilaku petanikearah/ mendekati ciri-ciri manusia modern seperti sikap positif

terhadapperubahan, bersifat rasional, mempunyai wawasan yang luas, optimis danberani mengambil resiko

2.3 Tantangan dalam Penyuluhan Pertanian Di Indonesia, penyuluhan pertanian bukan lagi hanya sebagai faktor pelancar pembangunan seperti yang dikatakan Mosher ( 1996) akan tetapi pengalaman menunjukkan bahwa kegiatan penyuluhan menjadi sangat

mutlak,.Begitu pentingya peran penyuluhan dalam pembangunan pertanian. Maka dalam bahasa yang sedikit ekstrim penulis ingin mengatakan, tidak akan ada keberhasilan pembangunan pertanian tanpa pelaksanaan penyuluhan yang benar, baik dan bertanggung jawab. Akan tetapi dewasa ini kita seperti melupakan peran penting penyuluhan, salah kaprah mendefenisikan penyuluhan, dan cendrung melupakan tugas-tugas utama penyuluhan. Masalah-masalah penyuluhan pertanian yang dihadapi bangsa kita akan beragam sesuai dengan sudut pandang dan dasar keilmuan yang ditekuni. Menemukan masalah-masalah penyuluhan bukan sarana untuk mendebat bahkan menyalahkan orang lain, tetapi mencari solusi demi perbaikan kegiatan penyuluhan di Indonesia. Jika ditinjau dari kacamata Ilmu Penyuluhan Pembangunan maka menurut I Gd. Setiawan AP, setidaknya kita akan menemukan beberapa permasalahan dalam penyuluhan pertanian. Pertama, Penyuluh melupakan tugas utama. Tugas utama penyuluhan adalah membantu petani di dalam pengambilan keputusan dari berbagai alternatif pemecahan masalah. Tetapi masalah penyuluhan sekarang adalah kegiatan penyuluhan lebih banyak pada proses pelayanan bukan mendidik petani agar mampu mengambil keputusan sendiri. Penyuluh terjebak pada paradigma lama yang hanya mengutamakan kegitan-kegiatan pelayanan, yang seperti menjadi kata kunci dari penyuluhan itu sendiri, padahal tugas seorang penyuluh jauh lebih dari itu yaitu penyuluhan merupakan proses pemberdayaan masyarakat atau dalam istilah kerennya kita sebut sebagai Community Empowerment. Kedua, penyuluh kurang membuat wadah untuk kepentingan petani. Di negara industri maju petani dengan berbagai cara membuat wadah untuk memenuhi kepentingan bersama mereka. Organisasi demikian memegang peranan penting dalam pembangunan pertanian di negara industri maju. Di negara

berkembang belum ada organisasi demikian, atau kalaupun ada cenderung belum efektif. Adanya organisasi pertanian yang efektif sama pentingnya dengan penerapan teknologi di banyak negara. Organisasi penyuluhan memegang peranan penting dalam membimbing petani mengorganisasikan diri secara efektif. Ketiga, penyuluh kurang mendidik petani. Tugas mendidik dan pendidikan penyuluhan merupakan cabang dari pendidikan orang dewasa. Agen penyuluhan di banyak negara Eropa lebih merupakan seseorang yang menolong petani untuk memecahkan masalah mereka. Agen penyuluhan sudah merasa puas jika pertanian menjadi lebih efisien, dan kurang berminat untuk mengubah petani. Tugas utama penyuluhan di banyak negara berkembang adalah menganjurkan penggunaan teknologi modern, seperti pemakaian pupuk. Kenaikan hasil merupakan tujuan utama di Negara negara berkembang karena cepatnya pertumbuhan penduduk, disamping adanya anggapan bahwa petani terbelakang dan tradisional.
2.4 Strategi Kedepan Penyuluhan Pertanian Penyuluhan pertanian yang efektif, tepat sasaran dan mampu memberdayakan petani adalah kebijakan jangka panjang yang harus dipikirkan secara serius oleh pemangku kepentingan dan segenap Stake holder, mengingat tantangan perubahan kedepan yang semakin kompleks, termasuk ancaman pangan yang akan melanda dunia, maka pembenahan pada dunia penyuluhan menjadi mutlak untuk dilakukan. Salah satu hal yang menyebabkan menurunnya kinerja penyuluhan dewasa ini adalah karena perbedaan persepsi di antara pemerintah pusat dan daerah, dan juga antara eksekutif dan legislatif terhadap arti penting dan peran penyuluhan pertanian. Hal ini berimplikasi kepada rendahnya anggaran untuk bidang penyuluhan. Untuk mengatasi hal ini maka kedepan strategi yang dapat kita tempuh adalah menyamakan persepsi diantara semua stake holder terutama pihak pengambil kebijakan akan arti penting penyuluhan pertanian dan merumuskan strategi secara bersama terutama melibatkan dunia perguruan tinggi, karena begitu banyak hasil-hasil penelitian terkait penyuluhan pertanian diperguruan tinggi yang bisa kita kembangkan. Untuk mengubah mindset dari birokrasi pusat hingga daerah, maka perlu dikembangkan pendidikan akan arti penting penyuluhan dalam pembangunan pertanian dan kesejahteraan masyarakat baik terhadap birokrat,

politisi serta legislatif yang memiliki otoritas kuat dalam membuat kebijakan terkait penyuluhan pertanian.

Penyuluhan pertanian memerlukan kerjasama dalam penanganannya, untuk itu perlu dilibatkan lembaga-lembaga lain, seperti peneliti dan juga pelaku Bisnis pertanian, terutama pelaku pemasaran transportasi, penyimpanan serta institusi lain yang terkait pembangunan pedesaan. Era otonomi daerah seharusnya memberikan implikasi positif bagi pelaksanaan penyuluhan pertanian. Karena dengan otonomi daerah memungkinkan proses pengambilan keputusan yang lebih pendek, sehingga kebijakan-kebijakan penting dapat cepat terealisasi. Dengan otonomi daerah juga memungkinkan untuk mengakomodasi isuisu lokal secara lebih baik serta menunjukkan keberpihakkan yang kuat terhadap potensi dan kepentingan masyarakat lokal dalam penyuluhan pertanian. Satu hal yang tetap harus kita waspadai secara bersama adalah masalah ancaman pangan. Masyarakat dan semua stake holder yang ada harus disiapkan untuk mengahdapi perubahan-perubahan lingkungan strategis dunia, termasuk kesiapan kita dalam mengahadapi ancaman pangan ini. penyuluhan pertanian yang efektif dan

memberdayakan akan mampu mendorong kesiapan masyrakat untuk menghadapi masalah ancaman pangan yang terus diprediksi banyak kalangan akan menimpa dunia.

10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama (pelaku kegiatan pertanian) serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Masalah-masalah penyuluhan pertanian yang dihadapi bangsa kita akan beragam sesuai dengan sudut pandang dan dasar keilmuan yang ditekuni. Menemukan masalah-masalah penyuluhan bukan sarana untuk mendebat bahkan menyalahkan orang lain, tetapi mencari solusi demi perbaikan kegiatan penyuluhan di Indonesia. 3.2 Saran Dalam melakukan kegiatan penyuluhan pemilihan sasaran harus tepat dan kebutuhan petani agar dapat memecahkan permasalahan. Selain itu strategi perlu dirancang dalam menjalankan kegiatan penyuluhan. Hal ini agar tujuan penyuluhan yang direncanakan tercapai. Seorang penyuluh juga perlu menyusun strategi dalam melaksanakan penyuluhan agar penyuluhan tersebut berhasil dan selalu mengembangkan diri, berlatih dalam merencanakan dan melaksanakan serta mengevaluasi penyuluhan pertanian .Hal ini dimaksudkan agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian dapat berjalan dengan baik sehingga memperoleh hasil yang optimal.

11

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2006 . Undang Undang Republik Indonesia Nomor 16 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

Departemen Pertanian Anonimous.2012.Tantangan Masa Depan Penyuluhan Pertanian.

http://azharirafnel.blogspot.com/2011/09/tantangan-masa-depanpenyuluhan.html diakses pada 23 Oktober 2012

Kusnadi,

Dedy.2011.Dasar-Dasar

Penyuluhan

Pertanian.Sekolah

Tinggi

Penyuluhan Pertanian.Bogor. Mardikanto. T, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian . Sebelas Maret University Press, Surakarta. Mosher .T, 1966.Menggerakkan dan Membangun Pertanian . CV .Yasaguna,Jakarta Padmanagara,Salmon.1987. Etika Penyuluhan Pertanian..Makalah disajikan dalam

Kongress Perhiptani ke I Subang,4-6 Juli 1967 Setiana L., 2005.Teknik Penyuluhan dan pemberdayaan Masyarakat .

PenerbitGraha Indonesia. Ciawi. Bogor.

Zakaria, 2006. Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen Pelatihan Sumberdaya Manusia Pertanan, Ciawi. Bogor

You might also like