You are on page 1of 3

Nama : Narita Ayu Maharani NIM : 101810401003 Daur reaksi ini disebut daur C4 karena sebagian besar senyawa

yang pertama kali dihasilkan adalah senyawa dengan 4 atom karbon yaitu asam malat dan asam aspartat dan tumbuhan yang melaksanakan daur tersebut disebut tumbuhan C4. Yang termasuk tumbuhan C4 adalah beberapa spesies Gramineae di daerah tropis termasuk jagung, tebu, sorghum. Anatomi daun tumbuhan C4 unik yang dikenal dengan anatomi Kranz, yaitu terdapat sel-sel seludang parenkim yang mengelilingi ikatan pembuluh dan memisahkannya dengan sel-sel mesofil. Sel seludang berkas pembuluh disusun menjadi kemasan yang sangat padat di sekitar berkas pembuluh. Diantara berkas pembuluh dan permukaan daun terdapat sel mesofil yang tersusun lebih longgar. Siklus calvin terbatas pada kloroplas seludang berkas pembuluh. Siklus calvin di dahului oleh masuknya senyawa CO2 kedalam senyawa organik dalam mesofil (Sastamihardja dan Siregar, 1996). Langkah pertama adalah penambahan CO2 pada fosfoenolpiruvat (PEP) untuk membentuk produk berkarbon empat yaitu oksaloasetat. Enzim PEP karboksilase menambahkan CO2 pada PEP. Dibandingkan dengan Rubisco , PEP karboksilase ini mempunyai afinitas yang tinggi terhadap CO2 oleh sebab itu PEP karboksilase dapat memfiksasi CO2 secara efisien ketika Rubisco tidak dapat melakukannya. Setelah tumbuhan C4 memfiksasi CO2, sel mesofil mengirim keluar produk berkarbon empatnya ke sel seludang pembuluh melalui plasmodesmata(Campbell et al, 1987). Dalam seludang berkas pembuluh senyawa berkarbon empat melepaskan CO2 yang diasimilasi ulang oleh enzim Rubisco dan siklus calvin. Akibat banyaknya CO2 bebas sel mesofil tumbuhan C4 memompa CO2 ke dalam seludang berkas pembuluh, mempertahankan konsentrasi CO2 dalam seludang berkas pembuluh cukup tinggi agar rubisco dapat mengikat karbondioksida bukan oksigen. Hal ini menyebabkan mekanisme fotosintesis tumbuhan C4 mampu

menekan fotorespirasi sampai tingkat minimum dan gula(campbell , 1987).

meningkatkan produksi

Daya ikat yang tinggi terhadap CO2 pada tumbuhan C4 menyebabkan tumbuhan C4 mempunyai efisiensi penggunaan air yang tinggi sehingga jumlah air yang dikeluarkan untuk sejumlah CO2 yang di masukkan jauh lebih sedikit pada tanaman C4 dibandingkan tanaman C3. Pada tanaman C3 kemampuan afinitas Rubisko terhadap CO2 lebih rendah mengakibatkan enzim ini mempunyai dua sisi selain mampu mengikat CO2 enzim ini juga mampu mengikat O2 sehingga menyebabkan tanaman C3 ini tidak efisien dalam penggunaan air. Pada tanaman C4 bertambahnya konsentrasi CO2 di udara hanya berpengaruh kecil terhadap kenaikan laju asimilasi. Dengan kata lain dapat di simpulkan bahwa kemampuan enzim PEP karboksilase mengakibatkan penggunaan air yang efisien serta berakibat pada peneyerapan unsur-unsur hara lain seperti nitrogen. Nitrogen masuk ke dalam tumbuhan C4 dengan jalan terlarut dalam air, karena air yang di transpirasikan melalui stomata sedikit akan mengakibatkan nitrogen yang tertinggal dan mampu di ikat oleh sel tanaman lebih banyak karena tidak ikut keluar kembali atau di keluarkan melalui stomata.

Daftar pustaka Campbell, Neil A. 1987. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Sasmitamihardja, D. and A.H. Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Proyek Pendidikan Akademik Dirjen Dikti. Depdikbud.

You might also like