You are on page 1of 12

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kestabilan suatu inti berhubungan erat dengan perbandingan antara jumlah neutron dan proton didalam inti. Sebagi contoh adalah isotop imbal

dengan 82 proton dan 132 neutron (dapat dinotasikan sebagai Pb-214) bersifat tidak stabil atau dikatakan bersifat radioaktif dan secara spontan mengalami peluruhan membentuk isotop lain. Sedangkan Pb-206 dari unsur yang sama tidak bersifat radioaktif. Secara eksperimental ditemukan bahwa semakin banyak proton dalam suatu isotop (menyebabkan gaya tolak elektrostatik besar), dibutuhkan neutron yang juga lebih banyak perprotonnya untuk stabilitas inti. Banyaknya neutron meningkatkan atraksi gaya inti tanpa menyebabkan penambahan gaya tolak elektrostatik. Oleh karena itu, ada rasio neutron dan proton tertentu yang menghasilkan stabilitas maksimal. Hal ini akan diilustrasikan dalam bentuk pita kestabilan inti yang akan dibahas dalam isi makalah. Kestabilan inti atom ditentukan oleh jumlah proton dan netron didalam inti. Dari 1500 inti yang telah diketahui, hanya 400 inti yang stabil. Gambar di bawah ini menunjukkan diagram N-Z, yang menyatakan hubungan antara jumlah proton (N) dan jumlan netron (Z) untuk sejumlah inti stabil.

Inti stabil adalah inti yang tidak dapat secara spontan meluruh atau berubah. Definisi kestabilan yang lebih mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh dengan jenis peluruhan tertentu. Sebagai contoh, tidak dapat meluruh secara spontan dengan mengemisikan b- atau b+. Agar proses peluruhan tersebut terjadi, maka ke dalam sistem tersebut harus diberikan energi. disebut

mempunyai kestabilan b. Tetapi U tidak stabil terhadap peluruhan alfa (a) karena dapat mengemisikan partikel a secara spontan menjadi disertai pelepasan energi sebesar 1,27 MeV per nukleon, dimana energi tersebut hampir semua berupa energi kinetik partikel a. Disamping itu dapat secara spontan membelah menjadi dua inti yang lebih kecil yang ukurannya hampir sama dengan membebaskan energi sekitar 200 MeV. Kestabilan inti terhadap jenis peluruhan tertentu dapat diketahui dengan memperhatikan massa total inti mula-mula dengan massa total inti hasil. Jika perubahan inti berlangsung eksotermik (perubahan spontan), maka massa total hasil harus kurang dari pada massa total inti mula-mula. Misalnya, tidak dapat secara spontan mengemisikan partikel a menjadi , oleh karena massa hasil (yaitu massa + massa ) lebih besar dari pada massa dengan perbedaan sekitar 9,105 .s.m.a atau sebesar 8,481 MeV. Peta kestabilan inti hanya merupakan informasi untuk mengetahui kestabilan inti secara eksperimen. Misalnya ingin mengetahui kestabilan dan
23 22

Na

Na, kita harus melihat tabel itu. Kita tidak bisa hanya melihat jumlah

proton dan neutron yang ada di dalam nuklida itu atau nilai angkabandingnya. Jika berpedoman pada jumlah proton dan neutron atau nilai angkabandingnya,

maka kita akan terperangkap. Sebagai contoh berdasarkan angkabanding jumlah proton dan neutron,
22

Na merupakan nuklida yang stabil karena angkabanding

proton terhadap neutronnya sama dengan satu, dan 23Na merupakan nuklida tidak stabil. Kenyataannya (fakta empiris) menunjukkan bahwa garis kestabilan melalui 23Na dan tidak melalui 22Na. Jadi 23Na stabil dan 22Na tidak stabil dengan memancarkan b+ karena berada di atas garis kestabilan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas, penulis merumuskan suatu rumusan masalah, yaitu : 1. Apa pengertian dari peluruhan ? 2. Apa saja tipe tipe peluruhan dan sifat-sifat radiasinya ? 3. Apa saja manfaat dan kerugian dari peluruhan tersebut ? C. Tujuan Penulisan Setelah penyelesaian penulisan makalah ini, dapat mengetahui, yaitu : 1. Pengertian dari peluruhan 2. Tipe tipe peluruhan dan sifat radiasinya masing-masing 3. Manfaat dan kerugian dari peluruhan tersebut. D. Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa sebagai referensi kuliah secara teoritis maupun secara praktis. Secara toeritis, makalah ini dapat menambah khasanah pengetahuan mengenai Tipe-tipe peluruhan. Secara praktis, makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk dapat mengetahui pengertian peluruhan, tipe-tipe peluruhan, dan efek dari berbagai peluruhan.

BAB II PEMBAHANSAN A. Pengertian Peluruhan Peluruhan radioaktif adalah kumpulan beragam proses di mana sebuah inti atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi). Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi peluruhan sebuah atom. Radioaktivitas pertama kali ditemukan pada tahun 1896 oleh ilmuwan Perancis Henri Becquerel ketika sedang bekerja dengan material fosforen. Material semacam ini akan berpendar di tempat gelap setelah sebelumnya mendapat paparan cahaya, dan dia berfikir pendaran yang dihasilkan tabung katode oleh sinar-X mungkin berhubungan dengan fosforesensi. Karenanya ia membungkus sebuah pelat foto dengan kertas hitam dan menempatkan beragam material fosforen diatasnya. Kesemuanya tidak menunjukkan hasil sampai ketika ia menggunakan garam uranium. Terjadi bintik hitam pekat pada pelat foto ketika ia menggunakan garam uranium tesebut.

Pada awalnya tampak bentuk radiasi yang baru ditemukan ini mirip dengan penemuan sinar-X. Akan tetapi, penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Becquerel, Marie Curie, Pierre Curie, Ernest Rutherford dan ilmuwan lainnya menemukan bahwa radiaktivitas jauh lebih rumit ketimbang sinar-X. Beragam jenis peluruhan bisa terjadi.

Sebagai contoh, ditemukan bahwa medan listrik atau medan magnet dapat memecah emisi radiasi menjadi tiga sinar. Demi memudahkan penamaan, sinar-sinar tersebut diberi nama sesuai dengan alfabet yunani yakni alpha, beta, dan gamma, nama-nama tersebut masih bertahan hingga kini. Kemudian dari arah gaya elektromagnet, diketahui bahwa sinar alfa mengandung muatan positif, sinar beta bermuatan negatif, dan sinar gamma bermuatan netral. Dari besarnya arah pantulan, juga diketahui bahwa partikel alfa jauh lebih berat ketimbang partikel beta. Dengan melewatkan sinar alfa melalui membran gelas tipis dan menjebaknya dalam sebuah tabung lampu neon membuat para peneliti dapat mempelajari spektrum emisi dari gas yang dihasilkan, dan membuktikan bahwa partikel alfa kenyataannya adalah sebuah inti atom helium. Percobaan lainnya menunjukkan kemiripan antara radiasi beta dengan sinar katode serta kemiripan radiasi gamma dengan sinar-X.

Para peneliti ini juga menemukan bahwa banyak unsur kimia lainnya yang mempunyai isotop radioaktif. Radioaktivitas juga memandu Marie Curie untuk

mengisolasi radium dari barium; dua buah unsur yang memiliki kemiripan sehingga sulit untuk dibedakan.

B. Tipe-tipe Peluruhan dan Sifat-sifat Radiasinya 1. Peluruhan Partikel Alfa Partikel Alfa () adalah bentuk radiasi partikel yang dapat menyebabkan ionisasi dan daya tembusnya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua proton dan dua netron yang terikat menjadi sebuah partikel yang identik dengan inti Helium (2He4). Partikel Alfa dipancarkan oleh inti radioaktif seperti Uranium atau Radium dalam proses peluruhan alfa. Kadang-kadang proses ini membuat inti dapat tereksitasi dan memancarkan sinar gamma untuk membuang kelebihan energi. Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (Z > 80). Contoh Radium yang menjadi gas Radon karena peluruhan alfa. Proses puluruhan alfa dapat dituliskan secara simbolik melalui reaksi inti sebagai berikut:
zX A

-->z-2XA-4 +

Contoh peluruhan partikel alfa yang terjadi di alam adalah: 1. 92U238 --> 90Th234 + 2. 88Ra222 --> 86Rn218 +

a) Energi partikel alfa paling rendah 7,5 MeV diperlukan untuk penetrasi lapisan pelindung nominal pada kulit (7 mg/cm2 atau 0,07 mm). b) Jangkauan partikel alfa di udara 1 atm Ra = 0,56 E (E <> Ra = 1,24 E 2,62 (E 4 MeV) Pada kondisi STP, setiap 1 mm udara, energi partikel alfa berkurang sebesar 60 keV. c) Ketebalan jendela detektor menyebabkan energi partikel alfa berkurang sekitar 0,8 MeV per mg/cm2 ketebalan jendela. Oleh karena itu detektor yang mempunyai jendela dengan tebal 3 mg/cm2 (seperti pada proposional gas untuk deteksi alfa/beta dan detektor GM) tidak akan dapat mendeteksi emisi alfa yang lebih rendah dari 3 MeV. Detektor ini mempunyai efisiensi yang sangat rendah untuk partikel alfa yang berenergi rendah atau partikel alfa teratenuasi. Detektor alfa proposional udara mempunyai energi dan respon efisiensi yang lebih tinggi dari pada detektor proposional gas atau GM. Transfer energi partikel alfa ke udara yaitu Partikel alfa 6 MeV memproduksi 40.000 pasangan ion per cm.Partikel alfa 4 MeV memproduksi 55.000 pasangan ion per cm. Karena udara 34 eV per pasangan ion. Maka: a) Partikel alfa berenergi 6 MeV turun 1,18 MeV per cm udara. b) Partikel alfa berenergi 4 MeV turun 1,87 MeV per cm udara

Sifat Radiasi Alfa a) Daya ionisasi partikel alfa sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gamma. b) Jarak tembusnya sangat pendek, hanya beberapa mm udara, tergantung energinya. c) Partikel alfa akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik. d) Kecepatan partikel alfa bervariasi antara 1/100 sampai 1/10 kecepatan cahaya.

2. Peluruhan Partikel Beta Partikel Beta adalah elektron atau positron yang berenergi tinggi yang dipancarkan oleh beberapa jenis inti radioaktif seperti K40. Partikel beta yang dipancarkan merupakan bentuk radiasi yang menyebabkan ionisasi sinar beta. Produksi partikel beta disebut juga peluruhan beta. Peluruhan beta terjadi pada inti tidak stabil yang relatif ringan. Dalam peluruhan ini akan dipancarkan partikel beta yang mungkin bermuatan negatif (- atau elektron) atau bermuatan positif (+ atau positron). Pada diagram N-Z peluruhan terjadi bila inti tidak stabil berada di atas kurva kestabilan, sedangkan peluruhan + terjadi bila intinya berada di bawah kurva kestabilan. Kurva pita kestabilan Proses peluruhan partikel beta adalah sebagai berikut:

zX

--> z+1XA + - + + zXA --> z-1XA + ++ -

Contoh: 15P32--> 16S32 + - + + 8O15 --> 7N15 + + + Neutrino (+) dan antineutrino (-) adalah partikel yang tidak bermassa, tetapi mempunyai energi yang disertai peluruhan . 1. Energi partikel beta paling rendah 70 keV diperlukan untuk penetrasi lapisan pelindung nominal pada kulit (7 mg/cm2 atau 0,07 mm) 2. Ratarata energi spektrum sinar beta 1/3 dari energi maksimum. 3. Jangkauan partikel beta di udara sekitar 12 ft (3,6 m)/MeV. 4. Jangkauan partikel beta atau elektron dalam gram/cm2 (tebal dalam cm dikalikan densitas dalam g/cm3) adalah kirakira setengah dari energi maksimum dalam MeV. Kaidah ini menaksir terlalu tinggi jangkauan energi rendah (0,5 MeV) dan nomor atom rendah, dan taksiran rendah untuk energi tinggi dan nomor atom tinggi. 5. Laju paparan (rad/jam) dalam medium infinit yang terkontaminasi oleh pengemisi beta adalah 2,12 EC / Dengan - E(MeV) adalah rata-rata energi beta per peluruhan, C (Ci/cm3) adalah konsentrasi, dan (g/cm3) adalah densitas.

Sifat Radiasi Beta a. Daya ionisasinya di udara 1/100 kali dari partikel alfa. b. Jarak tembusnya lebih jauh dari partikel alfa, di udara dapat beberapa cm.

c. Kecepatan partikel beta antara 1/100 sampai 99/100 kecepatan cahaya. d. Karena sangat ringan maka partikel beta mudah sekali dihamburkan jika melewati medium. e. Partikel beta akan dibelokkan jika melewati medan magnet atau medan listrik.

3. Pelurhan Sinar Gamma Peluruhan gamma tidak menyebabkan perubahan nomor atom maupun nomor massa, karena radiasi yang dipancarkan dalam peluruhan ini berupa gelombang elektromagnetik (foton). Peluruhan ini dapat terjadi jika energi inti atom tidak dalam keadaan dasar (ground state). Peluruhan ini dapat terjadi pada inti berat maupun ringan, di atas maupun di bawah kurva kestabilan.Biasanya peluruhan gamma ini mengikuti peluruhan alfa atau beta. Peluruhan gamma dapat dituliskan sebagai berikut:
zX A*

--> zXA +

Contoh peluruhan gamma yang mengikuti peluruhan beta


27Co 60

--> 28Ni60* + +

60* --> 60 28Ni 28Ni

Sinar Gamma buatan Xm + n --> Xm+1* +

Sifat Radiasi Gamma a. Sinar gamma dipancarkan oleh nuklida tereksitasi (isomer) dengan panjang gelombang antara 0,005 0,5 amstrong. b. Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil sehingga daya tembusnya sangat besar bila dibandingkan dengan daya tembus partikel alfa atau beta. c. Karena tidak bermuatan maka sinar gamma tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://rerejolye.blogspot.com/2011/04/pita-kestabilan-radio-kimia.html

http://komikfisika.blogspot.com/2011/01/peluruhan-beta.html

http://komikfisika.blogspot.com/2011/01/peluruhan-alpha.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_radioaktif

http://www.determity.com/tag/pengertian-peluruhan/

You might also like