You are on page 1of 3

Pembangunan Prasarana Desa Secara Pemberdayaan Masyarakat

oleh FASILITATOR TEKNIK

FASILITATOR TEKNIK adalah seorang sarjana teknis sipil yang ditempatkan sebagai salah satu
pelaku Program Pengembangan Kecamatan atau Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri di kecamatan yang menerima bantuan program yang bersangkutan, bersama Fasilitator
Kecamatan, yang mempunyai latar belakang pendidikan dari bidang ilmu yang bebas. FASILITATOR
TEKNIK bekerja terutama untuk menjaga kualitas pembangunan prasarana yang diinginkan oleh desa
serta manajemen konstruksi, sedangkan Fasilitator Kecamatan menjaga proses pemberdayaan yang
ada di desa dan kecamatan. Kedua orang ini saling bekerja sama dan bekerja sama dengan
pemerintah di kecamatan. [Dalam makalah ini, kata FASILITATOR termasuk fasilitator teknik dan
fasilitator kecamatan; kata fasilitator hanya termasuk fasilitator kecamatan.]
FASILITATOR TEKNIK juga berperan dalam proses pemberdayaan masyarakat di desa. Selain
membantu dalam proses pemberdayaan yang umum, dia mempunyai peran khusus bidang teknik,
untuk menjamin bahwa masyarakat mempunyai pengalaman positif dalam upaya pemberdayaan.
Kalau proses pemberdayaan berakibat pembangunan prasarana yang berkualitas jelek, masyarakat
tidak akan memilih proses yang lebih berdaya untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Harus
dibuktikan bahwa proses pemberdayaan mengakibatkan masyarakat mendapat prasarana yang
bermutu baik sebagai hasil karya sendiri, dan masyarakat menjadi semakin mampu dalam proses
pengelolaan pembangunan sendiri. Desa yang sudah cukup mampu membangun prasarana sendiri
disebutkan sebagai desa yang mandiri teknis. Tidak lagi bergantung pada pemerintah atau
konsultan untuk segalanya.
Latar belakang FASILITATOR TEKNIK dan situasi kerja
Seorang sarjana teknik mengikuti pelatihan pratugas sebagai calon FASILITATOR TEKNIK,
walaupun sudah berpengalaman sebagai seorang insinyur di lapangan dan sudah berpengalaman
dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di tempat lain. Hal ini disebabkan pendidikan sarjana
teknis jarang mendapat pelajaran tentang prasarana desa, belum tahu metode pengelolaan
(manajemen konstruksi) di desa, dan belum tentu mengerti metode pemberdayaan masyarakat yang
dianjurkan. Pelatihan pratugas untuk calon FASILITATOR TEKNIK terdiri dari tiga bagian utama:
 Bagian umum, yang menjelaskan kegiatan dan prinsip program, serta peran fasilitator.
Bagian umum termasuk diskusi komitmen sebagai konsultan dan kode etik konsultan;
 Bagian teknis, yang terdiri dari penjelasan tentang jenis prasarana yang biasa dibangun
oleh masyarakat, cara mengelola kegiatan pembangunan prasarana, dan aturan teknis
dan manajemen secara mendetail;
 Bagian pembekalan, yang dilakukan di provinsi (1 hari), kabupaten (2 hari), dan
kecamatan tempat tugas (2 hari), dengan penjelasan beberapa tugas persiapan dan
kebijaksanaan lokal.
Setelah pembekalan kedua FASILITATOR bekerja di satu kecamatan selama satu tahun anggaran,
untuk membantu masyarakat di desa-desa yang ada di kecamatan yang bersangkutan. Kontrak kerja
dibuat untuk satu tahun, dengan kemungkinan besar diperpanjang bila bekerja dengan baik, asal
program masih berlanjut. Perpanjangan sering dilakukan dengan mutasi ke tempat lain.
Sebagai FASILITATOR di kecamatan, FT dan FK disupervisi oleh Fasilitator Kabupaten yang
ada di tingkat kabupaten, yaitu Fasilitator Pemberdayaan Kabupaten dan Fasilitator Teknik
Kabupaten. Kedua orang ini akan menyelenggarakan pertemuan rapat koordinasi tingkat
kabupaten sekali atau dua kali di kabupaten untuk seluruh FASILITATOR yang ada, teknis maupun
pemberdayaan. Pada pertemuan terdapat bagian acara yang tergabung antara seluruh peserta dan
[1]
bagian acara yang terpisah antara teknis dan pemberdayaan, bergantung pada jumlah orang yang
harus hadir dan waktu yang tersedia. Acara biasa terdiri dari lima bagian pokok, yaitu (1)
penyampaian informasi dari Fasilitator Kabupaten kepada para fasilitator; (2) penyampaian
informasi kemajuan oleh FASILITATOR kepada Fasilitator Kabupaten; (3) pembahasan permasalahan
yang diangkat oleh FASILITATOR atau Fasilitator Kabupaten; (4) sinkronisasi jadwal kunjungan
Fasilitator Kabupaten ke kecamatan-kecamatan; dan (5) bagian In-Service Training yang biasanya
disampaikan oleh Fasilitator Kabupaten kepada FASILITATOR dan sering dibuat khusus untuk FK dan
FT secara terpisah.
Pada rapat koordinasi diharapkan semua FASILITATOR berperan aktif, tidak hanya menjawab
pertanyaan dan duduk secara pasif. Di banyak kabupaten, para FASILITATOR secara bergilir menjadi
pimpinan pertemuan, sehingga Fasilitator Kabupaten menjadi narasumber saja. Bila ada
pembahasan permasalahan, semua peserta ikut menyumbang pemikirannya. Bagian IST juga dapat
dilakukan oleh FASILITATOR yang telah berpengalaman dan memiliki ilmu yang relatif tinggi
dibanding FASILITATOR lain.
Pada saat pertemuan, FASILITATOR menyerahkan laporan bulanan tentang kemajuan dan
permasalahan yang ada di kecamatan serta laporan individu sebagai orang yang mempunyai kontrak
dengan program. Laporan tersebut menjadi dasar pembuatan laporan dari kabupaten untuk
konsumsi Tim Koordinasi Kabupaten, Tim Koordinasi Provinsi, serta Pusat.
In-Service Training yang diterima di tingkat kabupaten topiknya dan lamanya ditentukan
oleh kedua Fasilitator Kabupaten, kecuali diatur secara khusus oleh Pusat atau provinsi. IST
seharusnya menyangkut topik-topik pelatihan yang dianggap perlu diketahui oleh fasilitator,
termasuk topik teknis, topik manajemen, topik aturan atau prinsip program, topik pengembangan
profesi, serta topik keterampilan-keterampilan yang perlu dikuasai seorang fasilitator. Fasilitator
yang sudah bekerja sepuluh tahun di lapangan belum tentu akan kehabisan topik IST.
Seperti pertemuan di tingkat kabupaten, ada pertemuan di tingkat kecamatan yang
menjadi tanggung jawab kedua orang FASILITATOR yang ada di kecamatan. Acara pertemuan hampir
sama dengan pertemuan di tingkat atas, hanya diambil peserta dari desa-desa yang sedang
melaksanakan kegiatan program. Acara pokok termasuk (1) penyampaian informasi oleh kedua
fasilitator; (2) penyampaian informasi kemajuan oleh peserta dari desa; (3) pembahasan
permasalahan; (4) sinkronisasi jadwal kunjungan ke desa; dan (5) In-service training. Khusus
orang teknis, acara IST bisa terdiri dari hasil kegiatan Analisis Kerusakan sebagai pengganti teori
ilmu sipil teknis. Orang desa tidak membuat laporan individu. Seperti pertemuan di kabupaten,
penanggung jawab pertemuan belum tentu berfungsi sebagai pimpinan acara. Pimpinan acara dapat
dilakukan oleh orang desa secara bergilir, sebagai on-the-job training.
FASILITATOR TEKNIK mempunyai sistem kerja yang sedikit berbeda dengan sistem kerja
FASILITATOR kecamatan. Pertama, semua FASILITATOR TEKNIK dianggap sebagai anggota tim kecil, yang
terdiri dari tiga atau empat orang FASILITATOR TEKNIK di bawah Fasilitator Teknik Kabupaten. Satu
kabupaten dapat dibantu oleh beberapa tim kecil atau mungkin hanya satu tim kalau jumlah
FASILITATOR TEKNIK kurang dari lima orang. Diharapkan anggota tim kecil saling kenal pekerjaan dan
kemampuan teman kerja, sehingga dapat saling membantu dan memeriksa. Pekerjaan sebagai tim
kecil juga berarti anggota tim pasti akan bekerja lintas kecamatan—tidak hanya bertugas di satu
kecamatan tetapi boleh bekerja di kecamatan lain dalam satu kabupaten. Hal itu juga perlu karena
FASILITATOR TEKNIK diharapkan memilih dua bidang spesialisasi. Satu bidang dipilih dari ilmu sipil
teknis, dan satu lagi dari ilmu manajemen atau keterampilan umum. Karena spesialisasi mereka
akan membantu temannya di kecamatan lain, terutama untuk hal-hal yang menyangkut spesialisasi
yang dimiliki.
Untuk membantu para FASILITATOR TEKNIK, mereka diminta memegang dan mengisi buku
catatan harian dengan penjelasan tentang apa yang dilihat, masalah mana yang ditemui, dan
[2]
kapasitas anak buah di seluruh wilayahnya. Catatan dibuat secara kronologis, dan dapat diperiksa
dan dikomentari Fasilitator Kabupaten sewaktu-waktu.
Ada banyak variasi dalam cara kerja FASILITATOR TEKNIK. Mereka ditempatkan satu orang per
satu kecamatan, tetapi ada juga kecamatan yang dibantu dua orang FASILITATOR TEKNIK. Mereka dapat
bekerja dengan membagi wilayah, atau sama-sama bekerja di seluruh desa. Juga dibantu oleh
pendamping lokal, tetapi pendamping lokal belum tentu memiliki kemampuan teknis. Karena
bekerja di satu kecamatan, domisili FASILITATOR harus di kecamatan yang bersangkutan, di lokasi
yang cukup strategis untuk membantu desa-desa yang dapat bantuan. FASILITATOR TEKNIK membuat
jadwal kunjungan, dan sebaiknya jadwal tersebut ditempelkan di kecamatan dan di tempat tinggal,
agar semua desa tahu lokasinya. Jadwal ditetapkan bersama wakil desa yang menghadiri rapat
koordinasi, agar FT selalu mudah dicari.
Pada acara pembekalan di kabupaten dan kecamatan, FT akan mulai mengumpulkan data
dasar untuk memperlancar pekerjaan di kecamatan. Salah satu instrumen yang dibuat adalah peta
akses, agar semua pengunjung ke kecamatan mengetahui cara berkunjung ke semua desa. Itu boleh
berupa peta jalan yang cukup mendetail (belok di mana?), tetapi bila perjalanan harus menggunakan
cara lain (naik kapal, misalnya) perlu mencantumkan informasi tentang tempat pengambilan kapal,
ongkosnya, dan seringnya berangkat.
FASILITATOR TEKNIK tidak bekerja sendiri di kecamatan dan tidak hanya bekerja dengan
fasilitator kecamatan dan pendamping lokal. Dia jelas akan bekerja sama dengan tim di kantor
kecamatan, termasuk Camat, PjOK, dan PjAK yang ditunjuk. Pada saat pertemuan di kabupaten,
atau pada saat kunjungan tim koordinasi kabupaten ke desa, FASILITATOR TEKNIK akan ketemu dengan
aparat yang ada di tim koordinasi kabupaten, anggota DPRD, dan inspektur dari kabupaten. Di
lokasi, FASILITATOR TEKNIK akan bekerja sama terutama dengan kader teknis yang dipilih di tiap desa,
dengan tim pengelola kegiatan (TPK) yang bertanggung jawab untuk kegiatan program, dengan tim
verifikasi yang dipilih untuk melakukan verifikasi atas usulan masyarakat, dengan tim pemeliharaan
yang akan mengelola pemeliharaan prasarana di desa, dan banyak tokoh dan masyarakat lain yang
ikut dalam proses musyawarah dan konstruksi prasarana. Di antaranya termasuk Unit Pengelola
Kegiatan di tingkat kecamatan dan Badan Pengawasan UPK yang dipilih, tetapi mereka lebih sering
berhubungan dengan fasilitator kecamatan.
Khusus masalah teknis, FASILITATOR TEKNIK akan berhubungan dengan aparat dalam bidang
teknis, sebagai nara sumber untuk masyarakat dan FT, serta para suplier bahan dan alat yang berada
di wilayah kerja (sampai kabupaten).

Selengkapnya DOWNLOAD di :
http://www.ziddu.com/download/3308222/mbangunanPrasaranaDesaSecaraPemberdayaanM
asyarakat.pdf.html

[3]

You might also like